Balas Dendam Malah Cinta - Bab 139 Permainan (3)

Bab 139 Permainan (3)

Cindy sudah mengambil nomor, sedang menunggu di depan pintu, ada banyak ibu hamil yang sedang menyentuh perutnya, wajah mereka terlihat bahagia.

Ada seorang ibu muda di depan Cindy, karena ayah muda selalu menayakan ini dan itu, membuat ibu muda itu pun menenangkannya, kelihatannya sangat bahagia.

Cindy menatap ibu muda itu dan tersenyum, dia sangat cemburu.

Ibu muda itu pun menanyakan Cindy:"Kamu juga hamil yah?"

Cindy terdiam, menjawab:"Iya, sudah 2 bulan lebih." Dia terlihat bahagia.

Ibu muda pun terus berkata banyak hal, pria itu pun tersenyum.

Akhirnya, ibu muda itu bertanya:"Kamu datang mengecek yah?" saat itu, wajahnya pun berubah.

Tangan kanannya menyentuh perutnya dan memegang nomornya dengan kuat.

Anak ini belum sempat melihat dunia ini, anak itu jika adalah laki-laki, pasti akan menurun dari Dion yang pintar dan gagah, jika perempuan, dia akan mengenakan gaun padanya, pasti akan kelihatan seperti boneka.

Cindy mengingat scannya hari itu, dia masih sangat kecil, wajah, tangan dan hidung pun belum ada, namun merasa ada nyawa di tubuhnya, ini mungkin adalah perasaan seorang ibu.

Saat Cindy berada dalam dunianya, dia mendengar ada yang memangil namanya, seorang suster, dia sangat ragu dan berdiri.

"Nyonya, tolong jangan masuk." Tiba-tiba tidak tahu darimana datang seorang pria.

Cindy melihatnya:"Siapa kamu?"

"Saya adalah bawahan ketua Dion, nyonya, ketua sedang dalam perjalanan, tidak peduli kamu melakukan apa, tolong tunggu ketua dan bicarakan padanya yah?" orang ini , Cindy tidak pernah bertemu dengannya.

Namun ketua Dion yang dia katakan pasti adalah Dion.

Ada banyak orang yang antri di belakang dan sedang berkata, suster pun menyuruhnya cepat.

Cindy pun bersiap-siap melewati pria itu dan masuk, namun di tahan oleh pria itu:"Nyonya, tugasku adalah menghalangimu, tidak peduli melakukan apapun."

Cindy tahu jika dia tidak bisa melawan 5 pria ini, hanya bisa memandang mereka.

Suster yang melihat ini pun berkata:"Kalian berdiskusilah dulu, selanjutnya, silahkan masuk."

Cindy sangat marah dan menjatuhkan tangan orang itu darinya.

Bertanya:"Kenapa Dion tahu saya disini." Cindy teringat, tersenyum dingin: "Ternyata, dia tidak mengurungku karena menyuruh orang mengikutiku."

Pandangan Cindy penuh kemarahan, sangat marah, pria ini, mengapa dia harus mendengarnya.

Cindy dengan sangat marah duduk di kursi, mengetahui tidak ada gunanya berkata dengan pria ini.

Dia hanya diam menunggu kedatangan Dion, bukankah Anthony mengatakan pagi ini dion akan pergi ke peresmian? Mengapa bisa kesini?

Dion berkendara dengan cepat, namun jarak terlalu jauh, jadi saat sampai sudah hampir jam 10.

Dion berlari ke hadapan Cindy, dasi yang rapi pun sudah ditarik longgar, dia terlihat berbeda dengan biasanya.

"Cindy, apa yang ingin kamu lakukan?" Dion melihat Cindy, mengetahui Cindy dan anaknya tidak apa-apa, dia pun menyuruh orang itu pergi, akhirnya kecemasan itu menjadi kemarahan dan menjerit kearah Cindy.

Cindy yang melihat Dion datang pun langsung berdiri, sayangnya ketinggiannya hanya sampai dilehernya.

"Dion, kamu menyuruh orang mengikutiku." Cindy menatapnya berkata.

Dion dengan kacau mengucek kepalanya:"Sekarang banyak masalah dikota ini, saya takut kamu dalam masalah."

"Oh?" Cindy berkata:""Kamu takut aku dalam masalah atau aku mengugurkan kandunganku."

Menghadapi pertanyaan Cindy, dia yang awalnya marah pun menjadi tenang.

"Jangan lupa, anak dikandunganmu bukan hanya milikmu, juga milikku, jika kamu ingin mengecek, saya bisa menemanimu, jika kamu ingin menggugurkannya, paling tidak harus ada persetujuan dariku." Dion berkata.

Cindy pun tidak puas, dia hanya berpikir tentang Dion menyuruh orang mengikutinya, semua masa lalu terlintas di pikirannya, saat ini, dia merasa sangat membencinya.

Mereka berdua karena cinta maka menghasilkan kebencian.

"Dion, bagus, bagus, sangat bagus." Cindy berkata, lalu tidak berkata lagi dan pergi.

"Saya antar kamu pulang." Dion mengejarnya berkata.

Cindy menghentikan langkahnya, melihatnya sejenak tersenyum berkata:"Saya boleh menolak kan?"

Satu kata membuat Dion terdiam.

Dia terdiam dan tidak bisa mengatakan apapun.

Cindy yang melihat Dion terdiam pun terus berjalan, Dion juga mengikutinya.

Sepanjang jalan tidak berkata.

Dion melihat jam, sudah jam 10 lebih, peresmian seharusnya sudah selesai namun belum menerima telepon, seharusnya tidak ada masalah.

Setelah Dion melihat Cindy aman, dia pun mulai mengkhawatirkan masalah peresmian.

Dion mengantar Cindy di depan rumah dan pergi.

Cindy melihat rumah yang megah ini seperti penjara, walaupun tenang namun penuh dengan penderitaan.

Saat itu ada ibu Dion yang sedang bermain dengan Tian di ruang tamu, Tian memandang Cindy, lalu berlari kearah Cindy dan memanggilnya ibu.

Cindy pun akan luluh, dia langsung menggendong Tian.

Tian begitu lucu, mata yang besar memandang Cindy, tersenyum, terlihat begitu lucu, Cindy tidak menahan dan menciumnya.

Saat ini ibu Dion pun berkata:"Jika kamu hamil maka jangan sembarangan pergi, barusan Dion yang membawamu pulang kan, bisakah kamu jangan mencari masalah, tahukah kamu jika pagi ini Dion ada urusan yang penting, dia akan melakukan peresmian."

Bisa terlihat, ibu Dion sangat tidak senang pada Cindy, wanita in benar-benar keterlaluan.

Novel Terkait

Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu