The Winner Of Your Heart - Bab 215 Ketegasan Alicia Fang

Pada saat meninggalkan Yufei Technology, aku tidak merasakan sakit, juga tidak merasa marah, itu merupakan masa tenang bagiku selama dua hari terakhir, atau karena dinginnya hujan.

Sakit atau marah bagiku tidak ada keuntungannya, aku hanya memikirkan dua hal, satu menemui Danielle Xia, menjelaskan sendiri padanya, ini mungkin merupakan hal terpenting dalam hidupku.

Dua, bagaimana cara balas dendam kepadaa Eva Xu dan Nico Li, menurutku, sudah menjadi rencana dalam hidupku.

Aku bukanlah orang suci.

Aku tidak akan berbuat bodoh dengan membunuh orang, aku akan mencari cara lain.

Tetapi, Nico Li adalah orang yang punya uang dan punya kekuatan, jika ingin balas dendam padanya tentu bukan hal yang mudah.

Atau, pada saat aku punya harta dan tahta yang melebihi dia, barulah aku bisa balas dendam padanya, ini memerlukan waktu yang sangat lama.

Untuk saat ini, aku harus menahannya.

Setelah meninggalkan Yufei Technology, aku menuju rumah, juga tidak pergi ke Pujiang mencari Danielle, dia pasti tidak ada di sana.

Melepaskan baju yang basah, mandi dengan air hangat, berbaring di tempat tidur, mengambil ponsel dan mengirim pesan kepada Lauren Luo, jika dia melihat Danielle di kantor segera hubungi aku.

Dengan segera, aku menelpon Jim Tan.

“Jim, baik-baikkah di sana?”

“Baik, semua lancar saja, jumlah pengguna di website setiap hari bertambah, dan tidak sedikit juga pelanggan yang mencari pekerjaan. Karena beberapa hari lalu berhasil ada pesanana, para staff menjadi percaya diri dan bekerja dengan baik, aku percaya akan ada pesanan kedua kemudian. ”

“Baguslah kalau begitu.”

“Kapan kamu membawa wanita direktur itu ke rumah menemui orang tua?”

“Sementara ini tidak bisa, ada masalah diantara kami.”

“Masalah apa ?”

Jim masih tidak tahu masalah ini, sepertinya Alicia tidak memberitahu Paula Jiang, kalau iya pasti dia tahu.

Aku menceritakan kejadian selama dua hari ini, termasuk cerita aku dipecat.

Setelah selesai berbicara, suasana dalam telpon hening, kemudian terdengar suara korek api memecah keheningan.

Sesaat kemudian, Jim bertanya dengan tenang : “Apa rencanamu?”

“Menunggu, menunggu Danielle ke kantor, lalu menjelaskan padanya.”

“Kalau dia terus-menerus tidak datang kerja, atau tidak ingin menemuimu? Apakah kamu tetap ingin menunggu?”

“Tidak, kalau seperti itu, hanya bisa berkata aku kehilangan cintaku, aku akan kembali ke Nanning.” Pada saat mengucapkan ini, tiba-tiba hatiku muncul rasa sakit entah darimana asalnya.

Jim menggumam sebentar dan berkata : “Kalau begitu boleh kah aku memberimu selamat lebih awal?”

“Selamat kepalamu.”

Ini adalah sebuah kalimat candaan kecil, tetapi membuat moodku jadi lebih baik.

Begitulah Jim, walaupun suasana seperti apapun dia tetap saja bercanda, tetapi aku tahu ini adalah tampak luarnya saja, dia peduli denganku, benar-benar peduli, hanya saja semua dipendam di dalam hati, tidak diucapkan melalui mulut.

Ngobrol dengannya beberapa saat, setelah menutup telpon, aku menarik selimut menutup mata, tidur sejenak.

Sore hari, aku dibangunkan oleh suara telpon, dari Alicia Fang.

Dia tahu aku sudah dipecat, dia mengucapkan beberapa kalimat menunjukkan kepeduliannya, kemudian dia mengatakan dia juga tidak dapat menghubungi Danielle, juga tidak tahu Danielle dimana.

Dia juga memberitahuku, dia baru saja putus dengan Peyton, sekarang dia membawa koper, kembali ke Nanning.

Mendengar putus, Peyton seketika berbah, meminta maaf pada Alicia, sangat sedih dan meminta padanya agar tidak pergi, terlihat Peyton sangat mencintainya, tetapi dia dengan yakin membereskan kopernya.

Alicia menjelaskan kepada orang tua Peyton tentang masalah itu, bahwa kita diracuni oleh orang, kemudian sambil membawa koper pergi dari keluarga Luo.

Orang tua Peyton semua selalu menyukai Alicia, tetapi kali ini bahkan tidak memohon padanya untuk tetap tinggal, tetapi memberinya sebuah kartu bank, mengatakan ini sebagai ganti rugi.

Alicia selalu menginginkan kehidupan yang kelas atas, terealisasi ketika bersama Peyton, tetapi setelah meninggalkan Peyton, dia ingin pulang dan menjalani hidup sebagai orang biasa.

Dalam kartu bank itu kira-kira ada beberapa ratus juta, cukup untuk dia beli rumah mobil di Nanning, atau saham, yang jelas bisa membuat hidupnya enak, tetapi dia tidak menggunakan kartu itu.

Ada beberapa orang, setelah hidup sampai usia tertentu baru bisa mengerti, beberapa hal tidak bisa digantikan dengan uang.

Aku tidak tahu harus berkata apa kepada Alicia, hanya bisa berharap yang terbaik padanya, dia juga mengharapkan yang terbaik untuk aku dan Danielle agar bisa akur kembali, bahagia.

Menutup telpon, aku tiba-tiba merasa sedih, merasa kehilangan.

Beberapa bulan sebelumnya,aku masih belum bisa terbebas dari masa-masa patah hati, teringat keluar dari kantor polisi, melihat dari jendela Alicia dan Peyton bergandengan tangan, hatiku masih bisa merasakan sakit itu.

Di parkiran mobil, terlihat Alicia meneteskan air mata, menggelengkan kepalam hatiku sangat sakit.

Tidak terduga, hasilnya malah seperti ini, Alicia meninggalkan kehidupan yang bebas, dan aku menghadapi patah hati lagi.

Di Kota Bin, aku menyakiti Glorian, menyakiti Danielle, Alicia dan Peyton juga putus karena aku, masing-masing tersakiti.

Dimulai sejak itu, aku merasa menjadi orang asing dengan Alicia. Kemudian masih terjadi beberapa kejadian, dengan Glorian Su, dengan Danielle, terakhir aku masuk ke dalam hubungan yang durasi sebentar tetapi tidak terlupakan.

Atau, aku tidak seharusnya datang ke Kota Bin.

Aku berjalan menuju balkon, mengambil rokok dan menyalakan, menghirupnya dengan penghayatan.

Beberapa saat, aku teringat kesalahanku lagi, mengambil ponsel, sekali lagi menelpon Danielle.

Masih tidak aktif, aku menelpon Dale An lagi, dia memberitahu aku, dia masih belum bertemu Danielle.

Aku meletakkan ponselku dengan kecewa, dan mengambil sebatang rokok lagi dan saat menyalakan, tiba-tiba teringat satu orang, Jeremy Fang.

Jeremy pernah berkata, ada masalah apapun boleh mencarinya, aku tidak tahu dia bisa membantuku tidak.

Aku segera berlari kembali ke kamar, mencari kartu nama yang pernah ia berikan padaku, dan menelponnya.

Dengan cepat telpon diangkat, terdengar ucapan salam yang sopan.

Aku juga dengan sopan bertanya : “Halo, apakah benar ini nomor Jeremy Fang ?”

“Iya saya sendiri, maaf dengan siapa saya bicara?”

“Freddy Shen.”

Suasana dalam ponsel tiba-tiba hening, kemudian terdengar suara tawa Jeremy yang tidak asing : “Ternyata Freddy, lama tidak jumpa, baik-baik sajakah?”

“Tidak terlalu baik, aku ada masalah.”

“Aku mendengar, kamu dipergoki dengan tunangan Peyton Luo?”

“Kami dijebak, ada orang yang memberi obat.”

“Perbuatan Nico Li, aku sejak awal sudah menebaknya.”

Jeremy bicara sampai sini, kemudian berteriak : “Aku sudah memberitahumu, untuk selalu berhati-hati, bagaimana bisa terkena hal seperti ini? Dia sedang di kantor, kamu sembarangan masuk untuk apa? Anggap saja kalian ingin mengingat masa lalu, seharusnya juga mencari tempat yang lebih aman.”

“Aku ceroboh, tetapi sekarang apapun yang kamu katakan tidak ada gunanya, bisakah kamu membantuku?”

“Tidak bisa.” Jeremy menolak tanpa ragu, “Kalau masalah lain masih bisa diurus, tetapi kalau masalah ini bagaimana membantumu? Hanya bisa kamu dan Danielle menjelaskan sendiri, kalau dia memaafkanmu, semua masalah selesai.”

Mendengar ucapannya, aku terdiam, tidak tahu dia harus bagaimana membantuku.

“Freddy, maaf, aku disini masih ada urusan, jika ada waktu kita minum bersama.”

“Oke, terima kasih, maaf mengganggu.” Aku tidak berdaya dan menutup telepon Jeremy.

Sepertinya, selain menjelaskan sendiri kepada Danielle, tidak ada cara lain.

Aku tidak ingin diam di rumah, kalau masih menggunakan pakaian, naik taksi ke daerah Pujiang, saat menunggu Danielle Xia sambil menyalahkan diri sendiri.

Tetapi, sampai malam hari jam sepuluh lebih, aku masih tidak melihat mobil BMW putih milih Danielle.

Dalam keadaan tak berdaya, aku hanya bisa kembali ke rumah, mandi dan berbaring di kasur, terus menghubungi ponsel Danielle, dan mengirim pesan wechat padanya.

Bangun di hari kedua, terbiasa mengambil ponsel, sudah pagi hari pukul sembilan lebih, biasanya jam segini sudah sampai di kantor.

Membuka wechat, ingin melihat apakah Danielle membalas pesanku, tiba-tiba terlihat Lauren Luo mengirim wechat kepadaku :

“Freddy, Direktur Xia datang kerja.”

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu