Balas Dendam Malah Cinta - Bab 157 Kematian Dion

Bab 157 Kematian Dion

Pemerintahan di Amerika karena masalah Dion melompat ke sungai pun heboh.

Jeremi pun mengikuti masalah ini, dia juga sampai di tempat kejadian, bagaimanapun pria ini adalah bagian penting dari pertengkaran dalam keluarganya.

"Sekarang tim penyelidik sudah akan pergi, kelihatannya tidak ada hasil."Jeremi pun berkata pada asistennya, sekarang Amerika malam hari, sekarang masih ada perahu penyelidik yang terlihat, dikegelapan itu hanya ada beberapa lampu, namun sudah beberapa jam dan tidak ada hasil.

Semenjak Dion dalam masalah, Jeremi tidak berhenti mengikuti masalah ini, memang tidak ada yang menemukannya, bagian tim penyelidik juga tidak mendapatkan kabar.

Sekarang yang paling penting adalah penyelidik ada disana, kelihatannya pria ini tidak beruntung.

Terhadap Jeremi ini bukanlah kabar baik.

Namun terhadap Jenny ini adalah hal baik, dengan begitu, dia ada kesempatan untuk menelan semua kekuasaan Dion di Amerika, cake ini sangat besar, sampai saat itu, Jeremi juga tidak akan mendapatkan kekuatan untuk merebut darinya.

"Apakah masalah ini sudah dipastikan?" Jenny pun memastikan, bertanya pada Zeny.

"Ada orang yang melihat langsung Dion melompat kebawah, tim penyelidik kami juga tidak menemukannya." Zeny berkata, menenangkan Jenny.

Jenny pun menenangkan diri, ini adalah kebenaran, tidak mungkin jika Dion melompat dihadapan orang-orang dan dia tidak mati, ini tidak mungkin.

"Oh iya, dipemerintahan sudah menemukan Niko?" jika Jason ada hubungannya dengan pemerintahan, kalau begitu kemungkinan besar Niko ada didalam tangannya, mengenai kenapa, sekarang Jenny juga tidak mengerti, ini harus diselidiki dulu.... Jason sebenarnya adalah kekuasaan di bagian apa.

Jenny juga sudah menyuruh orang menyelidikinya.

Sekarang umpan sudah dipersiapkan, hanya menunggu ikan terpancing.

"Jason, perhatikan bagian Jenny." Dion dari kamar mandi berjalan keluar, melewati kehilangan akal sehat dan putus asa siang tadi, sekarang dia bisa dikatakan semakin tidak bisa ditebak, dia seperti orang gila yang tidak memperdulikan apapun.

"Saya tahu." Jason menunjukkan gerakan ok, dia sangat kagum pada Dion.

Jason masih ingat saat Jason menaiki perahu tim penyelidik dan menyelamatkan Dion, Dion terlihat sangat sedih dan putus asa, namun setelah lewat 1 menit, Dion pun menyimpan semua perasaannya, melihat Jason berkata: "Sekarang tim penyelidik disini, polisi sudah menutup jalan, orang yang memantau tidak bisa melihat jelas. Rahasiakan semua berita, saya ingin membuat orang di dunia ini mengira aku mati, mengerti?"

Dion dengan cepat memberikan arahan.

Jason sangat kagum dengan kehebatan Dion, dan juga percaya, Dion yang melompat juga tidak memikirkan akhir seperti ini, dan sekarang dia hanya terdiam, semakin menarik orang.

Dion menggunakan handuk kamar mandi untuk mengelap rambut berkata: "Berikan ponsel padaku sebentar, saya akan menyuruh asisten melihat keadaan kota Rao, belakangan ini keluarga Tanusaputra dan keluarga Anthony setelah mendapat kabar pasti akan bergerak."

Jason pun melemparkan ponselnya padanya, berkata: "Hari ini emosimu terlalu membara, saya mendapatkannya di jembatan."

Dion membuka ponsel dan melihat masih dilayar saat dia memotret Cindy, Cindy sedang bersandar di jembatan, dan sedetik kemudian dia pun memilih mati.

Keputusasaan pun terluap kembali, hati Dion terasa sakit saat bernafas, menatap layar yang menusuk mata.

Jason melihat ekspresi Dion yang berubah pun mengusap layar, dan mengatakan tidak baik, mengapa harus Cindy, jangan-jangan dia emosi dan berpikir untuk mati.

Saat Jason memutuskan untuk menarik Dion agar dia tidak melakukan hal bodoh, Dion pun melempar ponselnya: "Gantikan ponsel baru untukku."

Jason pun menjadi tenang, menggerakan mulut: "Hei, dasar, saya bukanlah asistenmu."

Menerima Ditapan Dion, Jason pun menyentuh jantungnya, merasa Ditapan Dion semakin tajam, begitu mengerikan, seperti sedang ditusuk pedang.

Jason bisa merasakan perubahan Dion, namun tidak tahu apa yang berubah, seketika Jason tidak tahu bagaimana mengatakannya, sekarang Dion seperti orang asing.

"Saya pergi, segera." Jason pun dengan cepat menyuruh asistennya mempersiapkan ponsel baru, dan memberikan pada Dion.

Dion menelepon, memberikan sedikit perintah, melihat Jason yang berdiri, dia pun tidak sungkan: "Masalah Cindy bunuh diri bukanlah hal yang biasa, Cindy mengatakan dia hanya lah pengganti, pasti ada orang yang merusak hubungan kita, bantu saya selidiki."

Memikirkan dia adalah pewaris keluarga Doughlas, CIA di Amerika, sekarang Dion malah menyuruhya melakukan hal kecil, namun melihat Ditapan Dion dia pun melemah, iya, melihat Dion adalah orang yang patah hati maka dia memaafkannya.

"Rencana kita saya tidak bisa menunjukkan diriku sekarang." Dion berkata.

Bagian pemerintahan di Amerika hanya ingin melemahkan keluarga Jenny, pemerintahan tidak akan membiarkannya begitu saja, dan juga dirinya hanyalah berdiri dibagian yang sama dengan pemerintahan, mengenai bagian yang berbeda, tidak perlu mengatakan pada Jason.

Keluarga Dion kali ini jika bisa bertahan, maka pasti akan lebih hebat dari dulu.

Dan Jason juga ada pemikiran sendiri, dia dan Dion begitu baik, juga ada kerjasama, namun dalam beberapa bagian bertolak belakang, dan ini juga mentakdirkan ada sesuatu yang tidak bisa terbuka satu sama lain, seperti dimana Niko, seperti akhir keluarga Jenny.

"Jeremi itu tidak ada apa-apanya, namun orangbegitu bisa menjadi suruhan, setelah ini saya akan menghubunginya, mengenai usulan bos, sekarang saya akan menemui Mike lalu membicarakannya."Dion pun dengan serius bekerja, pria yang tadi pagi berada dijembatan Broklyn dan sekarang sangat berbeda.

Bahkan Jason sudah mempersiapkan diri menenangkannya, tidak terpikir olehnya dia begitu hebat, membuat orang terkejut.

Jason melihat Dion, memikirkan apa yang sebenarnya dilakukan pria ini, mengapa begitu sulit dimengerti.

Dion melihat Jason berkata:"Jika kamu tidak pergi mengurus masalah maka aku akan mengurusmu."

Jason pun denganburu-buru keluar, berkelahi dan bercanda dengan Dion itu karena aku lemah, Jason sangat menyayangi dirinya.