Balas Dendam Malah Cinta - Bab 61 Pergi Berlibur

Bab 61 Pergi Berlibur

Cindy baru menciumnya, Dion pun langsung menyambut ciumannya. Dia menyodorkan tangan dan menopang pinggul Cindy, dan menariknya hingga terduduk di badannya, ciuman mereka sangat agresif.

Cindy yang tidak sadar dan merasakan ke agresifan Dion, bahkan tangannya sudah sampai ke pinggulnya. Cindy pun gemetar dan langsung menarik badannya.

Dion terlihat bingung dan melihatnya, Cindy tersenyum berkata: "Hari ini tidak begitu cocok." Lalu dia berdiri dan merapikan bajunya yang sedikit berantakan.

"Saya akan menyeduh teh untukmu, kamu pasti lelah." Cindy tersenyum berkata, lalu berjalan pergi.

Melihat bayangan Cindy membuat Dion sangat senang, karena dia bisa bersama dengan orang yang di cintainya, walaupun harus hidup miskin, dia juga tidak peduli.

Cindy yang sedang menyeduh teh namun hatinya sangat dingin, dia berpikir Dion dapat menyuruh orang lain menyakitinya, itu berarti Dion tidak mencintainya.

Wajah Cindy pun terlihat tersenyun sinis, mengapa pria ini harus berpura-pura begitu agresif?

Setelah berbalik badan, raut wajahnya kembali menjadi lembut. Dia membawakan teh hangat dan meletakkannya di depan Dion. Dion dengan manja memeluknya, sambil berkerja sambil meletakkan kepalanya di pundak Cindy, seperti dengan begitu dia akan lebih nyaman.

"Dion, bolehkan saya berkerja di perusahaanmu?"

Dion langsung tecengang, "kamu di rumah saja, saya yang akan berkerja untuk menghidupimu."

Cindy pun menatap Dion dengan raut wajah memohon, "Saya juga tidak ingin menjadi orang yang begitu tidak berguna, lagi pula di perusahaan ada kamu, saya bisa bersamamu di sana dan menemanimu setiap saat."

"Lagipula, saya juga ingin membantumu, lihatlah kamu begitu kelelahan."

Ucapan Cindy sama sekali tidak membuat Dion curiga, dia malah sangat terharu dan merasa Cindy sangat memperdulikannya.

Dion pun langsung mencium Cindy, Cindy juga menyambut ciumannya, di dalam hati Cindy malah menghela nafas.

Memanfaatkan Dion dan menghancurkan perusahaan milik keluarga Elsa, ini adalah rencananya. Dionjuga tahu jika Cindy baru saja mengatakan dia menginginkan kehidupan yang tenang, namun mungkin karena kehidupannya yang sebelumnya yang membuatnya masih tidak bisa tenang.

"Kalau begitu kamu ingin jabatan apa, bahkan jika kamu menginginkan perusahaan ku juga akan kuberikan." Dion bercanda berkata, tatapannya penuh dengan cinta.

Cindy sangat ingin mengatakan berikan jabatanmu padaku, namun dia sengaja berpikir lalu dengan tersenyum berkata: "Terserah kamu, bisa bersama denganmu sudah cukup."

Dion tersenyum lembut, "kamu adalah bos klub malam yang memiliki kemampuan yang hebat, takut kamu bosan....kamu ikut denganku saja, yang bisa saya lakukan, kamu juga bisa."

Dion berkata: "Ketua umum khusus, haha, nyonya apakah kamu puas?" Cindy tersenyum dengan gembira, ini sudah lebih baik dari yang dia pikirkan.

Ingin menghancurkan perusahaan ayahnya, dia hanya bisa mengharapkan kekuatan Dion. Jabatan, kekuasaan, jaringan, sumber daya juga lengkap, akan dengan cepat membuat dirinya menjadi hebat.

"Ayah ku yang baik, tunggu lah." Cindy tersenyum dingin, penuh dengan kebencian. Namun dia tidak menampilkan di wajahnya, namun memeluk Dion dan menciumnya.

"Tentu puas, saya sangat senang." Dia tersenyum dengan sangat bahagia. Jika orang yang di depannya ini tidak pernah melakukan hal itu padanya, dia mungkin akan benar-benar jatuh cinta padanya.

Dia berpikir dalam hati, kelembutan dan perhatian Dion sudah membuatnya semakin meluluh, namun setiap saat dia mulai luluh, gambaran hal buruk itu kembali teringat di benaknya, dan menyadarkannya.

Selamanya dia tidak berani berharap pada cinta.

Namun Dion juga tidak terburu-buru membawanya pergi kerja, menurut Dion: "berkerja sangat lelah, harus membuatmu senang dulu, setelah mulai kerja, mungkin sudah tidak memiliki waktu."

Walaupun Cindy terburu-buru ingin berkerja, namun dia juga tahu tidak boleh terburu-buru dan menunjukan kemauan dia yang sebenarnya, Cindy pun hanya tersenyum setuju. Dion sangat senang, berusaha untuk merencanakan liburan mereka.

Awalnya Dion berencana untuk membawa Cindy ke luar negri, namun memakan waktu terlalu lama, lagipula Cindy juga tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi, dari saran Cindy, Dion memutuskan untuk bermain di sekitar kota saja.

Dion membawa Cindy berkendara hingga ke sebuah desa, disana sudah ada sepasang suami istri yang sudah tua yang menunggu mereka.

Setelah Cindy turun dari mobil terlihat sangat penasaran, bagaimanapun dia belum pernah datang ke tempat ini, dan dia juga tidak pernah berpikir Dion akan membawanya ke tempat ini.

"Saya pernah datang sekali saat membicarakan bisnis, bos itu dulunya lahir di sini, setelah dia sukses, dia membangun tempat ini menjadi sebuah tempat penginapan, kehidupan warga di sekitar ini juga membaik."

Dion berkata: "Sekali-sekali datang kesini juga sangat baik, udara disini juga sangat segar, lingkungan juga baik, sangat tenang."

Cindy mengangguk kepala, udara disini lebih baik banyak dari dikota.

Rumah ini juga sangat bagus, 3 tingkat, dihalaman ada sebuah pohon yang tinggi, di taman juga ada banyak bunga mawar merah, dibelakang rumah juga ada taman sayur.

Semuanya sangat sederhana dan bersih, yang membuat Cindy terkejut adalah ternyata ada pemandian air panas.

Orangtua itu menjelaskan berkata, ada pemandian air panas di belakang desa, namun kecil, jadi tidak berkembang menjadi suatu tempat pemandian umum, hanya ada beberapa rumah yang dibawahnya ada dan membuatnya menjadi tempat pemandian.

Didalam hati, Cindy sangat mendambakan kehidupan seperti ini, saling bergantungan satu sama lain, menanam bunga, tidak ada gangguan dari orang lain. Cindy pun menatap Dion, sayangnya orang disampingnya ini bukanlah orang yang dia harapkan.

Dion tersenyum lembut dan menarik Cindy ke pelukannya, "Saat kita tua nanti, kita akan melewati hari tua di sini. Pasti sangat baik." Dion tersenyum berkata, namun Cindy malah terbengong.

Dari luar terlihat bahwa Cindy juga merangkul pinggul Dion dengan tersenyum berkata: "Baiklah, saat kita tua nanti, kita kembali lagi ke sini."

Dion memeluknya dan tidak bisa melihat kekacauan hati Cindy .

Makan siangnya adalah makanan khas desa itu, kedua orang tua itu menangkap ayam dan membuat ayam pedas dan soup ayam, dan juga membuat sayuran yang segar menjadi semangkuk sayur yang enak.

Cindy pun kecanduan, makanan seperti ini benar-benar enak, melihat Cindy begitu senang, tatapan Dion penuh dengan rasa cinta.

Dion berharap Cindy lebih tenang, jangan memikul beban yang terlalu berat, berharap dia lebih banyak tersenyum. Dion ingin berkata bahwa Cindy yang berbahagia barulah terlihat cantik.

Setelah makan, Dion tiba-tiba berkata: "bisakah kalian membawa kami pergi ke gunung?"

Dia tersenyum pada Cindy berkata: "Ayo kita pergi jalan-jalan."

Cindy dengan turut menganggukkan kepala, kedua orang tua itu berkata, "Baiklah, banyak harta karun di gunung kami, ginseng dan obat herbal juga ada."

Obat herbal? Mata Cindy pun bersinar, dia sedang berpikir bagaimana menghancurkan perusahaan ayahnya, jika dia ada obat herbal..... matanya pun bersinar seperti ada rencana.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu