The Winner Of Your Heart - Bab 337 Kepala Di Botak!

Tanpa sadar, hanya mendengar suara alarm ponsel, aku membuka mata dengan bingung, masih ada setengah jam dari tiket.

Tiba-tiba tersadar, dan bergegas turun dari tempat tidur, ketika aku naik pesawat, aku merasa bahwa seluruh tubuh melayang, karena gravitasi sudah tidak ada, dan hatiku juga tidak terfokus. Saat aku datang terombang ambing, banyak penyesalan, saat pergi terombang-ambing, malah menjadi tidak ada kekhawatiran, mungkin, perjalanan ke Nanning kali ini, sangat banyak membantuku, dan membiarkan ku banyak melihat dan melepaskan.

Penyesalan yang ada di dalam hati, sampai disini sudah tidak tersisa lagi, sebaliknya, aku punya lebih banyak keberuntungan. Untung ada yang menyebutkannya bajingan, ada yang menyuruhnya pergi, ada yang benar benar melepaskan tangan mereka, seperti ini, bahkan jika aku mencintai satu orang baru,tanpa ragu, dan tanpa malu lagi.

Kota Bin ke Nanning sangat dekat, aku telah berada di dua tempat ini dalam satu tahun terakhir, ketika aku sampai ke Kota Bin, kehidupan malam baru saja dimulai.

Tetapi hari ini aku benar-benar tidak berminat untuk bermain, aku naik taksi pulang ke tempatku, mengambil kunci membuka pintu, malah mencium bau yang akrab.

Setelah beberapa saat, aku menemukan Patricia Mi tinggal disini.

Dia sepertinya menganggap ini sebagai rumahnya sendiri, sepatu, kaus kaki, dan bahkan pakaian dalam yang kotor dilemparkan ke ruang cuci, aku sebenarnya sakit kepala, masih harus membersihkannya, mungkin suaraku sedikit lebih besar, dia mendengar suara pintu terbuka, saat melihatku tiba tiba menyerbuku, “ Kamu, kamu akhirnya kembali!” Selesai berkata mengelus wajahku.

Hatiku sedikit manis, tidak mengatakan apa pun.

Dia sepertinya sudah memperhatikan kepalaku, menyentuhnya dengan tangan, kemudian bertanya dengan khawatir, “Kamu, ada apa denganmu, bagaimana bisa ada perban sebesar ini yang melingkari kepalamu, ah, masih ada darah.” Setelah diu terkejut, bergegas ingin menelpon.

“Apa yang kamu lakukan?” Aku sedikit terkejut.

“Memanggil ambulan, ada darah di kepalamu.”

“Tidak perlu, tidak apa-apa, luka itu, belum sembuh wajar kalau berdarah.” Aku mengambil ponselnya, gadis tengik ini tampaknya tidak percaya padaku.

“Kamu, kamu kenapa membuatnya menjadi seperti ini, ketika pergi baik baik saja, kembali sudah seperti ini, jangan jangan kamu berkelahi dengan orang lain?” Dia menatapku curiga membuatku tidak nyaman, memang, aku berkelahi dengan orang lain, dan juga kalah berkelahi.

“Masalah kecil, oh benar, kamu segera istirahat dan tidur, besok aku harus pergi bekerja di perusahaan.” aku mendesaknya untuk kembali ke kamar, tetapi dia masih diam di tempat yang sama.

“Apa yang kamu lakukan?” Tanyaku pelan.

Dia cemberut, tampak sangat tidak puas, “Kamu belum menyentuhku selama setengah bulan.”

Aku terdiam, dalam sekejap hati terasa kering, tetapi segera menahan api jahat di hatiku. Aku mencoba menenangkan diri, mengatakan pada diri dengan jelas, jika aku tidak memberinya hati di masa depan, jangan menodai tubuhnya. Meskipun dia terlihat sangat rapuh, lembut dan menawan. Namun aku masih dengan kuat menahannya, sambil menghardik berkata, “ Gadis tengik apa yang kamu pikirkan, aku beberapa hari ini sudah kelelahan, dan lagi kamu lihat kepalaku masih berdarah, kamu tidak takut aku akan tiba tiba mati diatas tubuhmu.”

Dia mencibir, mengatakan sesuatu yang hampir membuatku muntah darah.

“Aku, aku bisa duduk, bergerak sendiri .....” Selesai berkata, dia tidak berani menatapku, membenamkan kepalanya di pelukanku, tidak mengeluarkan suara sama sekali.

Kata-katanya membuatku memiliki reaksi fisiologis dalam sekejap, dan kekuatan yang tertahan langsung runtuh satu lapis, aku tahu, aku masih mencoba bertahan. Asalkan pria normal, tidak ada yang bisa menahan godaan seperti ini, apalagi menurutnya kami akan segera menikah, hal semacam ini juga merupakan hubungan normal suami istri.

Meskipun semua jenis petunjuk yang terang terangan maupun tidak sudah ditunjukkan padaku, aku bis menerimanya, tidak apa apa, tetapi benang yng ada dihati, masih terhubung, takutnya jika putus, akan terbang jauh.

Aku memikir mikirkannya lebih baik menggelengkan kepala, “Gadis bodoh, kamu istirahatlah, aku benar-benar lelah, oke?” Aku benar-benar tidak tahu menggunakan alasan apa untuk menolaknya, mungkin ketika aku memutuskan untuk menolak itu sudah tidak manusiawi, lagipula, permintaan seperti itu bisa ditolak, di dunia ini memang jarang dijumpai.

Matanya penuh kehilangan, sepertinya ada sesuatu yang ingin dikatakan kepadaku, tetapi takut aku tidak setuju, lalu tidak membuka mulut.

Tiba-tiba aku merasa setelah gadis ini bersamaku, sepertinya perlahan menjadi orang lain. Dibandingkan dengan kesombongan sebelumnya, dia lebih seperti seorang wanita, dan lagi dia lebih mengerti lebih peduli akan orang-orang. Perasaan peduli akan orang lain, benar-benar sangat nyaman. Jika aku bisa bertemu dengannya lebih cepat, mungkin ... lupakan saja, mungkin tidak ada kemungkinan seperti itu.

Dia berbalik untuk memasuki ruangan, tetapi masih memutar kepala menatapku sekilas, dengan sedikit sedih dan memohon, “Kamu, bisakah kamu menemaniku tidur malam ini, aku sendirian, sedikit takut.”

Sudah pada titik ini, jika aku menolak permintaan ini, mungkin dia benar-benar akan sedih sembarangan mikir. Setelah memikirkannya, aku berkata, “Kalau begitu aku mandi dulu, bdanku bau desinfektan, rasanya sangat membuat orang mual.”

Dia sedikit penasaran, “Mual?”

Aku melambaikan tangan, “Jangan hiraukan hal ini, pergi tidur dulu, aku akan datang nanti.”

“Oh, oke, aku tunggu kamu.” Patricia Mi senang seperti anak kecil, melompat lompat masuk ke kamar.

Aku menyentuh luka di kepalaku, menyalakan air panas, melepas pakaian kotor, dan perlahan membuka ikatan perban yang melilit dikepala, ada beberapa obat cair di atasnya, dan baunya sangat bau. Bau rumah sakit, aku tidak pernah ingin mencium bau ini untuk kedua kalinya dalam hidupku, karena, pandangan mata orang-orang itu, akan benar-benar membuat orang muntah. Aku melihatnya pasti akan mual.

Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku, tetapi rasanya sangat nyaman di bawah air panas, noda darah kering tempel di rambut, sekarang sudah lewat satu atau dua hari, dan sudah mengeras. Setelah memikirkannya, aku lebih baik mencari pisau cukur, dan di depan cermin rias mencukur habis rambutku.

Ini baru kelihatan, ada dua bekas luka di bagian atas kepala, dan itu tidak terlihat terlalu dalam, tidak ada jahitan, ini juga termasuk sedikit keberuntungan. Tampaknya sangat tidak mungkin menemukan seseorang yang melakukan ini semua, setelah kalah masuk rumah sakit, yang menang mungkin harus pergi ke kantor untuk menjelaskan.

Namun melihat diriku yang di cermin, aku merasa sedikit lucu, bayangan kepala botak, semakin dilihat semakin mirip botak malam itu, aku tertawa ketika memikirkannya. Dipikir pikir masih harus berterima kasih kepada lelaki botak itu, jika bukan karena dia aku tidak akan masuk rumah sakit, jika aku tidak pergi ke rumah sakit, aku tidak akan tahu akan hal seperti ini. Menggelengkan kepalanya, lalu menyentuh lukanya, masih sedikit sakit.

Setelah mandi singkatnya, aku mengenakan pakaian bersih dan memasuki kamar.

Patricia Mi menatapku dengan terkejut, sepertinya tidak mengerti mengapa aku membuat diriku botak.

“Aku, aku pikir kamu mencukur kumis.” Tapi dia segera memikirkan lukaku, dan memahaminya, “Bisakah kamu membiarkan aku melihat lukamu?”

“Cih, kau tahu apa,aku ini mencukur rambutku, sejak saat ini aku adalah seorang biarawan, aku beritahu kamu, sebelum rambutku panjang, aku tidak bisa menyentuh wanita.” Sambil berkata, aku sambil menundukkan kepala, dia menyentuh luka ku dengan lembut, dengan nada pelan bertanya, “Apakah sakit?”

Hatiku terasa sangat hangat, mengangguk kepala, “Karena ini luka, tidak mungkin tidak sakit.” Namun, dibandingkan dengan yang ada di hatiku, aku merasa ini bukan apa apa.

Patricia Mi menatapku dengan tenang, tidak mengatakan apa-apa.

Tiba-tiba aku mulai memikirkannya, Benarkah, aku sungguh memikirkan ini adalah luka yang diberikan oleh Alicia Fang kepadaku? Atau, haruskah aku membencinya sekarang?

Setiap orang punya caranya sendiri, mungkin dia hanya ingin mengejar kebahagiaannya sendiri. Yang dia katakan tidak salah, aku tidak bisa memberinya masa depan, dia dan Vincent Lu bersama juga bukan masalah, juga tidak perlu merasa bersalah padaku. Dia juga pernah bersamaku, juga pernah mengharapkanku, tetapi pada akhirnya aku tidak mengambil tangannya, aku seharusnya mendoakannya, bukan seperti sekarang, membencinya.

Mungkin aku hanya benci karena dia tidak memberitahuku, membencinya karena membiarkanku berpikir bahwa kami mungkin bisa kembali seperti dulu, membencinya karena membiarkan Vincent Lu menjadi ban cadangan. Aku benci perasaan ini, perasaan kotor, membuatku merasa sangat tidak nyaman.

Jika aku melihatnya lagi di lain waktu, aku seharusnya memberkatinya, atau apakah harus berpura pura membencinya?

Novel Terkait

That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu