The Winner Of Your Heart - Bab 317 Menghibur Patricia Mi
“Kamu, kamu jahat sama aku!" Matanya pun langsung merah, dan dengan sedih ia menatap aku, "Yauda jadi sekretaris, akan ku tunjukkan padamu!"
Habis ngomong, dia tidak peduli pada ku lagi, hanya terduduk diam di sofa sambil main hp.
Saat itu, aku menelepon ke Lauren Luo, menyuruhnya untuk jangan mengurus gadis itu lagi, dan memberitahu Lauren Luo kalau dia sudah memiliki rencana yang lain.
Lauren Luo mengeluh dengan pasrah, "Aku bilang, kirain melarikan diri demi orang lain, membuat aku kaget saja.”
Setelah menghiburnya beberapa saat, dan menutup telepon tersebut.
Dia menoleh dan melihat Patricia Mi yang sedang merajuk, aku coba menyuruhnya, “Kamu pergi ke ruang kantor sebelah dan ambilkan laporan minggu ini untuk aku.”
Patricia Mi tidak mempedulikan aku, hanya terus bermain hp sendiri.
Saya bersabar dan meneruskan, "Siapa tadi yang bilang akan tunjukkan kepada ku。“
Atau ucapan itu hanya sekedar omongan saja, setelah ia mendengar ucapan itu ia menaruh hpnya, kemudian ia mendorong pintu dan keluar, namun gerakannya sedikit kasar.
Aku mengatakan ini bukan untuk membuatnya malu, tetapi saya tidak ingin orang lain melihat bahwa ketika Patricia Mi di kantor tidak melakukan apa-apa. membuat orang lain melihat ia seperti orang yang tidak punya kerjaan, malah membuat omongan baru untuk orang lain, nanti Patricia Mi akan melabrak orang tersebut. Lagi pula dengan sifat dia seperti itu, apapun bisa dilakukannya.
Melihat bayangan Patricia Mi pergi, hati ku merasa terhanyut, seperti di genggam dengan keras oleh orang, perasaan itu seperti rasa sakit hati, tapi seperti rasa tidak tega juga. Mungkin, aku benar-benar tidak terlalu mencintainya, hubungan dengan dia juga terbangun diatas hubungan itu, tapi hati ku sampai sekarang belum bisa menerima kemunculan dia, tidak membicarakan Daniella Xia, bahkan kedudukan Alicia Fang pun, Patricia Mi tidak bisa mengantikan dia.
Bagi aku, dia lebih mirip seperti adik perempuan, walaupun aku juga tidak tahu, bagaimana hubungan kami bisa perkembang sampai seperti saat ini.
Mungkin, ini adalah takdir Tuhan kepadaku, aku tidak bisa menolaknya, dan tidak bisa menghindarinya. Orang yang jelas-jelas jatuh cinta tidak bisa bersama, dan orang yang tidak ingin menjadi kekasih, ntah bagaimana malah menjadi sepasang kekasih.
Aku tidak tahu, apakah aku sendiri akan bersamanya sampai akhir. Dan sekarang, kami hanya bisa menjalani hubungan seperti ini, aku pikir aku tidak akan berhubungan intim lagi dengannya, setidaknya kalau sampai nanti tidak bersama lagi, bisa membiarkannya tetap polos.
Dia berjalan ke arah sini sambil membawa sebuah laporan, wajahnya terlihat berat dan tidak senang, kemudian ia melemparkan laporan tersebut ke depan ku.
Menghadapi sikap kerjanya, aku benar-benar ingin marah, tetapi ketika aku berpikir bahwa mungkin aku akan bersalah kepadanya, amarah aku tidak dapat berekasi, dan akhirnya aku menahan amarah dan berkata kepadanya, "Patricia Mi, di tempat kerja, kita harus memiliki etos kerja, jika kita tidak mengenal satu sama lain, apakah kamu melakukan ini kepada bos mu? Sekretaris seperti kamu, bos kamu masih mau kah?”
Patricia Mi sangat tidak puas, “Tapi kalau apa yang kamu katakan tidak terjadi, memangnya aku tidak bisa jadi Ibu bos, harus jadi sekretaris sialan ini.”
“Patricia Mi, kalau kamu terus berpikir seperti ini, nurut aku lebih baik kamu istirahat saja di rumah, kalau kamu ingin nyaman, enak, kenapa kamu harus datang bekerja? Ayah kamu begitu kaya, uang jajan tiap bulan mu selalu lebih besar daripada gaji, kenapa kamu harus ke sini?” aku sebenarnya ingin membujuknya untuk tidak bekerja lagi, karena aku tahu, dia pasti hanya kesenangan sesaat saja, orang yang sudah terbiasa hidup enak, mana mungkin akan fokus dan bekerja dengan tenang?
“Tidak, aku mau bekerja!” Patricia Mi sambil mengigit bibirnya, “Apakah kamu sengaja mengusir aku, biar kamu bisa bermesra-mesraan dengan pelakor itu.”
Ucapan tersebut keluar dari mulutnya, aku merasa dia benar-benar kelewatan, benar-benar tidak masuk akal.
“Patricia Mi! Cukup kamu!” aku pikir aku benar-benar marah, tidak bicarakan sikap kerjanya dulu, lihat ia seperti ini, dan emosi dia terhadap pekerjaannya, sama sekali tidak terlihat seperti orang yang bisa bekerja dengan baik.
Aku melototinya, aku mengakui kalau ini adalah pertama kalinya aku marah kepadanya.
“Kamu, kamu…….“ Dia tidak bisa menahan rasa sedih di hatinya lagi, langsung menangis di dalam ruangan.
Aku melihat ia yang menangis, hatiku pun merasa tidak enak, jelas-jelas ia hanya seorang gadis yang sederhana dan sedikit egois, mengapa aku harus mengubahnya menjadi wanita yang dewasa. Mungkin ketika dia benar-benar sudah dewasa, dia juga akan seperti Elva An yang selalu memperhitungkan orang lain, membuat orang lain merasa berbahaya setiap saat.
Habis meluapkan emosi, aku merasa menyesal lagi.
Dulu aku juga pernah melototi Alicia Fang, kemudian ia meninggalkan aku.
Aku takut Patricia juga akan pergi, tetapi, dalam hatiku bukannya aku juga berharap ia akan meninggalkan aku? ntah kenapa, aku merasa sedikit takut dan tidak tega, jangan-jangan, aku sudah memiliki suatu rasa terhadap dia?
Tidak, pasti bukan begitu, aku pikir, aku hanya tidak ingin berutang kepadanya lagi, tidak ingin membuatnya sedih, kalau bisa berpisah dengan saling tidak berutang, ini adalah akhir yang aku inginkan.
Dan bukan perpisahan yang membawa rasa sedih dan air mata.
Suara menangis dia sangat keras, seumur hidupku, hal yang aku paling benci adalah tangisan wanita dan kelemahan seorang pria.
Dan hal yang paling aku tidak berdaya adalah melihat seorang wanita menangis di depan ku, dan aku tidak bisa membuatnya berhenti menangis.
“Patricia Mi, cukup ya.” Aku takut diluar nanti ada yang mendengar tangisannya dan mengira aku telah melakukan sesuatu terhadapnya, aku pikir lebih baik membuatnya berhenti menangis.
Mungkin aku benar-benar tidak paham dengan makhluk yang disebut wanita, semakin aku bicara dengan baik-baik, tangisannya pun semakin keras.
Sepertinya harus membiarkan semua orang mendengarnya, ia baru puas.
Aku melihat ekspresi wajah Patricia Mi, sepertinya ia diam-diam sedang melirik aku, seperti sedang menunggu gerakan aku selanjutnya apa. Mungkin dia sedang menunggu aku untuk menghiburnya, dan mungkin juga, tidak bukan benar-benar sedih, hanya ingin memberitahu aku dengan cara menangis, agar aku tahu kalau dia merasa tidak senang.
Aku tidak pandai menghibur wanita, kalau tidak aku pasti sudah menjadi seorang penakluk wanita.
“Sudah, sudah cukup ya.” Dengan pelan aku mendorongnya, namun ini anak sama sekali tidak peduli dengan ku, melihat gayanya, sepertinya tidak ingin berhenti.
Dan, aku masih berlanjut menghiburnya, berteriak padanya ida juga nangis, ngomong baik-baik dia juga nangis.
Benar-benar sama seperti sedang menghibur anak kecil, sudah tidak tahu harus pakai cara apalagi. Kalau anak kecil masih mending, kasih permen saja sudah berhenti menangis, namun bagi Patricia Mi, kasih permen akan membuatnya berhenti menangis kah?
“Kalau tidak begini, nanti siang aku membawa kamu pergi beli baju.” Aku mulai menggodanya dengan keuntungan lainnya.
Dia tidak peduli padauk.
“Nanti aku temanin kamu ke taman hiburan, kita juga belum pernah kesana.”
Dia tetap tidak peduli pada ku.
“Kalau tidak kita pergi tonton flim saja bagaimana?” aku benar-benar tidak tahu harus menggunakan cara apalagi.
Dia seperti tidak mendengar kata-kata ku, terus menangis.
Aku bingung menggaruk telinga, hp tiba-tiba berbunyi.
Di waktu kosong seperti ini aku tidak punya waktu untuk melihat tampilan hp lagi, tapi tiba-tiba ada telepon masuk lagi, aku harus mengangkatnya.
Aku baru mengangkat telepon, telepon tersebut langsung mati. Sedang kesal siapa yang begitu tidak punya kerjaan, sengaja menelepon dan menutup telepon. Tiba-tiba ada sebuah notif yang masuk. Wechat dari Vincent Lu.
Aku membuka notif tersebut, dia malah memberitahu ku kalau ia sedang menguping dari luar, dan memberitahu ku sebuah cara.
Kurang ajar, benar-benar tidak punya moral sama sekali.
Tapi, cara dia, aku rasa, mungkin akan berhasil.
Aku menaruh hp, dan mendekati Patricia Mi dengan perlahan, dia sedang menangis dengan sedih, melihat aku sedang berjalan ke arahnya, dia langsung membalikkan badannya menghadap ke arah lain, aku mengikutinya, dia berputar ke arah lain lagi, sepertinya ia tidak ingin berhadapan dengan aku.
“Aku tidak percaya.” Aku langsung mengikuti cara yang diberitahu Vincent Lu, menarik tangannya, dan mencium keningnya.
Mungkin karena aku benar-benar tidak ingin membiarkannya terus menangis lagi, jadinya aku menggunakan cara yang begitu ekstrim.
Tidak ku sangka, cara ini benar-benar berhasil.
Dia tiba-tiba tertegun, dan menyentun tempat bekas ciuman ku, dan menatap aku dengan bengong.
Hatiku tidak menahan untuk bersalut terhadap Vincent Lu, anak itu benar-benar dewa dalam urusan percintaan, cara ini langsung berhasil.
Tapi hal selanjutnya yang terjadi membuat aku semakin pusing, setelah tertegun beberapa saat, Patricia Mi menangis dengan semakin histeris, aku pun terkejut, ingin menariknya, tidak ku sangka dia malah datang kepada ku dan memukul dada ku.
Walaupun tidak sakit sama sekali, mungkin ini adalah salah satu cara ia melampiaskan emosinya.
Aku tidak mengeluar sepatah kata, hanya mengelus rambutnya dengan perlahan, beberapa saat kemudian, ia baru menjadi lebih tenang.
“Sudah selesai menangis?” Aku menatapnya dengan tidak berdaya, ujung matanya dipenuhi dengan bekas menangis, matanya pun menjadi kering.
Dia menganggukkan kepala, akhirnya dengan tenang ia bersandar di dadaku, diam seribu bahasa.
Aku menghelakan nafas, merasa sedikit tidak berdaya, dan merasa mungkin wanita seperti ini semua, hanya aku saja yang tidak tahu mereka sedang berpikir apa saja.
Wanita yang dewasa selalu memiliki sesuatu yang tersimpan di dalam hatinya, dan pura-pura tidak terjadi apa, dan kemudian tersenyum. Mungkin di masa depan, hal kecil tersebut akan tertumpuk lama-lama menjadi sebuah bukit, dan sampai akhirnya seperti itu akan menumpuk banyak, dan akhirnya meninggalkanku seperti Alicia Fang, dan Patricia Mi tidak sama, jika ia tidak bahagia ia akan nangis, kemudian ia akan melampiaskan emosinya pada ku, setelah melampiaskan emosinya, ia akan memohon bujukkan dari aku.
Namun keterus-terangan dari dia sedikit menusuk orang lain, namun lebih baik daripada hati yang menarik orang, membuat orang lain harus terus menerka.
“Coba kamu lihat, habis nangis jadi tidak cantic lagi.“ Aku sambil menyentuh hidung, aku juga tidak tahu kenapa tiba-tiba aku menjadi seperti ini, mungkin dipengaruhi oleh emosinya, mungkin juga, aku tidak tega kepadanya.
“Hm, siapa suruh kamu jahat sama aku.” Dia masih belum puas, dan memukul aku lagi.
“Patricia, di kantor tidak seperti di rumah, kalau sudah dikantor kita harus membagi kehidupan personal dan pekerjaan profesional dengan jelas, kalau semua orang sama seperti kita, bagaimana perusahan ini akan berjalan, kalau ngomong yang enak di dengar, aku ini bos di kantor ini, aku harus menjadi seorang pemimpin. Aku ini adalah gambaran dari tim aku, kalau aku tidak bagus, berarti tim aku juga tidak bagus, lagi pula, apakah kamu benar mau kita nanti tiap hari minta uang sama Ayah mu?”
Dengan diam ia mendengar, sepertinya ia benar-benar paham apa yang aku ucapkan.
“Yasudah, kerja kerja.” Patricia Mi berusaha berdiri, “Apakah butuh aku bawakan kamu minum seperti pelayan!” emosi tuan putri dia langsung terlihat jelas, namun, kali ini, dia terlihat lucu.
“Aku tidak keberatan, tapi sebaiknya kamu sekarang rapikan dokumen itu, untuk aku nanti pergi ke World Corp untuk membicarakan program dan rencana investasi.
Novel Terkait
Gue Jadi Kaya
Faya SaitamaSi Menantu Dokter
Hendy ZhangAfter Met You
AmardaGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraMeet By Chance
Lena TanYama's Wife
ClarkPenyucian Pernikahan
Glen ValoraThe Winner Of Your Heart×
- Bab 1 Ketika Cinta Berlalu
- Bab 2 Cintaku, Telah Dijual
- Bab 3 Pria Cabul yang Tulus
- Bab 4 Memerintahku Dengan Tubuhmu
- Bab 5 Orang Kaya
- Bab 6 Kehidupan Yang Keras
- Bab 7 Skema Produk Baru
- Bab 8 Anak Emas
- Bab 9 Kejam
- Bab 10 Orang Yang Kesepian
- Bab 11 Membual
- Bab 12 Cinta Yang Hilang
- Bab 13 Hidup Sama Seperti Anjing
- Bab 14 Danielle Xia Sedang Dalam Bahaya
- Bab 15 Perkelahian
- Bab 16 Perubahan Rencana
- Bab 17 Danielle Xia yang Kejam
- Bab 18 Kamu Adalah Satu-satunya Yang Kucintai
- Bab 19 Menyanjung
- Bab 20 Penandatanganan Kontrak
- Bab 21 Aku Menang
- Bab 22 Glorian Su
- Bab 23 Aku Bersedia Menemanimu
- Bab 24 Tamu yang Tak Disangka
- Bab 25 Perpisahan yang Tidak Menyenangkan
- Bab 26 Bermasalah Dengan Orang Besar
- Bab 27 Cinta Membutakanku
- Bab 28 Dale An
- Bab 29 “Area Penjualan”
- Bab 30 Halangan
- Bab 31 Melamar?
- Bab 32 Menjaga Bentuk Badan
- Bab 33 Hal Yang Menakutkan
- Bab 34 Air Mata Mengalir Jatuh Seperti Air Hujan
- Bab 35 Masa Lalu Yang Tidak Akan Pernah Kembali
- Bab 36 Cinta Yang Terlahir Kembali
- Bab 37 Istri Putra Mahkota
- Bab 38 Pertemuan
- Bab 39 Sana Carilah Pacar
- Bab 40 Pikachu Yang Bahagia
- Bab 41 Gadis Di Sebelah Rumah
- Bab 42 Takdir
- Bab 43 Dia Adalah Sebuah Lukisan
- Bab 44 Nico Li
- Bab 45 Pemimpin Kecil
- Bab 46 Anjing Gila
- Bab 47 Untungnya Dia Jelek
- Bab 48 Membuka Saluran
- Bab 49 Masalah Yang Paling Sulit Untuk Dipecahkan
- Bab 50 Ahli Negosiasi
- Bab 51 Kesakitan Di Dalam Hati
- Bab 52 Tidak Menemukan Cara Lain
- Bab 53 Pikiran Buruk
- Bab 54 Halo, Kakak Ipar
- Bab 55 Sangat Serasi
- Bab 56 Mempelajari Tubuhnya
- Bab 57 Jimmy Wan
- Bab 58 CEO Creative Culture
- Bab 59 Nafsuku
- Bab 60 Teman Dekat Masa Kecil
- Bab 61 Gambaran Yang Hangat (1)
- Bab 61 Gambaran Yang Hangat (2)
- Chapter 62 Kecewa
- Chapter 63 Sebuah Lelucon
- Chapter 64 Perbedaan Derajat Dan Status Seseorang
- Chapter 65 Otak Kamu Sudah Bermasalah(1)
- Chapter 65 Otak Kamu Sudah Bermasalah (2)
- Bab 66 Ide Memulai Bisnis (1)
- Bab 66 Ide Memulai Bisnis (2)
- Bab 67 Hidup Tidak Memiliki Jalan Untuk Melihat Ke Belakang
- Bab 68 Peraturan
- Bab 69 Nada Bicara Seorang Istri
- Bab 70 Pengecut Yang Rendah Diri
- Bab 71 Terkagum
- Bab 72 Hujan yang Dibawa Angin
- Bab 73 Aku Suka Padamu
- Bab 74 Surga Hingga Neraka
- Bab 75 Gadis Yang Tenang
- Bab 76 Sederhana Dan Bahagia
- Bab 77 Wangi Yang Asing
- Bab 78 Rapat Meja Bundar
- Bab 79 Bahagia Diatas Penderitaan Orang Lain
- Bab 80 Menaruh Jebakan
- Bab 81 Kepantasan Untuk Berjuang Bersamanya
- Bab 82 Artis Mendatang
- Bab 83 Aku Tidak Dilahirkan
- Bab 84 Menghasilkan Uang Barulah Jalan Raja
- Bab 85 Hasil Dari Kerja Keras
- Bab 86 Saya Telah Bercerai
- Bab 87 Bunga Melayang Pergi Bersama Angin
- Bab 88 Bencana Sudah Dekat
- Bab 89 Aku Lupa Ingatan
- Bab 90 Perasaan Hangat
- Bab 91 Halo, Mantan Istri!
- Bab 92 Saling Berhadapan
- Bab 93 Menyelamatkan Suami yang Jauh
- Bab 94 Tidak Saling Berhutang
- Bab 95 Keinginan Akan Kekuatan
- Bab 96 Sampai Disini
- Bab 97 Kemudian
- Bab 98 Pengorbanan Masa Muda
- Bab 99 Kita Yang Egois
- Bab 100 Mabukkan Dia
- Bab 101 Menahan
- Bab 102 Sikap Lembut yang Tiba-Tiba
- Bab 103 Memilih Kebebasan
- Bab 104 Parafrase
- Bab 105 Kecoak
- Bab 106 Brandon Li
- Bab 107 Menyerang Lebih Dulu
- Bab 108 Kencan Buta
- Bab 109 Kamu Adalah Pria Yang Baik
- Bab 110 Natasha Xie
- Bab 111 Kami Semua Adalah Makhluk Yang Aneh
- Bab 112 Akan Jauh Dari Mereka
- Bab 113 Harapan Sederhana
- Bab 114 Membuka Hati
- Bab 115 Martabat Tinggi dan Rendah
- Bab 116 Dia Pergi
- Bab 117 Cinta yang Sempurna
- Bab 118 Melangkah Ke Depan
- Bab 119 Hubungan Di Antara Kami
- Bab 120 Aku Yang Sangat Tidak Setia
- Bab 121 Belenggu
- Bab 122 Jangan Pergi
- Bab 123 Tetesan Air Mata Surga
- Bab 124 Sebuah Noda Merah
- Bab 125 Rumor
- Bab 126 Pujian
- Bab 127 Mengambil Kembali Daerah
- Bab 128 Cinta Lebih Kejam
- Bab 129 Hari Yang Istimewa
- Bab 130 Menjaga Gengsinya
- Bab 131 Nona Muda
- Bab 132 Jarak yang Sulit Dilampaui
- Bab 133 Kehidupan Yang bebas
- Bab 134 Cinta Bisa Membuat Orang Gila
- Bab 135 Api dan Es
- Bab 136 Meninggalkan Acara
- Bab 137 Pilihan Jim Tan
- Bab 138 Selamat Tinggal Steven Liu
- Bab 139 Pendanaan
- Bab 140 Dasar Berbisnis
- Chapter 141 Khayalan
- Bab 142 Makhluk Sensitif
- Bab 143 Wanita yang Aktif
- Bab 144 Yun Chuan Network
- Bab 145 Aku Yang Berada Dalam Kerumunan Orang
- Bab 146 Aku Tidak Memahami Dia
- Bab 147 Melihat Bunga Dalam Kabut
- Bab 148 Memberhentikan Aku ?
- Bab 149 Mereka Tidak Suka Sama Aku
- Bab 150 Pengadilan
- Bab 151 Menjilat
- Bab 152 Menanggung
- Bab 153 Rapat Selesai
- Bab 154 Kecelakaan Alicia Fang?
- Bab 155 Peduli
- Bab 156 Keragu-raguan
- Bab 157 Sebuah Mimpi
- Bab 158 Ayah Peyton Luo
- Bab 159 Penguasa
- Bab 160 Lanfang Technology
- Bab 161 Pertikaian Hebat
- Bab 162 Pengkhianat
- Bab 163 Berita Buruk yang Berturut-turut
- Bab 164 Melewati Lautan Api dan Air
- Bab 165 Mulut berbahaya
- Bab 166 Bermuka Dua
- Bab 167 Jeremy Fang
- Bab 168 Tidak Tahu Malu
- Bab 169 Kebenaran Yang Mengejutkan
- Bab 170 Menggali Lubang
- Bab 171 Usulan
- Bab 172 Berpegang Teguh Pada Prinsip
- Bab 173 Iming-iming
- Bab 174 Hubungan Pertemanan Lama
- Bab 175 Malam yang Memabukkan
- Bab 176 Membalas dengan kebaikkan
- Bab 177 Musibah Yang Membawa Keberuntungan
- Bab 178 Aku Ingin Menjalin Hubungan Denganmu
- Bab 179 Kedudukan Yang Penting di Hatinya
- Bab 180 Sangat Tidak Jujur
- Bab 181 Titik Kelemahan
- Bab 182 Vincent Lu
- Bab 183 Partner
- Bab 184 Aku Tidak Takut Pada Mereka
- Bab 185 Struktur
- Bab 186 Mengundurkan Diri
- Bab 187 Ciuman
- Bab 188 Untuk Selama-lamanya
- Bab 189 Sophia Zheng
- Bab 190 Masih Tetap Cerah Merah
- Bab 191 Datangnya Masalah
- Bab 192 Gosip
- Bab 193 Berhati Dingin
- Bab 194 Aku Merindukanmu
- Bab 195 Tidak Sengaja Mengetahui
- Bab 196 Villa di Kaki Bukit
- Bab 197 Orang Tua
- Bab 198 Seorang Pembohong
- Bab 199 Membangkitkan Emosi
- Bab 200 Menikah
- Bab 201 Keluarga Li
- Bab 202 Mengumumkan Cinta
- Bab 203 Peringatan dari Jeremy Fang
- Bab 204 Bisnis Pertama
- Bab 205 Panjat Jabatan
- Bab 206 Korban Keuntungan
- Bab 207 Dimakan Emosi
- Bab 208 Demam?
- Bab 209 Dia Telah Pergi
- Bab 210 Buku Catatan Pasien
- Bab 211 Tidak Bertenaga
- Bab 212 Danau Pujiang
- Bab 213 Selesai Sampai Di Sini?
- Bab 214 Hujan Di Musim Gugur Dingin
- Bab 215 Ketegasan Alicia Fang
- Bab 216 Ayo Kita Putus
- Bab 217 Pergi
- Bab 218 Tidak Mampu menanggungnya
- Bab 219 Melarikan diri
- Bab 220 Mendapatkannya Adalah Keberuntunganku, Bila Tidak Itu Adalah Takdir
- Bab 221 Keuntungan Yun Chuan
- Bab 222 Pinjaman
- Bab 223 Negosiasi Penyelidikan
- Bab 224 Membicarakan Kejatuhan
- Bab 225 Dia adalah Danielle Xia
- Bab 226 Mengapa Harus Berpisah?
- Bab 227 Pembicaraan Keputusan yang Kedua
- Bab 228 Berpendirian Tidak Tetap
- Bab 229 Danielle Xia Datang Bertamu
- Bab 230 Rekan Kerja
- Bab 231 Elva An
- Bab 232 Resiko Dan Keuntungan
- Bab 233 Kecelakaan
- Bab 234 Berita Baik
- Bab 235 Persiapan
- Bab 236 Pembiayaan Sukses
- Bab 237 Kesedihan Yang Samar Samar
- Bab 238 Bertumbuh
- Bab 239 Berharap Wanita itu Masih Sama Seperti yang Dulu
- Bab 240 Kecantikan Gadis Yang DIngin
- Bab 241 Pukul Sampai Matipun Tidak Akan Mengatakannya
- Bab 242 Takdir Adalah Kebetulan
- Bab 243 Qing He Media
- Bab 243 Status Sosial Buih
- Bab 244 Berpikiran Tidak-Tidak
- Bab 246 Hentai
- Bab 247 Ketakutan
- Bab 248 Dua Tiang Pilar
- Bab 249 Tukang Intip
- Bab 250 Mereka Semua Suka Padaku
- Bab 251 Lawan
- Bab 252 Merencanakan Lebih Awal
- Bab 253 Perempuan Tua
- Bab 254 Dia Adalah Prioritasmu Yang Ke Berapa
- Bab 255 Cinta Sejati
- Bab 256 Tiba Sesuai Jadwal
- Bab 257 Berunding
- Bab 258 Pesta Perayaan
- Bab 259 Tidak Terjadi Apa-apa Di Antara Kita
- Bab 260 Pindah Untuk Tinggal Kembali.
- Bab 261 Bertemu Elva An Lagi.
- Bab 262 Mengawasi Danielle Xia.
- Bab 263 Bayangan Danielle Xia.
- Bab 264 Jeffrey Cheng Dan Lauren Luo.
- Bab 265 Matanya Yang Tersenyum.
- Bab 266 Lain di Mulut Lain di Hati
- Bab 267 Teleskop
- Bab 268 Mengintip Danielle Xia
- Bab 269 Apakah Kamu Menyukainya Sekarang?
- Bab 270 Keanehan Vincent Lu
- Bab 271 Permulaan Sedikit Demi Sedikit
- Bab 272 Bertemu Danielle Xia
- Bab 273 Kenalkan Padaku Teman Pria
- Bab 274 Pemilik Gedung
- Bab 275 Patricia Mi
- Bab 276 Bertengkar
- Bab 277 Dia Adalah Wanita Paling Cantik Yang Pernah Aku Temui
- Bab 278 Secantik Alicia Fang
- Bab 279 Bertemu Dia Lagi
- Bab 280 Nyali Untuk Mengulangi Kalimat Ini Lagi
- Bab 281 Aku Sedang Mengejar Seseorang
- Bab 282 Kebenaran
- Bab 283 Kakak Beradik
- Bab 284 Kecantikan, Kemampuan, dan Kekayaan
- Bab 285 Kekasih
- Bab 286 Keraguan.
- Bab 287 Memesan Delivery
- Bab 288 Cinta Yang Pemberani
- Bab 289 Kepergian Alicia Fang
- Bab 290 Elipsis Yang Tidak Lengkap
- Bab 291 Taman Rekreasi Youhu
- Bab 292 Hal Yang Disembunyikan Vincent Lu
- Bab 293 Patricia Mi Diselingkuhi
- Bab 294 Patricia Mi Yang Dewasa
- Bab 295 Cinta Danielle Xia
- Bab 296 Suara Kemarahan Jim Tan
- Bab 297 Perawatan Elva An
- Bab 298 Charles Mi Ayah Patricia Mi
- Bab 299 Tekad Patricia Mi
- Bab 300 Beri Aku Uang Sewa Sebesar Seratus Juta Lagi
- Bab 301 Membeli Pembalut Lagi?
- Bab 302 Merawat Patricia Mi
- Chapter 303 Pergi Bertemu Charles Mi
- Chapter 304 Hubungan Antara Ayah dan Putrinya
- Chapter 305 Terjadi Suatu Hubungan
- Chapter 306 Hotel Feng Lin
- Chapter 307 Menjadi Runtuh
- Bab 308 Perusahaan Yang Krisis.
- Bab 309 Hari Khusus.
- Bab 310 Pernikahaan Danielle Xia
- Bab 311 Tahun Itu Cinta Yang Terlewatkan
- Bab 312 Raut Muka Sophia Zheng
- Bab 313 Patricia Mi Hilang?
- Bab 314 Sebenarnya Ulah Siapa
- Bab 315 Aku Ingin Pergi Bekerja
- Bab 316 Pidato Bos Wanita
- Bab 317 Menghibur Patricia Mi
- Bab 318 Nico Li Telah Berubah
- Bab 319 Telah Ditanda tangan
- Bab 320 Ada Orang Merundung Elva An?
- Bab 321 Yang Dimaksud Dengan Rasa Kemanusiaan
- Bab 322 Malam Ini Semua Pengeluaran Di Bayar Oleh Prince Zhao!
- Bab 323 Pablo Chen
- Bab 324 Prince Zhao Memiliki Permintaan
- Bab 325 Apakah Itu Menakjubkan Memiliki Banyak Uang?
- Bab 326 Metode Pemasaran Jeffery Cheng
- Bab 327 Paula Jiang Meninggal
- Bab 328 Hati Patricia Mi, Sikapku
- Bab 329 Yun Ning Technology
- Bab 330 Danielle Xia Belum Menikah!
- Bab 331 Nico Li Si Penjahat Berat
- Bab 332 Hubungan Rusak Sulit Diperbaiki
- Bab 333 Botak, Lepaskan Wanita Itu
- Bab 334 Perkelahian
- Bab 335 Telepon Dari Vincent Lu
- Bab 336 Aku Adalah Seorang Bajingan
- Bab 337 Kepala Di Botak!
- Bab 338 Hati Vincent Lu
- Bab 339 Kunjungan Nico Li
- Bab 340 Rencana Untuk Menghadapi Nico Li
- Bab 341 Cinta Yang Melengkapi
- Bab 342 Makan Hotpot
- Bab 343 Kehidupan Pablo Chen
- Bab 344 Hati Elva An
- Bab 345 Kunjungan Ibu dan Ayah
- Bab 346 Kota Kecil Milik Orang Lokal
- Bab 347 Rahasia Patricia Mi
- Bab 348 Pengakuan Patricia Mi
- Bab 349 Menerima Patricia Mi
- Bab 350 Rencana Baru Perusahaan
- Bab 351 Pertemuan Bisnis Di Atas Meja Perjamuan
- Bab 352 Tempat Iklan Yang Diperebutkan
- Bab 353 Kemahiran Patricia Mi!
- Bab 354 Krisis Yang Tiba-tiba
- Bab 355 Kelembutan Patricia Mi
- Bab 356 Dyson Meminjam Uang
- Bab 357 Sebuah Surga
- Bab 358 Bertemu Paula Jiang Lagi
- Bab 359 Berkumpul Bersama
- Bab 360 Kebenaran Dari Masalah
- Bab 361 Masa Muda Yang Telah Berlalu
- Bab 362 Loser Lulusan Dari Universitas Ternama
- Bab 363 Fanny Hao Pergi Atau Menetap.
- Bab 364 Danielle Xia Kembali.
- Bab 365 Menjemput Di Bandara
- Bab 366 Danielle Xia Yang Angkuh
- Bab 367 Proyek Baru Yang Dijiplak
- Bab 368 Pengkhianat Perusahaan
- Bab 369 Debbie Xia
- Bab 370 Kalimat Iklan Perusahaan
- Bab 371: Mencari Mata mata
- Bab 372 Jordan Wang
- Bab 373 Munculnya Mata-mata
- Bab 374 Persyaratan Zack
- Bab 375 Kedatangan Elva An
- Bab 376 Saran dari Elva An
- Bab 377 Memaksa Fanny Huo untuk Menyerah
- Bab 378 Membujuk Fanny Huo
- Bab 379 “Makan Malam Mewah” untuk Jordan Wang
- Bab 380 Mencari Danielle Xia Lagi?
- Bab 381 Pertemuan di Taman Danau
- Bab 382 Danau dan Laut
- Bab 383 Kenangan Danielle Xia
- Bab 384 Meminta Bantuan Danielle Xia
- Bab 385 Memberikan Masker Untuk Debbie Xia
- Bab 386 Bantuan Debbie Xia
- Bab 387 Volume Transaksi Yang Tak Terduga
- Bab 388 Menjemput Patricia Mi Pulang
- Bab 389 Mencari Sutradara Gemuk Membuat Video
- Bab 390 Pengakuan Glorian Su
- Bab 391 Surat Pengacara
- Bab 392 Charles Mi Mentraktir
- Bab 393 Tunangan!
- Bab 394 Proyek Bernilai Milyaran
- Bab 395 Pria Yang Sudah Menikah
- Bab 396 Kawin Lari
- Bab 397 Danielle Xia Kamu Di Mana?
- Bab 398 Pijakan Yun Chuan
- Bab 399 Bayangan Yang Hilang
- Bab 400 Percakapan Danielle Xia
- Bab 401 Kamu Akan Menjadi Milikku
- Bab 402 Bukti Kriminal Yang Berasal Dari Keluarga Li
- Bab 403 Kantor Polisi Yang Aneh
- Bab 404 Rahasia Dyson
- Bab 405 Pertarungan Terakhir (Akhir)