The Winner Of Your Heart - Bab 1 Ketika Cinta Berlalu
Saya berusaha keras bernafas, juga berusaha sebisa mungkin menahan tangan saya yang bergetar tidak karuan agar bisa melihat dengan jelas teks yang ada di layar ponsel.
Ini ponsel pacar saya. Kami sudah berpacaran tujuh tahun, dan ini pertama kalinya saya diam-dia mengecek ponselnya.
Ponselnya dipenuhi percakapannya dengan seorang pria lain. Isi pesan itu saya mencintai kamu, saya kangen kamu......
Alicia Fang selingkuh! Kepala saya seperti langit cerah yang tiba-tiba disambar petir.
Saat itu, pikiran saya langsung kosong. Hati saya seperti dihunus pisau dalam-dalam. Saya kesulitan bernafas.
“Freddy Shen! Kamu kenapa?”
Alicia Fang telanjang bulat di depan pintu kamar mandi sambil memegang handuk. Ia tertegun melihat ponsel yang ada di tangan saya.
Wajahnya pucat pasi, tetapi wajah itu tetap terlihat cantik. Lekak-lekuk tubuhnya juga tetap terlihat sangat sempurna.
Tiba-tiba dalam otak saya muncul bayangan Alicia Fang sedang bermesraan dengan pria lain. Ia telanjang bulat sambil berbaring di atas tubuh orang itu!
"Freddy Shen, kamu......"
"Dia siapa?" Saya memotong kalimatnya. Rasa sakit yang ada di dada membuat suara saya bergetar hebat.
Alicia Fang sadar saya sudah melihat pesan-pesan itu. Kedua kakinya langsung lemas, ia tertunduk di lantai sambil menutupi wajahnya dengan handuk.
Ia tidak mau menjelaskan, saya kini benar-benar semakin kecewa!
Saya duduk di sofa dengan putus asa, "Kamu dan dia sudah berapa lama?"
"Setengah tahun." Suara Alicia Fang kurang jelas karena ia tersedak isak tangisnya sendiri, tetapi suara itu tetap saja terdengar sungguh menyakitkan di telinga saya.
"Jadi saya sudah diselingkuhi setengah tahun? Brengsek!" Saya menertawai diri saya sambil menjambak-jambak rambut saya sendiri.
“Dia lebih tampan atau lebih kaya dibanding saya?"
Isak tangis Alicia Fang tiba-tiba berhenti. Ia mendongakkan kepala, lalu dengan mata merah menatap saya.
"Dia lebih perhatian dibanding kamu."
Kalimat itu seperti tongkat kayu yang memukul saya dengan sangat kencang, membuat saya tidak bisa berkata-kata lagi.
Saya tahu, hubungan kami berdua sudah benar-benar berakhir.
Selain merasa diri sendiri sedikit tampan, saya sama sekali tidak kaya, sama sekali tidak punya kelebihan apapun! Perhatian saya terhadap Alicia Fang bahkan kalah dari orang lain.
Tetapi, masak iya ia tidak tahu, saya selama ini membanting tulang bekerja, lembur, tugas dinas...... Semua pengorbanan saya, semuanya ditujukan untuk memberinya kehidupan yang lebih baik!
Saya membuka mulut, ingin memperdebatkan hal ini dengannya, tetapi tenggorokan saya sangat kering, saya tidak bisa mengucapkan apa pun.
Setengah tahun, Alicia Fang sudah memberikan hatinya pada orang lain selama setengah tahun! Membahas hal ini sekarang jelas sudah terlambat!
Alicia Fang dengan terbata-bata menjelaskan mengapa ia bisa merasa saya kurang perhatian dengannya. Setiap kalimatnya terdengar seperti mercon yang meledak tepat di hadapan saya. Saya hanya diam seribu kata. Sesudahnya saya pergi keluar dan mencari teman untuk menemani saya minum bir hingga mabuk berat. Malam itu saya bahkan tidur di sofa rumah teman itu.
Ketika terbangun keesokan harinya, saya melihat sebuah pesan di ponsel saya. Kata dalam pesan itu tidak banyak: Maaf, saya pamit.
Saya buru-buru pulang ke rumah kami. Alicia Fang sudah tidak ada, dan sejak itu ia lenyap dari dunia saya.
Selepas kepergiannya, saya jadi lupa diri. Saya jadi akrab dengan alkohol dan rokok. Akibatnya, prestasi kerja saya menurun drastis, dan saya yang awalnya manajer dalam waktu singkat langsung turun jabatan menjadi staf pengangkut barang.
Saya tidak membenci Alicia Fang. Setiap orang punya hak untuk mencari cinta sejati mereka masing-masing. Saya hanya bisa mengakui bahwa saya tidak bisa memenuhi ekspektasinya.
Setelah melalui satu tahun yang begitu tragis dan menghabiskan semua tabungan pribadi, suatu hari saya memutuskan untuk mengundurkan diri. Saya meminjam beberapa juta ke teman, lalu naik kereta menuju kota Bin, kota yang sama sekali tidak saya kenal!
Saya ingin melepas semua masa lalu saya, saya ingin memulai hidup baru!
Di Kota Bin saya tinggal di sebuah rumah kos tua. Rumah itu memiliki dua kamar tidur dan satu ruang tamu. Setiap kamar tidur memiliki tiga ranjang tingkat, jadi total ada dua belas anak muda tinggal di rumah yang luasnya tidak sampai tujuh puluh meter persegi itu.
Malamnya, saya tidak minum bir lagi, melainkan pergi berolahraga lari. Olahraga bisa membuat saya melupakan semua kesedihan hati. Udara malam yang sejuk juga membuat saya merasa tenang. Setiap berolahraga hati saya sungguh tenteram, saya seolah kembali ke diri saya beberapa tahun lalu yang sangat bergairah dan berjiwa muda.
Kota Bin adalah sebuah kota metropolitan yang cukup diperhitungkan dunia internasional. Wanita cantik di kota ini sangat berlimpah. Rute lari saya hari itu agak terpencil, tetapi saya tetap saja bisa berjumpa banyak wanita cantik sepanjang jalan.
Tidak berselang beberapa lama, saya langsung terpesona dengan seorang wanita cantik yang juga sedang berolahraga lari.
Kakinya panjang dan mulus. Ia mengenakan celana pendek dan bokongnya yang padat menyembul keluar dari celana itu. Bajunya ketat dan memperlihatkan pinggangnya yang kurus dan indah. Tetesan keringat yang bercucuran bahkan malah membuat wajah dan bahunya terlihat semakin mempesona.
Saya adalah pria normal, butuh cinta, butuh perempuan! Tetapi, saya sudah satu tahun lebih tidak bersentuhan dengan perempuan! Wanita dengan tubuh sempurna di hadapan saya ini membuat nafsu saya langsung membara.
Saya datang ke Kota Bin untuk memulai hidup baru, jadi saya harus sepenuhnya melupakan Alicia Fang, melupakan semua perasaan saya padanya, lalu mencari kekasih baru.
Biasanya apa yang kita temukan secara kebetulan akan lebih baik daripada sesuatu yang kita cari secara sengaja. Melihat wanita cantik ini, saya langsung terpikir sesuatu.
Saya dengan tenang membuntuti wanita ini, berharap bisa mendapat kesempatan untuk mengajaknya bicara.
Wanita itu tiba-tiba menghentikan langkahnya. Ia berbalik badan, lalu menatap saya dingin.
Saya kaget setengah mati. Saya buru-buru berhenti dan saya menatapnya canggung.
Kecantikannya sungguh sulit dijelaskan dengan kata-kata. Ia nampaknya berusia sekitar dua puluh empat hingga dua puluh lima tahun. Wajahnya putih polos tanpa dandanan, kulitnya bersinar bak permata, matanya besar. Aura wanita itu terasa sangat kuat, membuatnya terlihat seperti seseorang yang tidak takut diintimidasi siapapun.
“Kamu ingin melakukan apa?” tanya wanita itu dingin.
Saya menjawab dengan sedikit malu-malu, “Ehm......Saya hanya sedang berolahraga lari, tidak ingin melakukan apa-apa!”
“Heh, kamu kira saya tidak sadar kamu sedang membuntuti saya? Kalau sampai kamu bertindak macam-macam, saya akan langsung laporkan kamu ke polisi!”
Wanita itu tahu apa rencana saya. Saya hanya bisa menundukkan kepala seperti seorang anak kecil yang berbuat salah.
Dan wanita itu, ia seperti tengah menatap saya dari bukit yang tinggi.
Bukannya saya hanya ingin mengajak seorang wanita bicara ya? Masak iya hal semudah ini saja saya gagal?
Saya tersenyum tenang, lalu mendongakkan kepala dan menatap balik matanya, “Baik! Saya memang benar membuntutimu, tetapi saya tidak punya niat jahat. Saya hanya ingin berteman denganmu.“
Tiba-tiba sesosok manusia dengan pakaian compang-camping melompat keluar dari semak-semak dan menerkam wanita itu.
“Ah!” Wanita cantik itu berteriak kaget.
Saya tercengang melihat wanita itu didekap seorang gelandangan yang bertingkah seperti serigala kelaparan. Gelandangan itu bahkan menyeretnya ke semak-semak sebelah.
Saya langsung mengejar mereka. Satu bogem mentah saya layangkan ke wajah gelandangan itu. Ia langsung tersungkur, dan saya pun langsung menarik wanita itu ke dalam dekapan saya.
Keanggunan wanita itu langsung sirna. Wajahnya ketakutan dan putus asa. Ia menatap saya dengan mata melotot. Sepasang mata hitamnya itu sungguh enak dilihat.
Saya memeluknya. Saya tidak punya niat jahat, yang ada di otak saya hanya satu: melindungi dia!
Tiba-tiba wajah wanita itu memerah. Ia mengerang mencoba melepaskan diri dari pelukan saya.
Tangan saya tidak sengaja menyentuh payudaranya. Wah, sangat besar dan sangat lembut!
“Kamu...... bajingan!”
Wanita itu berteriak marah pada saya. Wajahnya yang luar biasa cantik merah padam.
Saya dalam hati tersenyum kecil. Saya baru ingin memberi penjelasan, tetapi gelandangan yang tadi tersungkur itu tiba-tiba bangkit berdiri dan berteriak-teriak tidak jelas. Ia bersiap menyerang saya.
Saya langsung melepaskan wanita itu dan bersiap menghadapi si gelandangan. Di tengah pergulatan kami, sudut mata saya melihat wanita itu berlari ketakutan. Ia lenyap ditelan kegelapan malam.
Beberapa orang yang sedang berolahraga mendatangi kami. Mereka memisahkan si gelandangan dari saya, lalu tidak lama kemudian polisi datang.
Tidak peduli seberapa jujur saya menjelaskan, polisi pada akhirnya tetap membawa saya ke kantor mereka. Ini karena selain diri saya sendiri tidak ada orang lain yang melihat wanita cantik tadi diserang gelandangan. Wanita cantik itu sendiri juga sudah entah ke mana.
Kisah gelandangan sakit jiwa menyerang orang bukan hal langka, tetapi karena kejadian ini terjadi di area yang tidak memiliki kamera pengawas, polisi mengatakan mereka akan membantu saya mencari wanita itu untuk selanjutnya dimintakan klarifikasi.
Tanpa klarifikasi wanita itu saya akan dianggap melakukan perilaku tidak pantas di tempat umum. Hukuman penjara dan denda menanti saya.
Saya merasa sangat sial. Saya hanya bisa duduk termenung di atas sofa sambil menunggu kabar terbaru. Tepat tengah malam saya tiba-tiba mendengar suara mobil yang sedang mendekat. Saya refleks melihat jendela. Ada dua mobil berhenti di depan, satu Land Rover dan satunya lagi Mercedes Benz.
Dari Mercedez Benz keluar seorang wanita paruh baya dan seorang wanita muda yang mengenakan masker.
Meskipun wajah wanita itu tidak terlihat sepenuhnya, saya tetap bisa mengenali ia adalah wanita adalah saya tolong semalam.
Dari Land Rover keluar seorang remaja laki-laki yang tinggi dan tampan dengan diikuti seorang wanita cantik.
Ketika memperhatikan wajah wanita itu, hati saya tiba-tiba kejang! Alicia Fang, dia adalah Alicia Fang!
Novel Terkait
Cinta Dan Rahasia
JesslynTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesCEO Daddy
TantoDemanding Husband
MarshallBehind The Lie
Fiona LeePengantin Baruku
FebiThe Winner Of Your Heart×
- Bab 1 Ketika Cinta Berlalu
- Bab 2 Cintaku, Telah Dijual
- Bab 3 Pria Cabul yang Tulus
- Bab 4 Memerintahku Dengan Tubuhmu
- Bab 5 Orang Kaya
- Bab 6 Kehidupan Yang Keras
- Bab 7 Skema Produk Baru
- Bab 8 Anak Emas
- Bab 9 Kejam
- Bab 10 Orang Yang Kesepian
- Bab 11 Membual
- Bab 12 Cinta Yang Hilang
- Bab 13 Hidup Sama Seperti Anjing
- Bab 14 Danielle Xia Sedang Dalam Bahaya
- Bab 15 Perkelahian
- Bab 16 Perubahan Rencana
- Bab 17 Danielle Xia yang Kejam
- Bab 18 Kamu Adalah Satu-satunya Yang Kucintai
- Bab 19 Menyanjung
- Bab 20 Penandatanganan Kontrak
- Bab 21 Aku Menang
- Bab 22 Glorian Su
- Bab 23 Aku Bersedia Menemanimu
- Bab 24 Tamu yang Tak Disangka
- Bab 25 Perpisahan yang Tidak Menyenangkan
- Bab 26 Bermasalah Dengan Orang Besar
- Bab 27 Cinta Membutakanku
- Bab 28 Dale An
- Bab 29 “Area Penjualan”
- Bab 30 Halangan
- Bab 31 Melamar?
- Bab 32 Menjaga Bentuk Badan
- Bab 33 Hal Yang Menakutkan
- Bab 34 Air Mata Mengalir Jatuh Seperti Air Hujan
- Bab 35 Masa Lalu Yang Tidak Akan Pernah Kembali
- Bab 36 Cinta Yang Terlahir Kembali
- Bab 37 Istri Putra Mahkota
- Bab 38 Pertemuan
- Bab 39 Sana Carilah Pacar
- Bab 40 Pikachu Yang Bahagia
- Bab 41 Gadis Di Sebelah Rumah
- Bab 42 Takdir
- Bab 43 Dia Adalah Sebuah Lukisan
- Bab 44 Nico Li
- Bab 45 Pemimpin Kecil
- Bab 46 Anjing Gila
- Bab 47 Untungnya Dia Jelek
- Bab 48 Membuka Saluran
- Bab 49 Masalah Yang Paling Sulit Untuk Dipecahkan
- Bab 50 Ahli Negosiasi
- Bab 51 Kesakitan Di Dalam Hati
- Bab 52 Tidak Menemukan Cara Lain
- Bab 53 Pikiran Buruk
- Bab 54 Halo, Kakak Ipar
- Bab 55 Sangat Serasi
- Bab 56 Mempelajari Tubuhnya
- Bab 57 Jimmy Wan
- Bab 58 CEO Creative Culture
- Bab 59 Nafsuku
- Bab 60 Teman Dekat Masa Kecil
- Bab 61 Gambaran Yang Hangat (1)
- Bab 61 Gambaran Yang Hangat (2)
- Chapter 62 Kecewa
- Chapter 63 Sebuah Lelucon
- Chapter 64 Perbedaan Derajat Dan Status Seseorang
- Chapter 65 Otak Kamu Sudah Bermasalah(1)
- Chapter 65 Otak Kamu Sudah Bermasalah (2)
- Bab 66 Ide Memulai Bisnis (1)
- Bab 66 Ide Memulai Bisnis (2)
- Bab 67 Hidup Tidak Memiliki Jalan Untuk Melihat Ke Belakang
- Bab 68 Peraturan
- Bab 69 Nada Bicara Seorang Istri
- Bab 70 Pengecut Yang Rendah Diri
- Bab 71 Terkagum
- Bab 72 Hujan yang Dibawa Angin
- Bab 73 Aku Suka Padamu
- Bab 74 Surga Hingga Neraka
- Bab 75 Gadis Yang Tenang
- Bab 76 Sederhana Dan Bahagia
- Bab 77 Wangi Yang Asing
- Bab 78 Rapat Meja Bundar
- Bab 79 Bahagia Diatas Penderitaan Orang Lain
- Bab 80 Menaruh Jebakan
- Bab 81 Kepantasan Untuk Berjuang Bersamanya
- Bab 82 Artis Mendatang
- Bab 83 Aku Tidak Dilahirkan
- Bab 84 Menghasilkan Uang Barulah Jalan Raja
- Bab 85 Hasil Dari Kerja Keras
- Bab 86 Saya Telah Bercerai
- Bab 87 Bunga Melayang Pergi Bersama Angin
- Bab 88 Bencana Sudah Dekat
- Bab 89 Aku Lupa Ingatan
- Bab 90 Perasaan Hangat
- Bab 91 Halo, Mantan Istri!
- Bab 92 Saling Berhadapan
- Bab 93 Menyelamatkan Suami yang Jauh
- Bab 94 Tidak Saling Berhutang
- Bab 95 Keinginan Akan Kekuatan
- Bab 96 Sampai Disini
- Bab 97 Kemudian
- Bab 98 Pengorbanan Masa Muda
- Bab 99 Kita Yang Egois
- Bab 100 Mabukkan Dia
- Bab 101 Menahan
- Bab 102 Sikap Lembut yang Tiba-Tiba
- Bab 103 Memilih Kebebasan
- Bab 104 Parafrase
- Bab 105 Kecoak
- Bab 106 Brandon Li
- Bab 107 Menyerang Lebih Dulu
- Bab 108 Kencan Buta
- Bab 109 Kamu Adalah Pria Yang Baik
- Bab 110 Natasha Xie
- Bab 111 Kami Semua Adalah Makhluk Yang Aneh
- Bab 112 Akan Jauh Dari Mereka
- Bab 113 Harapan Sederhana
- Bab 114 Membuka Hati
- Bab 115 Martabat Tinggi dan Rendah
- Bab 116 Dia Pergi
- Bab 117 Cinta yang Sempurna
- Bab 118 Melangkah Ke Depan
- Bab 119 Hubungan Di Antara Kami
- Bab 120 Aku Yang Sangat Tidak Setia
- Bab 121 Belenggu
- Bab 122 Jangan Pergi
- Bab 123 Tetesan Air Mata Surga
- Bab 124 Sebuah Noda Merah
- Bab 125 Rumor
- Bab 126 Pujian
- Bab 127 Mengambil Kembali Daerah
- Bab 128 Cinta Lebih Kejam
- Bab 129 Hari Yang Istimewa
- Bab 130 Menjaga Gengsinya
- Bab 131 Nona Muda
- Bab 132 Jarak yang Sulit Dilampaui
- Bab 133 Kehidupan Yang bebas
- Bab 134 Cinta Bisa Membuat Orang Gila
- Bab 135 Api dan Es
- Bab 136 Meninggalkan Acara
- Bab 137 Pilihan Jim Tan
- Bab 138 Selamat Tinggal Steven Liu
- Bab 139 Pendanaan
- Bab 140 Dasar Berbisnis
- Chapter 141 Khayalan
- Bab 142 Makhluk Sensitif
- Bab 143 Wanita yang Aktif
- Bab 144 Yun Chuan Network
- Bab 145 Aku Yang Berada Dalam Kerumunan Orang
- Bab 146 Aku Tidak Memahami Dia
- Bab 147 Melihat Bunga Dalam Kabut
- Bab 148 Memberhentikan Aku ?
- Bab 149 Mereka Tidak Suka Sama Aku
- Bab 150 Pengadilan
- Bab 151 Menjilat
- Bab 152 Menanggung
- Bab 153 Rapat Selesai
- Bab 154 Kecelakaan Alicia Fang?
- Bab 155 Peduli
- Bab 156 Keragu-raguan
- Bab 157 Sebuah Mimpi
- Bab 158 Ayah Peyton Luo
- Bab 159 Penguasa
- Bab 160 Lanfang Technology
- Bab 161 Pertikaian Hebat
- Bab 162 Pengkhianat
- Bab 163 Berita Buruk yang Berturut-turut
- Bab 164 Melewati Lautan Api dan Air
- Bab 165 Mulut berbahaya
- Bab 166 Bermuka Dua
- Bab 167 Jeremy Fang
- Bab 168 Tidak Tahu Malu
- Bab 169 Kebenaran Yang Mengejutkan
- Bab 170 Menggali Lubang
- Bab 171 Usulan
- Bab 172 Berpegang Teguh Pada Prinsip
- Bab 173 Iming-iming
- Bab 174 Hubungan Pertemanan Lama
- Bab 175 Malam yang Memabukkan
- Bab 176 Membalas dengan kebaikkan
- Bab 177 Musibah Yang Membawa Keberuntungan
- Bab 178 Aku Ingin Menjalin Hubungan Denganmu
- Bab 179 Kedudukan Yang Penting di Hatinya
- Bab 180 Sangat Tidak Jujur
- Bab 181 Titik Kelemahan
- Bab 182 Vincent Lu
- Bab 183 Partner
- Bab 184 Aku Tidak Takut Pada Mereka
- Bab 185 Struktur
- Bab 186 Mengundurkan Diri
- Bab 187 Ciuman
- Bab 188 Untuk Selama-lamanya
- Bab 189 Sophia Zheng
- Bab 190 Masih Tetap Cerah Merah
- Bab 191 Datangnya Masalah
- Bab 192 Gosip
- Bab 193 Berhati Dingin
- Bab 194 Aku Merindukanmu
- Bab 195 Tidak Sengaja Mengetahui
- Bab 196 Villa di Kaki Bukit
- Bab 197 Orang Tua
- Bab 198 Seorang Pembohong
- Bab 199 Membangkitkan Emosi
- Bab 200 Menikah
- Bab 201 Keluarga Li
- Bab 202 Mengumumkan Cinta
- Bab 203 Peringatan dari Jeremy Fang
- Bab 204 Bisnis Pertama
- Bab 205 Panjat Jabatan
- Bab 206 Korban Keuntungan
- Bab 207 Dimakan Emosi
- Bab 208 Demam?
- Bab 209 Dia Telah Pergi
- Bab 210 Buku Catatan Pasien
- Bab 211 Tidak Bertenaga
- Bab 212 Danau Pujiang
- Bab 213 Selesai Sampai Di Sini?
- Bab 214 Hujan Di Musim Gugur Dingin
- Bab 215 Ketegasan Alicia Fang
- Bab 216 Ayo Kita Putus
- Bab 217 Pergi
- Bab 218 Tidak Mampu menanggungnya
- Bab 219 Melarikan diri
- Bab 220 Mendapatkannya Adalah Keberuntunganku, Bila Tidak Itu Adalah Takdir
- Bab 221 Keuntungan Yun Chuan
- Bab 222 Pinjaman
- Bab 223 Negosiasi Penyelidikan
- Bab 224 Membicarakan Kejatuhan
- Bab 225 Dia adalah Danielle Xia
- Bab 226 Mengapa Harus Berpisah?
- Bab 227 Pembicaraan Keputusan yang Kedua
- Bab 228 Berpendirian Tidak Tetap
- Bab 229 Danielle Xia Datang Bertamu
- Bab 230 Rekan Kerja
- Bab 231 Elva An
- Bab 232 Resiko Dan Keuntungan
- Bab 233 Kecelakaan
- Bab 234 Berita Baik
- Bab 235 Persiapan
- Bab 236 Pembiayaan Sukses
- Bab 237 Kesedihan Yang Samar Samar
- Bab 238 Bertumbuh
- Bab 239 Berharap Wanita itu Masih Sama Seperti yang Dulu
- Bab 240 Kecantikan Gadis Yang DIngin
- Bab 241 Pukul Sampai Matipun Tidak Akan Mengatakannya
- Bab 242 Takdir Adalah Kebetulan
- Bab 243 Qing He Media
- Bab 243 Status Sosial Buih
- Bab 244 Berpikiran Tidak-Tidak
- Bab 246 Hentai
- Bab 247 Ketakutan
- Bab 248 Dua Tiang Pilar
- Bab 249 Tukang Intip
- Bab 250 Mereka Semua Suka Padaku
- Bab 251 Lawan
- Bab 252 Merencanakan Lebih Awal
- Bab 253 Perempuan Tua
- Bab 254 Dia Adalah Prioritasmu Yang Ke Berapa
- Bab 255 Cinta Sejati
- Bab 256 Tiba Sesuai Jadwal
- Bab 257 Berunding
- Bab 258 Pesta Perayaan
- Bab 259 Tidak Terjadi Apa-apa Di Antara Kita
- Bab 260 Pindah Untuk Tinggal Kembali.
- Bab 261 Bertemu Elva An Lagi.
- Bab 262 Mengawasi Danielle Xia.
- Bab 263 Bayangan Danielle Xia.
- Bab 264 Jeffrey Cheng Dan Lauren Luo.
- Bab 265 Matanya Yang Tersenyum.
- Bab 266 Lain di Mulut Lain di Hati
- Bab 267 Teleskop
- Bab 268 Mengintip Danielle Xia
- Bab 269 Apakah Kamu Menyukainya Sekarang?
- Bab 270 Keanehan Vincent Lu
- Bab 271 Permulaan Sedikit Demi Sedikit
- Bab 272 Bertemu Danielle Xia
- Bab 273 Kenalkan Padaku Teman Pria
- Bab 274 Pemilik Gedung
- Bab 275 Patricia Mi
- Bab 276 Bertengkar
- Bab 277 Dia Adalah Wanita Paling Cantik Yang Pernah Aku Temui
- Bab 278 Secantik Alicia Fang
- Bab 279 Bertemu Dia Lagi
- Bab 280 Nyali Untuk Mengulangi Kalimat Ini Lagi
- Bab 281 Aku Sedang Mengejar Seseorang
- Bab 282 Kebenaran
- Bab 283 Kakak Beradik
- Bab 284 Kecantikan, Kemampuan, dan Kekayaan
- Bab 285 Kekasih
- Bab 286 Keraguan.
- Bab 287 Memesan Delivery
- Bab 288 Cinta Yang Pemberani
- Bab 289 Kepergian Alicia Fang
- Bab 290 Elipsis Yang Tidak Lengkap
- Bab 291 Taman Rekreasi Youhu
- Bab 292 Hal Yang Disembunyikan Vincent Lu
- Bab 293 Patricia Mi Diselingkuhi
- Bab 294 Patricia Mi Yang Dewasa
- Bab 295 Cinta Danielle Xia
- Bab 296 Suara Kemarahan Jim Tan
- Bab 297 Perawatan Elva An
- Bab 298 Charles Mi Ayah Patricia Mi
- Bab 299 Tekad Patricia Mi
- Bab 300 Beri Aku Uang Sewa Sebesar Seratus Juta Lagi
- Bab 301 Membeli Pembalut Lagi?
- Bab 302 Merawat Patricia Mi
- Chapter 303 Pergi Bertemu Charles Mi
- Chapter 304 Hubungan Antara Ayah dan Putrinya
- Chapter 305 Terjadi Suatu Hubungan
- Chapter 306 Hotel Feng Lin
- Chapter 307 Menjadi Runtuh
- Bab 308 Perusahaan Yang Krisis.
- Bab 309 Hari Khusus.
- Bab 310 Pernikahaan Danielle Xia
- Bab 311 Tahun Itu Cinta Yang Terlewatkan
- Bab 312 Raut Muka Sophia Zheng
- Bab 313 Patricia Mi Hilang?
- Bab 314 Sebenarnya Ulah Siapa
- Bab 315 Aku Ingin Pergi Bekerja
- Bab 316 Pidato Bos Wanita
- Bab 317 Menghibur Patricia Mi
- Bab 318 Nico Li Telah Berubah
- Bab 319 Telah Ditanda tangan
- Bab 320 Ada Orang Merundung Elva An?
- Bab 321 Yang Dimaksud Dengan Rasa Kemanusiaan
- Bab 322 Malam Ini Semua Pengeluaran Di Bayar Oleh Prince Zhao!
- Bab 323 Pablo Chen
- Bab 324 Prince Zhao Memiliki Permintaan
- Bab 325 Apakah Itu Menakjubkan Memiliki Banyak Uang?
- Bab 326 Metode Pemasaran Jeffery Cheng
- Bab 327 Paula Jiang Meninggal
- Bab 328 Hati Patricia Mi, Sikapku
- Bab 329 Yun Ning Technology
- Bab 330 Danielle Xia Belum Menikah!
- Bab 331 Nico Li Si Penjahat Berat
- Bab 332 Hubungan Rusak Sulit Diperbaiki
- Bab 333 Botak, Lepaskan Wanita Itu
- Bab 334 Perkelahian
- Bab 335 Telepon Dari Vincent Lu
- Bab 336 Aku Adalah Seorang Bajingan
- Bab 337 Kepala Di Botak!
- Bab 338 Hati Vincent Lu
- Bab 339 Kunjungan Nico Li
- Bab 340 Rencana Untuk Menghadapi Nico Li
- Bab 341 Cinta Yang Melengkapi
- Bab 342 Makan Hotpot
- Bab 343 Kehidupan Pablo Chen
- Bab 344 Hati Elva An
- Bab 345 Kunjungan Ibu dan Ayah
- Bab 346 Kota Kecil Milik Orang Lokal
- Bab 347 Rahasia Patricia Mi
- Bab 348 Pengakuan Patricia Mi
- Bab 349 Menerima Patricia Mi
- Bab 350 Rencana Baru Perusahaan
- Bab 351 Pertemuan Bisnis Di Atas Meja Perjamuan
- Bab 352 Tempat Iklan Yang Diperebutkan
- Bab 353 Kemahiran Patricia Mi!
- Bab 354 Krisis Yang Tiba-tiba
- Bab 355 Kelembutan Patricia Mi
- Bab 356 Dyson Meminjam Uang
- Bab 357 Sebuah Surga
- Bab 358 Bertemu Paula Jiang Lagi
- Bab 359 Berkumpul Bersama
- Bab 360 Kebenaran Dari Masalah
- Bab 361 Masa Muda Yang Telah Berlalu
- Bab 362 Loser Lulusan Dari Universitas Ternama
- Bab 363 Fanny Hao Pergi Atau Menetap.
- Bab 364 Danielle Xia Kembali.
- Bab 365 Menjemput Di Bandara
- Bab 366 Danielle Xia Yang Angkuh
- Bab 367 Proyek Baru Yang Dijiplak
- Bab 368 Pengkhianat Perusahaan
- Bab 369 Debbie Xia
- Bab 370 Kalimat Iklan Perusahaan
- Bab 371: Mencari Mata mata
- Bab 372 Jordan Wang
- Bab 373 Munculnya Mata-mata
- Bab 374 Persyaratan Zack
- Bab 375 Kedatangan Elva An
- Bab 376 Saran dari Elva An
- Bab 377 Memaksa Fanny Huo untuk Menyerah
- Bab 378 Membujuk Fanny Huo
- Bab 379 “Makan Malam Mewah” untuk Jordan Wang
- Bab 380 Mencari Danielle Xia Lagi?
- Bab 381 Pertemuan di Taman Danau
- Bab 382 Danau dan Laut
- Bab 383 Kenangan Danielle Xia
- Bab 384 Meminta Bantuan Danielle Xia
- Bab 385 Memberikan Masker Untuk Debbie Xia
- Bab 386 Bantuan Debbie Xia
- Bab 387 Volume Transaksi Yang Tak Terduga
- Bab 388 Menjemput Patricia Mi Pulang
- Bab 389 Mencari Sutradara Gemuk Membuat Video
- Bab 390 Pengakuan Glorian Su
- Bab 391 Surat Pengacara
- Bab 392 Charles Mi Mentraktir
- Bab 393 Tunangan!
- Bab 394 Proyek Bernilai Milyaran
- Bab 395 Pria Yang Sudah Menikah
- Bab 396 Kawin Lari
- Bab 397 Danielle Xia Kamu Di Mana?
- Bab 398 Pijakan Yun Chuan
- Bab 399 Bayangan Yang Hilang
- Bab 400 Percakapan Danielle Xia
- Bab 401 Kamu Akan Menjadi Milikku
- Bab 402 Bukti Kriminal Yang Berasal Dari Keluarga Li
- Bab 403 Kantor Polisi Yang Aneh
- Bab 404 Rahasia Dyson
- Bab 405 Pertarungan Terakhir (Akhir)