Balas Dendam Malah Cinta - Bab 19 Dion Cemburu

Bab 19 Dion Cemburu

Dion duduk di kursi goyang sedanga menutup mata dan mengabaikan ucapan ibunya, dia sedang memikirkan masalah yang terjadi di hari pernikahannya, hari itu dia memakai baju hitam dengan mengendong anak itu muncul dihadapanku, mungkin semua orang tidak tahu, sebelum diacara pernikahan mereka juga sudah bertemu, bahkan mereka saling meyakiti.

"Anakku, dia putri dari keluarga mana, kamu bisa memberitahuku kan." Ibu Dion bertanya, dia berpikir bahwa anaknya tidak ingin dia menemuinya dan tidak ingin dia mengungkit namanya, anak pun sudah lahir, seharusnya mereka tidak ada masalah serius kan.

Dion mengambil buku di samping ibunya, dengan teliti membacanya, melihat itu ibunya berkata: "Jangan baca lagi, hanya ada selembar itu." Mendengar itu Dion pun berhenti, tapi ucapan ibunya selanjutnya membuatnya tercengang.

"Di dalam buku itu tidak ada lagi, namun tidak berarti didalam laptop tidak ada, di dalam laptop tidak ada, tidak berarti di flashdisc juga tidak ada, tidak berarti." Ibu Dion berkata penuh rahasia, Dion melihatnya dan bertanya: "Tidak berarti apa? Saya pasti akan memusnahkan semuanya."

"Kenapa, " ibu Dion dengan merengut berkata, dia tidak mengerti mengapa dia seperti itu, padahal sudah berhubungan dengan orang, tidak ingin bertanggung jawab tidak apa-apa, sekarang anak sudah lahir, masih tidak ingin bertanggung jawab maka sudah keterlaluan, dia tidak ingin anaknya sendiri menjadi bajingan dimata orang lain.

Mengambil ponsel, Dion menemukan beberapa berita tentang dirinya dalam waktu dekat ini dan memperlihatkan pada ibunya, berkata: "Kamu lihat sendiri, pengaruh anak mu beberapa hari ini sudah hampir melebihi artis, semuanya karena menantu yang kamu katakan."

Ibu Dion melihat berita tersebut, setelah melihatnya dengan tidak puas mengembalikan ponsel pada Dion, berkata: "Saya sudah melihat semuanya, didalamny ada satu berita yang dikirimkan tanpa nama." Suara Ibu Dion semakin mengecil, dia mengerti anaknya, tidak suka diatur.

Dion melihat berita di ponsel dan sebenarnya tidak membuatnya terganggu, ada sedikit perasaan yang membuat dirinya juga tidak mengerti.

"Kamu tidak ingin aku menemuinya, kalau begitu bagaimana jika Tian ingin menemuinya?" ibu Dion menunduk berkata: "Aku pikir Elsa akan masuk ke keluarga kita, namun tidak terpikirkan terjadi hal seperti ini."

Setelah berbicara terasa seperti dia sudah akan menangis.

Dion yang sangat pusing menggelengkan kepala, bertanya: "Jadi apa mau mu, pokoknya saya menegaskan bahwa dia tidak bisa menemuimu, jangan tanya mengapa."

"Baiklah, kalao begitu biarkan Tian menemuinya, yang lainnya kita bicarakan lagi nanti." Ibu Dion terlihat kecewa, Tian masih kecil, di masa kanak-kanaknya dia harus memiliki perhatian seorang ibu.

"Kalau begitu saya memiliki rumah di luar kota, kalian pergi bermain yah." Ibu Dion mengambil telepon dan mencari alamatnya sambil berkata.

"Baiklah, sebenarnya saya memutuskan membawa Tian menemuinya hari ini." Dion menghela nafas sambil berkata, karena dia merasa tenang ibunya tidak mengatakan ingin pergi bersama mereka, kalau tidak mungkin dia akan tidak senang. Mungkin di dunia ini tidak akan ada ibu yang ingin anaknya menikahi seorang wanita yang setiap hari keluar masuk klub malam.

Tian memakai jas, pria kecil yang tampan dan sangat semangat, Dion mengenakan jas yang sama dengan anaknya, "Anakku, ayo, ayah akan membawamu menemui ibu yah?" Dion menggendong anaknya berkata.

Tian tersenyum dan tidak bisa diam didalam pelukan Dion, terlihat sangat senang, mungkin dia tahu sebentar lagi sudah bisa bertemu ibunya.

Disaat itu Cindy sedang berada di supermarket untuk memilih peralatan rumah, Hendra sedang mendiskusikan bahan perabot dengan pegawai, Cindy sedang duduk diam di samping nya, dia sama sekali tidak mengerti tentang hal seperti ini, setelah ibunya meninggal dia sudah tidak pernah jalan-jalan lagi, semua barang yang diperlukannya sudah dipersiapkan oleh Hendra.

Dididi....

Ada pesan singkat yang masuk, dari Dion, mengatakan jika Tian merindukannya, jadi dia akan membawa mereka pergi bermain. Cindy dengan tegas membalas "Tidak mau". Dion yang sedang menunggu balasnnya dan melihat 2 kata, seketika membuatnya emosinya pun membara.

Langsung meneleponnya, Cindy mengangkat telepon berkata: "Saya dalam waktu dekat ini tidak ada waktu."

"Kamu tidak mungkin sibuk, saya tidak mungkin menemani Tian terus-menerus, jika sekarang saya pulang dan mengatakan pada ayah dan ibuku bahwa Tian bukanlah anakku, kamu pikir apa yang akan terjadi." Dion lagi-lagi mengancamnya, dia berusaha sebisa mungkin agar Cindy pergi, meskipun harus menculiknya.

Cindy berjalan ke samping dengan nada rendah mengatakan: "Rumah ku habis di obrak-abrik." "Apa?" Dion bertanya.

"Ada yang merusak rumah ku," Cindy dengan santai berkata, dari hari itu dia sudah pasrah, foto ibunya telah disimpannya.

Dion mengerutkan dahinya, dia ingat pernah pergi kerumahnya, berkata: "Siapa yang melakukannya?"

"Kamu yakin ingin aku mengatakannya?" Cindy tetap terlihat merahasiakannya.

"Katakan, " Dion dengan tidak sabar berkata.

Cindy menarik nafas dan berkata: "Saya sudah melacaknya, dan akhirnya menemukan pelakunya adalah calon istrimu, Elsa."

Dion sama sekali tidak terkejut, berkata: "Serahkan masalah ini padaku, tunggu aku menemukan buktinya, dan bagaimana jika kamu yang membongkar bukti itu?"

"Pak ketua Dion kenapa tiba-tiba menjadi begitu baik hati, jangan-jangan ada maunya." Cindy dengan hati-hati berkata, sebelumnya Dion tidak mungkin begitu baik terhadapnya.

"Saya punya maksud apa, saya hanya berharap kamu dapat menemani anakku bermain." Dion berkata, dia benar-benar sudah sangat berusaha, wanita ini benar-benar sangat sulit di ajak.

"Sedang telepon dengan siapa?" Hendra muncul dari belakang, tadi dia sudah selesai berdiskusi dengan pegawai toko, baru saja ingin menanyakan pendapat Cindy dan menyadari Cindy tidak ada.

"Aa, oo, Dion." Cindy membelokkan badan melihat Hendra.

Hendra langsung merebut ponsel dan langsung menutup teleponnya berkata: "Mengapa kamu masih berhubungan dengannya, hari itu setelah kamu kembali dari tempatnya, badanmu menjadi begitu lemah. Saya tidak akan mengizinkanmu berhubungan lagi dengannya."

Dion yang di tutup teleponnya pun terus bertanya pada diri sendiri, suara laki-laki itu, Cindy sedang besama dengan seorang pria.

Wajah Dion seketika muram, dan meneleponnya lagi, melihat Dion menelepon lagi, Hendra langsung menonaktifkan ponselnya. Berkata pada Cindy: "Hari ini tidak usah kerja, ada waktu pergi ganti nomor handphone mu."

"Tidak usah, karena anak yang saya punggut dan dia mengadopsinya." Cindy menjelaskan pada Hendra, dia tahu sifat Hendra sangat tidak berpikir panjang.

Dion sangat marah, melihat telepon nya yang lagi-lagi di putuskan, dia menghidupkan mobilnya dan membawa Tian pulang ke rumah dulu lalu segera menuju rumah Cindy untuk menunggunya, ingin melihat sebenarnya dia sedang bersama pria mana.

Cindy melihat peralatan rumah dan memikirkan ucapan Dion tadi, berkata pada Hendra: "Hari ini tidak jadi beli dulu yah, besok saja, saya ada urusan yang harus diselesaikan. "Setelah berkata dia pun membalikkan badan dan pergi, Hendra menahannya berkata: "Karena Dion?"

Novel Terkait

Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu