Balas Dendam Malah Cinta - Bab 117 Bunuh Diri

Bab 117 Bunuh Diri

Dion menutup telepon Anthony, lalu menyuruh orang untuk mengintai Hendra, sekarang dia masih berada di rumahnya sendiri, tidak terlihat melakukan apapun.

Kelihatannya dia sudah mengurus semua masalahnya, Dion pun bersiap-siap pulang.

Saat itu, ibu Xu menelepon, Dion merasa ada sesuatu yang tidak beres, namun belakangan ini Dion sudah berusaha meluruskan hubungan Cindy dan ibunya, jadi dia tidak berani menolak telepon dari ibunya.

"Ibu, ada masalah apa kita bicarakan nanti malam ya, hari ini saya sudah janji dengan Cindy membawanya mencoba gaun pengantin." Begitu berkata, Dion sudah memotong percakapan ibu nya, memutuskan untuk langsung menutup telepon, dan terdengar suara mendesah dari ibunya.

"Dion, kalau kamu tidak cepat datang, jangan memanggilku ibu lagi."

Dion dengan serba salah mengucek matanya, dia tahu pasti ini bukanlah hal baik, namun dia sudah berjanji dengan Cindy, lagi pula ada masalah sebesar apa sampai ingin memutuskan hubungan keluarga.

"Ibu, jangan bercanda, sekarang Cindy sedang mengandung cucumu." Dion tahu dengan menggunakan anak dalam kandungan Cindy akan berguna.

Ibu Xu pun terdiam sejenak, namun dengan tegas berkata: "Saya tahu tidak bisa melawanmu, mencoba gaun pengantin kan bisa di tunda, namun nyawa Elsa dalam bahaya, kamu seharusnya memikirkan hubungan pertemanan mu juga kan."

Elsa wanita itu, apa yang dia lakukan, tidak bisa membuat Cindy bahagia kah? Seharusnya ini adalah rekayasa.

"Ibu, wanita itu sangat pintar, kamu jangan tertipu, sudah jangan membicarakan ini lagi, saya sedang berkendara." Dion pun menutup telepon.

Namun ibu Xu tidak berhenti menelepon.

Dion sangat kesal, mengapa begitu sulit baginya untuk menikahi wanita yang dia cintai?

"Elsa sedang dalam pertolongan, saya sedang menunggu di rumah sakit, mana mungkin ini palsu, kali ini kamu datang melihat Elsa, bagaimanapun dia begitu mencintaimu barulah ingin bunuh diri, lain kali baru coba gaun pengantin, belakangan ini saya juga melihat dengan jelas kelakukan Cindy, seketika saya tidak bisa menerima, tapi saya juga tidak akan menghalangi, bagaimana?" nada ibu Xu pun melembut, tidak seperti sedang berpura-pura.

Jika Elsa bunuh diri, memang sungguh tidak pantas, bagaimanapun ini adalah salahnya, tidak salah jika dia menjenguknya, ibu Xu juga sudah setuju tidak akan menghalangi mereka, dan ini akan membuat mereka lebih tenang.

Setelah melihat waktu, baru jam 2.30 siang, pergi melihat sebentar lalu menemani Cindy mencoba baju seharusnya tidak masalah.

Dion menghela nafas berkata: "Baiklah."

Dari CCTV, Hendra melihat Dion sedang berkendara menuju rumah sakit, dia pun mematikan rokoknya.

Tidak di pungkiri lagi, setelah menjadi penerus keluarga Chu, dia lebih mudah melakukan sesuatu, termasuk mengetahui bahwa Anthony sudah naik pesawat pergi dari kota Rao, dia pun tersenyum.

Jika Anthony di sini, akan menghalanginya.

Dia ingin tahu, betapa dalamnya hubungan Cindy dan Dion.

Hendra pun berkendara sendiri menuju rumah keluarga Xu.

Cindy tidur siang dengan tidak tenang, jam 2 dia sudah terbangun, dia selalu merasa tidak tenang, takut jika sesuatu terjadi, dia ingin menelepon Dion, namun takut dia merasa dirinya terburu-buru, dan sekarang barusan jam 2.30, mereka barusan berbicara lewat telepon.

Cindy pun dengan kacau sedang membaca buku di taman, sinar matahari menyinarinya, sangat hangat.

Jam 3, Cindy akhirnya tidak tahan dan menelepon Dion, dengan cepat Dion pun mengangkatnya.

"Dion, kapan kamu akan pulang."

Mendengar suara Cindy yang tidak sabaran pun membuatnya tersenyum, dengan cepat dia sudah sampai di rumah sakit, setelah melihat wanita itu dia akan segera pulang menjemputnya, namun menurutnya datang menjenguk Elsa tidak perlu di katakan pada Cindy.

Jangan-jangan mendengar kabar Elsa bunuh diri akan membuat Cindy sedih, bagaimanapun dia adalah wanita yang baik.

"Setelah saya membereskan masalah disini, ada apa, sudah tidak sabar?" Dion bercanda dengannya.

Cindy yang mendengar ucapan Dion pun merasa tenang, wajah Cindy pun memerah, di dalam pikirannya terlihat wajah Dion yang sedang mengatakan ini dan wajahnya pun memerah.

"Kamu sibuk dulu kalau gitu, saya tutup yah." Cindy dengan malu menutup telepon.

Dion yang merasa dia malu, menutup telepon seperti ingin melarikan diri, membuatnya tertawa, wanitanya mengapa begitu lucu.

Suasana hati Dion pun menjadi baik.

Dan saat ini, yang tidak terpikirkan olehnya, pria yang dia takutkan pun berhasil masuk ke rumahnya, dia lupa bahwa di rumah itu tidak ada pengawal yang mengenali wajah Hendra.

"Halo, apakah kamu bisa memberitahu Cindy bahwa ada teman yang datang menemuinya."

Karena mereka akan segera menikah, orang rumah pun tidak menjaga Cindy dengan ketat, malah sangat menghormatinya, karena Dion takut ada bahaya jika Cindy di luar, dan luka pada kakinya membuat Cindy sedikit trauma, jadi dia selalu diam dirumah.

Selain Dita dan Hendra, Cindy tidak memiliki teman, namun sekarang Dita ada di Amerika, seharusnya adalah Hendra.

Cindy tahu perasaan Hendra terhadapnya, perasaannya sangat kacau, karena dia sudah menganggap Hendra seperti keluarganya, jadi masalah pernikahannya, Cindy berharap Hendra akan mendoakannya.

Karena selain dia, Cindy sudah tidak ada keluarga.

"Biarkan dia masuk." Saat ini Cindy hanya ingin memberitahunya bahwa dia benar-benar mencintai Dion dan Dion juga benar-benar baik padanya, mengenai bekas ciuman, dia sedang menunggu Dion menjelaskan, dia percaya ini hanyalah salah paham.

Tanpa halangan Hendra melihat Cindy.

Karena dia sedang hamil, makanan yang dimakannya sangat bergizi, membuatnya menjadi gemuk, namun karena dipenuhi cinta, dia juga terlihat lebih bersemangat, dibandingkan dengan Cindy yang sebelumnya, dia terlihat semakin cantik.

Namun memikirkan semua perubahan Cindy karena pria yang bernama Dion pun membuat Hendra tidak senang dan mengepalkan tangan.

Sekarang dia ingin Cindy melihat sebenarnya pria semacam apa Dion, walaupun ada kebohongan, demi mendapatkan Cindy, dia akan melakukan segala cara.

"Cindy, mengapa kamu tidak melihat jelas orang seperti apa Dion?"

Mendengar ini membuat Cindy kesal: "Saya sudah bersama dengan Dion begitu lama, saya tahu lebih banyak darimu."

"Kamu sudah dibutakan oleh cinta." Hendra tersenyum dingin.

Dia pun melempar sebuah kantong plastik ke meja.

Melihat kantong itu, Cindy hanya menatap Hendra, sedang mencari jawabannya.

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu