Balas Dendam Malah Cinta - Bab 199 Hidup Dalam Takdir (1)

Bab 199 Hidup Dalam Takdir (1)

Semua tempat yang berkaitan dengan penelitian ini sangat gelap, walaupun begitu, Dion masuk bisa merasakan tatapan orang yang kehilangan harapan, itu adalah tubuh yang begitu kasihan.

Dion pun merasa kasihan, orang-orang ini dicuri, banyak orang yang datang dari asia dan malah di tangkap sebagai alat penelitian.

Perang sudah menghancurkan tempat tinggal mereka, dan sekarang, Hendra malah ingin mengambil tubuh mereka.

Dion pun semakin sedih.

"Perlu satu alat penelitian." Ada orang hitam yang berkata dalam bahasa inggris.

Dion pun mengecilkan mata, mereka segerombolan masih belum di kurung di dalam, sedang di paksa masuk kedalam penjara.

Orang yang mengurus mereka melihat orang itu berkata: "Barang yang baru datang, pilih salah satu."

Orang itu pun melihat segerombolan itu, Dion menundukkan kepala, berusaha agar tidak dipilih, bercanda, Dion tentunya tidak bisa menang darinya.

Orang asia dan Amerika, dan Dion adalah anak orang kaya, tidak seperti mereka yang di latih untuk ini, walaupun saat dia dan Hendra bertengkar dia sudah mencari guru untuk melatihnya.

Tinggi Dion lebih kurus dan kecil di kumpulan ini, bagaimanapun dia berondok tetap bisa melihatnya.

Orang itu pun menunjuk, dan menunjuk orang yang terlihat kuat disamping Dion.

2 orang pun dengan cepat di tarik ke ruang penelitian.

Dan pria yang bersama Dion itu wajahnya sangat hitam, hanya ada bola mata yang berputar, saat orang itu melihat ke arahnya dia pun menutupi ketidaktenangannya.

Dion melihat sejenak pria itu, dan terlihat bahwa adalah orang asia, tidak tahu apakah bisa bahasa Indonesia.

"Kamu orang mana?" Dion menanyakannya dengan suara kecil.

Pria itu melihat Dion, berkata: "Kamu bukan orang kami."

Dion tentu mengerti maksud orang ini, pria itu menyadari bahwa Dion masuk ke dalam mereka tanpa di ketahui: "Kamu yang tadi bilang akan menolong kami ?"

Dion menganggukan kepala.

"Kalian berdua mengatakan apa? Masih tidak maju ke depan." Orang hitam itu tidak mengerti Indonesia, memarahi mereka dengan bahasa inggris.

Dion dan orang itu pun terdiam.

Di dalam ruang penelitian terlihat putih, tidak berbeda dengan yang di televisi, di dalam banyak orang yang memakai baju putih dan masker, sedang menafsirkan sesuatu, semua orang sibuk, kelihatan sangat kacau.

Dion dan pria itu pun di kurung didalam penjara, orang yang akan menjadi penelitian selanjutnya pun di ikat di ranjang, ada yang memakai selang biru dan dimasukkan ke tubuh, setelah melawan pun akan tertidur dalam mimpi kematian, dan ada angka yang muncul disamping.

Ada banyak orang yang meneliti sedang membicarakannya.

"Bagaimana?" ada orang yang berambut putih yang masuk, orang-orang pun sangat menghormatinya.

"Angka masih aneh, kamu sudah gagal 58 kali, akhirnya masih sama." Ada yang berbicara dengan bahasa inggris.

Orang ini berbicara bahasa inggris terdengar sedikit membawa ras, hanya bisa ditebak maksudnya.

"Sadarkan dia." Orang berambut putih itu berkata.

Dengan cepat, aliran listrik pun mengenai seluruh tubuh orang itu, dan sekejap membuka mata.

Dion tidak melihat jelas reaksi itu, hanya melihat tatapan orang-orang untuk mengetahui hasilnya.

"Sebenarnya di mana masalah kelahiran kembali?" orang berambut putih pun berkata.

Dion yang mendengar kata itu, kelahiran kembali, adalah obat yang dokter Jay bilang, kelihatannya bermasalah, itu berarti, Cindy aman.

Dion pun hatinya berdetak kencang.

"Coba lagi." Dokter berambut putih pun menunjuk penjara dimana Dion berada, menunjukan mengeluarkan satu alat penelitian.

Orang hitam pun menarik 1 pria keluar, pria itu memberontak, dan dipukul oleh orang itu, seketika pun tidak bisa memberontak.

Pria itu pun tidak sadarkan diri, sampai dia sadar, dia pun ditahan diranjang.

Dion pun mengepalkan tangannya, tangannya seperti tidak merasa sakit.

Jason memakai baju yang sama dengan mereka, orang di dalam sangat sibuk, kelihatannya sedang meneliti sesuatu yang sangat penting.

Jason pun sangat terbiasa dengan gerombolan ini, dan tidak di ragukan.

Hanya saja melihat bayangan tubuh Dion.

Jason pun teringat meneliti tempat itu, dimana pusatnya.

Alat penelitian, Dion anak itu menjadi alat penelitian.

Jason pun terkejut, jika bukan karena dia memakai masker, pasti semua orang menyadari wajahnya yang memucat, siapa yang tahu apa obat yang ada disini, jika tahu, itu pasti sudah digunakan untuk diteliti, kapan pun akan berbahaya.

Ruang pintu penelitian tentunya tidak begitu mudah untuk bisa masuk kedalam, didepan pintu ada alat pengenal, seperti Jason pasti tidak bisa masuk, dan jika tidak berhati-hati akan menunjukan identitasnya.

Didalam penjara tidak terkunci, berarti mereka sangat percaya dengan keamanan disini.

Mata Dion seperti bersinar, didalam ada pancaran darah, namun orang yang meneliti lebih fokus pada obat dan angka, tidak ada yangmemerhatikan Dion yang ada di penjara.

"Dion, apakah kamu dengar?" ada suara dari alat ditelinganya, namun seketika suara itu menjadi buram.

Dion masih belum menjawab, ucapan Jason sudah ditutupi.

Selang biru yang sama pun muncul dihadapannya, pria itu pun memberontak, namun akhirnya pun di tahan dan terlihat kehilangan harapan dan kesakitan.

Dion melihat selang itu, walaupun tahu sekarang dia tidak boleh sembarang bergerak, namun dia tidak bisa menerima orang yang sama dengannya di sakiti.

Gembok tidak terkunci, Dion berpikir, dia pun mencari celah besar.

Didepan pintu penelitian ada 2 pengawal, disini ada 3, orang yang meneliti tidak akan melawannya.

Dion pun dengan cepat berpikir.

"Pia..." pintu pun seketika mati.

Di dalam ruang penelitian seketika terdengar suara.

Reaksi Dion sangat cepat, menggunakan kesempatan ini dengan cepat bergerak kesisi ranjang pria itu.

"Bagaimana denganmu? Aku akan segera menolongmu."

Kunci borgol ada dipengawal itu, dan orang di penilitian ini tidak ada ponsel, tidak ada lampu, diluar pun terdengar ribut.

Dion pun dengan cepat memindahkan tubuhnya sesuai dengan kecepatan suaranya.

"Dengarkan aku, barusan aku sudah disuntik obat, kamu bantu aku selamatkan seseorang, adikku, ambil kalungku." Pria itu sangat tegas, menahan langkah Dion.

Diluar sudah sangat ribut, terlihat tidak ada yang menyadari keadaan mereka.

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu