The Winner Of Your Heart - Bab 321 Yang Dimaksud Dengan Rasa Kemanusiaan

Malam datang sangat cepat, aku bahkan belum sadarinya, langit sudah mulai gelap.

Karyawan kantor sudah ppergi, meskipun mereka juga menyuruh aku pergi, namun karena aku sudah berjanji dengan Elva An, akhirnya aku tidak pergi dengan mereka, namun aku mengingatkan mereka berpesta ria lah, semua biaya akan di ganti perusahaan.

Lagi pula, pada umumnya kalau acara gathering seperti ini bos tidak ada, karyawan pasti akan bermain dengan lebih seru. Kalau ada bos atau atasan di tempat, pasti kurang leluasa untuk bermain dengan lepas.

Walaupun Jeffrey Cheng dan Vincent Lu termasuk manager level tinggi, tapi mereka adalah orang yang sangat bisa berbaur, tidak akan bersikap sombong, bisa bermain dengan lepas dengan para karyawan, adalah orang seperti mereka berdua.

Sebenarnya di dalam perusahaan, karyawan paling benci adalah atasan yang suka sok-sok menjadi pemimpin, orang seperti itu sangat mementingkan ego mereka, dan hatinya juga picik, walaupun kadang yang melakukan kesalahan adalah mereka sendiri, namun mereka tetap akan bersikap sesuai kainginan mereka sendiri. Dan akhirnya jika muncul kesalahan atau masalah, ia akan mulai mencari kambing hitam untuk mencari sebab permasalahan, berkata bagian mana yang salah bagian mana yang terjadi kesalahan dan sebagainya, sama sekali tidak pernah introspeksi diri mungkin yang bermasalah adalah gaya pemimpin diri sendiri.

Aku memiliki perasaan yang begitu dalam karena aku dahulu juga bertemu dengan pemimpin seperti itu, tidak berkompeten namun permintaannya sangat tinggi.

Yang paling mengesankan bagi ku adalah ketika aku menjadi portir pada waktu itu, ada seorang atasan yang bermarga Sun, ia juga merupakan atasan kecil yang menjadi pemimpin di bengkel. Meski posisinya tidak tinggi, tapi gayanya selangit.

Pernah kejadian sebua baler di bengkel yang rusak, dan itu tidak bisa dikatakan rusak. Itu hanya karena ada ada sangkutan dalam baler tersebut, jadi tidak bisa beroperasi dengan lancar.

Kami ingin mencari teknisi profesional untuk memperbaikinya.

Karena biasa yang melakukan pemeriksaan mesin adalah atasan ini yang meminta teknisi untuk memeriksa apakah mesin dapat berfungsi, mungkin juga karena dia ingin mengambil uang pemeriksaan ini, atau mungkin juga ia pikir ia memiliki kemampuan ini, setiap kali yang melakukan pemeriksaan adalah ia sendiri. Karena tidak pernah terjadi masalah, dia pun tidak merasa adanya kerusakan dalam mesin, namun kali ini terjadi kerusakan. Agar tidak menyewa jasa teknisi, ia yang memperbaikinya untuk kami.

Siapa kira dia bahkan cara membuka mesin aja tidak paham, katanya ini mesin sama saja seperti manusia, suka bermalas-malasan, ditendang beberapa kali aja akan membaik.

Kami semua tahu maksud dari ucapan dia, maksudnya adalah kami semua pemalas, tapi semua orang tidak membuka mulut, hanya melihat ia menendang mesin tersebut, tapi mesin tersebut seperti benar-benar rusak, sama sekali tidak mau bergerak, ketua Sun pun penasaran dan mendekati mesin untuk melihat dengan dekat, tidak disangka mesin tersebut tiba-tiba bergerak lagi, dan membungkus kepala dia, tali pun membungkusi lehernya, dan ia pun terlihat seperti sebuah labu.

Saat itu kami semua tertawa sampai terbahak-bahak, sejak itu “Pukul sampai kepalamu bocor” pun tersebar kemana-mana.

Walaupun kami semua di denda satu juta dengan alasan “Menertawai atasan”, tapi kali itu adalah tertawa kami yang paling bahagia.

Jadi, apa pun posisi kamu sekarang, pekerjaan apapun yang dilakukan, aku telah mempelajari suatu hal. Jika kamu ingin orang lain menghormati kamu, maka kamu harus mulai dengan menghargai orang lain. Jangan selalu menunjukkan gaya seperti bos besar, ini hanya akan membuat orang lain merasa jauh dengan kamu, dan begitu terjadi masalah dengan perusahaan, orang lain tidak akan ragu untuk pergi meninggalkan perusahaan.

Karena hubungan antar orang dengan orang lain, yang paling penting adalah sebuah rasa, rasa kemanusiaan!

Perusahaan yang tidak memiliki rasa perusahaan, biasanya hanyalah perkumpulan orang-orang yang tidak berkompeten, seperti pasir, jika terkena angin akan langsung tertiup kemana-mana.

Aku hanya mengemas barang-barang dan membawa saklar yang di periksa oleh Patricia Mi di perusahaan tadi, atau apa ada alat-alat lain lagi.

Melihat tong sampah yang sudah penuh, aku pun sekalian membuangnya, kemudian aku membawa ke bawah.

Pas bertemu dengan Elva An yang kemari dengan mobilnya, dia melihat aku membuang sampah, terlihat sangat kaget, dan berkata, “Tidak ku sangka bos besar pun masih mengerjakan hal yang dikerjakan bawahan seperti ini ya?”

Aku hanya tersenyum, tidak ada pekerjaan bawahan, kita semua ini orang bawahan, hanya saja di waktu yang berbeda, menghadapi orang yang berbeda, manusia di dunia ini tidak terbagi atasan dan bawahan, hanya terbagi orang baik dan orang jahat saja.

“Sekalian bawa ini.”

Dia juga tersenyum sambil melihat Patricia Mi yang ada dibelakang aku, dan sengaja berkata terhadapnya, “Kamu masih segan sama aku? Ayo naik, hari ini balaskan dendam kakak semalam!”

Patricia Mi langsung terduduk di samping duduk pengemudi, seperti sangat takut jika aku akan duduk di sana.

Aku hanya terdiam dan melihat dia, kemudian membuka pintu dan duduk di kursi belakang.

Saat aku berada di mobil, aku dapat merasakan dengan jelas malam telah tiba, semua lampu mobil pun menyala.

Saat sampai di depan pintu bar, lampu-lampu di kota ini, telah terang semua.

Patricia Mi dan Elva An bergandengan tangan dan berjalan di depan, dan aku hanya dengan diam mengikuti kedua orang tersebut, tidak mengatakan apa-apa, seperti seorang body guard mengikui mereka dari belakang.

Melewati dinding yang tertempel wallpaper, musik yang menusuk telinga mulai terdengar, didepan mata terlihat pemandangan lain dari kota ini.

Udara di dalam bar dipenuhi dengan bau tembakau dan alkohol. Musik dibuka yang dengan suara yang paling kencang, hampir membuat telinga orang menjadi tuli. Pria dan wanita pun dengan gila menari dengan pinggang dan bokong yang lenggak-lenggok di lantai dansa, dan wanita yang berdandan dengan glamor tertawa dan bercampur di dalam kerumunan pria. Menggoda pria yang tidak bisa mengendalikan diri dalam bahasa yang genit.

Lampu yang remang, tatapan yang pun menjadi kabur, seperti bayangan yang menjadi ilusi, tidak tahu harus kemana.

Dulu aku pernah main ke bar juga, tapi tidak seperti sekarang, aku bahkan tidak tahu selanjutnya aku harus berjalan kemana, atau terus mengikuti mereka.

Tiba-tiba, ada seorang wanita muncul di depan aku, sambil mengeluarkan lidahnya dan mencoba menggoda aku dengan tatapannya, baju yang terbuka sampai ke dada, dan baju yang hampir terlepas, membuat hatiku pun merasa sedikit gatal.

Pantasan orang-orang ingin menghabiskan uang di bar, tempat ini memang sebuah tempat yang bagus, dan semua orang beraduk tercampur kesana kemari, asal kamu punya uang, bahkan kamu dapat melakukan apa saja yang kamu inginkan.

Aku tidak ingin melihat wanita ini lagi, seorang wanita muda yang berambut pirang berjalan ke arah aku, dan melototi aku, kemudian membawa wanita pergi wanita di depan aku ini.

Aku sepertinya mendengar suara Patricia Mi dari tempat yang tidak jauh, aku baru sadar kalau ternyata jarak aku dengan mereka sudah lumayan jauh, alhasil aku hanya bisa sambil bersempit-sempitan dan berjalan ke arah mereka, dan ikut mereka ke sebuah sudut yang lebih tidak berisik, disini ada sebuah meja persegi, satu sisi menghadap ke dinding, dan kami bertiga masing-masing mengambil tempat.

“Kak An, ada tempat yang seru seperti ini, kamu bahkan tidak mengajak aku.” Patricia Mi berkata dengan kesal sambil mengumpalkan tangan.

“Mana ada, kakak mu ini juga jarang punya waktu untuk bersantai seperti ini, ini kan, aku baru keluar sebentar semalam langsung di rundung orang lain, makanya hari ini aku harus mendapatkan kembali muka ku ini. “ Sambil berkata, tatapannya pun melihat kea rah aku, seperti sedang berkata aku serahkan semua ini ke kamuy a.

Aku hanya terdiam dan menatapanya, wanita ini seperti iblis, sepertinya setiap saat akan membawa aku ke dalam perangkap.

Dan kali ini, aku rasa ini bukanlah perangkap kecil, bahkan aku sudah sedikit menyesal kenapa aku ikut merasa kemari, ini pasti bukan putusan yang bijak, kalau beri aku kesempatan untuk memilih lagi, aku pasti akan memilih untuk ikut orang Vincent untuk gathering bersama, bukan malah ke sini.

Pelayan melewati kami, Elva An memesan beberapa cocktail.

“Kak An, bagaimana kakak yakin kalau orang itu mala mini akan datang mencari kamu.” Patricia Mi bertanya dengan penasaran.

“Karena semalam saat ini datang merundung aku, aku langsung bilang kalau aku sudah punya pacar, makanya dia menyuruh aku membawa pacar ku datang mala mini, kalau tidak lain kali setiap kali aku datang ke bar ini, dia akan merundung aku.” Sambil berkata, tatapannya terus melihat ke arah aku.

Sialan, kurang ajar benar-benar perangkap.

Ini benar-benar menjebak teman sendiri!

Patricia Mi juga kurang senang, “Kamu menyuruh dia jadi pacar kamu, kalau gitu bagaimana dengan aku?”

“Kamu tenang saja, ini hanya berpura-pura, bukan benaran, lagian mana mungkin aku akan berebut pria dengan kamu.” Sambil berkata, dia sambil senyum terhadap Patricia Mi, namun tatapanya terus melihat ke arah aku.

Aku tidak berani melihat dia lagi, karena aku selalu merasa tatapan tersebut seperti akan menghabiskan aku, dan menghabiskan sampai tidak tertinggal tulang.

Tiba-tiba, sebuah suara terdengar keras, ada orang mengambil sebuah microphone dan berkata.

"Semua biaya malam ini akan dibayar oleh Prince Zhao!"

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu