The Winner Of Your Heart - Bab 242 Takdir Adalah Kebetulan

Hari kedua pagi, saat aku bertemu dengan nya di bawah hotel Elva An, aku hampir tidak mengenalinya, aku ternganga memandangnya lama.

Dulu setiap melihatnya, dia selalu mengenakan pakaian formal, hanya mengenakan setelan rok, blazer, rambutnya diikatkan dengan rapih, penampilan nya selalu rapih, elegan dan cantik.

Tapi hari ini, dia mengenakan pakaian santai, bawahannya mengenakan celana jins ketat berwarna biru langit, atasannya sweater longgar berwarna hitam, di dadanya ada gambar kartun yang lucu, dikepalanya juga memakai topi baseball berwarna biru, rambut hitam nya diikat poni kuda yang ikut berayun seiring langkah kakinya.

Pakaian yang menunjukkan kemudaan ini, tidak seperti wanita tua berumur 30 tahun lebih, sedangkan sepertinya dia tidak berdandan, tapi tidak terlihat keriputsedikit pun, kulitnya putih bersinar, seperti gadis belasan tahun.

Aku melihatnya tanpa berpaling, tidak tahan untuk berdecak kagum memujinya, badan wanita ini sangat bagus, walaupun sweater longgar nya tidak menunjukkan lekuk tubuhnya, tapi celana jins ketatnya tidak seperti itu, membungkus kedua kaki jenjangnya.

"Kenapa? Apa aku berpakaian seperti ini sangat aneh?" Elva An buru-buru bertanya setelah melihatku tidak memalingkan pandangan melihatnya, tatapannya agak sedikit gugup.

Aku tidak menjawabnya, mataku juga tidak meninggalkan kedua kakinya, hanya sambil berdecak sambil bertanya : "Gadis cantik, apakah kamu adik Elva An?"

"Ha?" Elva An tertegun, mulutnya menganga menatapku.

Aku mengangguk dengan ekspresi penuh menikmati: "Sepertinya memang kamu adiknya Elva An, sama cantiknya dengan dia, lagipula jauh lebih muda darinya, tahun ini baru 18 tahun kan?"

"Pfft..." Elva An akhirnya bereaksi, tidak tahan tertawa, kembali buru-buru menutup mulutnya dengan jari-jarinya yang putih dan mulus, diam-diam tertawa berkata : "Kamu orang ini suka bercanda, bermulut manis."

"Hehe!" Aku tertawa sebentar lalu merubah ekspresi cabulku, mengangguk kepadanya : "Berpakaian seperti ini juga bagus, sangat cocok pergi bermain, sedikitpun tidak aneh, lagipula terlihat lebih muda belasan tahun."

"Kekeke! Benar-benar pandai berbicara."

"Baiklah, kita pergi sarapan dulu, lalu membelikan kamu baju tebal, kamu berpakaian seperti ini ke Li Jiang, takutnya kamu akan membeku di atas sungai."

"Itu baru namanya cantik sampai membuat orang terpaku."

"......"

Elva An memesan tiket kapal wisata terlebih dahulu, saat aku dan dia naik mobil sampai di tempat naik kapal, sangat sedikit di dekat dermaga, cuaca yang dingin ditambah waktu mendekati tahun baru, sekarang orang yang pergi berwisata sangat sedikit, beberapa hari setelah tahun baru China orang-orang akan mulai kembali banyak.

Orang sedikit juga bagus, tidak perlu berdesakan dan ramai, baru cocok untuk berwisata, bermain dengan santai.

Kalau banyak orang seperti liburan hari buruh atau kemerdekaan, aku tidak akan bersedia datang, itu namanya melihat orang, bukan melihat pemandangan, hanya melihat belakang kepala, bila orang didepan kentut maka akan sangat tidak nyaman, mana ada keinginan untuk bermain lagi.

Masih ada beberapa waktu sebelum kami turun kapal Elva An seperti gadis belasan tahun, melompat gembira berlari ke pinggir air. Kalau bukan karena cuaca yang dingin, dia sudah berlari ke dalam air sungai bermain.

Sampai di tempat yang indah ini, aku juga merilekskan pikiran, tapi tidak seperti dia, aku hanya duduk di pinggir dermaga, melihat perbukitan hijau yang seperti rebung dan permukaan sungai yang jernih, dengan santai merokok.

"Hey, kamu seperti ini terlalu membosankan, di sini sangat cantik, ayo turun bermain." Teriak Elva An sambil melambaikan tangan padaku di atas batu di pinggir sungai.

"Bukankah datang melihat pemandangan, cuaca sangat dingin seperti ini kamu mau menangkap ikan atau udang? Aku tidak akan menemanimu."

Dia tidak tahu harus menangis atau tertawa : “Apa kamu tidak memiliki sedikit kesenangan?”

Mendengar ucapan ini, aku tiba-tiba berkeringar, dia sepertinya juga menyadari kata kesenangan ini kurang pantas, mukanya tiba-tiba canggung.

Dengan cepat dia memalingkan kepala melompat-lompat di atas beberapa batu, berkata : "Kalau begitu aku main sendiri."

Aku tiba-tiba teringat sesuatu, buru-buru bertanya : "Apa kamu bisa berenang?"

"Tidak bisa." Dia menjawab dengan singkat.

Aku tiba-tiba tidak tahu harus berbuat apa-apa : "Nona besar, kenapa kamu melompat-lompat di pinggir sungai kalau kamu tidak bisa berenang? Bagaimana kalau kamu terjatuh?"

Sambil berkata, aku sambil berjalan ke arahnya, berdiri dua tiga meter darinya melihatnya.

Dia tidak berbicara, mengangkat kepala melirikku sebentar, bibirnya mengeluarkan senyum licik, selanjutnya kembali meneruskan melompat-lompat di sepanjang batu di pinggir sungai.

Aku tak bisa berkata apa-apa, hanya berdiri di belakangnya, benar-benar takut dia tidak hati-hati jatuh menjadi makanan ikan di sungai.

Dia melompat-lompat belasan menit, kapal akan segera berangkat, dia buru-buru ke atas ke pemeriksaan tiket naik kapal.

Saat ini mulai banyak orang yang datang, ada dua tiga puluh orang, tidak termasuk terlalu sedikit, tapi aku tidak terlalu memperhatikan orang yang berwisata, sampai saat naik kapal, aku tiba-tiba mendengar suara familiar di belakang, aku terkejut, buru-buru menoleh melihat ke belakang.

Sebuah wajah familiar masuk ke dalam mataku, masih sangat cantik, begitu manis, tepat adalah Glorian Su yang baru aku lihat beberapa hari yang lalu di berita.

Bagaimana dia bisa ada di sini? Kebetulan, ataukah takdir?

"Hey, kamu ini kenapa berhenti disini menghalangi jalan, cepat jalan!" Anak muda di belakang ku agak sedikit tidak sabar berkata.

Mendengar perkataan nya, Glorian Su tanpa sadar mengangkat kepala melihat ke depan, pandangannya membeku saat melihatku, terkejut melihatku.

"Freddy Shen, kenapa?" Elva An sudah berjalan sampai depan, menyadari aku tidak mengikuti nya, dia menoleh bertanya.

Aku tersadar, tapi tidak menjawabnya, melainkan membuka mulut : "Glorian Su."

"Iya!" Glorian Su tertawa gembira, "Freddy Shen, benar-benar kamu, kamu juga datang ke Li Jiang?"

"Iya, benar-benar kebetulan."

"Kamu..." Anak muda yang baru saja menyuruhku buru-buru tersebut mengernyitkan alis, melihatku dengan bertanya-tanya, lalu dengan cepat tersadar mengerti : "Oh, kamu orang yang waktu itu pergi ke Hengdian mengunjungi Glorian Su."

Saat ini aku baru menyadari, ada beberapa muda-mudi yang mengikuti Glorian Su, yang wanita tidak ada yang bukan gadis cantik dan muda, sedangkan yang pria semuanya tampan.

Anak muda di belakangku ini adalah orang yang sedang dekat dengan Glorian Su di Hengdian saat itu, sepertinya bernama Edrick Sue, dia juga pemain film di kru film Glorian Su, sudah debut beberapa tahun, tapi tidak terlalu populer, tapi dia sangat sombong, terakhir kali nada bicaranya padaku sangat buruk saat di Hengdian.

Ada juga Beatrice, teman sekolah yang sangat dekat dengan Glorian Su, saat ini juga memandangku dengan terkejut.

Aku tidak menjawab perkataan Edrick Sue, melihat ekspresi tidak sedikit orang yang tidak puas, akhirnya aku tersenyum pada Glorian Su, berbalik naik ke kapal.

“Mantan pacarmu?” Elva An tiba-tiba bertanya dengan suara kecil di sampingku.

Aku baru ingin menyangkal, tiba-tiba teringat kembali kesenangan satu malam yang kulalui dengan Glorian Su, sampai sekarang aku juga tidak tahu sebenarnya apa hubunganku dengan Glorian Su, seketika aku membisu, tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan Elva An.

“Benar mantan pacar kamu? Dia sangat cantik, masih muda kan? Sepertinya belum berumur 20 tahun.”

Aku menghela napas tidak berdaya, dengan tenang berkata : “Tidak tahu apakah termasuk mantan pacar, tapi, aku mengecewakannya.”

“Oh?” Elva An mengangkat alis, dengan terkejut berkata : “Gadis yang begitu cantik juga tidak kamu hargai? Freddy Shen, Freddy Shen, pandanganmu terlalu tinggi.”

“Kak An, jangan menertawakan aku, aku sedang sedih.” Aku tersenyum pahit, berjalan ke atas melihat-lihat, lalu berjalan ke tempat yang tidak ada orang, mengeluarkan rokok ingin merokok.

Elva An melihatku sebentar seperti sedang memikirkan sesuatu, lalu berjalan kemari, tapi dia tidak meneruskan bertanya tentang Glorian Su, melainkan mengeluarkan ponsel dengan gembira mulai berfoto.

Kedengarannya kapal wisata ini adalah kapal besar, sebenarnya tidak terlalu besar dua tingkat kabin, bagian atas adalah atap sekitar tiga empat puluh meter persegi, berdiri di atap dapat melihat pemandangan sekitar Li Jiang.

Jadi, hampir semua wisatawan naik ke atap, Glorian Su dan beberapa temannya juga naik ke atas.

Dengan cepat, Glorian Su menemukanku di tempat yang tidak besar ini, sambil tersenyum manis, sambil berjalan menujuku.

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu