Balas Dendam Malah Cinta - Bab 245 Seluruh Kota Penuh Dengan Masalah (1)

Bab 245 Seluruh Kota Penuh Dengan Masalah (1)

Dion pun tersenyum, malam ini professor Ryan akan sampai, besok mungkin sudah bisa memulai penelitian, Ryan orangnya pasti akan berusaha.

Perasaan Dion sangat senang, memikirkan masalah di kota Tanusaputra, dia langsung menelepon……

Tidak ada yang menjawab.

Jangan-jangan ada masalah.

Roman pun melempar pisau di meja, dan langsung tertancap di meja, dia melakukan itu hanya agar orang yang di tangkap itu merasa terancam.

"Kamu tahu apa dosa orang yang merusak keluarga Tanusaputra?" Roman tertawa, sepatu kulit hitam menginjak meja, dia terlihat begitu preman.

Wajah Budi sudah bengkak, sudah tidak terlihat seperti dia yang semula, terlihat sangat menyedihkan, jika bukan terjadi masalah saat ingin bubar, mana mungkin bisa ditangkap oleh Roman.

"Semua ini adalah kebenaran, dia menggunakan posisinya untuk menutupi semua hal di kota Rao." Budi dengan gugup berkata, takut jika Roman akan mengambil pisau di meja dan membunuhnya.

"Kring…." Ponsel Budi pun berdering.

Roman pun mengeluarkannya dari dalam kantong Budi, melihat sejenak barang dimeja: "Dion." Dia pun tersenyum jahat.

"Dion dan Hendra adalah musuh, bagaimana Aku bisa percaya jika bukan kalian yang sengaja melakukan ini?" ponsel ditangannya tidak berhenti bergetar, Roman pun melemparnya ke belakang, kualitas ponsel sangat bagus, masih terlihat sangat kuat dan bordering.

"Suruh orang ke kota Rao untuk selidiki, kita akan tahu hasilnya." Budi melihat Roman mengambil pisau di meja, sekujur tubuhnya pun membeku.

"Mengenai keturunan darah keluargaku, tentu aku harus menyelidikinya, namun, aku tidak ada alasan untuk membiarkanmu hidup." Roman pun memainkan pisau ditangannya, kata terakhirnya sangat kejam, penuh dengan rasa mematikan, tidak menunggu sampai Budi berkata, dia pun langsung mengiris lehernya.

Elsa tidak terpikir Santo akan datang mencarinya.

Keluarga Santo memiliki hubungan yang dalam dengan politik, sebagian besar orangnya tidak ada di kota Rao, jadi dia tidak begitu kenal dengan orang-orang dikota ini, sebagian besar hanya kenal saja, tidak pernah sampai saling berkunjung.

Santo juga memilih waktu yang tepat, sekitar jam 4-5 sore, ayah Elsa masih belum pulang kerja, ibu Elsa juga masih sedang melakukan kecantikan dengan temannya diluar, Jordi semalam juga baru diberi pelajaran dan kembali ke sekolah, dan Elsa karena kakinya yang masih belum sembuh total pun beristirahat di rumah.

Elsa bukan orang bodoh, Santo sangat jelas datang mengunjunginya.

"Tuan Santo ada masalah apa datang berkunjung?" Elsa pun dengan terpaksa tersenyum, masih dengan kelakuan seorang anak orang kaya, dia sangat benci berkaitan dengan orang di pemerintahan, orang seperti itu sangat tidak bisa ditebak, seperti Gary, jelas-jelas dia sekarang adalah tahanan, namun kata-katanya bisa membuatnya mulai meragukan dirinya sendiri.

Dia tidak ragu jika Santo juga orang seperti itu, walaupun tidak begitu hebat seperti Gary.

Tunggu, Gary.

Apakah pria ini mendengar berita apa? Memikirkan ini, Elsa pun pun terlihat sangat ketakutan, bahkan dia menjadi tidak tenang.

"Tuan Santo ingin minum apa?" Elsa pun dengan cepat mengubah topik, agar Santo tidak menyadari ketakutannya.

"Air putih saja." Santo pun melihat Elsa yang tidak tenang, matanya mengecil, reaksi Elsa sungguh berbeda dengan biasanya.

"Begini, Aku ingin meminta bantuan nona Elsa." Nada Santo pun semakin melambat, memikirkan perbedaan Elsa.

Ekspresi Elsa sangat berbeda, terlihat tenang dan sengaja bertingkah begitu elegan dan terlihat sedikit aneh.

Tangannya digempetkan bersama, menunjukan dirinya yang tegang.

"Aku rasa Aku tidak bisa membantumu, bagaimanapun Aku adalah wanita yang tidak bisa apa-apa, tunggu ayahku kembali, dia mungkin akan dengan senang membantumu." Maksud Elsa sangat jelas, maksudnya mengusirnya.

Santo terlihat seperti tidak mengerti maksud Elsa, dia pun masih terlihat senang, melihat pelayan yang memberikannya minuman, dia masih dengan elegan mengatakan terimakasih.

"Masalahku mungkin ayahmu tidak bisa membantu." Santo tersenyum, dia terlihat sangat santai dan terlihat sengaja membuat Elsa tidak tenang.

"Katakanlah, Aku ajan berusaha untuk membantu tuan Santo." Elsa pun mengambil cangkir dimeja, menutupi hatinya yang kacau.

"Nichole adalah istriku…." Mengatakan ini, Santo pun melihat seketika ekspresi Elsa, mata Elsa terlihat kacau, bahkan tidak berani melihat Santo, gerakan sekujur tubuhnya terlihat begitu tidak biasa.

Santo menundukkan kepala, pura-pura meminum air, dan tersenyum.

"Hari ini dia akan kembali, kamu tahu dia sudah tinggal lama di Amerika, di sini tidak ada teman, dan aku berharap kamu bisa dekat dengannya, jangan membuatnya…" Suara Santo terhenti, membuatnya terlihat seperti sulit berkata.

"Eh?" Elsa melihat Santo, mendengar bukan masalah Gary, dia pun menjadi tenang, namun masalah Nichole dan Santo dia memang tidak begitu jelas, oleh karena itu, dia pun sangat penasaran dengan hubungan pernihakan keluarga Santo dan Nichole, apakah mereka saling mencintai?

Harus tahu, jika Nichole adalah penyuka sesama jenis.

"Masalah dia Aku tahu sedikit, kamu katakan saja." Elsa dengan wajah yang sangat bersahabat, jika bisa berhubungan dengan keluarga Santo, kalau begitu tidak hanya berpengaruh pada dirinya, bahkan terhadap keluarganya juga dalah keuntungan yang besar.

Santo melihat sejenak Elsa, seperti sudah yakin, menarik nafas dan berkata:"Jika kamu bisa membantuku Nichole kembali padaku, kamu ingin apa, akan aku bantu."

Elsa dalam hati sudah tertawa keras, namun ekspresinya tidak berubah, berkata:"Masalah suami istri Aku tidak bisa membantu apapun, bukankah ini terlalu memaksa ku?"

"Jika kamu sudah mengatakan ini, Aku juga tidak akan merahasiakan lagi darimu, kali ini Nichole pulang untuk bercerai denganku, asalkan kamu bisa mencegahnya, apapun yang nona Elsa inginkan, Aku akan berusaha membantu." Santo pun sudah berdiri, dia bermaksud untuk pergi.

Elsa pun berdiri bermaksud untuk mengantar tamu, tersenyum berkata:"Baik , aku akan berusaha, hati-hati di jalan."

Santo pun merapikan pakaiannya, tersenyum pergi.

"Tuan Santo, bagaimana." Asisten yang membuka pintu untuk Santo bertanya.

Santo sudah menyimpan senyumannya dari tafi, hanya tersenyum dingin : "Aku rasa apa yang di katakan Hendra benar, kamu suruh orang untuk menyelidikinya, otak Elsa mungkin tidak akan menduga aku sedang menyeldikinya, Nichole sudah pulang, kita harus mencari kesempatan."

"Baik." Lion menjawab, dan menutup pintu lalu naik ke posisi pengendara.

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu