The Winner Of Your Heart - Bab 1 Ketika Cinta Berlalu

Saya berusaha keras bernafas, juga berusaha sebisa mungkin menahan tangan saya yang bergetar tidak karuan agar bisa melihat dengan jelas teks yang ada di layar ponsel.

Ini ponsel pacar saya. Kami sudah berpacaran tujuh tahun, dan ini pertama kalinya saya diam-dia mengecek ponselnya.

Ponselnya dipenuhi percakapannya dengan seorang pria lain. Isi pesan itu saya mencintai kamu, saya kangen kamu......

Alicia Fang selingkuh! Kepala saya seperti langit cerah yang tiba-tiba disambar petir.

Saat itu, pikiran saya langsung kosong. Hati saya seperti dihunus pisau dalam-dalam. Saya kesulitan bernafas.

“Freddy Shen! Kamu kenapa?”

Alicia Fang telanjang bulat di depan pintu kamar mandi sambil memegang handuk. Ia tertegun melihat ponsel yang ada di tangan saya.

Wajahnya pucat pasi, tetapi wajah itu tetap terlihat cantik. Lekak-lekuk tubuhnya juga tetap terlihat sangat sempurna.

Tiba-tiba dalam otak saya muncul bayangan Alicia Fang sedang bermesraan dengan pria lain. Ia telanjang bulat sambil berbaring di atas tubuh orang itu!

"Freddy Shen, kamu......"

"Dia siapa?" Saya memotong kalimatnya. Rasa sakit yang ada di dada membuat suara saya bergetar hebat.

Alicia Fang sadar saya sudah melihat pesan-pesan itu. Kedua kakinya langsung lemas, ia tertunduk di lantai sambil menutupi wajahnya dengan handuk.

Ia tidak mau menjelaskan, saya kini benar-benar semakin kecewa!

Saya duduk di sofa dengan putus asa, "Kamu dan dia sudah berapa lama?"

"Setengah tahun." Suara Alicia Fang kurang jelas karena ia tersedak isak tangisnya sendiri, tetapi suara itu tetap saja terdengar sungguh menyakitkan di telinga saya.

"Jadi saya sudah diselingkuhi setengah tahun? Brengsek!" Saya menertawai diri saya sambil menjambak-jambak rambut saya sendiri.

“Dia lebih tampan atau lebih kaya dibanding saya?"

Isak tangis Alicia Fang tiba-tiba berhenti. Ia mendongakkan kepala, lalu dengan mata merah menatap saya.

"Dia lebih perhatian dibanding kamu."

Kalimat itu seperti tongkat kayu yang memukul saya dengan sangat kencang, membuat saya tidak bisa berkata-kata lagi.

Saya tahu, hubungan kami berdua sudah benar-benar berakhir.

Selain merasa diri sendiri sedikit tampan, saya sama sekali tidak kaya, sama sekali tidak punya kelebihan apapun! Perhatian saya terhadap Alicia Fang bahkan kalah dari orang lain.

Tetapi, masak iya ia tidak tahu, saya selama ini membanting tulang bekerja, lembur, tugas dinas...... Semua pengorbanan saya, semuanya ditujukan untuk memberinya kehidupan yang lebih baik!

Saya membuka mulut, ingin memperdebatkan hal ini dengannya, tetapi tenggorokan saya sangat kering, saya tidak bisa mengucapkan apa pun.

Setengah tahun, Alicia Fang sudah memberikan hatinya pada orang lain selama setengah tahun! Membahas hal ini sekarang jelas sudah terlambat!

Alicia Fang dengan terbata-bata menjelaskan mengapa ia bisa merasa saya kurang perhatian dengannya. Setiap kalimatnya terdengar seperti mercon yang meledak tepat di hadapan saya. Saya hanya diam seribu kata. Sesudahnya saya pergi keluar dan mencari teman untuk menemani saya minum bir hingga mabuk berat. Malam itu saya bahkan tidur di sofa rumah teman itu.

Ketika terbangun keesokan harinya, saya melihat sebuah pesan di ponsel saya. Kata dalam pesan itu tidak banyak: Maaf, saya pamit.

Saya buru-buru pulang ke rumah kami. Alicia Fang sudah tidak ada, dan sejak itu ia lenyap dari dunia saya.

Selepas kepergiannya, saya jadi lupa diri. Saya jadi akrab dengan alkohol dan rokok. Akibatnya, prestasi kerja saya menurun drastis, dan saya yang awalnya manajer dalam waktu singkat langsung turun jabatan menjadi staf pengangkut barang.

Saya tidak membenci Alicia Fang. Setiap orang punya hak untuk mencari cinta sejati mereka masing-masing. Saya hanya bisa mengakui bahwa saya tidak bisa memenuhi ekspektasinya.

Setelah melalui satu tahun yang begitu tragis dan menghabiskan semua tabungan pribadi, suatu hari saya memutuskan untuk mengundurkan diri. Saya meminjam beberapa juta ke teman, lalu naik kereta menuju kota Bin, kota yang sama sekali tidak saya kenal!

Saya ingin melepas semua masa lalu saya, saya ingin memulai hidup baru!

Di Kota Bin saya tinggal di sebuah rumah kos tua. Rumah itu memiliki dua kamar tidur dan satu ruang tamu. Setiap kamar tidur memiliki tiga ranjang tingkat, jadi total ada dua belas anak muda tinggal di rumah yang luasnya tidak sampai tujuh puluh meter persegi itu.

Malamnya, saya tidak minum bir lagi, melainkan pergi berolahraga lari. Olahraga bisa membuat saya melupakan semua kesedihan hati. Udara malam yang sejuk juga membuat saya merasa tenang. Setiap berolahraga hati saya sungguh tenteram, saya seolah kembali ke diri saya beberapa tahun lalu yang sangat bergairah dan berjiwa muda.

Kota Bin adalah sebuah kota metropolitan yang cukup diperhitungkan dunia internasional. Wanita cantik di kota ini sangat berlimpah. Rute lari saya hari itu agak terpencil, tetapi saya tetap saja bisa berjumpa banyak wanita cantik sepanjang jalan.

Tidak berselang beberapa lama, saya langsung terpesona dengan seorang wanita cantik yang juga sedang berolahraga lari.

Kakinya panjang dan mulus. Ia mengenakan celana pendek dan bokongnya yang padat menyembul keluar dari celana itu. Bajunya ketat dan memperlihatkan pinggangnya yang kurus dan indah. Tetesan keringat yang bercucuran bahkan malah membuat wajah dan bahunya terlihat semakin mempesona.

Saya adalah pria normal, butuh cinta, butuh perempuan! Tetapi, saya sudah satu tahun lebih tidak bersentuhan dengan perempuan! Wanita dengan tubuh sempurna di hadapan saya ini membuat nafsu saya langsung membara.

Saya datang ke Kota Bin untuk memulai hidup baru, jadi saya harus sepenuhnya melupakan Alicia Fang, melupakan semua perasaan saya padanya, lalu mencari kekasih baru.

Biasanya apa yang kita temukan secara kebetulan akan lebih baik daripada sesuatu yang kita cari secara sengaja. Melihat wanita cantik ini, saya langsung terpikir sesuatu.

Saya dengan tenang membuntuti wanita ini, berharap bisa mendapat kesempatan untuk mengajaknya bicara.

Wanita itu tiba-tiba menghentikan langkahnya. Ia berbalik badan, lalu menatap saya dingin.

Saya kaget setengah mati. Saya buru-buru berhenti dan saya menatapnya canggung.

Kecantikannya sungguh sulit dijelaskan dengan kata-kata. Ia nampaknya berusia sekitar dua puluh empat hingga dua puluh lima tahun. Wajahnya putih polos tanpa dandanan, kulitnya bersinar bak permata, matanya besar. Aura wanita itu terasa sangat kuat, membuatnya terlihat seperti seseorang yang tidak takut diintimidasi siapapun.

“Kamu ingin melakukan apa?” tanya wanita itu dingin.

Saya menjawab dengan sedikit malu-malu, “Ehm......Saya hanya sedang berolahraga lari, tidak ingin melakukan apa-apa!”

“Heh, kamu kira saya tidak sadar kamu sedang membuntuti saya? Kalau sampai kamu bertindak macam-macam, saya akan langsung laporkan kamu ke polisi!”

Wanita itu tahu apa rencana saya. Saya hanya bisa menundukkan kepala seperti seorang anak kecil yang berbuat salah.

Dan wanita itu, ia seperti tengah menatap saya dari bukit yang tinggi.

Bukannya saya hanya ingin mengajak seorang wanita bicara ya? Masak iya hal semudah ini saja saya gagal?

Saya tersenyum tenang, lalu mendongakkan kepala dan menatap balik matanya, “Baik! Saya memang benar membuntutimu, tetapi saya tidak punya niat jahat. Saya hanya ingin berteman denganmu.“

Tiba-tiba sesosok manusia dengan pakaian compang-camping melompat keluar dari semak-semak dan menerkam wanita itu.

“Ah!” Wanita cantik itu berteriak kaget.

Saya tercengang melihat wanita itu didekap seorang gelandangan yang bertingkah seperti serigala kelaparan. Gelandangan itu bahkan menyeretnya ke semak-semak sebelah.

Saya langsung mengejar mereka. Satu bogem mentah saya layangkan ke wajah gelandangan itu. Ia langsung tersungkur, dan saya pun langsung menarik wanita itu ke dalam dekapan saya.

Keanggunan wanita itu langsung sirna. Wajahnya ketakutan dan putus asa. Ia menatap saya dengan mata melotot. Sepasang mata hitamnya itu sungguh enak dilihat.

Saya memeluknya. Saya tidak punya niat jahat, yang ada di otak saya hanya satu: melindungi dia!

Tiba-tiba wajah wanita itu memerah. Ia mengerang mencoba melepaskan diri dari pelukan saya.

Tangan saya tidak sengaja menyentuh payudaranya. Wah, sangat besar dan sangat lembut!

“Kamu...... bajingan!”

Wanita itu berteriak marah pada saya. Wajahnya yang luar biasa cantik merah padam.

Saya dalam hati tersenyum kecil. Saya baru ingin memberi penjelasan, tetapi gelandangan yang tadi tersungkur itu tiba-tiba bangkit berdiri dan berteriak-teriak tidak jelas. Ia bersiap menyerang saya.

Saya langsung melepaskan wanita itu dan bersiap menghadapi si gelandangan. Di tengah pergulatan kami, sudut mata saya melihat wanita itu berlari ketakutan. Ia lenyap ditelan kegelapan malam.

Beberapa orang yang sedang berolahraga mendatangi kami. Mereka memisahkan si gelandangan dari saya, lalu tidak lama kemudian polisi datang.

Tidak peduli seberapa jujur saya menjelaskan, polisi pada akhirnya tetap membawa saya ke kantor mereka. Ini karena selain diri saya sendiri tidak ada orang lain yang melihat wanita cantik tadi diserang gelandangan. Wanita cantik itu sendiri juga sudah entah ke mana.

Kisah gelandangan sakit jiwa menyerang orang bukan hal langka, tetapi karena kejadian ini terjadi di area yang tidak memiliki kamera pengawas, polisi mengatakan mereka akan membantu saya mencari wanita itu untuk selanjutnya dimintakan klarifikasi.

Tanpa klarifikasi wanita itu saya akan dianggap melakukan perilaku tidak pantas di tempat umum. Hukuman penjara dan denda menanti saya.

Saya merasa sangat sial. Saya hanya bisa duduk termenung di atas sofa sambil menunggu kabar terbaru. Tepat tengah malam saya tiba-tiba mendengar suara mobil yang sedang mendekat. Saya refleks melihat jendela. Ada dua mobil berhenti di depan, satu Land Rover dan satunya lagi Mercedes Benz.

Dari Mercedez Benz keluar seorang wanita paruh baya dan seorang wanita muda yang mengenakan masker.

Meskipun wajah wanita itu tidak terlihat sepenuhnya, saya tetap bisa mengenali ia adalah wanita adalah saya tolong semalam.

Dari Land Rover keluar seorang remaja laki-laki yang tinggi dan tampan dengan diikuti seorang wanita cantik.

Ketika memperhatikan wajah wanita itu, hati saya tiba-tiba kejang! Alicia Fang, dia adalah Alicia Fang!

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu