Balas Dendam Malah Cinta - Bab 177 Identitas Tian (1)

Bab 177 Identitas Tian (1)

Jenny melihat rumah yang berwarna putih itu dalam hati berpikir, tidak tahu apakah Niko akan seperti apa saat melihatnya.

Kasihan dengan Nichole yang sudah melakukan semua ini, namun juga marah bahwa Niko tidak mengatakan apapun dan pergi.

Seketika, Jenny pun merasa campur aduk.

"Gong..gong...gong."ada suara anjing dari dalam rumah, Jenny menebak itu adalah Chiko, anjing yang pernah mereka rawat, Niko pernah mengatakan bahwa dia sangat menyukai anjing, dia lebih setia dari orang.

Itu adalah suara pintu besi yang terbuka, tidak tahu ini rasa takut atau apa, Jenny dengan cepat pun menaikan kaca mobil, yang keluar duluan adalah Chiko yang putih bersih.

Yang menarik Chiko adalah tangan yang putih, orang itu memakai baju putih, rambutnya sampai dipundak, tidak berambut pendek lagi, wajahnya terlihat dingin, hanya saat melihat Chiko baru terlihat lembut.

Jenny pun melihat itu dari balik kaca, dalam hati merasa sakit, Niko bahkan sekarang sudah berambut panjang, dia kelihatan kurus, rasa rindu pun terasa, namun sperti ada sesuatu yang tersendak di tenggorokan, dia membuka pintu dan tidak melakukan apapun.

Nichole sepertinya melihat kearahnya, setelah sekian lama, dan hanya dalam waktu beberapa menit, Nichole pun mengubah arah pandangnya, membawa Chiko pergi jalan-jalan.

Nichole berjalan melewati mobil Jenny, seperti tidak melihatnya.

Air mata pun memenuhi mata Jenny, rasa sakit membuatnya tidak bisa bernafas,dulu, tidak peduli dia dimana, Nichole tetap akan melihatnya, dia mengatakan orang yang saling mencintai memiliki kekuatan, sekarang, apakah dia sudah tidak mencintaiku?

Jenny menutup mulut, tidak membiarkan dirinya mengeluarkan suara, namun rasa sakit terlihat dari matanya.

Dan Cindy dan Dion yang saling bertemu pun ada cahaya yang berbeda.

Cindy bersandar pada Dion dan menggambar bulat-bulat di tubuhnya, melihat wajah Dion yang begitu mencintainya dan juga merasa senang melihat Reza, rasa yang begitu puas, ternyata ini adalah kebahagiaan, tidak ada hal yang tidak bisa diselesaikan, asalkan saling mencintai, tidak takut dengan semua masalah, mengapa dulu dirinya tidak mengerti?

"Sayangnya, saat kamu hamil dan melahirkan aku tidak ada disisimu, benar-benar penyesalan terbesar tidak bersamamu menjaga bayi kita." Dion mendesah, dengar-dengar wanita saat melahirkan sangat tersiksa, seperti berjalan ke kematian, sayangnya saat itu dia tidak bisa menemani Cindy melaluinya.

Cindy mendengar Dion yang menyesal dan merasa bersalah: "Semua karena aku tidak melihat jelas, membuat anak ini hampir saja mati, untungnya kita sudah melewati semua ini."

Dion mengelus kepala Cindy dan mencium dahinya: "Kamu dan anak kita adalah hadiah yang paling berharga di hidupku."

Cindy dengan puas bersandar pada Dion berkata: "Dulu aku sangat cemuru dengan Jenny, dia bisa menemanimu melewati masa mudamu, melihatmu berkembang, dulu aku pikir kalian saling mencintai."

"Wanita bodoh, mana mungkin." Dion berkata dengan lembut.

"Saat aku merusak acara pernikahan."membicarakan ini, Cindy melihat Dion, dengan wajah tidak puas berkata: "Sebelumnya aku bertemu dengan Jenny di depan pintu, dia yang memberikan undangan padaku, tapi ya begitulah."

Dion melihat Cindy yang cemburu pun dengan manja berkata: "Nichole demi menyelamatkan keluarga Jenny dia pun melakukan perjanjian dengan keluarganya, dia harus menikah, dan aku hanya dengan baik hati memberitahu Jenny di mana Nichole saja."

Cindy mendesah, teringat pernikahan hari ini berkata: "Siapa yang menyuruhmu menikah dengan Elsa."

Dion dengan wajah serba salah: "Saat itu aku mengira kamu sangat kecewa, lagi pula dia juga menggunakan cara licik, dia mengatakan mengandung anakku, jadi aku..."

Cindy pun menutup mulut Dion: "Lain kali aku tidak akan meninggalkanmu lagi, jadi di sisimu tidak boleh ada wanita lain lagi, kamu harus berjanji hanya mencintaiku, menyanyangi ku, tidak boleh melihat wanita lain, tidak boleh......"

Tatapan Dion tersenyum: "Aku berjanji padamu."

"Aku masih belum selesai berkata."

"Tidak peduli apa yang kamu katakan, aku akan menyetujuinya, asalkan kamu tetap berada disisiku, asalakan kamu tidak meninggalkanku."

Mereka berdua saling memandang dengan lembut.

"Oh iya, di mana Tian? 1 tahun tidak bertemu, aku sangat merindukannya, aku ingin menemuinya." Cindy melihat Reza yang ada di depannya, teringat Tian, karena anak ini dan Dion ada hubungan , walaupun Tian bukanlah anaknya, namun dari awal dia sudah menganggap Tian sebagai anaknya sendiri.

"Tian sudah semakin tinggi, Cindy, jika kamu terlambat kembali, mungkin aku benar-benar akan mati karena merindukanmu."

"Ke depannya tidak akan lagi."

Cindy dan Dion pun bermaksud pergi melihat Tian, dan Elsa saat itu sedang mendapat berita kepulangan Jenny.

Dan Cindy bisa masuk karena undangan dari Jenny.

Elsa sedang berada di kamar memaksa dirinya untuk tenang, dia selamanya tidak akan melupakan wanita yang lembut itu berkata di telinganya: "Tian adalah anakmu."

Kata itu seperti mantra, tidak berhenti muncul di hadapannya, mengetahui Jenny kembali ke Amerika dia pun tenang, apalagi, Jenny bukannya pernah merusak hubungan Dion dan Cindy? Sekarang mengapa melakukan ini.

Jika Jenny memberitahu Cindy identitas asli Tian, maka dia selamanya tidak akan masuk ke keluarga Dion, dan Cindy juga memiliki anaknya sendiri.

Elsa merasa takut, Jordi yang melihat kakaknya seperti itu pun bertanya: "Kak, kamu kenapa?"

Elsa melihat Jordi , "Jordi, kamu masih ingat aku karena alasan tertentu melahirkan anak itu ? Dia adalah Tian yang ada di rumah Dion, Jenny mengetahui identitasnya, dan wanita itu sekarang berdiri di sisi Cindy, aku harus bagaimana?"

Elsa terlihat kacau, Jordi pun terlihat kejam: "Ayo kita lakukan saja."

"Jenny, ini semua karena kamu memaksaku." Elsa pun terlihat yakin, identitas Tian, tidak boleh membiarkan siapapun mengetahuinya, tidak boleh, jika begitu dia tidak akan bisa masuk ke keluarga Dion, harus tahu, keluarga Dion tidak akan membiarkan wanita kotor menjadi menantu keluarganya.