Balas Dendam Malah Cinta - Bab 260 Bahaya Menghampiri (3)
Bab 260 Bahaya Menghampiri (3)
Dion bisa melihat lampur ponsel semakin mendekat.
Hatinya berdetak kencang, harus satu tendangan dan kena, Dion pun menggerakkan pergelangannya, tidak tahu apakah tangannya sudah sembuh atau belum.
Lampu ponsel semakin dekat, orang itu dengan berhati-hati melihat sekitar, kegelapan lah yang membuat orang tidak tenang, namun orang yang sudah melewati penelitian sama sekali tidak gegabah, malah sangat santai.
Selangkah demi selangkah dengan berhati-hati maju.
Seperti baru mulai, lampu ponsel baru melihat kaki dan selanjutnya adalah gang yang kosong, lalu dinding, sebuah bayangan orang terlihat.
Pria itu tiba-tiba terkejut, dia pun menjadi tengang.
Belum sempat mengeluarkan suara, pria itu sudah bergerak.
Dion dengan cepat menjatuhkan pria itu, sepasang tangan menahan kepalanya, pria itu pun pingsan dala kegelapan.
3 orang dibelakangnya baru ingin kembali.
Derek, Desly dan Agung mana mungkin membiarkannya begitu saja.
Sebelum mereka sadar mereka sudah menjatuhkan mereka dan dengan cepat meyelesaikan mereka.
"Tidak bunuh orang kan." Derek pun melihat Dion bertanya.
Walaupun sudah dalam kegiatan penangkapan Derek sering menemui penjahat yang berdosa dan harus menembak, namun di dunia hukum, dia tetap tidak bisa mentoleransi pembunuhan.
"Tidak." Dion melihat 4 orang yang pingsan, dia tidak suka terluka hingga berdarah, dia hanyalah pebisnis.
"En." Derek pun mengiyakan dan merasa tenang, kalau tidak dia juga tidak yakin apakah dia akan langsung menangkap Dion dengan tangannya sendiri: "Diatas sepertinya masih ada 9 orang."
Dion melihat tempat yang gelap berkata: "Selanjutnya mereka tidak akan begitu kasar."
Desly membungkuk dan mencari barang ditubuh mereka, tidak ada pistol tapi ada pisau.
Desly pun melempar pisau pada seseorang.
"Apa ini, polisi Desly, kamu tidak akan menangkap kami kan, membawa barang yang begitu membahayakan." Dion pun mempermainkannya, hanya ada beberapa ponsel di lantai yang bersinar, ditempat itu sangat gelap, jadi tidak ada yang melihat Dion mengalirkan begitu banyak keringat.
Lukanya belum sembuh sepenuhnya sejak masalah di tempat penelitian itu, tidak tahu apakah akan meninggalkan efek buruk.
Di dalam kegelapan, dia memegang bagian perutnya, disana ada darah yang keluar.
Barusan pria itu menusuknya, dia tidak bisa menghindar, karena takut orang dibelakangnya tidak bisa langsung menghabisi orang itu dalam satu kali pukulan.
"Kenapa ada aroma darah?" Agung mencium aroma, jaraknya yang paling dekat dengan Dion, jadi dengan mudah mencium aroma iru.
Derek dan Desly yang mendengar itu pun mencoba mencium, bau itu semakin tercium.
Dion pun bersandar di dinding, dengan terpaksa menahan tubuhnya berkata: "Kenapa polisi masih belum datang."
Derek pun mengambil ponsel dilantai melihat jam tangannya berkata: "Jarak antara tempat ini dengan kantor polisi sekitar 30 menit, sekarang jarang waktu kita melapor baru 25 menit."
"Ada yang turun kesini." Desly pun mendengar, dan memang ada suara langkah yang semakin mendekat: "9 orang."
Dion pun menarik nafas kuat, ingin mengurangi rasa sakit di perutnya.
"Kamu terluka yah?" Derek mengerutkan dahi, menyadari keanehan Dion, sekarang aroma darah semakin tercium.
Dion tidak membantah, Derek pun mengarahkan lampu ke arah wajah Dion, tidak tahu apakah karna warna lampu yang putih yang membuat wajah Dion terlihat pucat , wajahnya terlihat sangat buruk, di dahinya bercucuran keringat.
"Kamu rasa apakah aku bisa bertahan hingga polisi sampai." Dion bersandar di dinding, berusaha menahan dirinya agar tidak terjatuh.
Derek pun menggerakkan lampu, dengan cepat menyadari luka di perutnya, darah tidak berhenti keluar dari bagian tangannya yang sedang memegang lukanya.
"Ketua Dion." Agung melihat itu pun langsung memapang Dion: "Apakah luka lama?"
"Baru." Dion tersenyum berkata.
"Obati pendarahan dulu." Derek pun membuka jasnya dan membuka kemeja putihnya, menggunakan pisau untuk mengoyak kemejanya.
Gerakan Derek sangat terlatih, dengan cepat membalut lukanya.
Dion pun karena kekurangan darah sudah mulai tidak sadar, mata nya menggelap. Langkah kaki semakin mendekat.
"Bawa Dion ke dalam, Aku dan Desly akan menarik waktu." Derek pun dengan cepat memerintah.
Dion juga tidak bertahan ldan dengan cepat pergi.
Derek pun memakai jas, tidak sampai membiarkan tubuhnya tidak memakai apapun, bahan kemejanya lebih cocok untuk membalut luka.
"Masih ingat dulu saat kita berdua menangkap mafia juga seperti sekarang ini." Derek pun bersandar di dinding,perlahan berkata.
Desly melihat Derek sejenak: "Saat itu lebih berbahaya dari ini, saat itu saja kita tidak mati, kali ini juga tidak akan kan?"
Derek tertawa berkata: "Sebenarnya karena ada mereka Aku tidak bisa mengatakannya, kali ini mereka pasti tidak akan membiarkan kita begitu saja, jika kita kembali ke kota Sanggit, walaupun bagaimana bersembunyi juga tidak bisa menghindari mereka, jadi, kali ini mereka pasti ingin datang mengambil nyawa kita."
"Kapan saat kita bertugas mereka tidak menginginkan nyawa kita." Desly bisa merasakan ketidaktenangan hati Derek, walaupun dulu saat mereka ke tempat yang begitu berbahaya juga tidak begitu menakutkan.
"Segerombolan orang yang tidak berguna di kota Sanggit itu, tunggu aku pulang pasti akan menghabisi mereka." Derek melihat Desly berkata sambil tersenyum.
"Ketua Dion, ada apa?" Supir melihat Agung yang memapang Dion, dan Dion terlihat terluka, terlihat sangat khawatir.
"Terkena sedikit luka." Dion pun mencari tempat duduk dan duduk disana, melambai ke arah Cindy, mengartikan dia sudah kembali.
"Kamu terluka yah?" Cindy mengerutkan dahi dan melihat Dion, tangan yang dingin menyentuh dahi Cindy, perlahan meluruskan dahi yang mengerut.
"Selamanya jangan pernah mengerutkan dahi." Dion pun. Teringat ucapan Cindy, ternyata dia masih ingat?
Cindy melihat Dion, tatapannya sangat kacau, didalamnya ada api yang bersinar dari lilin, Dion bisa melihat dengan jelas ketidaktegaan Cindy, tatapan ini sudah lama tidak terlihat.
"Tidak tahu mengapa, disini ku sangat sakit." Cindy memegang hatinya, melihat Dion dengan serius berkata.
Hati Dion berdetak dengan kencang.
"Ah...." tiba-tiba terdengar jeritan yang merusak ketenangan.
Ada bayangan pria yang ditendang kedalam, dan akhirnya mengenai dinding.
Dan ada bayangan satu pria lagi yang ditendang kedalam, lalu terdengar jeritan.
"Desly, cepat bangkit, Aku sudah hampir mati karena mu." Desly pun menggaruk kepala, pantesan tidak terasa sakit, dengan cepat bangkit dari tubuh Derek.
Agung pun berdiri, menlindungi Dion dan Cindy.
Lilin pun redup karena angin yang tiba-tiba datang saat mereka dii tendang, lampu pun menyinari ruang bawah tanah, Agung melihat segerombolan ini masih ada 5 orang.
Novel Terkait
Asisten Bos Cantik
Boris DreyKamu Baik Banget
Jeselin VelaniRahasia Istriku
MahardikaThe Winner Of Your Heart
ShintaLelaki Greget
Rudy GoldInventing A Millionaire
EdisonBalas Dendam Malah Cinta×
- Bab 1 Lelaki Yang Tidak Sadarkan Diri
- Bab 2 Anak Yang Ditinggalkan
- Bab 3 Ingin Menikah, Bermimpilah
- Bab 4 Dipaksa Untuk Tinggal
- Bab 5 Ada Dendam Namun Tidak Dibalas Bukannlah Lelaki Sejati
- Bab 6 Kamu Sangat Cocok Menjadi Wanita Simpanan
- Bab 7 Orang Yang Datang Untuk Mengacau
- Bab 8 Terluka Bukanlah Apa-Apa
- Bab 9 Diberikan Obat Oleh Orang Lain
- Bab 10 Di Kencingi Anak Kecil
- Bab 11 Perubahan Sikap Cindy Terhadap Dion
- Bab 12 Nama Bayi
- Bab 13 Elsa Terancam
- Bab 14 Menginap Di Rumah Sakit
- Bab 15 Apa Yang Terjadi Di Rumah Cindy
- Bab 16 Rumah Cindy Diobrak-Abrik
- Bab 17 Orang Yang Dicurigai Muncul
- Bab 18 Ibu Dion Ingin Menemui Calon Menantunya
- Bab 19 Dion Cemburu
- Bab 20 Bertemu Di Apartemen
- Bab 21 Makan Berdua
- Bab 22 Percakapan Dion Dan Cindy Di Malam Yang Indah
- Bab 23 Rencana Pergi Berlibur
- Bab 24 Ibu Dion Memutuskan Untuk Menerima Cindy
- Bab 25 Identitas Cindy Terbongkar
- Bab 26 Wartawan Memenuhi Rumah Cindy
- Bab 27 Cindy Sudah Jatuh Hati Pada Dion
- Bab 28 Elsa Mengeluarkan Senjata Rahasianya
- Bab 29 Dion Hanya Mencintai Cindy
- Bab 30 Dion Memilih Untuk Mengalah
- Bab 31 Belajar Menjaga Anak
- Bab 32 Bukti Foto
- Bab 33 Mencari Masalah Di Klub Malam
- Bab 34 Rencana Elsa
- Bab 35 Berita Mereka Lagi-Lagi Menjadi Hot Topik
- Bab 36 Usb Penting Berisi Aib Cindy
- Bab 37 Tian Masuk Rumah Sakit
- Bab 38 Merebut Hak Anak Dengan Ibunya Dion
- Bab 39 Cindy Menyerahkan Hak Asuh Anak
- Bab 40 Mobil Cindy Sengaja Ditabrak
- Bab 41 Mengobati Luka Cindy
- Bab 42 Senang Maupun Sudah Tetap Bersama
- Bab 43 Tian Dijadikan Alasan Untuk Bertemu Cindy
- Bab 44 Cindy Menusuk Dion Dengan Pisau
- Bab 45 Luka Dion Diketahui Ibunya
- Bab 46 Kekecewaan Cindy Terhadap Dion
- Bab 47 Elsa Pergi Bertemu Ibunya Dion
- Bab 48 Jordi Mengetahui Rahasia Terbesar Elsa
- Bab 49 Dita Melaporkan Hasil Pelacakannya
- Bab 50 Cindy Disekap
- Bab 51 Jordi Mencari Orang Untuk Memperkosa Cindy
- Bab 52 Cindy Dianiyaya Di Gudang
- Bab 53 Dion Mengajak Cindy Makan Bersama
- Bab 54 Dion Menelepon Cindy
- Bab 55 Langkah Awal Elsa
- Bab 56 Elsa Ditolak Mentah-Mentah
- Bab 57 Mempertimbangkan Untuk Menerima Dion
- Bab 58 Elsa Meminta Maaf
- Bab 59 Cindy Menerima Dion
- Bab 60 Cindy Ikut Dion Pulang
- Bab 61 Pergi Berlibur
- Bab 62 Berduaan Di Kolam Air Panas
- Bab 63 Bersiap-Siap Membalas Dendam
- Bab 64 Cindy Masuk Bekerja Di Perusahaan Keluarga Dion
- Bab 65 Orang Dalam Perusahaan Ayah Elsa Berhasil Disogok
- Bab 66 Perusahaan Keluarga Elsa Akan Segera Bangkrut
- Bab 67 Dion Memasakkan Sarapan Untuk Cindy
- Bab 68 Cindy Terlalu Baik
- Bab 69 Elsa Lagi-Lagi Memfitnah Cindy
- Bab 70 Klub Malam Terbakar
- Bab 71 Cindy Salahpaham Dengan Dion
- Bab 72 Dita Dan Hendra Sibuk Melacak Pelaku Sebenarnya
- Bab 73 Dita Dalam Bahaya
- Bab 74 Kesalahpahaman Cindy Terhadap Dion
- Bab 75 Mengungkapkan Unek-Unek
- Bab 76 Memancing Cindy Pergi Ke Pabrik Kosong
- Bab 77 Dion Tak Berdaya
- Bab 78 Ada Yang Sengaja Meracuni Dita
- Bab 79 Topeng Hendra Selama Ini
- Bab 80 Dion Mabuk
- Bab 81 Salah Orang
- Bab 82 Kamu Ingin Membunuhku?
- Bab 83 Memulai Penyelidikan
- Bab 84 Kebohongan Hendra
- Bab 85 Tertangkap Basah
- Bab 86 Tidak Mau Makan
- Bab 87 Menjenguk Tian
- Bab 88 Bertemu Dengan Hendra
- Bab 89 Menjelaskan Kebenaran
- Bab 90 Anthony Muncul
- Bab 91 Memilih Untuk Percaya
- Bab 92 Hendra Di Rumah Sakit
- Bab 93 Kenangan
- Bab 94 Tamparan Cindy
- Bab 95 Bekas Ciuman
- Bab 96 Cemburu
- Bab 97 Keluarga Hendra
- Bab 98 Bersekutu
- Bab 99 Anthony Terluka
- Bab 100 Kedatangan Polisi
- Bab 101 Cindy Tertembak
- Bab 102 Selamat Anda Hamil!
- Bab 103 Hanya Rumah Keluarga Dion Yang Aman
- Bab 104 Pelajaran Untuk Jordi
- Bab 105 Masa Lalu Keluarga Chu
- Bab 106 Menjenguk Cindy
- Bab 107 Elsa Terluka
- Bab 108 Penyuka Sesama Jenis
- Bab 109 Ibu Hendra
- Bab 110 Jalan-Jalan
- Bab 111 Kita Menikah Ya!
- Bab 112 Papa Kandung Hendra
- Bab 113 Perjanjian Rahasia
- Bab 114 Anthony Keluar Dari Penjara
- Bab 115 Menentang
- Bab 116 Elsa Mengancam
- Bab 117 Bunuh Diri
- Bab 118 Ternyata Dia Adalah Orang Seperti Ini
- Bab 119 Hendra Membawa Cindy
- Bab 120 Bertemu Di Bandara
- Bab 121 Pertarungan Memperebutkan Cindy
- Bab 122 Hendra Di Tabrak
- Bab 123 Kemungkinan Selamat Begitu Kecil
- Bab 124 Hendra Di Antara Hidup Dan Mati
- Bab 125 Apa Yang Terjadi Dengan Hendra
- Bab 126 Saya Adalah Pamanmu
- Bab 127 Anak Anthony
- Bab 128 Hendra Dipindahkan Rumah Sakit
- Bab 129 Dimas Diculik
- Bab 130 Perubahan Besar (1)
- Bab 131 Perubahan Besar (2)
- Bab 132 Perubahan Besar (3)
- Bab 133 Hati Yang Hancur
- Bab 134 Aku Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 135 Di Khianati
- Bab 136 Alat Perekam Suara
- Bab 137 Permainan (1)
- Bab 138 Permainan (2)
- Bab 139 Permainan (3)
- Bab 140 Peringatan Ibu Dion
- Bab 141 Ibu Dion Pingsan
- Bab 142 Menemui Jenny
- Bab 143 Pergi Berlibur
- Bab 144 Alasan Pergi Ke Amerika
- Bab 145 Pertemuan Jenny Dan Dion
- Bab 146 Acara Perjamuan
- Bab 147 Jason
- Bab 148 Cinta Yang Telah Berlalu
- Bab 149 Isi Surat
- Bab 150 Tunggu Aku
- Bab 151 Memusnahkan Keluarga Jenny
- Bab 152 Kebetulan Bertemu Dengan Jenny
- Bab 153 Kekacauan Di Meja Makan
- Bab 154 Selamat Tinggal, Dion (1)
- Bab 155 Selamat Tinggal, Dion (2)
- Bab 156 Dion Dan Cindy Melompat Ke Sungai
- Bab 157 Kematian Dion
- Bab 158 Cindy Masih Hidup
- Bab 159 Cindy Bersembunyi
- Bab 160 Di Mana Cindy
- Bab 161 Kebenaran (1)
- Bab 162 Kebenaran (2)
- Bab 163 Kebenaran (3)
- Bab 164 Mayat Cindy?
- Bab 165 Hasil Identifikasi
- Bab 166 Menjelaskan Alasannya
- Bab 167 Apakah Kamu Akan Kembali Mencarinya?
- Bab 168 Kembali Ke Indonesia
- Bab 169 Satu Tahun Kemudian
- Bab 170 Persiapan Acara Pernikahan Dion (1)
- Bab 171 Persiapan Acara Pernikahan Dion (2)
- Bab 172 Cindy Kembali
- Bab 173 Cindy Mengetahui Berita Pernikahan Dion
- Bab 174 Saat Pernikahan Berlangsung (1)
- Bab 175 Saat Pernikahan Berlangsung (2)
- Bab 176 Kebenaran Tentang Kehamilan Elsa
- Bab 177 Identitas Tian (1)
- Bab 178 Identitas Tian (2)
- Bab 179 Identitas Tian (3)
- Bab 180 Identitas Tian (4)
- Bab 181 Rencana Jahat Elsa
- Bab 182 Anak Cindy
- Bab 183 Rencana Jahat
- Bab 184 Perjanjian
- Bab 185 Sebenarnya Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 186 Aku Ingin Mengerti Dunia Dion
- Bab 187 Salah Paham
- Bab 188 Kerabat Dekat Juga Bisa Membunuh
- Bab 189 Hati Yang Kotor
- Bab 190 Rencana Jahat Hendra
- Bab 191 Kita Bekerja Samalah
- Bab 192 Jangan Terlalu Terobsesi
- Bab 193 Menghilang
- Bab 194 Obat Kelahiran Kembali
- Bab 195 Melacak
- Bab 196 Penyelamatan (1)
- Bab 197 Penyelamatan (2)
- Bab 198 Penyelamatan (3)
- Bab 199 Hidup Dalam Takdir (1)
- Bab 200 Hidup Dalam Takdir (2)
- Bab 201 Wanita Misterius
- Bab 202 Racun
- Bab 203 Saat-Saat Terakhir (1)
- Bab 204 Saat-Saat Terakhir (2)
- Bab 205 Saat-Saat Terakhir (3)
- Bab 206 Saat-Saat Terakhir (4)
- Bab 207 Antara Hidup Dan Mati (1)
- Bab 208 Antara Hidup Dan Mati (2)
- Bab 209 Hilang Ingatan (1)
- Bab 210 Hilang Ingatan (2)
- Bab 211 Pilihan (1)
- Bab 212 Pilihan (2)
- Bab 213 Kembali Ke Indonesia
- Bab 214 Cerita Awal Kita Saling Kenal
- Bab 215 Masalah Keluarga Anthony
- Bab 216 Saat Acara Berlangsung (1)
- Bab 217 Saat Acara Berlangsung (2)
- Bab 218 Dokter Jay
- Bab 219 Rencana Jahat?
- Bab 220 Reaksi Obat (1)
- Bab 221 Reaksi Obat (2)
- Bab 222 Mengkhianati
- Bab 223 Bunuh Jay
- Bab 224 Mulai Bereaksi
- Bab 225 Orang Di Balik Semua Ini
- Bab 226 Kecelakaan Mobil (1)
- Bab 227 Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 228 Berakting
- Bab 229 Trik Antara Wanita
- Bab 230 Orang Dibalik Kecelakaan Ini
- Bab 231 Aku Sengaja
- Bab 232 Siapa Dion? (1)
- Bab 233 Siapa Dion? (2)
- Bab 234 Rencana (1)
- Bab 235 Rencana (2)
- Bab 236 Rencana (3)
- Bab 237 Perjanjian (1)
- Bab 238 Perjanjian (2)
- Bab 239 Menggoda
- Bab 240 Menemukan Tempat Penelitian (1)
- Bab 241 Menemukan Tempat Penelitian (2)
- Bab 242 Orang Yang Berada Dibawah Tanah
- Bab 243 Datanglah Ke Kediamanku (1)
- Bab 244 Datanglah Ke Kediamanku (2)
- Bab 245 Seluruh Kota Penuh Dengan Masalah (1)
- Bab 246 Seluruh Kota Penuh Dengan Masalah (2)
- Bab 247 Aku Datang Demi Seseorang
- Bab 248 Cindy Menghilang
- Bab 249 Mencari Cindy (1)
- Bab 250 Mencari Cindy (2)
- Bab 251 Mencari Cindy (3)
- Bab 252 Alat GPS
- Bab 253 Menyelamatkan Cindy (1)
- Bab 254 Menyelamatkan Cindy (2)
- Bab 255 Masalah Keluarga Tanusaputra
- Bab 256 Apa Yang Berharga Darimu?
- Bab 257 Cindy Yang Mengganggu
- Bab 258 Bahaya Menghampiri (1)
- Bab 259 Bahaya menghampiri (2)
- Bab 260 Bahaya Menghampiri (3)
- Bab 261 Bebas Dari Bahaya
- Bab 262 Kondisi Berbahaya Di Kota Rao (1)
- Bab 263 Kondisi Berbahaya Di Kota Rao (2)
- Bab 264 Obat Penangkal Sudah Ada Titik Terang (1)
- Bab 265 Obat Penangkal Sudah Ada Titik Terang (2)
- Bab 266 Kematian Dokter Jay
- Bab 267 Anakku Di Tangkap (1)
- Bab 268 Anakku Di Tangkap (2)
- Bab 269 Berhadapan Dengan Masalah (1)
- Bab 270 Obat Penawar Akan Selesai Dalam Seminggu
- Bab 271 Hubungan Yang Sulit Di Mengerti
- Bab 272 Fakta Orang Tua Kandung Tian
- Bab 273 Siapa Yang Berkhianat (1)
- Bab 274 Siapa Yang Berkhianat (2)
- Bab 275 Siapa Yang Berkhianat (3)
- Bab 276 Siapa Yang Berkhianat (4)
- Bab 277 Menyelamatkan Anak-Anak
- Bab 278 Hendra Tiba-Tiba Muncul
- Bab 279 Cindy Sadar (1)
- Bab 280 Cindy Sadar (2)
- Bab 281 Ingatan Yang Hilang
- Bab 282 Rencana Jahat Elsa
- Bab 283 Rencana Yang Kejam
- Bab 284 Menepati Janji
- Bab 285 Syarat
- Bab 286 Kesepakatan
- Bab 287 Godaan
- Bab 288 Perjanjian
- Bab 289 Konfrontasi
- Bab 290 Ending