Balas Dendam Malah Cinta - Bab 238 Perjanjian (2)

Bab 238 Perjanjian (2)

Rudy dengan cepat di kuasai Dion.

Winny pun menutup mata, dan tidak menghiraukan semua kekacauan, Rudy tersenyum, berbalik, dan melihat Winny, berkata: "Apakah setelah ini berakhir aku tidak hutang padamu lagi."

Winny merasa ada sesuatu yang membasahi bajunya, mendengar suara Rudy berkata: "Benar."

Rudy pun tersenyum: "Setelah ini selesai apakah saya sudah bisa mendapatkan hatimu, apakah kamu tidak akan membenciku lagi." Senyuman yang begitu bersinar.

"Baik."

Winny dengan suara tangisan.

Hendra sedang menunggu diluar, melihat Rudy keluar, dia pun tersenyum: "Pertama kali bertemu, halo, aku adalah Hendra."

Rudy pun mengecilkan mata: "Kamu yang menarik Anthony turun?" matanya terlihat penuh dengan ancaman, walaupun sudah jatuh ketangan orang ini, dia pun tidak terlihat takut.

Hendra menaikan alis merasa ancaman: "Saya harap kamu tahu, aku adalah anaknya satu-satunya, mengantarnya pergi berlibur tidak baikkah?"

Rudy saat itu fokus membuat obat, tidak suka mengurus orang luar, karena masalah diluar dia tidak tahu banyak, hanya tahu jika situasi itu tiba-tiba menyuruhnya pergi, dia baru tahu jika di luar terjadi banyak perubahan.

Rudy pun menyimpan tatapan tajamnya: "Redo sudah mengingkan orang padamu kan."

Dengar-dengar Rudi dan si tua itu ada hubungan yang lama, jadi tahu sedikit masalah keluarga juga bukan hal yang aneh: "Aku adalah orang yang berharga di keluargamu."

"Haha." Rudy tersenyum dingin berkata: "Kamu tahu kenapa Redo begitu terburu-bur mencari ku?"

Hendra menghentikan langkahnya, tersenyum menusuk, Rudy tahu jika itu sedang menusuk Redo, dia pun tersenyum berkata: "Uang dan kekuasaan."

2 kata ini selama ini adalah kata yang paling menggoda orang. Dan 2 kata ini pun adalah terbangkit karena semua orang, adalah 2 kata yang paling membawa kejahatan.

Rudy tertawa, bahkan sangat keras, akhirnya berkata: "Sebenarnya menguasai Redo sangat mudah."

"Oh?" Hendra pun terkejut dengan keahlian pria ini, pantas dia adalah orang hebat.

Rudy melihat orang disampingnya, saat ini sudah sampai dimobil, sangat jelas sudah tidak ada keraguan, Hendra melambaikan tangan, mereka berdua pun duduk dibelakang mobil.

"Narkoba yang digunakan Redo hanya aku yang bisa membuatnya." Rudy menunjuk dirinya sendiri.

Hendra mendengar ini, perlahan dia pun menyadarkan punggungnya, ini adalah suatu kompromi, perlahan berkata: "Kamu mau apa ? "

Hendra mengisap rokok, asap itu pun memenuhi semua ruangan, menutupi pandangan mereka, nikotin pun masuk ke hidung mereka.

"Kamu demi Cindy melakukan sampai tahap ini, aku juga demi wanita." Kata Rudy sambil tersenyum, "Aku akan berikan keahlianku, dan aku mau Winny."

Tidak tahu sudah berapa lama, Hendra pun menginjak rokok untuk mematikannya berkata: "Tunggu hingga obat penangkal selesai, aku akan membantumu, kamu harusnya tahu jika Winny membuat obat itu untuk menyelamatkan kakaknya."

Rudy ini jika tahu Winny sekarang seperti ini karena siapa, dia pasti tidak akan melengah, namun, tidak apa-apa, Hendra bisa sampai sekarang, semua nya karena caranya, hanya Rudy, apa yang harus dia takutkan.

Mereka berdua pun mencapai kesepakatan.

Rudy takut Hendra akan menghancurkannya, jadi dia sangat berhati-hati, Hendra tentunya juga mencegah Rudy, mereka saling berjaga dan juga saling tidak mencari masalah.

Dion melihat Winny, menutup lampu, mengikuti bawahannya dan pergi.

Sekitar menjadi tenang, Winny pun menutupi kepalanya dengan selimut, terdengar suara tangisan.

"Kenapa, kenapa harus dia, kenapa bisa begitu, hidup ini tidak adil." Winny pun mengigit bibirnya sendiri.

Memang dia sendiri yang setuju dengan perjanjian ini, Winny yang menggunakan Rudy yang menyukainya untuk menukarkan ini, tapi, kenapa, Rudi tidak membencinya, tidak membenci dia yang begitu egois?

Winny menyentuh hatinya, seperti berdetak semakin kencang.

Dion kali ini pun keluar dari kamar nya dan datang ke rumah sakit, tentu akan berada disini dan tidak akan pergi, bagaimanapun, Cindy ada disini.

Dion pun menyuruh bawahannya pergi, dia pun menggerakkan kursi roda dan datang ke kamar Cindy, suster pun sedang ketiduran, Cindy juga sedang tidur diranjang.

Dion perlahan mendorong pintu kamar, melihat Cindy yang sedang tidur sangat cantik, dia pun tersenyum, sebenarnya jika Cindy bisa begitu senang terus akan sangat baik, namun lain kali walaupun ingatan Cindy kembali, Dion juga tidak akan membiarkannya sedih, lain kali tidak ada orang yang bisa menyakitinya.

Dion pun menyentuh wajah Cindy, kulit Cindy masih begitu bagus, begitu putih dan bersinar, menyentuhnya begitu lembut dan nyaman.

"Jangan bergerak." Dalam tidur Cindy yang tangannya tidak tenang dan berkata.

Dion tersenyum, melihat Cindy membuka mata.

"Uh, kamu adalah bayanganku di mimpi." Cindy melihat Dion, menyodorkan tangan ingin menyentuhnya, namun saat ingin menyentuhnya pun menarik kembali tangannya: "Tidak boleh, jika sentuh akan hilang, saat itu juga begitu."

"Oh? Berapa kali kamu memimpikanku?" Dion mengecilkan mata, cahaya bulan pun menyinari wajah Cindy, Dion pun bisa melihat wajah Cindy yang berhati-hati.

Mulutnya memuncung, dengan kepolosan seperti anak-anak, sangat lucu.

"Benar juga, namun setiap kali selalu bayangan ang kabur, wajah yang tidak jelas." Cindy pun dari cahaya melihat wajah Dion, walaupun tahu setelah pagi akan lupa, tapi dia berusaha untuk mengingat wajahnya.

Alis yang tajam, mata yang bulat, hidung yang mancung, bibir yang sexy, setiap sisi, dia ingin mengingatnya dengan jelas.

Dion tersenyum menarik tangan Cindy yang tidak berani menyentuhnya berkata: "Kali ini kamu bisa merasakannya?"

"Rasanya panas, tidak menghilang." Cindy pun merasakan kehangatan, sepasang mata pun tersenyum.

Dion pun meletakkan tangan Cindy di wajahnya berkata: "Saya tidak akan menghilang, selamanya tidak akan."

Cindy tersenyum dengan senang, tidak terpikirkan dalam mimpi akan begitu nyata berkata: "Setelah aku sadar kamu tidak boleh menghilang yah."

Cindy menarik tangan Dion dengan erat.

Dion menganggukkan kepala berkata: "Baik."

Cindy pun menutup mata, dan tertidur.

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu