Balas Dendam Malah Cinta - Bab 286 Kesepakatan

Bab 286 Kesepakatan

Dia sudah sepakat dengan Jenny, Dion pun berangkat pergi menemuinya, rumah Jenny ada taman yang indah, rumah yang begitu begitu besar terlihat tidak beda dengan rumah Dion, hanya saja kali ini Dion yang dengan inisiatif ke rumah wanita.

Demi Cindy dan Reza, dia harus melakukan ini, tujuannya kali ini tidak hanya demi seorang wanita, namun demi kerja sama di bisnisnya.

Walaupun Jenny ingin menggunakan ini mengancam Dion, tapi dia terlalu meremehkan Dion, tidak pernah ada orang yang bisa membuat Dion menyerah, hanya orang lain yang menyerah padanya, Jenny bukanlah lawan Dion.

Dion pun dengan mobil mewahnya masuk ke rumah Jenny, dari awal Jenny sudah memerintah untuk membiarkan mobil Dion lewat, dia sudah tidak sabar menunggu tamu ini.

Jenny pun merencanakan pertemuan itu di kamar tidur privasi, wangi yang nyaman dan desain yang megah pun menunjukkan rasa elegan seorang wanita.

Didinding tergantung sebuah foto besar Jenny yang memakai gaun, gambar itu pun menunjukkan tuan rumah yang begitu elegan.

Jenny tidak keluar menjemput Dion, yang menjemputnya adalah pengawal keluarga, seorang yang sudah dengan setia mengikuti Jenny selama 10 tahun, dari pandangan pria itu, Dion bisa melihat pandangannya yang seperti memandang musuh.

Dion tidak tahu kenapa pelayanan terhadapnya membuat pria lain kagum, dia adalah orang yang selalu setia berada disisi Jenny dan juga adiknya saat pertama kali menerima ahli waris, dia pun selalu mendukungnya secara diam-diam.

Dari dalam hati dia mencintai Jenny, 10 tahun seperti 1 hari, asalkan berada disisi Jenny dia sudah puas, walaupun Jenny sama sekali tidak melihatnya.

Dan kedatangan Dion pun membuatnya sangat marah, dia sudah menjaga Jenny selama 10 tahun, Jenny sama sekali tidak menganggapnya dan Dion malah membuat Jenny begitu ingin mendekatinya.

Dari pada mengatakan cemburu, lebih baik mengatakannya kagum, karena cinta yang tidak bisa didapatkan, dia hanyalah orang yang sangat kasihan.

Walaupun tahu Jenny menyukai Dion, tapi dia pun tetapa membawa Dion kekamar Jenny sesuai dengan perintahnya.

Tapi yang tidak dia ketahui adalah, kedatangan Dion hari ini bukanlah bermalaman dengan Jenny, Dion pun tersenyum penuh dengan rencana.

Dion pun membuka pintu, pengawalnya pun menutup pintu, dan juga menyuruh orang-orang untuk tidak menganggu, 2 ahli waris keluarga berada di sebuah kamar, membuat orang berimajinasi.

Setelah masuk ke kamar, Dion pun dengan tenang menunggu Jenny keluar, sesuai dengan yang dia pikirkan, Jenny sengaja memakai baju tidur yang sexy, rambutnya pun tergerai di bahunya, terlihat sangat menggoda.

Jenny pun menuangkan kopi sambil berjalan pun berkata: "Barusan aku tidur, barusan bangun, kamu jangan mempermasalahkannya ya."

Dion pun duduk di sofa dengan design eropa kuno dan bersandar, satu tangan pun ditaruh didagunya, melihat gerakan Jenny.

Jenny pun tidak berkata, pura-pura merasakan kopi, melihat reaksi Dion, namun semalam di telepon Jenny sudah mengatakannya dengan jelas pada Dion, Dion pun masih tidak begerak, membuat Jenny tidak senang.

Tapi dia juga tidak bisa berbuat apapun, dia ingin melihat sebenarnya apa yang diinginkan Dion.

Suasana sangat canggung, dari mulai duduk Dion tidak mengatakan apapun, keadaan seperti ini, siapa yang lebih tidak bisa bertahan, siapa yang kalah, kalau begitu, selanjutnya adalah berkompromi.

Jenny pun sambil merasakan kopi pun sambil melihat Dion, jika rencananya tidak gagal, mungkin dia sudah menjadi istri Dion, mana mungkin masih perlu menggunakan cara ini.

Namun memikirkan ini, hari ini Dion yang ingin bekerja sama dengan keluarganya, tidak masuk akal jika Jenny yang mulai berbicara, mana ada orang yang dimohon yang berkata, tidak masuk akal.

Jenny pun berpikir sambil berpura-pura meminum kopi.

Konfrontasi mereka pun dimulai, Dion kelihatannya terlalu menganggap remeh Jenny, bagaimanapun Jenny bisa sampai sekarang tentunya bukan wanita yang mudah.

Dion melihat keadaan ini, Jenny tidak mungkin duluan berkata, dia pun berjalan ke sisi Jenny, mencium aroma kopi yang bertebaran berkata: "Ini adalah kopi terkenal di seluruh dunia, kualitasnnya memang tidak biasa."

Jenny melihat Dion yang mulai berbicara pun menjawab Dion: "Hanya secangkir kopi saja, tidak sebaik yang kamu katakan."

"Kalau begitu, bagaimana jika 10% tanah keluargaku digunakan untuk menanam ini?" Dion berkata dan menarik Jenny.

Mendengar keuntungan ini, tatapan Jenny pun bersinar, lalu berpura-pura tenang, bertanya: "Maksudmu, kamu ingin memberikan 10% saham tanah keluargamu untuk keluargaku? Itu adalah penghasilan terbesar dikeluargamu, semua orang sangat meginginkannya."

"Benar, kalau tidak kenapa harus bekerja sama, bekerja sama artinya berbagi keuntungan, kamu senang aku juga, bukannya sama-sama menang?"

Dion berkata dengan santai.

Sekarang dia memutuskan dengan keutungan agar Jenny bekerja sama dengannya.

Awalnya mengira ini akan membuat Jenny tergerak, namun Dion salah, dia lupa Jenny adalah seorang wanita yang pernah merasa cemburu karenanya dan ingin menikah dengannya.

Terkadang wanita sudah di buat gila oleh cintda, melihat pria yang disukainya sudah tidak tahu apapun, Jenny juga tidak terkecuali, dia selalu ingin mendapatkan Dion, dalam hatinya pun sangat membenci Cindy.

Dion pun memberikan syarat yang tidak bisa menggerakkan Jenny, jika digantikan orang lain, dari awal pasti sudah bekerja sama dengan Dion, balasan yang begitu baik, siapa yang tidak mau.

Jenny pun berdiri, meletakkan kopinya dan dengan pelan membuka baju tidurnya.

Leher yang indah dan dada yang putih dan berisi terlihat di hadapan Dion.

Benar, Jenny hanya ingin ini, dia tidak memikirkan keuntungan yang ingin di berikan Dion, hal ini berada di luar dugaan Dion.