Balas Dendam Malah Cinta - Bab 193 Menghilang

Bab 193 Menghilang

Dion pun menggerutkan dahi, bahkan dia juga tidak merasa telepon sudah ditutup dan masih mendengar telepon itu.

Hendra bawa Cindy kemana?

Wajah Dion pun berubah.

Walaupun Hendra mencintai Cindy, Cindy juga percaya Hendra tidak akan memaksa Cindy, namun, seperti ada sesuatu di luar dugaan.

"Barusan kamu sedang telepon dengan siapa?" Dita melepaskan telepon, tiba-tiba mendengar suara dari belakang.

Dita mendengar suara ini pun langsung terkejut, sekujur tubuhnya pun bergetar.

Karena anak-anak sudah tidur, Dita pun mematikan lampu, malam ini bulan sangat terang, bahkan bisa berharap pada cahaya bulan untuk menerangi kamar, dan sekarang kamar sangat tenang, tiba-tiba muncul 1 orang.

Dan orang ini bukanlah orang lain, orang yang selalu berhubungan dengannya Hendra.

"Di mana Cindy?" jantung Dita berdetak kencang, dia sangat takut, di lihat Hendra seperti itu, dia seperti sedang di interogasi.

Ini bukanlah Hendra yang dia kenal.

"Apakah barusan kamu menelepon dengan Dion." Hendra dengan suaranya yang dingin.

Suara ini membuat Dita takut, tidak tahu Hendra akan begitu menakutkan: "Tidak, saya hanya mencari Dion."

Dita tidak sadar mundur satu langkang, hatinya sangat kacau.

Dia mendengar suara Hendra yang tertawa dingin, tawaan ini sungguh menakutkan.

"Jangan melakukan hal yang percuma, Cindy akan segera jatuh cinta padaku." Hendra pun berdiri, rumah yang mewah dan kosong ini pun terasa mengerikan.

Dita pun merasa tidak bisa bernafas, dan semua ini di karenakan pria yang dulunya sangat dia kenal.

"Dasar gila." Kata ini pun keluar dari mulut Dita: "Kamu apain Cindy."

"Dia sangat baik." Hendra sedang membereskan bajunya: "Melihat Cindy, saya tidak akan menyentuhmu, namun saya anjurkan kamu sebaiknya patuh sedikit, jangan berhubungan dengan Dion, ini adalah peringatan."

Dia pun membereskan baju, dan melototi Dita: "Sekarang, telepon Dion, beritahu dia, Cindy sudah pulang."

Hendra sudah berdiri di hadapannya, dan mengeluarkan ponsel.

Dita pun merasakan ancaman dari Hendra.

Suara bayi pun merusak ketenangan dikamar.

Hendra pun menghentikan langkah Dita, hanya melihatnya dan tidak berkata, masih berada di posisi itu.

Hendra sigila ini, tidak tahu akan melakukan apa dengan anak-anak.

Dion pun duduk di ranjang, dia pun sedangberpikir.

Melihat telepon dari Dita, dia pun bangkit: "Cindy?"

Dita melihat Hendra berkata: "Cindy sudah pulang, kamu tidak perlu khawatir." Dion pun tenang.

"Sekarang Cindy sedang mandi, kelihatannya sangat lelah, sudah sangat malam, ada urusan besok baru bicarakan."Dita pun menutup telepon.

Hendra pun menunjukkan wajah yang puas.

"Tidak ingin 2 anak itu dalam masalah, maka diamlah, 3 hari, hanya dalam waktu 3 hari." Hendra menyodorkan tangan dan menunjukkan angka 3 di jarinya.

Apa yang ingin dilakukan Hendra? Dita tidak tahu.

Anthony pun terbangun, rasa itu, seperti ada sesuatu yang mencekik lehernya.

Ada keringat di dahinya, dia sudah tua, cara pandangnya juga berubah, sudah lama dia tidak seperti ini.

Dia pun mengelap keringat, jendela tidak tertutup rapat, ada cahaya yang masuk, dan menyinarinya.

Kamar ini sangat besar, dan sangat dingin.

Sejak kapan menyadari ada yang berbeda dengan Hendra? Anthony pun teringat Hendra.

Orang yang melewati kematian, akan berubah menjadi mengerikam, karena sudah merasakan neraka.

Dion medengar telepon Dita pun masih tidak tenang, tidak berhenti berpikir, dia sangat jarang merasa begitu tidak tenang, karena tidak ada yang tidak bisa dikuasainya, bahkan Cindy yang akan menjadi pewaris, dia juga tidak tenang, itu semuanya berasal dari kepercayaan dirinya.

Elsa melihat kamar Dion masih terang, dia pun mengetuk pintu: "Saya lihat kamu masih belum tidur, saya membawakanmu segelas susu."

Dion melihat susu di piring, dengan dingin berkata: "Bukankah kamu hamil? Hal seperti ini biarkan pelayan yang melakukannya, kamu istirahat saja."

Namun Elsa pun tidak terlihat ingin pergi, dan berjalan mendekati ranjang: "Dion, kamu begitu terburu-buru mengusirku pergi?"

Dion sedang tidak senang, apalagi menghadapi wanita seperti ini, dia pun tidak senang.

"Kamu tidak mau pergi, baiklah, saya tanya kamu, bagaimana Hendra bisa menyogok dokter Jay?" Elsa pun terkejut.

Dion tidak ingin membuang waktu dengannya, dokter Jay sudah dia teliti lama, namun tidak menyadari alasannya.

Dokter Jay tidak kekurangan kekuasaan, posisi, bahkan dia yang sudah begitu tua, jadi dia tidak mengerti bagaiman Hendra menyogoknya.

"Ingin tetap berada di keluarga ini maka jawab." Dion dengan dingin melihatnya yang kacau, menatap Elsa yang ketakutan.

Elsa pun mengigit bibir bertanya: "Jadi kamu dan Cindy hanya berpura-pura? Kamu dari awal sudah tahu?"

Awalnya bermaksud untuk terus berakting, jika bukan karena hari ini Dion bermaksud untuk terus berbohong.

Dion menganggukkan kepala, mengakui: "Kamu sudah salah menganggap kepercayaanku terhadap dokter Jay dan juga Cindy."

Elsa pun melihat kearah lain: "Saya hanya tahu kalau dokter Jay bukan disogok, yang lain saya tidak tahu."

Dion menaikkan alis, melihat perut Elsa berkata: "Asalkan kamu patuh , tidak membohongiku, anakmu tidak akan hilang, namun kamu tidak boleh membohongiku, tinggallah disini." Dion pun berjanji pada Elsa, melihat Elsa yang tidak bermaksud meninggalkan kamarnya, dia pun berjalan keluar.

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu