Balas Dendam Malah Cinta - Bab 87 Menjenguk Tian

Bab 87 Menjenguk Tian

Sesampai di rumah Ibunya Dion, sepanjang jalan dia tidak mengatakan apapun, setiap kali Dion ingin mengatakan sesuatu, namun melihat wajah Cindy yang dingin pun diam kembali.

Ibunya memang sangat peduli pada cucu satu-satunya itu, Tian semakin lucu, putih dan gendut.

Pelayan memberi hormat pada mereka dan mengundang mereka masuk, saat itu ibunya sedang berada di taman melihat Tian bermain dengan pelayan, dia terlihat tersenyum dengan bahagia.

"Ibu, saya membawa Cindy datang menjenguk mu." Dion pun menarik tangan Cindy, namun Cindy malah menghindar.

Dion lihat, Cindy yang di depannya terlihat tidak bermimik, dia pun menarik tangannya lagi dan menggenggamnya dengan erat, tidak membiarkannya pergi lagi.

Cindy dengan tidak senang melihatnya, tanpa berkedi sekali pun.

Mendengar suara anaknya, ibunya sangat senang, namun melihat Cindy dia langsung merengut.

"Mba, siapa yang membiarkan perempuan ini masuk." Ibu nya tidak melupakan apa yang dilakukan wanita ini pada anaknya, wanita ini hanya menginginkan perusahaannya saja, sungguh bercanda, bahkan menghancurkan klub malamnya juga tidak bisa membayar semua kebencianku.

"Dia adalah ibu Tian, dia juga adalah istriku satu-satunya." Dion menarik tangan Cindy dengan serius berkata pada ibunya dan pelayan keluarga, bahwa wanita ini sangat berharga baginya.

Hati Cindy pun sedikit tergerak.

Cindy tersenyum sinis, mengapa dia masih berharap dengan orang sepertinya? Apakah dirinya masih belum cukup tersakiti?

"Ibu..ibu..ibu.., gendong." Tian yang melihat Cindy pun langsung meninggalkan mainan dan ingin Cindy menggendongnya.

Melihat ini, ibu nya Dion hanya bisa menghela nafas, bagaimanapun dia adalah ibu kandungnya, jika tidak membiarkan Tian melihat ibunya sendiri memang terlalu keterlaluan.

"Melihat dia adalah ibu kandung Tian, saya menginzinkannya melihat Tian, namun menjadi menantu keluarga Dion adalah hal yang mustahil." Ibu Dion berkata lalu pergi.

Dion tahu jika ini adalah toleransi terbesar ibu nya, membicarakannya lagi mungkin malah akan berakibat buruk, hanya bisa membiarkan ibunya perlahan menerima Cindy, mengetahui kebaikan Cindy, percaya akan kepribadian Cindy dan identitasnya sebagai ibu Tian, suatu hari ibunya pasti akan menerimanya.

"Jangan ambil hati dengan ucapan ibuku, istriku hanyalah kamu, tidak mungkin ada orang lain." Dion membujuk dan memeluk Cindy.

Cindy lagi-lagi menghindar: "Hubungan kita memang seperti ucapan ibumu, mengenai istri, saya rasa Elsa lebih cocok, harap ketua berbaik hati dan melepaskanku."

Ucapan dari wanita ini mengapa begitu membuat orang kesal.

Dion tersenyum dingin: "Sudah saya bilang, selain aku mati, kalau tidak jangan berpikir untuk pergi dari sisiku."

"Kamu hanya membuatku semakin membencimu dengan begini." Cindy berkata dengan sangat benci.

Saat ini Tian sudah berada di sisi Cindy, dia menarik rok Cindy, dengan wajah yang tidak bersalah melihat mereka berdua.

Cindy menunduk melihat Tian yang dengan matanya yang lucu melihatnya, hatinya pun melemah, membongkokkan badan dan menggendongnya.

Anak ini tumbuh dengan cepat, Tian sudah belajar berjalan, sudah sampai dia usia berbicara, namun pelafalannya masih tidak jelas:"Bu..bu..bu.."

Saat anak ini tertawa terlihat seperti dua pusaran, matanya sangat bulat seperti bulan, kelihatan sangat lucu, membuat Cindy sangat tergerak, tatapan yang dingin seketika menjadi lembut, sekujur tubuhnya menunjukan kecintaan seorang ibu.

Jika dia adalah anakku maka akan sangat baik. Dion berpikir, melihat kelembutan Cindy, kesenangan Cindy dan Tian, dia ingin semuanya terhenti, ingin selamanya seperti ini.

"Kita punya anak sendiri ya." Dion mengelus kepala Tian dengan lembut berkata.

Wajah Cindy pun berubah, memiliki anak sendiri, namun mereka tidak saling mencintai, anak mereka tidak mungkin bisa bahagia, sama sepertinya.

Tidak mungkin.

Cindy tidak berkata apapun dan hanya bermain dengan Tian.

Dion yang melihat wajah Cindy menjadi dingin pun mengetahui pemikirannya, dia hanya merasa sakit, karena sama sekali tidak mencintainya maka tidak menginginkan anak?

Cindy menggendong Tian menjauhi Dion, dia pergi ke bagian mainan dan bermain bersamanya, Dion hanya melihat mereka.

Terlihat seperti sekeluarga bertiga, istri sedang membujuk anaknya dan menemaninya bermain, suami hanya dengan lembut melihat, kelihatan sangat rukun.

Cindy pun sering mencubit wajah Tian, tatapannya penuh dengan kasih sayang, nada suaranya juga sangat rendah, hanya Tian yang bisa mendengarnya, berkata: "Ibu akan segera meninggalkan tempat ini, kamu harus patuh yah."

Tian yang tidak mengerti hanya melihat Cindy dengan mata yang berair, insting bayi sangat kuat, walaupun dia tidak mengerti namun dia pun menangis.

Cindy pun langsung memeluk Tian, menepuk pundaknya, suara tangisannya tetap tidak bisa berhenti, pelayan di sebelah pun membantunya.

Dion pun menggendong Tian, terlihat sangat biasa dalam membujuknya, namun tetap tidak berhasil.

Anak sekecil ini bisa mengerti? Cindy sedikit heran.

"Apakah dia lapar?" pelayan berkata.

Cindy pun memberikan susu dan menyuapinya.

Lain kali mungkin tidak ada kesempatan seperti ini lagi, dia kelihatan sangat tidak rela.

Tian akhirnya berhenti menangis, dan menyedot susunya sambil melihat Cindy dan Dion.

Dion menyentuh wajah Tian, dia yang biasa terlihat dingin pun menjadi lembut, dia terlihat memiliki kasih sayang seorang ayah, pelayan muda pun melihat Dion dengan terpukau.

Merasa dia sangat berbeda dari biasanya.

Dan sekarang Cindy hanya fokus pada Tian, jika dia pergi, Dion mungkin akan baik pada Tian, bagaimanapun dia terlihat sangat menyayangi Tian.

Semoga Dion bukanlah orang yang begitu tidak ada timbang rasa.

Cindy menatap Dion dan berpikir, Dion yang merasa Cindy menatapnya pun langsung menatap Cindy, tatapan Cindy sangat kacau, penuh dengan ketidakpastian.

Tatapan Dion sangat lembut, sangat menarik Cindy.

Hatinya pun berdetak kencang.

"Tuan, sudah waktunya makan." Tidak tahu suara darimana yang memutuskan tatapan mereka, wajah Cindy pun memerah, perasaannya sangat kacau, mengapa bisa sampai saat ini, Dion masih menatapnya dengan lembut dan tulus, dia menganggap semua yang dia lakukan dulu adalah apa?

Novel Terkait

Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu