The Winner Of Your Heart - Bab 73 Aku Suka Padamu

Melihat punggung Glorian, aku langsung menyesal dan mengutuki diri sendiri. Seharusnya aku tidak seperti itu terhadap dia.

Aku bisa memilih tidak memeluknya lagi, tetapi aku tidak seharusnya sengaja memberi jarak.

Begitulah, aku menyakitinya.

Saat itu, dia terkaget melihatku. Walau pun dari sorot matanya tidak terlihat apapun, tapi aku tahu, dia pasti sangat sedih.

Tapi, itu adalah hal yang tidak dapat aku hindari. Dalam benakku, aku tidak ingin Danielle salah sangka terhadapku.

Aku menyukai Danielle, ini adalah kenyataan.

Glorian pun dapat meihatnya, maka dia sengaja berbuat seperti itu. Sengaja mengajak Danielle masuk dengan senyumnya yang manis.

Dia memakai hatinya yang tersakiti untuk menyelamatkanku.

Langkahnya sangat cepat membuatnya ada didepan, Danielle mengikuti naik keatas dan aku ada di paling belakang.

Didepanku adalah sepasang kaki yang putih dan jenjang milik Danielle yang aku kenal. Jaraknya sangat dekat hingga bila aku mengulurkan tanganku, aku dapat menyentuhnya, bahkan hingga aku dapat melihat sosok kakinya yang terlihat terburu-buru.

Tetapi aku tidak ada keinginan untuk melihatnya, bahkan tidak ada oemikiran yang lain. Di hati hanya ada rasa bersalah dan sibuk memarahi diri sendiri.

Aku terlalu egois, aku telah menyakiti Glorian.

Kami tinggal di lantai 4, dengan cepat kami sudah sampai didepan pintu. Glorian membukakan pintu dengan sopan bagi Danielle dan ia langsung memberi minum baginya. Ditaruhnya didepannya dan dengan senyumnya yang ramah berkata: " Direktur Xia, silakan diminum. "

" Oh! Terima kasih, terima kasih! " Danielle terkagum dibuatnya, bahkan hingga berterima kasih berkali-kali kepada Glorian.

" Namamu Glorian Su, kan? Nama ini sangat bagus. " Ia meminum seteguk lalu duduk di sofa dan mulai berbincang dengan Glorian.

Saat dia duduk di sofa, ia juga menaruh dokumennya diatas sofa lalu menimpanya dengan tas.

Aku tidak memperhatikan dokumen tersebut, tidak tahu apa yang ada didalamnya.

Mendengar kata-kata Danielle, Glorian tetap tertawa dengan ramahnya: " Menurutku juga bagus, mama yang memberiku nama. "

Aku menjadi yang terakhir memasuki ruangan, menutup pintu lalu mengambil obat yang ada di samping sofa dan duduk di sebelah Glorian.

Mereka kelihatannya menghiraukan keberadaanku, masih saja mengobrol. Danielle bertanya: " Kamu mengenal Freddy setelah pindah kesini? "

" Bukan. " Jawab Glorian sambil menggelengkan kepala, " Kami bertemu di KTV, kira-kira 1 bulan yang lalu. Lalu dia tiba-tiba pindah kesini, benar-benar kebetulan. "

" Saat bertemu teman. ", aku buru-buru menambahkan, " Temannya adalah temanku, makanya kami bisa berkenalan. "

Aku takut Glorian akan terlalu jujur, aku takut dia akan menceritakan kejadian mabuk di KTV, makanya aku sedikit berbohong.

Glorian menoleh dan melihat ke arahku, sambil tertawa Glorian berdiri dan berkata: " Freddy, Direktur Xia sudah susag payah datang kesini. Temanilah mengobrol, aku tidak akan mengganggu kalian berdia. Direktur Xia, maaf, aku permisi dulu. "

Selesai bicara, Glorian mengangguk dengan sopan kepada Danielle dan masuk ke kamar miliknya dan Elly Lu.

" Oh iya, Freddy, minum obat dulu, jangan lupa. " kata Glorian setelah berjalan menuju kamarnya dan menoleh ke arahku, lalu mendorong pintu dan masuk ke kamarnya.

Dia pasti sengaja masuk ke kamar, ingin memberi ruang untukku dan Danielle.

Tiba-tiba aku ingin menahannya, tetapi tenggorokanku kering, satu kata pun tak dapat keluar.

Dia adalah gadis yang baik.

Di ruang tamu tersisa aku dan Danielle Xia berdua saja, aku berdiri hendak mengambil air untuk minum obat. Dalam sekejap Danielle mengulurkan tangannya menghentikanku.

" Kamu sakit begini, aku saja yang ambil air. " Selesai bicara langsung berjalan ke depanku dan merebut gelasku menuangkan air.

" Terima kasih. " Aku menerima airnya, membuka obat dan menghitungnya, lalu menengadahkan kepala untuk minum obat.

" Sudah baikan? " Danielle bertanya dengan penuh perhatian.

Aku sudah sedikit berkeringat, " Obat baru saja aku minum, mana mungkin efeknya langsung terasa? Lagipula pagi tadi aku sudah diinfus dua botol, jadi sekarang merasa lebih baik. "

" Oh, baiklah kalau begitu. "

Setelah memberi perhatian, kami tidak lagi mempunyai topik untuk dibicarakan, tiba-tiba suasana menjadi hening.

" Dia sangat cantik. " Danielle tiba-tiba berkata demikian, memecahkan keheningan.

Aku tahu yang dia maksud adalah Glorian Su, sambil mengangguk aku menjawab: " Iya, sangat cantik. "

" Tambah lagi dia menyukaimu. ", Timpal Danielle.

Aku terkejut, memandang Danielle dan mendapati wajahnya sangat tenang. Dari sorot matanya tidak tersirat apapun yang negatif.

" Kamu juga suka dia kan? " Belum sempat aku jawab, dia menambahkan pertanyaan lagi.

Pertanyaan yang dia tanyakan satu persatu menjurus, aku tidak tahu bagaimana menjawabnya.

Mungkin aku bisa menjawab bahwa aku tidak suka, tapi tadi aku telah menyakiti perasaan Glorian. Ada rasa bersalah terhadap dia, aku tidak mampu mengatakannya.

Mungkin suara kami tidak begitu keras, sehingga Glorian yang ada di ruang sebelah tidak mendengar apapun. Tapi hatiku tidak tenang, aku rasa dengan berkata deikian terlalu tega.

" Hehe.. " Danielle seakan sudah tahu jawabannya, dengan tenang dia tertawa, berkata: " Sebenarnya, saat tadi dibawah aku melihatmu memeluknya, aku tahu kamu menyukainya. Kalian berdua sepayung berdua berdekatan seperti yang ada di film, sangat manis dan romantis. Dia adalah gadis yang baik, cantik dan sopan. Kamu seharusnya sudah mencari pacar dan lupakan Alicia Fang. Lalu bangunlah hubungan yang baru, bekerjalah sebaik mungkin. "

Selesai bicara, Danielle menyemangatiku sambil tertawa.

Selesai mendengarnya bicara demikian, kemudian aku tidak bertenaga dan hanya bisa bersandar pada sofa. Hati ini kalut, ada perasaan yang tidak berdaya dan bersalah. Ada perasaan ingin menyangkal rasa sukaku terhadap Glorian, tetapi aku juga sangat ingin menyatakan perasaanku terhadap Danielle, dua-duanya sangat berlawanan.

Ada seorang senior yang pernah berkata dengan gambaran demikian kepadaku: Kepala adalah jiwa, pemikiran hati-hati, tetapi ada beberapa yang ragu, karena kurangnya keberanian.

Saat ini, aku masih tidak dapat mengalahkan titik lemah ini. Ketik didalam pikiran ini teringat kata-kata Nico Li, aku menyerah dengan pemikiran untuk menyatakan perasaan kepada Danielle Xia.

Aku dan dia berada di dunia yang berbda, tambah lagi, dia sudah melihatku dan Gorian yang saling berdekatan. Hal ini sangat sulit untuk dihindari.

Sampai disini, diam-diam aku menghela nafas, berdiri dan berkata kepada Danielle: " Direktur Xia, aku pergi mengambil surat perjanjian Guangzhou untukmu terlebih dahulu. "

" Iya ", Danielle menjawab dengan satu kata. Tetapi saat aku hendak berjalan menuju kamar, dia tiba-tiba bertanya: " Apakah aku boleh melihat kamarmu? Berantakan atau tidak? "

" Hehe... Jika ingin lihat ya lihat saja, tidak terlalu berantakan sih, tetapi juga tidak rapi sekali. " jawabku datar.

Memasuki kamar sendiri dan mengambil dokumen tersebut. Saat menoleh mendapati Danielle sedang melihat-lihat kamarku dengan seksama, bahkan hingga melihat laci kasurku.

Ada yang pernah berkata, jika perempuan melihat kamar laki-laki dengan seksama, bisa jadi ia sedang mencari barang wanita, juga berarti perempuan ini tertarik dengan lelaki pemilik kamar.

Teringat dengan itu, aku tanpa sadar mengamatinya dengan seksama, tiba-tiba ada rasa ingin menyatakan perasaanku.

" Wow! Tidak disangka kamarmu begtu rapi, sangat tidak ku duga! " Kata Danielle sambil bercanda, diwajahnya muncul senyum yang mempesona.

" Kenapa kamu melihatku seperti itu? " Katanya yang menangkapku sedang melihatnya.

Aku tetap memandanginya, tanpa sadar berkata: " Karena kamu cantik. "

Danielle melihatku dengan sombongnya dan berkata, " Mulutnya licin sekali. "

Melihat gelagatnya yang malu-malu, mendengar nada bicaranya, membuatku sedikit kehilangan kesadaran. Tanpa sadar kaki ini berjalan beberapa langkah menghampirinya, mendekati Danielle.

Saat ini, dia sedang berdiri di sebelah laci kasurku, membuatku tiba-tiba terkaget sendiri dan mengambil satu langkah ke belakang. Alhasil kami bersandar di sebelah kasur, tidak lagi bisa bergerak.

Jarak kami hanya dua langkah, mendekatkan jarakku dengannya dan hampir menempel dengan tubuhnya. Wangi aroma tubuhnya membuatku mabuk kepayang.

Aku tidak dapat menahan diri untuk tidak mengaguminya, ingin memeluknya, mencium bibirnya, merasakan manisnya dia.

" Danielle, aku menyukaimu. "

Sambil berkata demikian, aku melemparkan dokumen itu, mengulurkan tangan dan memeluk pinggangnya.

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu