Balas Dendam Malah Cinta - Bab 99 Anthony Terluka

Bab 99 Anthony Terluka

Mereka berdua pagi-pagi sudah bertengkar, tentunya sudah tidak ada mood untuk pergi melihat Tian, akhirnya Dion membanting pintu dan pergi.

Wanita ini selalu membuatnya marah.

"Mba, jaga dia baik-baik." Dion memperingati orang yang mengurus rumahnya dan pergi mengendarai mobil.

Cindy yang mendengar bahwa Hendra sudah melarikan diri pun merasa senang, namun Hendra pasti akan datang menyelamatinya, Dion bilang akan menghabisinya, dengan kekejamaman Dion, ini bukanlah mustahil, Cindy pun sangat kacau.

Dion sudah pergi ke luar kota beberapa hari namun masih tidak ada kabar, Dion pun sedikit kesal, Jenny tiba-tiba kembali seharusnya Dion tidak begitu peduli, namun Anthony malah mengirimkannya pesan menyuruhnya berhati-hati dengan Jenny, dan hubungan Hendra dengan keluarga Tanusaputra , semua masalah mengelilinginya, sangat kacau dan susah dijelaskan.

"Periksa Jenny."Dion menelepon seseorang dan berbicara dalam bahasa inggris.

Saat mereka kuliah di Amerika dia memang memperluas kekuasaannya, dia pun tahu sedikit tentang keluarga Jenny, saat itu mereka sangat dekat karena kerja, seluruh sekolah penuh dengan gosip mereka, saat ini Dion tidak peduli, sampai ada seorang wanita yang menyuruhnya untuk menjauhi Jenny, wanita itu sangat keren, dia pun tidak begitu memperdulikannya.

Anthony barusan menyelesaikan sebuah kesepakatan, sangat lelah dan duduk di sofa.

Belakangan ini keadaan sangat kacau, banyak hal yang membuatnya khawatir dan lelah.

"Tuan, anda tidak memikirkan untuk mencari penerus?" seorang asistennya berjalan sambil memijit Anthony.

Dari umur 29 tahun, Anthony sudah menjadi kepala keluarga, dia juga tidak ada pendamping hidup, juga tidak ada perempuan yang datang padanya, walaupun dia sangat hebat tapi banyak orang yang memperbincangkannya.

Mendengar kata penerus membuat Anthony semakin pusing, mengayunkan tangan yang mengartikan diam.

"Bereskan pemikiran kamu itu." Anthony memperingatinya, nada bicaranya sangat marah, asistennya tidak melawan dan hanya diam, dengan tatapan yang menyembunyikan sesuatu.

Anthony merasa waktu sudah tidak awal, berkata "Ayo kita pergi."

Ruang rapat di bagunan ini adalah tempatnya. Jadi dia hanya membawa Deo asisten pribadinya ini bersamanya, menurutnya ini adalah tempat aman, dia sangat percaya diri.

Baru keluar dari pintu, Deo menyadari ada laser biru yang menuju pada jantung Anthony, ini adalah senapan.

Mata Deo sangat tajam, dia melihat dengan jelas ada orang yang menggunakan senapan di seberang gedung.

"Hati-hati." Walaupun Deo menyadarinya dengan cepat, namun tidak secepat kecepatan peluru.

Untung saja selama ini Anthony bergelut di dunia ini bukanlah bermain-main, kelincahannya juga tidak menurun berserta umurnya, akhirnya peluru itu menembus punggung Anthony, darah segar pun memuncrat keluar.

Pengawal di belakang dan Deo pun mengelilingi Anthony, menggunakan tubuh mereka untuk melindungi Anthony.

"Cepat, naik kemobil." Deo membuka pintu mobil.

Anthony menatap Deo dan berhenti seketika lalu naik ke mobil.

Mobil Anthony semuanya adalah anti peluru, jadi peluru tidak mungkin bisa tembus, dan dimobilnya juga selalu ada obat untuk menanggulangi luka.

"Panggil dokter pribadiku, kembali ke villa." Punggung Anthony sangat sakit, keringat dingin pun mengalir di wajahnya yang memucat, namun pikirannya sangat tenang, memberikan perintah untuk masalah yang harus dilakukan.

Deo sudah melewati pelatihan yang serius, jadi melihat Anthony terluka, dia pun dengan cepat mengeluarkan kotak obat, menggunakan pisau kecil mengoyak baju pada bagian luka Anthony.

"Mau menggunakan anti bius?" Deo melihat keringat di kepala Anthony, walaupun dia tahu kebiasaan Anthony, namun dia tetap bertanya.

Anthony menatap Deo tatapannya menyatakan tidak puas "Mengapa kamu begitu banyak omong kosong, tidak perlu bius."

Apakah dia perlu menggantikan asisten lamanya kembali, Anthony berpikir.

Semenjak wanita itu menghianatinya, dia pun bersikeras untuk tidak menggunakan obat bius, tidak karena hal lain, sakit ini, dia ingin mengingatkan seumur hidup, tidak tidak akan berhenti menggunakan luka untuk mengingatkan dirinya bahwa tidak mudah baginya untuk sampai sekarang ini.

Deo pun membersikan virus di pisau dengan sinar berkata "Tahan sebentar."

Pisau yang tajam memasuki lukanya, mencari perluru yang ada didalamnya.

Peluru itu berhasil di ambil, Deo menghapus keringat di kepalanya, hatinya malah sangat mengagumi pria ini.

Setelah membungkus lukanya, Anthony menggerakkan tangannya yang terluka dengan tenang berkata "Kelihatannya belakangan ini tidak bisa menggunakan pistol."

"Saya akan berusaha sebisa mungkin untuk melindungimu." Deo dengan cepat berkata.

Anthony pun tersenyum, dengan kelembutan biasanya: "Pasti akan ada kesempatan."

Deo yang melihat senyuman ini pun membuat hatinya berdetak kencang, selalu merasa masalah ini tidak lah mudah.

"Cit..." mobil tiba-tiba terhenti, Anthony yang tidak bersiap-siap pun membuat badannya maju kedepan, dan menyentuh lukanya, darah pun menembus kain kasanya.

"Bagaimana kamu membawa mobil." Deo marah pada supir berkata: "Apakah kamu tidak tahu tuan terluka, masih tidak berkendara dengan baik."

"Tuan , tidak..." Saat supir ingin menjelaskan, dia tidak senang terhadap Deo.

Anthony dengan tersenyum memutuskannya berbicara: "Kamu ingat saat pertama kamu mengikuti keluarga Sutanto, kamulah yang membawa ku keluar, kali ini kamu harus percaya bahwa kamu bisa."

Tidak bisa dipungkiri bahwa Anthony memang sangat bisa membawa hati orang. Dengan ucapan yang mudah dia bisa membangkitkan semangat orang.

Benar, Deo bukanlah apa-apa, dia hanyalah asisten Anthony, dia hanya beruntung diangkat, bukannya dia masih harus mengikuti Anthony walaupun hidup atau mati.

Deo yang merasa ada yang salah dengan keadaan ini pun berbalik dan melihat ada mobil yang mengikuti mereka.

"Maaf, tuan." Deo mengucapkan maaf atas ucapannya tadi.

Anthony menatapnya, tidak terburu-buru "Bukankah tadi kamu mengatakan rela untuk mati karenaku? Saatnya kamu membuktikannya."

Mulut Deo pun terbuka besar "Tuan , apa maksudmu."

Sesuai logika, ini adalah mobil anti peluru, pengawalnya juga segera datang, orang dibelakang bukanlah ancaman, apakah Anthony ingin meninggalkannya?

Tangan Deo pun tidak terkendali memegang pistol di kantongnya.

Kelembutan Anthony tidak berubah, dengan tenang berkata "Saat itu saya menyuruhmu untuk memperbaiki mobil, apakah kamu pikir aku tidak tahu kamu yang melakukan sesuatu?"

Kepalsuan Deo di ketahui, bagaimana pria ini bisa mengetahui ini, dia yang sudah ikut lama dengan keluarga Anthony, sesuai logika dia akan berhati-hati, namun mengapa bisa ketahuan?

Novel Terkait

Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu