Balas Dendam Malah Cinta - Bab 147 Jason

Bab 147 Jason

Jenny tersenyum pada Dion, dan berjalan kearah lain.

Tidak dipungkiri,walaupun dia berhati-hati, masih ditemukan kejanggalan oleh Dion, pria ini bisa berada di Amerika sendiri dan memiliki kekuasaan yang begitu besar bukanlah tidak masuk akal.

Mike sudah menggambil uang dan pergi, atau bisa dibilang dia tidak akan kembali lagi, hanya orang mati yang tidak akan berkata kan? Jenny mengambil piala ditangannya dan memainankannya, bertanya-tanya berapa banyak orang yang akan di tangkap Dion.

Dia harus tahu, semua orang ini adalah orangnya.

"Cindy juga mengikuti Dion datang ke Amerika."Niko berkata di samping telinga Jenny.

"Baiklah, saya tahu." Jenny dan Niko pun mengetos, membawa Cindy ke Amerika,memang diluar dugaan Jenni, bagaimanapun dengan kekuasaannya di Amerika, memang sangat berbahaya, Dion begitu percaya dirikah?

"Jenny, kamu jangan mengambil bahaya, saya selalu merasa ini terlalu berlebihan, Dion tidak mungkin menggunakan Cindy dan anaknya untuk dipertaruhkan."Niko tidak memungkiri jika Anthony dan Dion adalah orang yang tidak bisa ditebak.

Amerika sudah terjadi hal besar, apakah dia tidak takut jika akan terjadi sesuatu pada Cindy? Dia harus tahu, Amerika bukan lah kota kecil, disini bukanlah area Dion seorang, lagi pula kekuasaannya sudah goyah.

"Saya ingin melihat apakah Dion yang terlalu percaya diri atau." Jenny tidak tahu sedang berpikir apa, Dion melakukan ini benar-benar berani.

"Pemikirannya sekarang tidak lah begitu mudah, tidak boleh meremehkan."Niko berkata.

Jenny melihat Niko, merasa kekhawtirannya terlalu berlebihan, Amerika adalah area mereka, apa yang harus ditakutkan: "Dion ini tidak lah mudah, namun terlalu mengikuti arus, dia bisa saja salah, kamu tenang saja, saya akan berhati-hati."

Niko mendengar ucapan Jenny pun merasa kesal, mengerutkan dahi dan tidak berkata.

Dion mengenal beberapa orang di perjamuan, setelah Jenny pergi, dia masih membicarakan masa lalu.

"Halo, Dion."Seseorang yang berbicara dengan bahasa inggris yang fasih menyapa Dion.

Seseorang yang berpakaian jas hitam masuk kedalam keramaian dan mendekatinya.

Dion melihat orang yang datang pun mengambil cangkir bir dan berbicara dalam bahasa inggris: "Lama tidak bertemu, namun kamu orang yang begitu sibuk kenapa bisa mengikuti acara ini?"

Orang yang datang tersenyum menonjolkan gigi putihnya: "Bukankah karena aku mendengar kamu datang? Saya datang hanya untuk melihatmu."

Setelah berkata dia pun merangkul Dion, terlihat sangat dekat.

Dion pun mendorong lengannya, menjaga jarak, dia pun menepuk debu ditubuhnya menggambarkan dia sangat tidak suka:"Kedatangan saya ini tidak diketahui siapapun, bagaimana kamu bisa tahu?"

Orang itu melihat tindakan Dion pun terlihat sedih: "Oh, tidak, Dion, kenapa kamu begitu, bagaimanapun kita sudah tidur bersama selama 1 tahun."

Dion dengan wajah yang meremehkan: "Karena saya tidak tahan satu kamar denganmu makanya saya pindah keluar."

"Kepercayaan diriku kemana, saya ingat dulu kamu tidak berkata seperti itu."Orang itu menyentuh hatinya, dengan wajah yang sangat berlebihan.

Dion melihat teman sekolah nya dulu pun merasa senang: "Sadarlah, katakan hal serius."

Terjadi hal yang begitu serius di Amerika, dia muncul disini bukannya untuk mengetahui kebenarannya.

"Katakanlah, ada masalah apa yang tidak bisa kamu atasi?"Orang itu pun menjadi serius.

Dahi Dion pun terlihat mengerut, untungnya karena mengenalnya lama dia sudah mengetahui sifatnya, kalau tidak dia pasti akan langsung meninggalkannya.

"Jason, dengar-dengar kalian baru menangkap seseorang." Dion pun mendekati Jason, dengan nada suara rendah, membuat orang sekitar tidak dapat mendengarnya.

Jason yang mendengar ucapan Dion pun mengerutkan dahi.

Informasi Dion tetap saja begitu lancar, walaupun kekuasaannya disini sudah tergoyahkan.

"Orang ini ada yang mengbackupnya, saya tidak dapat melawanya." Jason pun meneguk bir berkata.

Walaupun Jason sangat setia, namun dalam pekerjaan dia sangat profesional.

Dion tahu jika Jason mengatakan padanya mereka sedang menangkap seseorang sudah tidaklah mudah, bagaimana pun identitas Jason sangatlah istimewa, dia tidak boleh mencari tahu lagi.

"Saya ingin mengetahui sedikit informasi, tidak perlu tegang." Dion pun menepuk dada Jason, menyuruhnya tenang, tidak perlu begitu tersiksa.

Jason pun tidak menjadi tenang, dia tahu orang seperti apa Jason, dia tidak boleh meremehkan, kalau tidak jika dia membeberkan rahasia, atasannya tidak akan membiarkannya begitu saja.

"Jangan membicarakan pekerjaan lagi, bagaimana kamu di Indonesia, seharusnya sangat hebatkan, dulu kamu begitu ingin pulang." Jason mengubah topik.

"Tidak sebagus kamu sebagai anggota CIA."

Wajah Jason pun berubah, Dion pria ini, walaupun tidak di Amerika, kabarnya begitu lancar, walaupun dia adalah anggota CIA, namun identitasnya masih dirahasiakan.

"Tenang." Dion melihat Jason yang begitu tegang, dari jas mengeluarkan surat yang kelihatannya begitu biasa berkata: "Berikan ini pada bosmu, aku rasa dia akan tertarik."

Harus tahu, dia datang kesini bukan hanya bermain, Dion begitu cepat mempersiapkan surat ini?

"Memang Dion." Jason sangat mengagumi dan menerima surat itu bertanya: "Bagaimana kamu tahu saya akan kesini."

Dion pun menaikan alis berkata: "Bertemu denganmu adalah sebuah kebetulan."

Menghadapi Jason dengan sangat terkejut, dia pun menunjuk pelayan yang memegang bir dengan matanya.

"Lihat tidak, itu juga orang kalian." Dion tersenyum, kelihatannya musuh Jenny sangat hebat, Jenny, kamu harus menjaga posisi mu baik-baik.

Kalau tidak kamu akan hancur, berani menyentuh orangku. Dion menunduk bersiap-siap menghidupkan rokok, teringat ini adalah perjamuan, dia pun menyimpan kembali mancisnya.

"Kenapa aku tidak bisa tahu akan ada orang CIA disini, bukankah ini hanyalah perjamuan biasa." Jason pun terlihat kagum.

Dion menepuk pundak Jason berkata: "Kamu masih sangat merendah, panjatlah perlahan-lahan." Dion pun menyemangati Jason.

Dion menunduk dan berjalan keluar dari perjamuan.

Jenny melihat Dion dari lantai dua, dibelakangnya adalah Niko.

"Apakah posisi Jason sekarang?"

Niko berpikir sejenak berkata: "Dia diundang dengan posisi putra kedua Douglas, namun sudah turunan kedua."

Jenny menunduk dan menggoyang cangkir bir ditangannyaberkata: "Jason pasti tidak semudah itu, kita harus menyelidikinya baik-baik, dan surat apa yang diberikan Dion pada Jason?"

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu