Balas Dendam Malah Cinta - Bab 198 Penyelamatan (3)

Bab 198 Penyelamatan (3)

Hendra melihat Ade yang begitu percaya diri, kemarahannya pun menurun, jika bukan karena Ade adalah orang yang berbakat, saat bermasalah tadi Hendra pasti sudah menembaknya.

Kadang memberikan kesempatan kepada bawahan tidaklah salah.

"Katakanlah." Hendra pun duduk di kursinya.

"Ip menunjukkan adalah kota Newyork, saya mencari tempat yang pasti, dari istana keluarga Doughlas, sekarang yang tinggal disana adalah Jason, adalah orang yang bekerja untuk pemerintah, identitas yang lebih detail masih sedang diselidiki." Ade pun serius berkata.

"Orang pemerintahan?" Hendra pun terdiam, sejak kapan melihat tempat penelitiannya.

"Periksa semua data tentang dia , sekarang, secepatnya, sekarang juga, saya mau sekarang."

Bagaimanapun bekerja di pemerintahan Amerika, jika pemerintah melihat mereka maka akan buruk.

Ade mengambil sebuah file, dan memberikan pada Hendra.

"Data keturunan keluarga Doughlas disini." Ade berbalik dan pergi: "Saya pergi memerika status Jason dulu."

Jason bukanlah posisi yang mudah dilacak, itu berarti dia adalah agen rahasia dari pemerintahan.

Hendra pun melihat data, Ade menaruh semua identitas Jason dari kecil hingga besar di dalam, bahkan dimana dia bersekolah saat taman kanak-kanak.

Terlihat saat Jason kuliah, Hendra pun mengecilkan mata.

Karena Dion juga adalah tamatan di sekolah itu dan bidang yang sama.

Orang seangkatan.

Kelihatanya kali ini juga ada kaitannya dengan Dion, melihat Dion pun seperti yang dia pikirkan begitu cerdik.

"Ketua Hendra, Dita dan 2 anak itu sudah di selamati orang." Dari orang yang bertanggung jawab di kota Rao pun meneleponnya.

Hendra pun dengan tidak senang dan menutup telepon, masalah di kota Rao hanya untuk menarik waktu, Dion terhadap anak sendiri tidak mungkin tidak peduli.

Anthony sudah di suntik oleh orang suruhannya, menggunakan obat yang sama dengan Nichole, pasti tidak akan mengurus masalah menyelamatkan Dita, Dion juga tidak ada yang membantu di kota Rao, menyelamatkan anak sendiri harus berhati-hati, pasti akan melakukannya sendiri, kalau begitu Dion pasti di kota Rao.

Dan Dion sepertinya tahu sesuatu, membuat Jason datang melihat, pesawat dari Indonesia ke Amerika perlu waktu yang cukup lama.

Cukup untuk dia melakukan banyak hal.

Hendra pun pergi ke satu kamar, melihat Cindy yang tertidur, tangannya pun menyentuh wajah Cindy, dengan lembut berkata: "Cindy, jangan salahkan aku, salahkan kamu salah mencintai orang."

Hendra pun melihat Cindy, dengan tatapan yang penuh kasih sayang dan terlalu paranoid.

Dion dan Jason pun berjongkok di kejauhan bertepatan di belokan jalan.

"Cit..." ada suara mobil berhenti.

Seseorang yang memakai baju putih memakai masker berjalan turun.

"Siapa yang begitu keterlaluan." Pria itu pun memindahkan baju di jalan, dan marah melihat ban mobil yang kempes.

Saat itu ada pistol yang menunjuk pada kepalanya, ada pria yang berkata: "Jangan bergerak."

Pria itu sekujur tubuhnya pun terbeku.

Lehernya pun terdengar suara, pria itu berhasil pingsan.

Jason dan Dion pun dengan cepat membuang orang itu di tempat yang tidak terlihat.

Jason pun memakai baju putih dengan sangat tidak suka dan juga memakai masker, menarik asal rambut dan naik ke mobil.

Dion dengan cepat masuk ke belakang mobil.

Mobil pun ada beberapa orang asing, di mulut mereka pun ada sesuatu yang membuat mereka tidak bisa bersuara.

"Aku datang menyelamatkan kalian." Dion berkata dengan bahasa inggris.

Melihat tatapan mereka yang bersinar, Dion pun merasa Hendra sangat kejam, memang Anthonya yang lebih jelas melihat orang.

Orang yang menggunakan orang untuk melakukan penelitian, dia bahkan adalah orang yang dulu melewati saat susah bersama Cindy.

Dion pun berpikir sejenak dan merasa takut, Hendra si bajingan itu demi mendapatkan Cindy bisa melakukan apapun.

Dion melukai tubuhnya, menggunakan debu membuat dirinya agar tidak begitu menarik perhatian orang.

"Percaya padaku, CIA sedang di jalan, kalian akan dengan cepat di selamatkan, sekarang saya akan meneliti di dalam, kalian harus melindungiku."

Segerombolan orang ini mendengar itu pun dengan senang menganggukkan kepala.

"Ayo jalan." Jason pun dengan suara rendah, seperti suara orang itu.

Supir pun melihat Jason sebentar, dan tidak merasa aneh lalu mengemudi.

Mobil seperti ini sudah tidak terhitung masuk berapa kali, pengawal di depan pintu sudah merasa malas, mereka sudah tidak benar-benar memerikasa, bahkan membuka mobil dan melihat sejenak dan membiarkannya lewat.

Jason dan Dion pun sedikit tenang.

Mobil berputar sejenak, mendengar suatu tempat yang ribut.

Di sekitar adalah besi, kadang ada sinar putih, itu adalah aliran listrik.

Tidak jelas bisa mendengar jeritan orang, walaupun sekarang matahari bersinar, menyinari tubuh, membuat Jason dan Dion merinding.

Walaupun cahaya begitu terik, tempat ini tetap begitu gelap.

Ada orang yang berjalan keluar dari kamar gelap, membuka mobil, membiarkan orang yang digunakan untuk di teliti turun.

"Setelah masalah ini selesai, kamu bermaksud ke mana?" supir pun bertanya, dan tidak ada tanda ingin turun dari mobil.

"Hari ini bos mencariku, kamu pulanglah dulu." Jason pun mengeluarkan keringat didahinya.

Supir pun tidak merasa aneh, mengeluarkan sebatang rokok berkata: "Memang belajar obat akan lebih hebat, baiklah, hari ini aku akan pergi mencari wanita, bekerja semalaman sungguh melelahkan."

Jason mendengar suara dibelakang pun takut Dion dalam maslah berkata: "Saya pergi ke toilet dulu, sebentar lagi kamu pergi saja."

Supir menganggukkan kepala, dan tidak merasa ragu sedikit pun.

"Kenapa orang lebih satu?" Jason begitu turun mendengar orang berkata begitu.

Tatapan Jason pun mengecil, dengan cepat melihat sekitar, Dion tidak mengatakan apapun dan berdiri di antara gerombolan itu.

Jason berkata: "Apakah otakmu sudah kacau, mana ada lebih orang, saya bisa asal memunculkan satu yah, ayo jalan, setelah ini pun bisa pergi tidur."

Untung supir itu memberikan informasi yang cukup.

Lembur, obat, terakhir. Bisa di lihat jika Jason bukanlah main-main di bidang ini, otaknya tidak buruk.

Pria yang menghitung orang pun mengaruk kepala, memikirkan mungkin dia yang salah dan membawa orang itu ke penjara yang gelap dan melemaskan otot pinggul.

Dion mengecilkan mata, orang disini tidak berkerja dengan serius, dan tidak percaya segerombolan ini bisa keluar, jadi celahnya sangat besar, namun semuanya memiliki pistol pun sangat sulit.

Jaring halus yang tidak begitu terlihat pun semakin mengetat.

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu