Balas Dendam Malah Cinta - Bab 26 Wartawan Memenuhi Rumah Cindy

Bab 26 Wartawan Memenuhi Rumah Cindy

Dion dan Cindy sedang bermain dengan Tian di villa.

Saat ini Dion merasa ponselnya sedang bergetar dari dalam kantong, setelah megeluarkan ponsel, saat itu juga ponsel Cindy berdering.

Melihat Dion pergi untuk menjawab telepon, memikirkan jika dia juga meninggalkan Tian, maka tidak ada yang menjaganya dan dia pun memutuskan telepon itu.

Hendra yang melihat teleponnya di putus merasa semakin khawatir, berita di internet semakin heboh, bahkan banyak netizen pergi kerumah Cindy untuk menganggu, Hendra takut jika akan terjadi sesuatu yang buruk.

Dion berjalan ke taman dan menjawab telepon berkata: "Ada apa?"

"Tuan, cepat kembali, Nyonya sedang marah." Pelayan berkata.

"Marah karena apa?" Dion dengan heran bertanya.

"Karena masalah nona Cindy, identitas nona Cindy sudah terkespos di internet, termasuk..." pelayan tidak tahu harus mengatakan ini atau tidak.

"Termasuk apa?" Dion dengan gugup bertanya, hatinya merasa tidak tenang, dia takut jika perkerjaan Cindy diketahui ibunya.

"Termasuk nona Cindy berkerja di klub malam." Pelayan berkata dengan hati-hati: "Nyonya menyuruhmu cepat kembali, jika tidak dia akan membuat nona Cindy merasakan semua akibatnya."

Dion langsung menutup ponsel, dengan cepat berjalan ke arah Cindy, saat itu Cindy sedang bermain dengan Tian, senyum di wajahnya sangat polos, Cindy dia sangat jarang tersenyum.

Melihat Dion masuk, dengan heran bertanya: "Ada masalah apa?"

Dion mengayunkan tangan berpura-pura tidak terjadi apapun, berkata: "Mana mungkin ada masalah apa, hanya masalah kecil." Dia tidak tahu mengapa dirinya tidak ingin Cindy tahu, dia menginginkan kehidupan seperti sekarang ini.

"Sudahlah, cepat katakan." Cindy sama sekali tidak percaya dengan ucapannya tadi.

Melihat dirinya tidak dapat membohongi Cindy, berkata: "Baiklah, tadi telepon dari orang rumah mengatakan identitas kamu sudah terbongkar di internet, dan ibuku sudah mengetahuinya, dia menyuruh ku untuk kembali ke rumah."

Cindy pun dengan terkejut mengangkat kepalanya berkata, "Benarkah?" melihat Dion menganggukkan kepala, dia langsung mengeluarkan ponsel dan melihat banyak telepon yang masuk dari Hendra, dia langsung menelepon balik Hendra dan telah mengerti semuanya dari penjelasan Hendra.

Ada orang dengan nama tersembunyi yang mengirimkan berita ini ke internet, dan juga menuliskan bagaimana dirinya menggoda Dion, semuanya berisi bermacam-macam kata yang melukainya.

Dion melihat berita di ponselnya dan memastikan jika berita ini di kirim ke internet, komentar netizen pun sangat banyak, dan berisi beragam komentar, Dion pun menggaruk kepala terlihat pusing karena memikirkan mengapa dirinya tidak bisa hidup tenang hanya untuk sehari.

"Ini juga perbuatan ibumu?" Cindy dengan menduga bertanya, karena ibunya pernah melakukan ini membuat Cindy mengira jika kali ini juga perbuatan ibunya.

"Tidak mungkin, ibuku tidak menyuruh orang untuk mengecekmu."Dion menjelaskan dan berkata lagi, "Tenang saja, hal ini tidak mungkin perbuatan ibuku, saya jamin." sambil berkata tangannya pun di gerakkan seperti sedang berjanji.

"Jangan katakan lagi, cepat pulang." Cindy langsung menggendong Tian dan berjalan keluar, Dion masih berdiri diam dan dengan marah membuang semua barang di meja, akhirnya mengambil kunci mobil dan mengikuti Cindy.

Mobil melaju dengan cepat, sepertinya Dion tidak dapat tenang sedikitpun.

"Bagaimana dengan Tian?" Cindy tiba-tiba bertanya, bagaimanapun identitas dirinya sudah terbongkar, jika identitas Tian juga terbongkar maka dia pasti akan diusir dari keluarga Dion, apakah Tian harus mengikutinya berada di klub malam sepanjang hidupnya?

"Tian tidak apa-apa." Dion dengan percaya diri berkata, Tian masih kecil, Dion juga tidak ingin dia harus merasakan penderitaan, di umurnya sekarang ini harusnya dapat hidup bahagia.

Cindy masih merasa tidak tenang dan melihat Tian, dia sedang makan roti, melihat Cindy melihatnya, dia pun mengangkat tangannya seperti ingin di gendong, Cindy dengan lembut berkata: "Tian yang pintar, setelah turun mobil saya akan menggendongmu."

Lalu kembali melihat Dion dan berkata: "Bisa kah kamu membuat cek DNA palsu?" Dion terkejut dengan pertanyaannya, dengan tertawa berkata: "Mengapa bertanya begitu?"

Melihat luar jendela, Cindy berkata: "Saya hanya khawatir dengan ibumu, jika dia tahu aku bekerja di klub malam dia pasti ragu jika Tian itu anakmu atau bukan. Sampai saat itu kita harus bagaimana?"

Dion memberhentikan mobil, dia dengan heran melihatnya, Dion menyodorkan badanya dan memegang tangan Cindy yang dari tadi tidak bisa diam karena gugup, dan menciumnya di pipi Cindy berkata: "Percaya padaku, saya akan melindungi Tian, dan akan melindungi mu."

Dion menelepon seseorang dan dalam telepon dia berkata: "Periksa darimana berita itu dan usahakan untuk menghapusnnya. "Cindy dengan gugup melihat Dion, Dion memainkan mata padanya, berkata: "Bagaimana, apakah kamu memutuskan untuk datang dipelukanku."

"Dasar sok percaya diri." Cindy meliriknya.

Dia membawa Cindy pulang kerumahnya, Cindy pun membawa Tian dengannya, namun Dion melarangnya, Cindy berkata: "Ngapain kamu membawanya pulang, kamu ingin membiarkan ku melihat dia diusir ya?"

"Tidak akan, percaya padaku." Dion dengan serius berkata, ketidakpercayaan Cindy membuatnya kecewa, janjinya yang dikatakan berkali-kali bahkan tidak mendapat kepercayaan dari Cindy.

"Anak itu aku bawa dulu." Cindy masih teguh dengan pemikirannya, dia pasti akan bersikeras, dia sudah berhubungan lama dengan anak itu dan sudah sangat menyayanginya, jadi dia tidak akan dengan mudah melepaskannya.

Hendra yang berada di atas mendengarkan keributan merasa adalah suara Cindy, dia pun berjalan ke balkon dan melihat itu adalah Cindy, sepertinya terlihat dia sedang berseteru dengan Dion, Hendra pun langsung membuka pintu, namun di depan pintu ada banyak wartawan yang sedang memegang mic menanyakan hubungan Cindy dan Dion, dan menanyakannya mengapa berada di rumah Cindy, Hendra pun merasa pusing dengan pertanyaan ini dan langsung menutup muka dan berlari kebawah, wartawan ini mana mungkin membiarkannya lolos begitu saja.

Hendra membalik badan melihat banyak wartawan yang mengikutinya, jadi dia sengaja untuk putar ketempat lain dan sambil menelepon Cindy.

"Ada apa?" Cindy bertanya, Cindy masih sedang berbicara dengan Dion.

"Cepat pergi dari rumah, ada wartawan, saya.., sekarang saya berusaha untuk membuat mereka pergi." Hendra dengan sesak nafas berkata.

"Wartawan? Tidak perlu, biarkan mereka turun." Cindy dengan serius berkata, namun terdengar sedikit ragu.

Walaupun Hendra ragu dengan keputusan Cindy, namun bagaimana pun dia adalah bosnya, kata bos tetap harus didengarnya, lagipula keputusan Cindy selama ini sudah dipikikannya dengan baik.

Dion mendengar ada wartawan pun langsung membawa Cindy pergi, Cindy berkata: "Direktur Dion tolong lepaskan tanganku." Berkata sambil berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Dion namun ia terlihat tidak bermaksud untuk melepaskannya.

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu