The Winner Of Your Heart - Bab 216 Ayo Kita Putus
Melihat pesan Lauren Luo, aku hampir meloncat dari kasur, berpakaian, cuci muka seadanya lalu bergegas keluar.
Langit masih turun hujan, hujan sudah lebih reda dari kemarin, bahkan hanya kadang-kadang turun.
Aku datang ke Yufei, saat sedang bejalan cepat menuju pintu besar, tiba-tiba ada sesosok berpakaian seragam di hadapanku, menghadang jalan.
“Permisi, selain pegawai perusahaan dilarang masuk.” Orang tersebut berkata dengan tenang.
Aku tertegun, mengangkat kepala melihat, menyadari sosok di depanku itu bukan petugas keamanan yang dulu, melainkan sebuah wajah yang asing.
Lagipula dulu hanya ada satu petugas keamanan di depan pintu saja, sekarang ada dua orang, bahkan semuanya wajah yang baru, satu diantaranya memegang ponsel melihat-lihat, lalu melirikku sebentar menilai, lalu dia berjalan ke depanku, dengan muka tanpa ekspresi melihatku.
Aku merasa firasat yang tidak enak, namun dengan sopan berkata : “Aku mencari Lauren Luo bagian penjualan, aku mendaftar dulu.”
“Maaf.” Petugas keamanan yang di belakang maju selangkah ke depan, dengan dingin berkata : “Hari ini perusahaan tidak menerima kunjungan, anda tidak dapat masuk.”
Aku kembali tertegun : “Tidak mungkin! Aku pernah bekerja di sini, perusahaan tidak pernah menolak tamu, bagaimana mungkin hari ini menolak?”
“Tidak bisa ya tidak bisa, bagaimanapun kamu tidak dapat masuk, cepat pergi.” Orang tersebut melambaikan tangan dengan tidak sabar.
Mendengar perkataannya, aku mengerutkan alis, sepertinya tidak menerima kunjungan, hanyalah untukku saja.
Aku ingin memaksa masuk, tapi kedua petugas perusahaan di depan mata ini bertubuh tinggi dan kekar, sangat jelas tidak bersahabat, kalaupun memaksa tidak akan ada keuntungan apapun.
Ditambah lagi, bila memang memaksa, kira-kira aku akan masuk perangkapnya, kalau tidak dipukul, kalau tidak dimasukkan ke kantor polisi.
Akhirnya aku menahan diri, melihat kedua petugas keamanan itu dengan dingin, lalu berbalik berjalan keluar pintu gerbang, sambil mengeluarkan ponsel menelepon Danielle Xia.
Ponselnya sudah tersambung, tapi dia tidak mengangkat teleponku.
Setelah menelepon beberapa kali, aku pun menyerah tidak berdaya, membuka Wechat mengirim beberapa pesan padanya, memberitahunya aku menunggunya di depan pintu perusahaan.
Lalu aku sampai dan duduk di bawah pohon sebelah pintu keluar, aku mengeluarkan dan merayakan rokok, mengisap dengan diam.
Danielle Xia pasti melihat pesan Wechatku, tidak tahu apakah dia akan keluar, namun bagaimanapun aku akan di sini menunggunya, sampai dia pulang kerja, entah berjalan ataupun menyetir, akan melewati depan mataku.
Sekarang jam 10 pagi lebih, biasanya dia makan siang di dalam perusahaan, sangat mungkin aku harus menunggu sampai jam 6 sore.
Namun aku tidak takut, asal aku bisa bertemu dengannya.
Hujan di musim gugur, sangat sedikit ada orang di jalan, kadang ada orang yang memegang payung lewat, mereka melihat aku yang duduk di bawah pohon dengan ingin tahu .
Meskipun daun pohon di atasku cukup rimbun, tapi masih ada titik air yang jatuh melalui daun, jatuh di atas tubuhku.
Waktu berjalan dengan lambat, saat bajuku sudah basah kuyup, akhirnya melihat kerumunan orang berjalan keluar dari gedung Yufei, waktu pulang kerja di siang hari sudah tiba.
Aku buru-buru bangkit, melihat lekat ke arah pintu keluar parkir.
Tidak berapa lama, sebuah mobil putih tiba-tiba keluar dari tempat parkir, itu adalah BMW putih milik Danielle Xia.
Aku buru-buru pergi menghadang di tengah jalan, merentangkan kedua tangan, sambil meneriakkan nama Danielle Xia.
Mobil BMW pelan-pelan memelankan kecepatan, berhenti tepat di depan kedua kakiku, melalui kaca, aku melihatnya yang duduk di kursi pengemudi.
Tapi, dia memakai kacamata hitam, aku tidak melihat sepasang mata yang indah itu, hanya
melihat separuh wajah yang dingin itu.
Aku buru-buru memutari kepala mobil, ingin berjalan ke samping pintu pengemudi ingin berbicara kepadanya.
Namun, baru saja aku memutari kepala mobil, mobil BMW itu tiba-tiba menyala, dengan deruan yang besar melaju dari sampingku, dan melesat ke arah jalan.
Saat itu, aku tertegun, aku berdiri di tempat dengan terkejut, melihat mobil BMW putih itu menghilang di dalam hujan.
Dia pergi, tidak menungguku menjelaskan.
Aku berdiri dengan terkejut, ada perasaan sedih yang tidak bisa diungkapkan di dalam hati, jiwaku seperti dibawa pergi oleh mobil tersebut, sakit dengan kehilangan jiwa.
Air hujan melayang di dalam angin musim gugur, aku berdiri gemetar di dalam hujan, seakan kehilangan rasa terhadap hujan yang dingin dan orang-orang di sekitar.
Tidak tahu berapa lama berlalu, ponsel di tanganku tiba-tiba berbunyi, ada pesan masuk.
Aku mengankat ponsel dengan kebal, di bar layar pemberitahuan di layar muncul gambar profil Wechat Danielle Xia di bawahnya ada sebaris kata :
“Kita putus, maafkan aku!”
Saat itu, seperti tersambar oleh petir di hujan musim gugur, kepalaku muncul bunyi gemuruh, selanjutnya hanya kosong.
Hati yang sudah sedih, seperti tiba-tiba tertusuk sebilah pisau, membuatku sakit sampai tidak bisa bernapas.
Sakit yang tiba-tiba itu menguras kekuatanku, membuat tangan dan kakiku lemas, aku duduk tak bertenaga di tengah air hujan.
Aku tidak tahu apakah aku menangis, karena air hujan tidak berhenti mengalir di wajahku, seperti air mata menangis yang yang tidak habis.
Muncul beberapa kaki orang di sekelilingku, mereka adalah pejalan kaki, ada yang buru-buru dan tidak berhenti, ada yang berdiri di samping menunjuk-nunjuk.
Ada beberapa mobil yang lewat dengan cepat, menyipratkan genangan air di jalanan ke arahku, terkena ke wajahku, menambahkan banyak bekas air mata yang kotor.
Terhadap semuanya ini, aku tidak menghiraukannya.
Tapi, tidak lama kemudian aku tertarik oleh situasi yang aneh, semua orang-orang yang berkerumun di sekeliling mundur, sekerumunan orang berpakaian jas hitam muncul, mengelilingi aku sambil memegang payung, menatapku tanpa ekspresi.
Aku mengangkat kepala, menemukan wajah familiar di antara orang-orang berpakaian hitam itu.
Nico Li.
Dia menunduk melihatku, wajahnya masih mengeluarkan ekspresi rendah hati namun senyum yang percaya diri.
Awalnya aku mengira, bila melihat Nico Li, aku akan sangat marah, akan muncul pikiran ingin memukulnya.
Tapi kali ini, aku tidak bisa merasa sedikit amarah pun.
“Apa kabar Freddy Shen.” Dia berkata sambil tersenyum.
Aku tidak mood untuk memedulikannya, hanya kembali menatap tanah.
Nico Li tiba-tiba berjongkok, orang berpakaian hitam di belakangnya buru-buru merendahkan payungnya, menutupi kepalanya.
“Freddy Shen, kedengarannya beberapa hari ini kamu melaluinya tidak baik.”
Tentang dia yang jelas-jelas sudah tahu namun masih bertanya, aku malas menjawabnya, namun sudah tidak sesedih seperti barusan, akhirnya aku bertumpu pada tanah, ingin bangkit berdiri.
Baru berdiri setengah, Nico Li tiba-tiba mengulurkan tangan, dengan kuat mendorong ke arah mukaku.
Aku tidak sempat menghindar, didorong olehnya, lalu kembali jatuh ke tanah.
Sudah tidak ada ekspresi rendah hati di wajah Nico Li, melainkan berubah menjadi bengis, mukanya berbelit jelek, melihatku dengan tatapan jahat, sambil berkata :
“Kamu ingin pergi kemana? Ha? Masih ingin mencari Danielle? Dengan kamu yang seperti ini, masih berani mencarinya?”
Aku tidak menjawabnya, juga tidak lagi mencoba bangun, melainkan melihat Nico Li dengan lekat.
Aku sangat ingin memukulnya.
Aku tahu dari awal dia adalah orang jahat, di kelilingi orang-orang yang berbaju hitam itu, orang lain tidak tahu apa yang terjadi, dia baru berani menunjukkan wajah aslinnya.
Melihatku tidak berbicara, Nico Li mengendus dengan dingin : “Kamu tahu karena siapa kamu bisa seperti ini?”
“Aku!” Tidak menunggu jawabanku, dia menunjuk pada dadanya,melanjutkan berkata : Siapa kamu? Berani-beraninya berebut Danielle denganku? Benar-benar ceroboh!”
Aku masih belum membuka mulut, hanya melihatnya dengan dingin.
Dia kontak mata denganku, beberapa saat kemudia dia tiba-tiba mengangkat tangan, dengan kuat ingin menamparku, sambil memaki dengan marah :
“Lihat apa kamu!”
Aku tahu hari ini aku tidak akan melalui dengan baik, tapi tidak kusangka dia bisa tiba-tiba memukul, saat aku menyadari, sudah tidak sempat menghindar, tamparan di mukaku.
Bunyi “Pak”, wajahku sakit pedas, telingaku juga berbunyi berdengung.
Tanpa ragu-ragu, aku meninju balik, Nico Li tidak mengira aku akan memukulnya, terkejut di tinju olehku di batang hidung.
Seiring teriakan Nico Li, kerumunan orang berbaju hitam itu mengamuk, mereka mengacungkan tinju ke arahku.
Aku tidak mengacuhkan orang-orang berbaju hitam itu, hanya menerjang tubuh Nico Li dengan bengis, satu tangan menekan lehernya, tangan lainnya meninju batang hidungnya dengan bengis.
Di Guangzhou, aku pernah memukul wajah seorang brengsek dengan cara ini, hari ini aku juga ingin memukul habis Nico Li.
Novel Terkait
Takdir Raja Perang
Brama aditioMy Tough Bodyguard
Crystal SongCinta Yang Terlarang
MinnieMy Lady Boss
GeorgeKembali Dari Kematian
Yeon KyeongUnperfect Wedding
Agnes YuPenyucian Pernikahan
Glen ValoraThe Winner Of Your Heart×
- Bab 1 Ketika Cinta Berlalu
- Bab 2 Cintaku, Telah Dijual
- Bab 3 Pria Cabul yang Tulus
- Bab 4 Memerintahku Dengan Tubuhmu
- Bab 5 Orang Kaya
- Bab 6 Kehidupan Yang Keras
- Bab 7 Skema Produk Baru
- Bab 8 Anak Emas
- Bab 9 Kejam
- Bab 10 Orang Yang Kesepian
- Bab 11 Membual
- Bab 12 Cinta Yang Hilang
- Bab 13 Hidup Sama Seperti Anjing
- Bab 14 Danielle Xia Sedang Dalam Bahaya
- Bab 15 Perkelahian
- Bab 16 Perubahan Rencana
- Bab 17 Danielle Xia yang Kejam
- Bab 18 Kamu Adalah Satu-satunya Yang Kucintai
- Bab 19 Menyanjung
- Bab 20 Penandatanganan Kontrak
- Bab 21 Aku Menang
- Bab 22 Glorian Su
- Bab 23 Aku Bersedia Menemanimu
- Bab 24 Tamu yang Tak Disangka
- Bab 25 Perpisahan yang Tidak Menyenangkan
- Bab 26 Bermasalah Dengan Orang Besar
- Bab 27 Cinta Membutakanku
- Bab 28 Dale An
- Bab 29 “Area Penjualan”
- Bab 30 Halangan
- Bab 31 Melamar?
- Bab 32 Menjaga Bentuk Badan
- Bab 33 Hal Yang Menakutkan
- Bab 34 Air Mata Mengalir Jatuh Seperti Air Hujan
- Bab 35 Masa Lalu Yang Tidak Akan Pernah Kembali
- Bab 36 Cinta Yang Terlahir Kembali
- Bab 37 Istri Putra Mahkota
- Bab 38 Pertemuan
- Bab 39 Sana Carilah Pacar
- Bab 40 Pikachu Yang Bahagia
- Bab 41 Gadis Di Sebelah Rumah
- Bab 42 Takdir
- Bab 43 Dia Adalah Sebuah Lukisan
- Bab 44 Nico Li
- Bab 45 Pemimpin Kecil
- Bab 46 Anjing Gila
- Bab 47 Untungnya Dia Jelek
- Bab 48 Membuka Saluran
- Bab 49 Masalah Yang Paling Sulit Untuk Dipecahkan
- Bab 50 Ahli Negosiasi
- Bab 51 Kesakitan Di Dalam Hati
- Bab 52 Tidak Menemukan Cara Lain
- Bab 53 Pikiran Buruk
- Bab 54 Halo, Kakak Ipar
- Bab 55 Sangat Serasi
- Bab 56 Mempelajari Tubuhnya
- Bab 57 Jimmy Wan
- Bab 58 CEO Creative Culture
- Bab 59 Nafsuku
- Bab 60 Teman Dekat Masa Kecil
- Bab 61 Gambaran Yang Hangat (1)
- Bab 61 Gambaran Yang Hangat (2)
- Chapter 62 Kecewa
- Chapter 63 Sebuah Lelucon
- Chapter 64 Perbedaan Derajat Dan Status Seseorang
- Chapter 65 Otak Kamu Sudah Bermasalah(1)
- Chapter 65 Otak Kamu Sudah Bermasalah (2)
- Bab 66 Ide Memulai Bisnis (1)
- Bab 66 Ide Memulai Bisnis (2)
- Bab 67 Hidup Tidak Memiliki Jalan Untuk Melihat Ke Belakang
- Bab 68 Peraturan
- Bab 69 Nada Bicara Seorang Istri
- Bab 70 Pengecut Yang Rendah Diri
- Bab 71 Terkagum
- Bab 72 Hujan yang Dibawa Angin
- Bab 73 Aku Suka Padamu
- Bab 74 Surga Hingga Neraka
- Bab 75 Gadis Yang Tenang
- Bab 76 Sederhana Dan Bahagia
- Bab 77 Wangi Yang Asing
- Bab 78 Rapat Meja Bundar
- Bab 79 Bahagia Diatas Penderitaan Orang Lain
- Bab 80 Menaruh Jebakan
- Bab 81 Kepantasan Untuk Berjuang Bersamanya
- Bab 82 Artis Mendatang
- Bab 83 Aku Tidak Dilahirkan
- Bab 84 Menghasilkan Uang Barulah Jalan Raja
- Bab 85 Hasil Dari Kerja Keras
- Bab 86 Saya Telah Bercerai
- Bab 87 Bunga Melayang Pergi Bersama Angin
- Bab 88 Bencana Sudah Dekat
- Bab 89 Aku Lupa Ingatan
- Bab 90 Perasaan Hangat
- Bab 91 Halo, Mantan Istri!
- Bab 92 Saling Berhadapan
- Bab 93 Menyelamatkan Suami yang Jauh
- Bab 94 Tidak Saling Berhutang
- Bab 95 Keinginan Akan Kekuatan
- Bab 96 Sampai Disini
- Bab 97 Kemudian
- Bab 98 Pengorbanan Masa Muda
- Bab 99 Kita Yang Egois
- Bab 100 Mabukkan Dia
- Bab 101 Menahan
- Bab 102 Sikap Lembut yang Tiba-Tiba
- Bab 103 Memilih Kebebasan
- Bab 104 Parafrase
- Bab 105 Kecoak
- Bab 106 Brandon Li
- Bab 107 Menyerang Lebih Dulu
- Bab 108 Kencan Buta
- Bab 109 Kamu Adalah Pria Yang Baik
- Bab 110 Natasha Xie
- Bab 111 Kami Semua Adalah Makhluk Yang Aneh
- Bab 112 Akan Jauh Dari Mereka
- Bab 113 Harapan Sederhana
- Bab 114 Membuka Hati
- Bab 115 Martabat Tinggi dan Rendah
- Bab 116 Dia Pergi
- Bab 117 Cinta yang Sempurna
- Bab 118 Melangkah Ke Depan
- Bab 119 Hubungan Di Antara Kami
- Bab 120 Aku Yang Sangat Tidak Setia
- Bab 121 Belenggu
- Bab 122 Jangan Pergi
- Bab 123 Tetesan Air Mata Surga
- Bab 124 Sebuah Noda Merah
- Bab 125 Rumor
- Bab 126 Pujian
- Bab 127 Mengambil Kembali Daerah
- Bab 128 Cinta Lebih Kejam
- Bab 129 Hari Yang Istimewa
- Bab 130 Menjaga Gengsinya
- Bab 131 Nona Muda
- Bab 132 Jarak yang Sulit Dilampaui
- Bab 133 Kehidupan Yang bebas
- Bab 134 Cinta Bisa Membuat Orang Gila
- Bab 135 Api dan Es
- Bab 136 Meninggalkan Acara
- Bab 137 Pilihan Jim Tan
- Bab 138 Selamat Tinggal Steven Liu
- Bab 139 Pendanaan
- Bab 140 Dasar Berbisnis
- Chapter 141 Khayalan
- Bab 142 Makhluk Sensitif
- Bab 143 Wanita yang Aktif
- Bab 144 Yun Chuan Network
- Bab 145 Aku Yang Berada Dalam Kerumunan Orang
- Bab 146 Aku Tidak Memahami Dia
- Bab 147 Melihat Bunga Dalam Kabut
- Bab 148 Memberhentikan Aku ?
- Bab 149 Mereka Tidak Suka Sama Aku
- Bab 150 Pengadilan
- Bab 151 Menjilat
- Bab 152 Menanggung
- Bab 153 Rapat Selesai
- Bab 154 Kecelakaan Alicia Fang?
- Bab 155 Peduli
- Bab 156 Keragu-raguan
- Bab 157 Sebuah Mimpi
- Bab 158 Ayah Peyton Luo
- Bab 159 Penguasa
- Bab 160 Lanfang Technology
- Bab 161 Pertikaian Hebat
- Bab 162 Pengkhianat
- Bab 163 Berita Buruk yang Berturut-turut
- Bab 164 Melewati Lautan Api dan Air
- Bab 165 Mulut berbahaya
- Bab 166 Bermuka Dua
- Bab 167 Jeremy Fang
- Bab 168 Tidak Tahu Malu
- Bab 169 Kebenaran Yang Mengejutkan
- Bab 170 Menggali Lubang
- Bab 171 Usulan
- Bab 172 Berpegang Teguh Pada Prinsip
- Bab 173 Iming-iming
- Bab 174 Hubungan Pertemanan Lama
- Bab 175 Malam yang Memabukkan
- Bab 176 Membalas dengan kebaikkan
- Bab 177 Musibah Yang Membawa Keberuntungan
- Bab 178 Aku Ingin Menjalin Hubungan Denganmu
- Bab 179 Kedudukan Yang Penting di Hatinya
- Bab 180 Sangat Tidak Jujur
- Bab 181 Titik Kelemahan
- Bab 182 Vincent Lu
- Bab 183 Partner
- Bab 184 Aku Tidak Takut Pada Mereka
- Bab 185 Struktur
- Bab 186 Mengundurkan Diri
- Bab 187 Ciuman
- Bab 188 Untuk Selama-lamanya
- Bab 189 Sophia Zheng
- Bab 190 Masih Tetap Cerah Merah
- Bab 191 Datangnya Masalah
- Bab 192 Gosip
- Bab 193 Berhati Dingin
- Bab 194 Aku Merindukanmu
- Bab 195 Tidak Sengaja Mengetahui
- Bab 196 Villa di Kaki Bukit
- Bab 197 Orang Tua
- Bab 198 Seorang Pembohong
- Bab 199 Membangkitkan Emosi
- Bab 200 Menikah
- Bab 201 Keluarga Li
- Bab 202 Mengumumkan Cinta
- Bab 203 Peringatan dari Jeremy Fang
- Bab 204 Bisnis Pertama
- Bab 205 Panjat Jabatan
- Bab 206 Korban Keuntungan
- Bab 207 Dimakan Emosi
- Bab 208 Demam?
- Bab 209 Dia Telah Pergi
- Bab 210 Buku Catatan Pasien
- Bab 211 Tidak Bertenaga
- Bab 212 Danau Pujiang
- Bab 213 Selesai Sampai Di Sini?
- Bab 214 Hujan Di Musim Gugur Dingin
- Bab 215 Ketegasan Alicia Fang
- Bab 216 Ayo Kita Putus
- Bab 217 Pergi
- Bab 218 Tidak Mampu menanggungnya
- Bab 219 Melarikan diri
- Bab 220 Mendapatkannya Adalah Keberuntunganku, Bila Tidak Itu Adalah Takdir
- Bab 221 Keuntungan Yun Chuan
- Bab 222 Pinjaman
- Bab 223 Negosiasi Penyelidikan
- Bab 224 Membicarakan Kejatuhan
- Bab 225 Dia adalah Danielle Xia
- Bab 226 Mengapa Harus Berpisah?
- Bab 227 Pembicaraan Keputusan yang Kedua
- Bab 228 Berpendirian Tidak Tetap
- Bab 229 Danielle Xia Datang Bertamu
- Bab 230 Rekan Kerja
- Bab 231 Elva An
- Bab 232 Resiko Dan Keuntungan
- Bab 233 Kecelakaan
- Bab 234 Berita Baik
- Bab 235 Persiapan
- Bab 236 Pembiayaan Sukses
- Bab 237 Kesedihan Yang Samar Samar
- Bab 238 Bertumbuh
- Bab 239 Berharap Wanita itu Masih Sama Seperti yang Dulu
- Bab 240 Kecantikan Gadis Yang DIngin
- Bab 241 Pukul Sampai Matipun Tidak Akan Mengatakannya
- Bab 242 Takdir Adalah Kebetulan
- Bab 243 Qing He Media
- Bab 243 Status Sosial Buih
- Bab 244 Berpikiran Tidak-Tidak
- Bab 246 Hentai
- Bab 247 Ketakutan
- Bab 248 Dua Tiang Pilar
- Bab 249 Tukang Intip
- Bab 250 Mereka Semua Suka Padaku
- Bab 251 Lawan
- Bab 252 Merencanakan Lebih Awal
- Bab 253 Perempuan Tua
- Bab 254 Dia Adalah Prioritasmu Yang Ke Berapa
- Bab 255 Cinta Sejati
- Bab 256 Tiba Sesuai Jadwal
- Bab 257 Berunding
- Bab 258 Pesta Perayaan
- Bab 259 Tidak Terjadi Apa-apa Di Antara Kita
- Bab 260 Pindah Untuk Tinggal Kembali.
- Bab 261 Bertemu Elva An Lagi.
- Bab 262 Mengawasi Danielle Xia.
- Bab 263 Bayangan Danielle Xia.
- Bab 264 Jeffrey Cheng Dan Lauren Luo.
- Bab 265 Matanya Yang Tersenyum.
- Bab 266 Lain di Mulut Lain di Hati
- Bab 267 Teleskop
- Bab 268 Mengintip Danielle Xia
- Bab 269 Apakah Kamu Menyukainya Sekarang?
- Bab 270 Keanehan Vincent Lu
- Bab 271 Permulaan Sedikit Demi Sedikit
- Bab 272 Bertemu Danielle Xia
- Bab 273 Kenalkan Padaku Teman Pria
- Bab 274 Pemilik Gedung
- Bab 275 Patricia Mi
- Bab 276 Bertengkar
- Bab 277 Dia Adalah Wanita Paling Cantik Yang Pernah Aku Temui
- Bab 278 Secantik Alicia Fang
- Bab 279 Bertemu Dia Lagi
- Bab 280 Nyali Untuk Mengulangi Kalimat Ini Lagi
- Bab 281 Aku Sedang Mengejar Seseorang
- Bab 282 Kebenaran
- Bab 283 Kakak Beradik
- Bab 284 Kecantikan, Kemampuan, dan Kekayaan
- Bab 285 Kekasih
- Bab 286 Keraguan.
- Bab 287 Memesan Delivery
- Bab 288 Cinta Yang Pemberani
- Bab 289 Kepergian Alicia Fang
- Bab 290 Elipsis Yang Tidak Lengkap
- Bab 291 Taman Rekreasi Youhu
- Bab 292 Hal Yang Disembunyikan Vincent Lu
- Bab 293 Patricia Mi Diselingkuhi
- Bab 294 Patricia Mi Yang Dewasa
- Bab 295 Cinta Danielle Xia
- Bab 296 Suara Kemarahan Jim Tan
- Bab 297 Perawatan Elva An
- Bab 298 Charles Mi Ayah Patricia Mi
- Bab 299 Tekad Patricia Mi
- Bab 300 Beri Aku Uang Sewa Sebesar Seratus Juta Lagi
- Bab 301 Membeli Pembalut Lagi?
- Bab 302 Merawat Patricia Mi
- Chapter 303 Pergi Bertemu Charles Mi
- Chapter 304 Hubungan Antara Ayah dan Putrinya
- Chapter 305 Terjadi Suatu Hubungan
- Chapter 306 Hotel Feng Lin
- Chapter 307 Menjadi Runtuh
- Bab 308 Perusahaan Yang Krisis.
- Bab 309 Hari Khusus.
- Bab 310 Pernikahaan Danielle Xia
- Bab 311 Tahun Itu Cinta Yang Terlewatkan
- Bab 312 Raut Muka Sophia Zheng
- Bab 313 Patricia Mi Hilang?
- Bab 314 Sebenarnya Ulah Siapa
- Bab 315 Aku Ingin Pergi Bekerja
- Bab 316 Pidato Bos Wanita
- Bab 317 Menghibur Patricia Mi
- Bab 318 Nico Li Telah Berubah
- Bab 319 Telah Ditanda tangan
- Bab 320 Ada Orang Merundung Elva An?
- Bab 321 Yang Dimaksud Dengan Rasa Kemanusiaan
- Bab 322 Malam Ini Semua Pengeluaran Di Bayar Oleh Prince Zhao!
- Bab 323 Pablo Chen
- Bab 324 Prince Zhao Memiliki Permintaan
- Bab 325 Apakah Itu Menakjubkan Memiliki Banyak Uang?
- Bab 326 Metode Pemasaran Jeffery Cheng
- Bab 327 Paula Jiang Meninggal
- Bab 328 Hati Patricia Mi, Sikapku
- Bab 329 Yun Ning Technology
- Bab 330 Danielle Xia Belum Menikah!
- Bab 331 Nico Li Si Penjahat Berat
- Bab 332 Hubungan Rusak Sulit Diperbaiki
- Bab 333 Botak, Lepaskan Wanita Itu
- Bab 334 Perkelahian
- Bab 335 Telepon Dari Vincent Lu
- Bab 336 Aku Adalah Seorang Bajingan
- Bab 337 Kepala Di Botak!
- Bab 338 Hati Vincent Lu
- Bab 339 Kunjungan Nico Li
- Bab 340 Rencana Untuk Menghadapi Nico Li
- Bab 341 Cinta Yang Melengkapi
- Bab 342 Makan Hotpot
- Bab 343 Kehidupan Pablo Chen
- Bab 344 Hati Elva An
- Bab 345 Kunjungan Ibu dan Ayah
- Bab 346 Kota Kecil Milik Orang Lokal
- Bab 347 Rahasia Patricia Mi
- Bab 348 Pengakuan Patricia Mi
- Bab 349 Menerima Patricia Mi
- Bab 350 Rencana Baru Perusahaan
- Bab 351 Pertemuan Bisnis Di Atas Meja Perjamuan
- Bab 352 Tempat Iklan Yang Diperebutkan
- Bab 353 Kemahiran Patricia Mi!
- Bab 354 Krisis Yang Tiba-tiba
- Bab 355 Kelembutan Patricia Mi
- Bab 356 Dyson Meminjam Uang
- Bab 357 Sebuah Surga
- Bab 358 Bertemu Paula Jiang Lagi
- Bab 359 Berkumpul Bersama
- Bab 360 Kebenaran Dari Masalah
- Bab 361 Masa Muda Yang Telah Berlalu
- Bab 362 Loser Lulusan Dari Universitas Ternama
- Bab 363 Fanny Hao Pergi Atau Menetap.
- Bab 364 Danielle Xia Kembali.
- Bab 365 Menjemput Di Bandara
- Bab 366 Danielle Xia Yang Angkuh
- Bab 367 Proyek Baru Yang Dijiplak
- Bab 368 Pengkhianat Perusahaan
- Bab 369 Debbie Xia
- Bab 370 Kalimat Iklan Perusahaan
- Bab 371: Mencari Mata mata
- Bab 372 Jordan Wang
- Bab 373 Munculnya Mata-mata
- Bab 374 Persyaratan Zack
- Bab 375 Kedatangan Elva An
- Bab 376 Saran dari Elva An
- Bab 377 Memaksa Fanny Huo untuk Menyerah
- Bab 378 Membujuk Fanny Huo
- Bab 379 “Makan Malam Mewah” untuk Jordan Wang
- Bab 380 Mencari Danielle Xia Lagi?
- Bab 381 Pertemuan di Taman Danau
- Bab 382 Danau dan Laut
- Bab 383 Kenangan Danielle Xia
- Bab 384 Meminta Bantuan Danielle Xia
- Bab 385 Memberikan Masker Untuk Debbie Xia
- Bab 386 Bantuan Debbie Xia
- Bab 387 Volume Transaksi Yang Tak Terduga
- Bab 388 Menjemput Patricia Mi Pulang
- Bab 389 Mencari Sutradara Gemuk Membuat Video
- Bab 390 Pengakuan Glorian Su
- Bab 391 Surat Pengacara
- Bab 392 Charles Mi Mentraktir
- Bab 393 Tunangan!
- Bab 394 Proyek Bernilai Milyaran
- Bab 395 Pria Yang Sudah Menikah
- Bab 396 Kawin Lari
- Bab 397 Danielle Xia Kamu Di Mana?
- Bab 398 Pijakan Yun Chuan
- Bab 399 Bayangan Yang Hilang
- Bab 400 Percakapan Danielle Xia
- Bab 401 Kamu Akan Menjadi Milikku
- Bab 402 Bukti Kriminal Yang Berasal Dari Keluarga Li
- Bab 403 Kantor Polisi Yang Aneh
- Bab 404 Rahasia Dyson
- Bab 405 Pertarungan Terakhir (Akhir)