Balas Dendam Malah Cinta - Bab 154 Selamat Tinggal, Dion (1)

Bab 154 Selamat Tinggal, Dion (1)

Karena bukanlah hari minggu dan hari libur, di patung Liberty tidak banyak orang, Cindy pun terlihat senang, wajahnya tersenyum, memang keluar bermain akan membuat orang tenang, tunggu mereka pulang, dia akan menyelesaikan masalah Cindy dengan ibunya, saat itu mereka akan melakukan pesta pernikahan, memikirkan ini pun membuatnya senang.

"Saya ingin makan." Cindy melihat permen di sebuah toko dan berkata.

Dion melihat Cindy yang terlihat seperti anak-anak pun merasa senang.

"Sudah sebesar ini masih saja seperti anak-anak."Dion pun sambil berkata dan membeli:"Kelihatannya setelah anak ini lahir, saya akan menjaga 2 anak."

Cindy yang mendengar ucapan setelah anak lahir pun wajahnya berubah, namun dengan cepat permen pun menarik perhatiannya, begitu lembut, memasukkan kedalam mulut ada rasa manis.

Saat kecil, saat orangtuanya belum berpisah, mereka sekeluarga begitu bahagia, saat itu walaupun ayahnya sangat sibuk, tapi tetap akan mencari waktu membawanya pergi bermain, diingatannya, Cindy duduk di pundak ayahnya dan memakan permen adalah saat yang paling bahagia.

Namun dengan cepat, semua kebahagian itu pun direbut oleh wanita lain, dia dan ibunya pun berkeliaran dijalan dan dengan susah bertahan hidup.

Jika setelah anaknya lahir juga akan sperti dirinya, jika begitu, sungguh menyedihkan, air mata pun menetes.

Dion melihat Cindy pun tidak tahu mengapa dia tiba-tiba menangis bertanya:"Ada apa?"

Cindy menyadari air mata yang menetes dipipinya pun tahujika dirinya tidak menahan diri, dia pun terburu-buru menghapus airmata, namun air mata semakin banyak, tidak bisa ditahan, Dion yang melihat ini pun memeluk Cindy, menenangkannya:"Ada apa, katakan padaku."

Cindy ingin mendorong Dion saat mendengar suara lembut Dion dia pun terdiam, dia pun memeluk pinggang Dion, membiarkan dirinya sekali lagi, lain kali tidak akan ada kesempatan lagi.

"Aku teringat saat keluarga ku pergi bermain, saya duduk dipundak ayahku memakan permen, namun tidak tahu itu akan menjadi mimpi buruk."

Dion yang mendengar ucapan Cincy pun mengetahui keadaan keluarganya, dia pun merasa sakit hati dan benci, mengapa dia tidak dari awal berada disisi Cindy, agar dia bisa melindunginya.

Pelukan Dion begitu nyaman, Cindy pun menjadi serakah, namun memikirkan pelukan ini bukanlah miliknya, Cindy pun menjadi dingin.

Mengapa Tuhan begitu tidak adil padanya?

Cindy pun keluar dari pelukan Dion, mengambil tisu dan mengelap air matanya, melihat toilet umum berkata:"Saya kesana sebentar."

Dion menganggukkan kepala.

Cindy dengan cepat pun keluar, selain mata Cindy yang merah, semua kekacauannya sudah hilang:"Hari ini saya tidak bisa mengontrol dengan baik."

Dion mencium dahi Cindy berkata:"Lain kali saya tidak akan membuatmu menderita lagi."

Mendengar ucapan Dion, Cindy pun tidak merasa apapun, dia sudah kehilangan harapan, tidak mungkin karena beberapa kata dan kembali.

Apalagi saat ini dimata Cindy, Dion adalah seorang penipu.

"Ayo kita berjalan lagi, hari ini keluar bermain, tidak ingin mengingat masalah yang sedih." Cindy pun menenangkan diri tersenyum berkata:"Saya sangat ingin pergi ke jembatan Brooklyn, dengar-dengar itu adalah salah satu dari keajaiban dunia, datang keAmerika sangat sayang jika tidak melihat itu."

Dion tahu jika sakit hati Cindy tidak bisa hilang dalam sejenak, namun tidak apa-apa, dia memiliki seumur hidup untuk baik padanya.

Melihat Cindy yang mengenyampingkan pikirannya, dia pun setuju:"Baiklah."

Mereka berdua pun bermain dengan senang, terutama Cindy, kelihatannya dia sangat senang, Dion sudah lama tidak melihatnya tersenyum seperti ini.

Masalah diantara mereka pun seperti membaik, sepanjang jalan Dion merasa Cindy sangat senang, namun dalam hati juga merasa tidak tenang, tidak tahu mengapa, terutama saat melihat senyuman Cindy, dia sangat tidak tenang.

Dion pun diam-diam memarahi dirinya, sekarang melihat Cindy begitu baik, dia malah khawatir? Jika ada orang yang akan melakukan sesuatu padanya? Dia akan melindunginya dengan baik.

Dia pun menghilangkan kekhawtirannya, mereka berdua tertawa dengan senang saat berkendara menuju jembatan Brooklyn.

"Cindy, setelah pulang ke Indo, kita adakan pernikahan kita yang tertunda ya." Dion melihat suasana yang bagus pun berkata.

Cindy terdiam, tidak mengira Dion akan berkata seperti itu, dia melihat keluar jendela, pura-pura tidak mendengar, pulang sudah tidak mungkin lagi.

Dion, kita sudah membelit begitu lama, saya ingin mengatakan selamat tinggal padamu, bersamamu sungguh menderita, saya tidak bisa tahan lagi.

Dion melihat Cindy tidak berkata pun mengarah diluar jendela berkata: "Setelah pulang saya akan menyelesaikan masalah mu dengan ibuku, hari itu saya terus sibuk dan membiarkannya saja."

Cindy pun mengiyakan.

Cindy melihat jembatan yang tidak jauh berkata:"Hentikan mobil, ayo kita berjalan disana."

Dion melihat Cindy yang tiba-tiba menjadi senang pun melupakan semuanya dan mencari tempat memberhentikan mobil, lalu menggandeng Cindy berjalan ke jembatan.

Angin sangat besar, membuat rambut Cindy berantakan, terasa angin yang basah dan ada aroma pohon.

Pemandangan disini sangat indah, jembatan Brooklyn, berdiri disini melihat pemandangan Amerika sangat indah, apalagi melihatnya dengan orang yang kita sukai.

Dion pun menatap Cindy, melihatnya menarik nafas dan menikmati keindahan ini, dia pun tersenyum.

"Dion, benar-benar indah, bisakah kamu memotretku?"

Dion tentunya menganggukkan kepala, Cindy berjalan kedepan dan menyisakan jarak, mereka berdua berada dalam jarah 5-6 meter, Cindy pun menghentikan langkah, Dion pun memotretnya darijarak jauh, saat ingin mendekati Cindy, dia pun dihentikan.

"Jangan mendekat." Cindy pun menjadi serius.

Dion melihat perubahan wajah Cindy, iya....kesedihan dan putus asa.

Kaki Dion menginjak jalan:"Dion, jika kamu mendekat saya akan langsung lompat."

Wajah Dion pun berubah, tidak berani mendekat: "Cindy, ada apa kita bicarakan baik-baik, kemarilah."

Wajah Cindy pun berbeda, dia pun memanjat ke area terlarang berkata: "Dion, saya ingat kamu mengatakan hanya kematian yang akan membuatmu melepaskanku, jika saya tidak bisa membunuhmu,maka saya akan membunuh diriku sendiri."

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu