The Winner Of Your Heart - Bab 362 Loser Lulusan Dari Universitas Ternama

Mungkin, ini merupakan kata-kata yang paling tidak masuk akal yang pernah ku dengar akhir-akhir ini, bukannya aku menolak dia menjadi Bridesmaid kami, tapi, hatiku, seperti ada yang mengganjal. Seperti ada garis merah penghubung yang di berikan oleh Dewa Pernikahaan, di tengahnya di ikat mati oleh seseorang, itu selamanya tidak dapat di buka lagi.

Ikatan itu, ada di hatiku, sehingga, mantan pacar menjadi Bridesmaid, aku tidak bisa menerimanya.

Ku letakan kebab yang berada di tangan, mereka sepertinya tahu jawabanku.

"Tidak apa, sebenarnya hanya bisa melihatmu, melihat kalian bahagia, itu sudah cukup." Alicia Fang mengubah istilah ‘kamu’ menjadi ‘kalian’. Dia berlapang dada, dan aku terlihat sensitif. Mungkin, aku memang orang yang berlapang dada.

Dan kepelitanku, hanya terhadap perasaan cintaku saja, hanya terhadap hidupku saja.

Aku mengakui bahwa aku tidak memiliki urat yang besar, sehingga, aku tidak bisa menerimanya.

Patricia Mi sedikit tidak mengerti, alisnya melengkung, terlihat sedikit marah, menundukkan kepalanya dan berkata dengan ngedumel, "Memintanya menjadi Bridesmaid, bukankan sekalian mewujudkan harapanmu yang tidak terwujudkan."

Apa?

Aku di buat terkejut oleh perkataannya, aku segera berdiri, dan menundukkan kepalaku melihat ke arahnya.

"Apa maksudmu dengan mewujudkan harapanku."

Sarapanku kuletakkan kesisi lain, Alicia Fang yang melihat aku sudah siap dengan posisi bertengkar, dengan cepat meleraikan kami.

"Sudahlah, aku hanya berkata iseng, Patricia Mi, tidak perlu memikirkan hal ini."

Sifat Patricia Mi yang seperti nyonya besar datang lagi, dia mulai bertolak pinggang, dengan tidak puas berkata, "Setidaknya, dia bisa berpakaian cantik seperti pengantin wanita di pernikahanmu bukan? Dan lagi, bisa berdiri di sampingmu, seperti kata Jim Tan, setidaknya juga termaksud bayangan kalian saat cinta kalian dulu di masa muda."

Aku di buat terdiam oleh perkataannya, tidak terpikirkan olehku, perkataan seperti itu bisa keluar dari mulutnya.

Sampai sekarang, semua yang dia lakukan, dia masih mempertimbangkan aku.

Aku menarik nafas dalam-dalam, melihat Patricia Mi yang marah didepanku, di hatiku ada api kemarahan, tapi tidak bisa di keluarkan.

Apakah, dia di utus Tuhan untuk membereskan aku?

Pada saat ini, pintu di dorong buka.

Vincent Lu melihat kemari dengan rambut yang sangat berantakan, 4 matanya tertegun melihat kami, "Kalian, sedang bertengkar?"

"Keluar." Hampir bersamaan, kami bertiga dengan serempak berkata.

Wajah Vincent Lu menjadi takut, tapi melihat keadaan sedang tidak baik, hanya bisa menutup pintu dan pergi.

Setelah beberapa saat, akhirnya Patricia Mi berkata dengan pelan, "Aku ingin masuk di antara kalian, dan tidak hanya itu, aku tidak hanya ingin bersamamu." Setelah berkata seperti itu, dia mengambil susu kacang kedelai yang belum ku minum sampai habis berjalan keluar kamar.

Alicia Fang tersenyum canggung, dia lebih tenang di bandingkan aku. Mengikuti Patricia Mi keluar, di kamar, hanya tersisa aku sendiri tertegun dan terbengong di tempat semula.

Seketika pada saat itu juga, aku merasa semua orang lebih dewasa dari pada diriku, kenapa dalam urusan percintaan, diriku seperti orang bodoh.

Yang harus di lepaskan tidak di lepaskan, yang harus di pertahankan tidak di pertahankan, yang harus di miliki tidak di hargai, yang harus di perjuangkan malah di lepaskan.

Sampai akhirnya, kedua tangan kosong.

Orang di dunia seperti sebuah tumbuhan, yang bernama wooden fish

Ada orang berkata, ini adalah tumbuhan yang mendasari kita menjadi orang. Otak mereka semua adalah wooden fish, makanya di dunia ini ada istilah otak wooden fish. Aku pikir, mungkin aku adalah sebuah tumbuhan.

Tidak begitu lama, pintu terbuka lagi.

Vincent Lu sudah mandi, rambutnya di sisir dengan rapi, memakai kacamata, terlihat gentle dan rapi.

Dapat terlihat, Vincent Lu lebih cocok dengan Alicia Fang dari pada diriku.

"Hari ini dandan begitu semangat, apakah kamu ingin pergi fashion show." Aku bercanda.

Vincent Lu tertawa hehe, "Ka Freddy sungguh bercanda, di kantor seperti ini, bisa selalu memberikan kesan kepada bawahan, kalau tidak suatu saat kita akan berantakan berangkat kerja, kalau begitu bukankah perusahaan akan seperti kandang babi. Jika ada pelanggan datang, kesan seperti itu bukannya tidak baik."

Aku mengangguk kepalanya, Vincent Lu memang selalu teliti dalam melakukan segala hal.

Bertanya padanya keadaan Yun Ning Technolog. Lagi pula, aku hari ini harus kembali ke Kota Bin, disana mungkin tidak ada orang yang bertanggung jawab.

Masalah tentang posisi iklan, harus diri aku sendiri yang kesana melihat hasilnya. Termaksud proses produksi baru, harus aku yang ke sana mengurusnya.

Urusanku masih banyak, jika kosong pun, harus pergi ke papa Martua Charles Mi berkunjung satu dua kali. Aku dan dia sudah menjalani beberapa kali hubungan, tidak ada yang sekali pun yang tulus, berbicara dengan membawa hubungan kekeluargaan. Di luar bisnis dan kerjaan, kalau tidak maka membicarakan hubungan Alexander Zheng. Mungkin di antara kita, harus membangun hubungan lagi.

Memikir sampai sini, tidak memberi salam kepada Jim Tan mereka, beberapa jam kemudian, kita sudah mendarat di bandara Kota Bin.

Tidak ada berhenti, langsung pergi ke kantor.

Semua berjalan dengan lancar, hanya saja peluncuran iklan di TV dan di stasiun TV terjadi hal yang tidak menyenangkan. Orang yang bertanggung jawab disini adalah orang yang berasa dari Jeffrey Cheng, seorang perempuan bernama Fanny Hao, dia sudah membicarakan harga dengan pihak stasiun TV, tapi masih belum dat keputusan, saat ini bersiap-siap untuk membicarakannya sampai tuntas, pihak stasiun TV malah memberitahu waktu iklan menjadi jam 10.30 malam.

Padahal sudah berkata jam emas yaitu pukul 7.30, tapi malah di undur 3 jam.

Fanny Hao mendengar ini, wajahnya menjadi panik.

Tidak berani bertemu aku, hanya saja melaporkan informasi ini kepada Jeffrey Cheng.

Dan Jeffrey Cheng bersiap-siap untuk menanganinya sendiri ke pihak stasiun TV, tapi aku cegah dia.

Mengenai masalah produk baru, menunjuk dia yang mengurusnya baru benar, setidaknya di bagian ini, aku yang mengurus tentang iklan, jadi seharusnya aku yang bertanggung jawab, kemudian memanggil Fanny Hao ke kantor, bertanya dengan rinci keadaannya seperti apa.

Dia adalah seorang gadis yang berumur 20 tahun, terlihat kurang lebih dengan Patricia Mi. Wajahnya terlihat ada beberapa jerawat ABG.

Tapi tidak bisa menutupi kecantikan wajahnya.

"Waktunya di undur, ini karena pihak stasiun TV, jangan menyalahkan dirimu," aku melihat Fanny Hao, dengan santai berkata.

Fanny Hao Tidak melihat aku, saat pertama kali melihat aku, ada sedikit perasaan malu. Dia tidak berani mengangkat kepalanya dan melihat aku,sepertinya takut aku bisa memakannya.

Aku melihat-lihat Fanny Hao, sebenarnya, menyuruhnya membicarakan hal seperti ini, sepertinya sedikit memberatkannya. Sifatnya yang seperti ini, pihak stasiun TV ini termaksud bodoh, ini termaksud ikan besar. Tidak memotong dia mau memotong siapa, jika tidak mengeluarkan harga yang benar, maka tidak mungkin memindahkan jam emas untuk tayang.

Fanny Hao Menjawab sambil menundukkan, dan tidak ada kata-kata lain lagi.

Alisku berkerut, kemudian berkata lagi, "Kapan kamu mulai bekerja di perusahaan?"

Kemudian dia beru mengangkat kepalanya, melirik aku sedikit, kemudian menundukkan kepalanya lagi, "Tidak sampai satu bulan, saat perusahaan membuka lowongan kerja terakhir kali."

Aku hanya menjawab "oh" , disebelah Patricia Mi memberikan data-datanya kepadaku, aku melihatnya sebentar.

"Lulus dari Southeast University, jurusan seni liberal." Aku berpikir mungkin dia adalah seorang yang tidak berpengalaman yang baru lulus dari universitas yang tidak mengerti merk, tapi dari pandanganku, gadis ini di universitas tidak bertumbuh, mungkin dia belajar banyak pengetahuan di universitas, tapi tidak belajar tentang pengalaman di kehidupan masyarakat.

Aku mengangguk kepala, sepertinya nama universitasnya bisa menjadi kebanggaan buatnya.

"Sampah." Aku meminum seteguk teh.

Patricia Mi terkejut, Fanny Hao segera mengangkat kepalanya melihat aku, matanya di penuhi tanda tanya, tapi juga ada sedikit rasa marah.

Tapi tidak dalam waktu yang lama, hanya beberapa detik, dan dia menundukkan kepalanya lagi, tidak berbicara apapun.

Aku melihat Patricia Mi sebentar, terbatuk sebentar dan berkata,."Daun teh apa ini, begitu sampah."

Patricia Mi terdiam melihat aku, sepertinya mengerti maksudku, dengan segera berkata, "Teh Guanyin."

Aku berpura-pura menjelaskan, "Teh Guanyin bukankah teh ternama, bagaimana bisa sesampah itu, apakah kamu yakin ini adalah Teh Guanyin, atau teh yang lain?"

Aku mengakui bahwa sindiranku cukup terlihat.

Kebanyakan orang, dia akan merasa perkataanku tidak enak di dengar.

Tapi, ada juga orang, harus di sindir, baru bisa di tekan, dia baru bisa mengerjakan tugasnya.

"Bos, aku......." Fanny Hao Mengigit bibirnya, berdiri dari sofa.

Aku berpura-pura tidak tahu apapun, berkata padanya, "Kenapa? Kamu juga ingin mencobanya?" Aku memberikan isyarat kepada Patricia Mi, untuk memberikan segelas kepada Fanny Hao.

Sebisa mungkin Fanny Hao menolak, tapi segelas teh, sudah di berikan di depan mukanya.

Tehku, dia tidak berani tidak minum.

"Terima kasih bos." Dia meniup-niup, kemudian dengan pelan menutup bibirnya.

Bibirku sedikit tertarik ke atas, tersenyum dan berkata, "bagaimana, Teh ini?"

Pertanyaanku membuat Fanny Hao terdiam, dia tidak tahu arti kataku, berpura-pura tidak tahu apa-apa. Tidak berani mengangkat kepalanya, apalagi melihat aku.

Saat ini, aku sudah marah.

Novel Terkait

That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu