The Winner Of Your Heart - Bab 51 Kesakitan Di Dalam Hati

Jl. Tangguk Bongkar yang berada di Universitas GuangXi, disekitarannya masih ada beberapa sekolah, tidak hanya pelajar diploma ataupun mahasiswa, semuanya suka mengadakan acara di jalan tersebut , disini banyak jajanan pinggiran, barbecue, tentu saja ada warnet juga .

Sama seperti semua orang, aku dan Jim Tan suka bermain games, saat itu permainan Legend Hero , yang paling berlegenda.

Tapi, aku dan Alicia Fang sering berkalahi karena memain game, dia juga tidak terhitung berapa kali sudah menangis.

Semua karena aku bermain games dan juga tidak menghiraukan dia, tidak ada waktu menemani dia, bahkan bahkan lupa berkencan bersama dia.

Hubungan yang banyak masalah dengan dia sampai setelah lulus, aku tidak lagi tergila-gila dengan games, tidak jauh dari jalan tersebut aku bersama dia menyewa rumah, memulai kehidupan pertama bekerja kita .

Dikarenakan aku hanya lulusan spesialis, susah cari pekerjaan, pekerjaan pertamaku adalah di bagian pemasaran handphone, setiap hari pergi bekerja dengan mengendarai sepeda selama empat puluh menit lebih, bekerja itu sangat melelahkan, tapi bos wanita bisa memberikan pegawai seperti kami semangat, menggunakan usaha, uang, wanita dan lain-lain untuk menyemangati kami agar semakin berusaha.

Aku sangat menikmati pekerjaan itu, dan bisa dikatakan aku terlena dengan hayalan indah yang dibuatnya, hayalan dengan mendapatkan gaji tahunan sebesar ratusan juta hingga miliaran.

Kemudian, aku tidak lagi menjadi yang hanya mengerti tapi juga menjadi pemuda yang bahagia, aku merasa diri menjadi benar, bahkan merasa Alicia Fang kekanak-kanakan, merasa dia bodoh, sering dikarenakan masalah kecil lalu menyalahkan diri sendiri.

Aku mengingat pada satu kali, aku mengendarai sepeda di malam hari bersama Alicia Fang pulang kerumah, dia memeluk ku dari belakang, sangat hangat, perjalanan pulang yang manis.

Di tengah jalan , Alicia Fang tiba-tiba mengajukan mengendarai sepeda untukku, terus aku setuju. Tapi, tidak lama, didepan tiba-tiba ada orang yang membelokan sepedanya.

Saat itu tengah malam, pohon besar yang dipinggir jalan menghalangi lampu jalan , sekitaran gelap, pada saat Alicia Fang sadar didepan ada sepeda tersebut, dia sangat takut, panik sampai lupa untuk mengrem, akhirnya tabrakan.

Untungnya hanya sepeda, dua belah pihak tidak ada masalah yang besar, Alicia Fang juga tidak terluka, orang yang membelokan sepeda tersebut tak berhenti minta maaf kepada kami.

Tapi saat itu aku menjadi sangat kesal, bukan karena marah kepada orang tersebut, tapi marah kepada Alicia Fang , setelah berdiri sambil menegur Alicia Fang, memarahi dia bodoh.

Aku tetap saja mengingatnya, Alicia Fang merasa bersalah, dan tidak berani membatah sepatah katapun, hanya air mata yang tertinggal di sepeda, dan juga tidak berani menatap mata marahku.

Setelah kejadian, dia mengatakan kepada diriku, setelah dia melihat diriku marah, dia sangat takut! Tidak berani bicara satukatapun , bahkan tidak berani menangis.

Setelah tahu dan dipikir-pikir, dia pasti sangat sedih , sangat bersalah.

Kejadian ini selalu muncul di dalam hatiku, seperti jarum, yang tidak berhenti untuk menusukku setiap saat.

Sampai saat ini aku sangat bersalah, pada saat itu tidak seharusnya aku memarahi Alicia Fang, dia begitu polos seperti selembar kertas putih, mengalami masalah tiba-tiba terjadi, mengalami kebingungan adalah hal yang biasa.

Lagian, dia adalah orang yang aku cintai, setelah dia jatuh aku seharusnya memberikan perhatian, seharusnya menghiburnya, tapi kenapa aku bisa memarahinya ?

Sebenarnya, selama 7 tahun kami pacaran, aku sering melakukan hal yang bisa membuat dia sedih, membuat dia menyesal terhadap kesalahannya, setiap masalah masih terus terbayang, seperti luka bakar yang membekas , meninggalkan rasa sakit yang tidak akan pernah hilang.

Aku selalu membenci diri sendiri, membenci masa muda yang tidak tahu apa-apa, membenci masa muda yang bagaikan pisau yang cukup tajam.

Sampai beberapa tahun kemudian, saat aku mengingat kembali masalah ini, semakin merasa sakit. Ingin rasanya kembali, kembali pada saat itu, aku pasti akan mencintai Alicia Fang dengan baik, tidak membuat dia takut, tidak membuat dia menangis.

Tapi, waktu tidak akan pernah bisa kembali, saat aku melewati kembali Jl. Tangguk Bongkar, hanya ada ingatan. Alicia Fang sudah tidak ada disampingku, dan aku, bukan lagi pemuda yang egois.

Aku berjalan dengan terdiam, Jim tan yang disampingku menyodorkan sebatang rokok, ayo merokok sebatang untuk menghilangkan stress.

“Memang tidak boleh mengenang sejenak?” aku cemberut, sambil menunjuk ke distrik area hijaunya dan berkata: “Di sudut itu, dibawah pohon itu, aku dengan dia beberapa kali berkelahi disana, saat itu terasa sangat menyakitkan.

Jim Tan belum sempat membalas perkataan, Jeffrey Cheung sambil memanjangkan leher menunjuk kearah sudut, dengan suara “oh” panjang , berseru: Freddy Shen selera yang bagus, di sudut itu dari luar lihat, tapi benar tidak kelihatan dalamnya.

Jim Tan menaik-turunkan alis, “Sebenarnya aku dan Paula Jiang juga sering pergi kesana.”

“Aku tahu, aku yang mengenalkan tempat ini.”aku enggan memutar mata dari sudut tersebut.

“Hebat hebat !” Jeffrey Cheung menyangkal sekali lagi,”oh iya Freddy Shen, kamu sangat berbakat, mantan kekasih harusnya cantik kan?”

Rokok dipinggir bibir, kalau Jeffrey Cheung tahu Alicia Fang adalah mantan aku, tidak pantas, mulut besar nya dibandingkan kerang kecil sedikitpun tidak menyenangkan.

Untungya dari awal aku sudah memberitahukan masalah aku dan Alicia Fang kepada Jim Tan, jadi dia tidak bisa mengungkit Alicia Fang didepan teman kantor aku.

“Kamu bocah kenapa suka mengungkit mantan orang lain, menermukan luka orang lain ?” Dengan tidak baik menjawab.

Jim Tan tertawa sinis, sambil mengambil lengan Jeffrey Cheung, mengatakan: “Mantan adalah tempat yang menyakitkan baginya, jika mengingat beberapa momen tertentu tidaklah apa-apa, tetapi jika mengungkit terlalu banyak dapat membuat nya sakit.”

“Oh...sepertinya dia sendiri yang mengungkit.” Jeffrey Cheung bergumam.

Kita sampai ke tempat makan yang tidak asing , dahulu aku dan Jim Tan sering membawa Alicia Fang dan Paula Jiang datang ke tempat ini makan. Beberapa tahun berlalu, rasa daging sapi saus kubis masih sama seperti dulu, tapi hanya saja, pada saat makan kami tidak membicarakan mantan kekasih kami.

Setelah selesai makan, lamgsung mencari bar yang tenang untuk mengobrol, semua perjalanan hari ini dengan alaminya aku yang bayar, mengambil nota dan perusahaan akan membayar.

Aku tidak lupa akan kerjaanku, saat minum bir aku juga dapat meminta kontak beberapa pegawai yang bekerja dibidang sama, ada beberapa pegawai pemasaran pergi ke bagian perluasan pemasaran, tanpa satu yang berbeda, semuanya mengalami hal yang sama, hari pertama tidak ada satupun yang dapat menemui agen komersial.

Setelah menyemangati mereka, aku meletakan handphone dan kembali mengobrol bersama Jim Tan, tudak lama kemudian handphone berbunyi.

Dilihat, ternyata ada telfon dari Danielle Xia .

Sepertinya , dia ingin bertanya tentang kondisi chanel,menurut dia produk baru wallace sangat penting.

Aku memperlihatkan handphone ke Jeffrey Cheung, memberitahu dia bahwa ada telfon dari direktur, menandakan untuk tidak mengombal dengan keras, jangan sampai Direktur Xia tahu kalau kita pergi ke club minum-minum.

Setelah itu, aku baru menerima telepon, “Halo, Direktur Xia.”

Mendengar suara Direktur Xia: “Halo, Freddy Shen.”

“Kota Nanning...” Danielle Xia setelah mengatakan kata tersebut lalu terdiam, melanjutkan dan bertanya: “Apakah kamu sudah makan malam?”

Terlihat, Danielle Xia seharusnya ingin bertanya bagaimana perkembangan pemasaran yang ada di kota Nanning? Tapi dia merasa itu terlalu to the point, sehingga dia menanyakan aku apakah aku sudah makan.

Aku tidak berani tertawa : “Baru saja makan, dan berpikir untuk melaporkan pekerjaan .”

“Oh, sudah bekerja keras, bagaimana kondisinya?”

“Tidak terlalu lancar.” Aku berbicara yang sebenarnya, “Hari ini kita pergi untuk berdiskusi dengan agen yang sebelumnya kita pilih, tetapi setelah mendengar prosedur kas kita, dia segera menolaknya.”

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu