Balas Dendam Malah Cinta - Bab 132 Perubahan Besar (3)

Bab 132 Perubahan Besar (3)

Anthony melihat Dion pergi, dia pun tersenyum:"Dion, haruskah kamu memintamaaf denganku? Aku yang seharusnya meminta maaf, tapi, Hendra sudah seperti ini, semuanya karena kamu, saya hanya bisa membalas dendam."

Dion tentunya tidak melihat wajah Anthony yang seperti ini, dia pun terburu-buru menelepon polisi, ingin mengetahui siapa yang mengetahui hal ini.

Namun jawaban yang dia dapatkan diluar dugaannya.

Dimas dari awal mengakui kesalahan sudah dibawa oleh keluarga Tanusaputra.

Menyerahkan diri i? Dimas menyerahkan diri? Siapa yang menangkap Dimas, mengapa Dimas pergi menyerahkan diri lagi, apa yang sebenarnya terjadi.

Dion dengan kacau meremas rambutnya.

Anthony bisa membayangkan wajah Dion, dia pun merasa senang.

Ada seorang wanita yang datang tanpa di undang, dia juga tidak mengatakan apapun, hanya mengambil teh dan membuat teh untuk wanita didepannya.

Wanita itu tersenyum lembut berkata:"Teh buatanmu selalu begitu enak."

Anthony tersenyum:"Nona Jenny terlalu sungkan."

Iya, wanita di depannya adalah Jenny.

Jenny dari awal sudah mencari Anthony, lalu Dion datang mencarinya, dia ingin bertemu dengannya disini, siapa yang tahu jika Cindy juga langsung datang mencarinya, pagi ini, benar-benar banyak orang yang mencarinya.

"Tuan Anthony benar-benar hebat, untung saja saya bukan musuhmu." Jenny berkata, memang, ini adalah cara Anthony, begitu pintar berpura-pura, untungnya dia bukanlah musuh Anthony.

"Nona Jenny terlalu sungkan, datang jauh-jauh dari Amerika dan begitu cepat mengetahui hal ini, benar-benar hebat, saya sudah harus pensiun." Anthony juga sedang menilai Jenny, awalnya dia tahu jika wanita ini tidak lah biasa, namun tidak terpikirkan begitu hebat, tidak bersuara dan bekerja sama dengan Dion, demi menusuk Dion dari belakang, dia pun tidak berkata dan kembali, membuat Dion tidak tahu apa-apa.

Wanita ini, terhadap rekan bisnis juga bisa menghianati, dia harus berhati-hati dengannya.

Jenny tersenyum lalu berkata, "Jangan berkata begitu, jika bukan kamu yang memikirkan cara, dan mengungkit dendam masa lalu keluarga Tanusaputra, benar-benar hebat, sekarang kita hanya perlu diam melihat mereka."

Anthony tidak berkata apa-apa lagi, sekarang saham keluarga Tanusaputra dan keluarga Dion sedang dalam masalah, jadi mulai saat ini dia dan keluarga Tanusaputra akan membutuhkan hubungan yang baik.

Walaupun dia belum tahu mengapa Jenny bisa membiarkan Dimas mengkhiantai Dion, namun itu tidaklah penting.

Dion yang mengetahui Dimas yang jatuh ke keluarga Tanusaputra sangat terkejut, jika begitu, Dimas kemungkinan dalam masalah.

Mobil Dion melaju dengan cepat, Dion pun menyuruh bawahannya menyelidiki latar belakang keluarga Tanusaputra di kota Rao, dia bersiap-siap membawa orang untuk membawa Dimas.

Dan Cindy yang barusan keluar dari cafe ke mall pun menerima telepon asing, Cindy menjawab, adalah suara seorang wanita: "Cindy, saya rasa kamu ingin menemui seseorang."

Cindy pun mengetahui suara itu adalah ibu Hendra.

"Siapa?" Cindy sangat penasaran, ibu Hendra masih dikota Rao?

"Siapa yang mengatakan yang melukai Hendra adalah bawahan Dion yang bernama Dimas." Ibu Hendra tahu perasaan Dion pada Cindy, jadi sekarang dia ingin membalas Dion, dia tidak ragu untuk menberitahu Cindy kebenarannya.

Setelah Cindy mengetahui alamatnya, dia pun menyuruh supir taksi membawanya kesana.

Sekarang dia ingin secepatnya mengetahui kebenaran.

Ini adalah gudang yang sudah kumuh, ibu Hendra pun menerima telepon dari kantor polisi setelah memindahkan Hendra, mengetahui jika orang yang melanggarnya ada di kantor polisi.

Dia pun terburu-buru kembali ke kota Rao dan membawa Dimas keluar, dia tahu jika Dion akan melakukan sesuatu.

Untungnya Dion tidak muncul, membuat semuanya begitu lancar.

Saat Cindy sampai, Dimas sudah digantung, sekujur tubuhnya penuh luka, ibu Hendra terlihat lelah, dia sudah semalaman tidak tidur, dia sedang duduk dikursi dan menutup mata, namun demi membiarkan pria ini memberitahu kebenaran pada Cindy, jadi dia hanya menggantungnya dan tidak membunuhnya.

Sekarang sekujur tubuh Dimas penuh luka, melihat Cindy muncul dia pun membantah, namun tidak ada hasil, tali tidak melonggar.

"Kamu adalah Dimas?" Cindy menatapnya dengan penuh kebencian, dia orangnya, membuat Hendra tidak sadarkan diri, semuanya karena dia.

Dimas menganggukkan kepala.

"Saya tanya padamu, sebenarnya apa yang terjadi?" Cindy menatap Dimas.

Dimas menoleh pada ibu Hendra berkata: "Apakah dengan aku mengatakan kebenaran maka adikku akan baik-baik saja?"

Ibu Hendra terdiam berkata: "Asalkan kamu mengatakan kebenaran." Dari mana Dimas memiliki adik, mengapa dia berkata begitu?

Cindy juga kebingungan, namun tidak berpikir panjang berkata: "Kamu katakan saja."

Dimas terdiam sejenak berkata:"Hari itu, lenganmu terluka, setelah dijahit, Hendra dan ketua Dion pun ingin bertanding siapa yang lebih hebat akan mendapatkanmu, ketua Dion dipukul oleh Hendra hingga jatuh ketanah, mengeluarkan banyak darah, bahkan tidak bisa bangkit."

Setelah Dimas mengatakan ini, dia berhenti sejenak, melihat Cindy.

Cindy terkejut, memikirkan memang hari itu wajahnya terluka, namun dia malah mengatakan lukanya tidak parah, mengapa tidak mengatakan, Cindy merasa kasihan.

"Setelah saya melihat itu, saya pun menabraknya." Dimas berkata.

Mata Cindy pun mengecil:"Kalau begitu, menabraknya adalah keinginanmu, bukanlah perintah Dion?" tidak tahu mengapa, mengetahui ini membuat Cindy merasa senang.

Dimas mengingat Dita, dia hanya mengatakan sesuai ucapan Jenny: "Bukan, saat Dion jatuh dia pun menunjukkan tanda padaku, menyuruhku menabraknya dan juga memastikan tidak akan terjadi apa-apa denganku."

Wajah Cindy pun berubah.

"Dion!" Cindy pun dengan marah menjerit namanya.

Kecewa dan kehilangan harapan, seperti tidak bisa bernafas.

"Nyonya, Dion sedang menuju kesini, dia juga membawa orang." Ada seorang bawahan memberitahu ibu Hendra.

Cindy tentu mendengarnya, tidak perlu berpikir juga tahu mengapa dia datang.

Ibu Hendra tahu, bagaimanapun ini adalah kota Rao,ingin mengalahkan Dion dan keluarganya tidak semudah itu, asalkan polisi menjaga Dimas, dia tidak percaya Dion bisa menutupi semuanya.

"Kita bubarlah, nanti baru kita selesaikan." Ibu Hendra melihat Cindy berkata: "Apakah kamu ingin pergi denganku?"

Cindy berkata: "Saya ingin melihat Dion datang menyelamatkan Dimas, saya ingin melihat semua ini sendiri."

Ibu Hendra terdiam, sekarang Cindy adalah orang yang di cintai Hendra, dan juga keluarga Anthony, dia juga tidak ingin melukainya, berkata: "Baik."

Meninggalkan Dimas yang penuh dengan darah dan Cindy yang kehilangan harapan.

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu