Balas Dendam Malah Cinta - Bab 229 Trik Antara Wanita

Bab 229 Trik Antara Wanita

"Nyonya, bisakah kamu biarkan aku berbicara dengan ketua Dion?" Agung pun berjalan dari belakang, dengan sopan berkata.

"Tidak, ada masalah apa, tunggu Dion baikkan baru katakan, sekarang biarkan dia istirahat, kamu sebagai asistennya, masalah kecil juga tidak bisa urus?" ibu Dion dengan sangat tegas, sekarang Dion terlalu kelelahan, setiap hari demi tempat penelitian untuk Cindy dan tidak bisa melakukan apapun.

"Ibu, apakah kamu masih tidak yakin dengan kemampuan Agung? Yang dia ingin katakan pasti bukan masalah kecil." Dion melihat ibunya berkata: "Katakanlah."

Agung dengan bersalah membungkukkan badan: "Maaf, nonya."

Ibu Dion melihat anaknya begitu yakin, dia pun dan segerombolan orang pun pergi begitu saja.

Agung melihat semua orang pergi, dengan suara pelan berkata: "Winny sedang di selidiki."

Dion menggerutkan dahi, wajahnya yang mengerut pun menarik lukanya, Dion pun menenangkan diri berkata: "Saya percaya padanya, suruh polisi melepaskannya, dan suruh Winny datang."

"Bibi, saya ke kamar mandi dulu." Rena melihat bayangan Agung, mereka sedang berkata dengan suara pelan, tidak terdengar apapun, dan berkata pada ibu Dion.

Elsa pun melihat Rena asisten Dion pergi, dengan cepat mengikutinya.

Jordi tentu mengikuti kakaknya, Elsa sedang sakit bukanlah pura-pura, ada apa dengan wanita benama Rena itu.

Rena pun keluar dari kamar mandi melihat Elsa menunggu didepan.

Elsa bersandar didinding, tersenyum melihat Rena berkata: "Kamu adalah sekretaris Dion?"

Elsa tahu latar belakang Elsa, mengetahui paling tidak sekarang mereka adalah musuh, dia pun menunduk, dan merahasiakan semuanya dengan sopan berkata: "Iya, ada perintah apa yah?"

Elsa melihat ekpresi Rena , dia pun dengan sombong: "Saya, berharap kamu bisa melihat jelas siapa yang merupakan menantu keluarga Dion, kamu sebaiknya patuh, jangan muncul didepan pak Dion, kalau tidak aku akan menggoreskan pisau di wajahmu."

Rena menggigit gigi, takut jika scara tidak sadar dia pun mengeluarkan suara marah, berkata: "Masalah aku resign atau tidak, harus ketua Dion yang mengatakan, mengenai tidak muncul didepan ketua Dion, maaf, saya tidak bisa melakukannya, karena ini adalah pekerjaanku."

Rena berusaha berbicara dengan profesinal, walaupun begitu, wanita di depan ini pun menamparnya.

Dengan cepat, bekas merah pun terlihat diwajahnya.

Mata Rena pun ada airmata, namun dia tetap menahannya: "Mungkin kamu tidak tahu, sekarang saya adalah penyelamat ketua Dion." Rena tersenyum menusuk.

Memegang wajahnya, dengan mata berair, terlihat kasihan.

"Kamu...." Elsa tahu jika di lihat ibu Dion dia menamparnya, maka dia akan sangat sulit bahkan Dion akan semakin marah padanya.

Jordi berbalik, dia juga sudah terbiasa dengan ini, petandingan antara wanita dia sudah sering melihatnya, dia pun mengerti, melihat wanita ini terhadap kakaknya berkata: "Kamu berani mengatakannya, palingan kamu akan hancur, percayalah dengan kemampuan keluargaku, membuat orang musnah masih bisa."

Ini bukan hanya ancaman kosong.

Rena begitu kesal karena dia tidak memiliki keluarga seperti Elsa, hanya bisa menahan, air mata pun jatuh kelantai, dan menahan semuanya dalam hati, akhirnya berkata: "Saya mengerti."

Elsa dan Jordi pun dengan puas menganggukkan kepala, meninggalkan toilet.

Meninggalkan Elsa yang terlihat marah, kaca di toilet pun terlihat wajah yang begitu kejam.

"Maksudmu kamu tidak mengirimkan pesan padaku?" Dion melihat Winny, mengecilkan mata.

Winny tidak menutupi berkata: "Saat itu saya dan Gangster sedang melakukan penelitian penting, sampai jam 9 baru meninggalkan tempat penelitian, dan tidak menyentuh ponsel."

Tidak banyak orang di tempat penelitian, hanya ada Wini , Gangster dan Jay.

"Saat itu Jay sedang apa?"

Winny berpikir sejenak: "Saat itu, saya tidak memerhatikannya, sebenarnya, Jay bukanlah penelitian yang pantas, jika bukan karena kekurangan orang, saya tidak akan menggunakan orang sepertinya, tidak tahu bagaimana bisa dia diajari oleh dokter Ryan, walaupun dokter Ryan kadang juga bodoh."

"Kalau begitu kamu pulanglah dulu." Dion pun melambaikan tangan.

Winny bukanlah orang bodoh: "Jadi Jay? Ponselnya mungkin dia yang menyentuhnya."

Dion melihat Winny: "Saya akan membereskannya, bukankah kamu kekurangan orang? Sekarang saya tidak bisa mencari orang yang lebih hebat darinya, kamu gunakan dulu."

"Baik." Bagaimanapun bos sudah berkata, Winny pun tidak berkata apapun lagi dan kembali ke tempat penelitian.

Agung yang berada disamping sangat tidak menggerti: "Jay jika melakukan ini kenapa harus menyisahkannya lagi ?"

"Hanya penasaran siapa orang di balik kecelakaan ini?" Dion menggayunkan tangan, terlihat tidak ingin berkata: "Pergi lihat Cindy bagaimana, lalu laporkan padaku."

"Baik." Agung pun pergi.

Orang berkata, 3 wanita 1 permainan, ibu Dion, Elsa dan Rena berperan ini itu sungguh menarik, membuat Dion merasa kacau.

"Anakku, kali ini Rena yang menyelamatkanmu, kamu harus berterimakasih padanya." Ibu Dion berkata, dan pandangan orang jatuh pada Rena.

Barulah dia memerhatikan wajah Rena ada bekas tamparan, namun ditutup dengan bb cream yang terlihat jelas.

"Tidak tidak, saya hanya melewati sana dan melihat ada pria yang menarik ketua, hanya refleks, bisa menyelamatkan ketua adalah keberuntungan ketua." Rena menunduk berkata.

Dion pun memikirkan hal itu, dia ingin Rena hampir dicekik mati oleh pria itu, sebenarnya itu deminya: "Kamu ingin apa katakanlah, saya tidak akan membuatmu kecewa."

"Rena lain kali kamu adalah penyelamat dari keluarga kami, kamu akan....aduh kenapa dengan wajahmu?" ibu Dion pun memutarkan wajahnya, baru menyadarinya wajahnya da bekas tamparan.

Elsa pun terkejut.

Rena menyentuh wajahnya tersenyum: "Ini yah, tadi tidak hati-hati terjatuh."

"Terjatuh hingga da bekas tamparan?" ibu Dion tertawa: "Ada orang yang menyakitimu katakan padaku, aku akan membelamu."

Elsa mendengar ucapan ibu Dion, hatinya pun berdetak kencang, setelah memukulnya dia pun meyesal, namun tidak ada obat penyesalan, jika Rena mengatakannya bagaimana?

Rena tersenyum canggung berkata: "Sebenarnya saya tidak bisa melakukan apapun, sebagai sekretaris membuat ketua Dion mengalami hal seperti ini, sungguh kesalahanku, maka aku memukul diriku sendiri agar aku sadar."

Elsa mendengar ini pun merasa tenang.

Novel Terkait

Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu