Inventing A Millionaire - Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
Kaki Jacques Ma sedikit gemetar, dia hanya orang biasa saja, beberapa tahun yang lalu saat pembongkaran rumah, dia mendapatkan subsidi besar dari pemerintah dan bisa membeli toko menghadap jalan sebesar 200 meter persegi. Tapi dia tidak memiliki otak berbisnis, dulu paling banyak hanya membuka sebuah supermarket kecil.
Untuk menghasilkan uang, paling banyak hanya menaikkan uang sewa beberapa waktu sekali.
Sekarang melihat Kristo Zhang yang terkenal, tentu saja dia sedikit takut. Jadi diejek orang pun, juga tidak berani melawan. Hanya berkata di dalam hati, sekarang adalah masyarakat hukum, mereka tidak akan berani melakukan apapun dan sebagainya untuk menenangkan dirinya.
Kristo Zhang sudah terbiasa arogan, meminjam nama penjaga gerbang melakukan yang tidak bermoral.
Restoran ini adalah investasi putranya, karena uang sewa lebih murah, merasa bisa menghasilkan banyak uang, seketika menginvestasikan 300.000 RMB lebih.
Hasilnya putranya juga bukanlah orang yang dapat melakukan pekerjaan, jelas-jelas memiliki latar belakang yang sangat baik, namun tidak mengerti bagaimana menggunakannya baik-baik. Sebaliknya setiap hari hanya tahu bersikap arogan. Tidak peduli bertemu dengan siapapun pasti sangat angkuh, seakan orang lain berhutang padanya.
Koki yang direkrut juga berdasarkan koneksi, kemampuan memasaknya sangat payah, kebersihan di dapur belakang juga tidak karuan.
Tidak hanya satu tamu yang memakan lalat, rambut dan sebagainya di dalam makanan, membuat orang sangat jijik.
Saat konsumen mengeluh, dia tetap sangat tidak peduli, tidak peduli makan atau tidak, pokoknya tidak mungkin mengembalikan uang. Demi hal seperti ini, dia tidak sedikit bertengkar dengan orang lain, bahkan pernah dilaporkan.
Namun orang yang datang mengurus hal ini kebanyakan tahu hubungan keluarga mereka dengan Profesor Yacob Zhao, jadi menutup sebelah mata, hanya menegur beberapa kata saja.
Lama kelamaan, dia tidak hanya tidak menerima pelajaran, sebaliknya lebih merasa dengan seperti ini dirinya terlihat lebih hebat.
Ungkapan tamu adalah raja apanya, omong kosong, aku tidak berhutang padamu, bila ingin makan maka makan, tidak ingin makan maka pergi!
Sangat menguasai kata-kata makian.
Dua bulan pertama masih ada orang yang datang, sepuluh bulan selanjutnya, setiap hari selain orang buta yang ingin mencari makian, hanya tersisa tikus yang datang ke sini.
Setelah setahun, mereka mengalami kerugian yang sangat besar.
Jadi, Kristo Zhang juga cukup marah, mana mungkin masih akan menyewa untuk tahun kedua.
Sebenarnya enam bulan sebelumnya, Jacques Ma sudah ingin mereka pindah.
Kedua ayah dan anak ini tidak bisa melakukan bisnis, tidak membicarakan membuat toko menjadi sangat kotor, di depan pintu bahkan hampir menjadi selokan yang bau. Di dalam ruangan penuh dengan asap, diasapi hingga sangat jelek.
Bila menyewa beberapa waktu lagi, singkatnya akan menjadi tumpukan sampah.
Jadi Jacques Ma dua bulan lebih awal dengan jelas mengatakan tahun depan tidak akan menyewakan pada mereka lagi.
Kedua ayah dan anak itu juga tidak ingin menyewa, tapi mereka sudah terbiasa berbuat tidak masuk akal, jadi mencari Jacques Ma berkata bisa pindah lebih awal, tapi harus memberi diskon uang sewa. Kami sudah rugi seperti ini, karena menyewa tokomu jadi tidak mendapatkan uang sedikitpun, apa masuk akal bila kamu tidak memberi diskon?
Tahu kedua ayah dan anak ini memiliki sifat yang tidak masuk akal, agar mereka pindah, Jacques Ma langsung memberi diskon uang sewa setengah tahun.
Awalnya sudah berjanji dua hari ini mereka akan pergi, siapa tahu hari ini menerima telepon dari agen, berkata ada orang yang akan datang melihat toko, Jacques Ma langsung bergegas mendesak mereka. Sampai di sini, juga tidak tahu apa yang salah dengan mereka, tiba-tiba berkata tidak jadi pindah, bahkan ingin Jacques Ma memberi biaya pengoperan sebesar 200.000 RMB.
Kalau tidak, jangan berpikir ingin menyewakan pada orang lain.
Hal ini murni adalah ide buruk yang didengar Kristo Zhang dari orang lain, sekarang bila ingin
mengoper toko harus meminta biaya pengoperan, bagaimanapun daerah ini sebenarnya bagus, fasad tokonya juga besar, uang sewanya rendah, mungkin ada orang bodoh yang membiarkan mereka mendapatkan keuntungan.
Kristo Zhang tidak terlalu mengerti prinsip lain, dia hanya tahu menipu uang orang adalah hal yang baik.
Jadi, dia juga tidak memedulikan apakah masuk akal atau tidak, menyuruh putranya melakukan seperti itu.
Berbuat tidak masuk akal begitu lama, dia sangat mengetahui pertengkaran dan kerepotan yang mungkin akan terjadi di belakangnya. Dia selalu membawa beberapa orang berjalan-jalan di sekitar, bersiap-siap agar bisa langsung kembali membantu saat ada orang yang ingin membuat masalah datang.
Kristo Zhang sama sekali tidak menganggap Jacques Ma, hanya seorang pemilik toko yang lugu saja, tidak berarti apa-apa!
Setelah menerima telepon dari putranya, Marvis Zhang, Kristo Zhang segera membawa orang bergegas datang, bersiap memberi pelajaran pada pemilik toko yang naif ini.
Tiba di sini, dia melihat Jacques Ma, juga melihat agen yang ditahan oleh putranya, hanya saja Robert Huo sedang menilai-nilai toko, dia tidak langsung melihat wajahnya.
Dia berjalan ke depan agen, Kristo Zhang menilai dari atas ke bawah, bertanya pada Marvis Zhang, putranya : “Apa dia juga mencari masalah?”
“Bocah ini adalah seorang agen, tapi suka mencampuri urusan orang lain, jenis orang yang paling cocok untuk minta dipukul!” Kata Marvis Zhang.
Wajah agen menjadi pucat ketakutan, bergegas mengeluarkan senyum : “Kak, Kak Kristo, aku....”
“Siapa yang kamu panggil kakak? Apa mencoba memanfaatkan aku?” Marvis Zhang sekarang lebih percaya diri, langsung menendangnya.
Agen ditendang hingga mundur beberapa langkah, namun tidak berani marah. Dia hanya
menahan amarah dan berkata : “Paman Kristo...”
“Kenapa, apa ayahmu lebih tua dariku?” Tanya Kristo Zhang meliriknya.
Agen kembali bergegas mengganti sebutan : “Tuan Besar Kristo...”
Kristo Zhang terkekeh, dia mengulurkan tangan menepuk-nepuk wajahnya, walaupun tidak begitu keras, namun tepukannya berbunyi keras : “Lihat kamu begitu muda, kenapa bisa begitu bodoh, apa ini hal yang bisa kamu urus?”
“Iya, iya, aku salah, tidak seharusnya aku...”
“Sudahlah, pergi ke samping, nanti aku akan mencari perhitungan denganmu lagi.” Kristo Zhang mengalihkan pandangan pada Jacques Ma, berkata : “Kamu yang bermarga Ma, sudah memberikan muka padamu kenapa masih tidak mau? Apa karena namaku, Kristo Zhang tidak terlalu berguna, atau kamu terlalu sombong, mengira dirimu hebat karena memiliki toko?”
Wajah Jacques Ma tegang, tanpa sadar ingin mengatakan ucapan yang enak didengar, tapi bila berpikir kedua ayah dan anak yang tidak masuk akal ini, bila meminta maaf, bagaimana bila memintanya memberikan biaya pengoperan?
Saat ini, Marvis Zhang kembali menunjuk Robert Huo, berkata : “Dan juga bocah itu, datang menyewa toko, juga berani menyentuhku!”
“He he, oh ya? Aku lihat-lihat, orang bodoh seperti apa yang begitu hebat, apakah tidak tahu bagaimana menulis kata mati...”
Bila Kristo Zhang tidak berbicara kasar, Robert Huo juga malas memedulikannya. Tapi dia berbicara begitu tidak enak didengar, membuat Robert Huo tidak bisa tidak berbalik.
Saat melihat wajah Robert Huo, ucapan Kristo Zhang langsung berhenti.
Dia tertegun di tempat, bahkan langkahnya pun berhenti.
Marvis Zhang masih belum menyadari keanehan, masih dengan ekspresinya yang angkuh menunjuk Robert Huo : “Kamu, kemari, bukankah barusan berlagak sangat hebat? Ayo kemari, kemari biar aku lihat apa kamu masih hebat atau tidak!”
Beberapa orang yang datang bersama Kristo Zhang mengelilinginya sambil membawa tongkat pel, papan kayu dan lainnya.
Bila orang biasa bertemu dengan perkelahian seperti ini, sudah ketakutan hingga ingin menelepon polisi.
Sedangkan Robert Huo sebaliknya sangat tenang, tidak hanya tidak ada rasa takut, sebaliknya melihat Kristo Huo, dengan nada yang tenang berkata : “Apa kamu sedang bertanya padaku tahu atau tidak bagaimana menulis kata ‘mati’?”
Ucapan ini, membuat Kristo Zhang gemetar, keringat dingin keluar di sekujur tubuhnya.
Dia masih ingat sampai sekarang tamparan yang diberikan oleh penjaga gerbang hari itu, dia ingat lebih jelas, anak muda di depannya ini, adalah tamu terhormat Profesor Yacob Zhao.
Bahkan kakek keduanya sangat segan padanya, aku pikir aku siapa?
Saat datang, isi kepala Kristo Zhang dipenuhi pikiran bagaimana memberi pelajaran pada pemilik toko, memeras ratusan ribu RMB sebagai ganti rugi.
Sekarang, dia sudah kebingungan, kenapa di sini bertemu dengan orang yang paling dia tidak ingin temui?
Yang paling utama adalah, nada suara yang datar itu membawa ketidakpuasan dan rasa dingin. Membuat kedua kaki Kristo Zhang lemas. Sedangkan putranya sendiri, masih di sana berteriak padanya seperti orang bodoh.
Semakin Marvis Zhang mengucapkan hal yang tidak enak didengar, semakin kepala Kristo Zhang ingin membeku.
“Bajingan, kamu hebat bukan? Apa merasa tidak dapat membereskanmu atau bagaimana?” Salah satu orang yang ikut datang dengan Kristo Zhang menunjuk Robert Huo dengan tongkat pel di tangannya.
Kristo Zhang dengan jelas melihat, air kotor pada pel terciprat ke baju Robert Huo.
Robert Huo juga merasakan, dia menunduk sedikit, melihat air kotor di bajunya.
Walaupun kepalanya hanya menunduk sedikit, namun membuat Kristo Zhang sangat
ketakutan, jantungnya seperti akan berhenti.
Tanpa berpikir panjang dia berlari menghampiri, dia mengambil tongkat pel dari temannya, memaki : “Bicara dengan siapa kamu? Tahu sopan santun tidak?”
Orang itu kebingungan dimaki, hatinya berpikir apakah penyakit glaukoma Kak Kristo kambuh jadi buta?
Kalau tidak, kenapa memakinya!
Beberapa orang di sebelahnya juga tidak mengerti, selanjutnya, di bawah tatapan mereka yang terkejut, Kristo Zhang berlari kecil ke depan Robert Huo, mengangguk dan membungkuk, bahkan sengaja mengeluarkan tisue dari kantongnya, sambil mengelap air kotor di pakaian Robert Huo, sambil berkata dengan nada suara yang sangat merendah : “Tuan Li, benar-benar minta maaf, aku bantu Anda mengelap bersih. Itu, kalau tidak aku belikan satu setel yang baru, benar-benar maaf.”
Novel Terkait
Pejuang Hati
Marry SuSi Menantu Buta
DeddyThe Great Guy
Vivi HuangPrecious Moment
Louise LeeHis Soft Side
RiseGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangIstri Yang Sombong
JessicaInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li