Balas Dendam Malah Cinta - Bab 45 Luka Dion Diketahui Ibunya
Bab 45 Luka Dion Diketahui Ibunya
Luka tidak terlalu dalam, darah yang mengalir juga tidak banyak, melihat keadaan itu, Cindy bisa pergi, sebelum pergi dia membuang pisau itu di ranjang berkata: "Simpan saja untuk di jadikan kenang-kenangan."
Lalu berbalik dan pergi, sebelum pergi dengan merasa bersalah melihat Tian, lalu pergi.
Dion melihat Cindy pergi, dia merasa sangat tidak puas, dia tidak tahu mengapa Cindy melakukan itu padanya? Namun dia tahu pasti ada kesalahpahaman. Dia membuka ponsel dan menelepon asistennya, menyuruhnya untuk melacak kejadian tadi pagi saat Cindy mengalami kecelakaan.
Dia membersihkan lukanya, dia tidak ingin ibunya mengetahui jika dia terluka, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Saat malam tiba, Dion mengendong Tian dan duduk di meja makan untuk makan malam. Ibunya membawa pulang banyak barang dan berkata: "Lihatlah, ini semua kubelikan untuk Tian. Cucuku sungguh pintar, lihatlah apakah kamu menyukainya? Ada berbagai macam mainan, makanan, dan baju."
"Ibu, suruh saja pelayan untuk membelikan ini semua, kamu akan lelah." Dion berkata.
"Kamu mengerti apa? Ini namanya ketulusanku, apalagi Tian adalah cucuku." Ibunya mengelus Tian yang ada di pelukan Dion, dengan tidak sengaja menyentuh luka Dion, ibunya mengerutkan dahi dan tidak mengeluarkan suara.
Ibunya dengan tegang berkata: "Ada apa? Ada apa? Apakah kamu terluka atau aku melukaimu?"
"Tidak apa-apa." Dion berkata. Karena dia tidak boleh memberitahu ibunya jika dia terluka, kalau tidak dia pasti akan melacaknya.
"Benarkah? Sini aku lihat." Ibunya dengan tidak percaya berkata.
"Benaran tidak apa-apa." Dion mundur dan tidak membiarkannya mendekat.
"Jangan membohongiku. Kalau tidak apa-apa mengapa kamu tidak ingin aku melihatnya?" Ibunya berkata.
Dion berusaha mundur, ibunya yang tadinya tidak apa-apa, tiba-tiba memegang kepalanya: "Aduh! kepala ku sangat sakit, sangat pusing."
Dion dengan tegang memapanya dan bertanya: "Ada apa? Sudah ku bilang untuk tidak pergi berbelanja, kenapa kamu tidak mendengarnya?" saat itu, ibunya tiba-tiba membuka baju Dion dan melihat kain perban.
"Ada apa dengan ini, mengapa kamu terluka." Ibunya dengan kasihan berkata. Dia mengelus luka Dion, dengan sangat tidak rela berkata: "Katakan lah dengan sejujurnya apa yang terjadi?"
"Kamu masih mengintrogasiku, anakmu hanya menjadi pahlawan, tidak bolehkah?" Dion berkata.
"Pahlawan, kamu? Jangan membohongiku lagi." Ibunya tidak percaya.
"Ada apa? Anak mu tidak terlihat seperti pahlawan, aku ini juga anak muda!" Dion tertawa berkata. Melihat pandangan ibu nya, Dion juga tidak tega. Namun dia tetap harus bertahan pada sikapnya, tidak boleh memberitahukan masalah dia dan Cindy.
"Ibu, saya lelah, saya pergi tidur dulu ya. Ada masalah apa kita katakan lagi besok." Dion berjalan sambil berkata.
"Hei, apakah saya menyuruhmu untuk naik? Kamu masih belum mengatakan masalah kenapa kamu terluka." Ibunya berteriak: "Kamu pergi tanpa membawa anakmu yah."
"Hari ini dia tidur denganmu, ada masalah apapun jangan datang mencariku." Dion berkata.
Ibunya terdiam melihat tangannya sendiri, ada bekas darah di tangannya. Dia merasa itu adalah luka baru, dan dia sendiri yang membungkus lukanya.
Dia berjalan ke kamar Dion, mengetuk pintu! Dari dalam terdengar suara Dion berkata: "Ada apa?"
"Saya datang untuk membungkus lukamu." Ibunya berkata.
Mendengar suara ibunya, Dion mengerutkan dahinya berkata: "Saya tidak apa-apa, sudah di bungkus, tidak perlu lagi."
"Kamu jangan membohongiku, kamu sudah membungkusnya? Mengapa tangan ku ada darah? Lagi pula saya hanya menyentuhmu sekali ini saja, ayo anak pintar, buka pintunya. Jika kamu tidak ingin saya membungkusnya, katakanlah padaku siapa yang membuatmu terluka." Ibunya berkata.
Dion membuka pintu melihat ibu nya dan berkata: "Kamu jangan bertanya lagi." Ibu nya menganggukkan kepala, Dion menggambil piring yang dibawakan ibu nya, ada buah segar di dalamnya.
"Dimana kotak obatmu?" ibunya bertanya. Dion menunjuk lemari disamping ranjang. Ibu nya berjalan dan mengambil kota obatnya.
Ibu nya menunjuk dan menyuruhnya untuk berbaring. Mendengar itu Dion pun menuruti perintahnya.
Ibunya membuka perbannya dan melihat luka di depannya, dengan sedih dia menangis. Dion berkata: "Apa yang kamu tangisi?"
"Dasar anak bodoh, mengapa kamu melukai dirimu." Ibu nya dengan sedih berkata.
"Hanya luka kecil kan? Tidak masalah." Dion menghiburnya berkata. Dia tahu ibunya sangat manyayanginya. Oleh karena itu, dia tidak ingin membuatnya terluka, namun masalah sudah sampai sekarang ini. Ibunya menghapus air matanya dan membungkus lukanya. Baru saja siap membersihkan lukanya, ibunya berdiri dan berkata: "Hari ini kamu tidurlah dulu. Ada masalah apa besok baru kita selesaikan, jika luka mu sakit harus memanggilku yah. Besok kita kerumah sakit untuk mengobatinya."
"Tidak perlu ke rumah sakit, bukankah ada dokter rumah? Suruh dia saja." Dion dengan tenang berkata.
"Baik..baik..baik..baik, kamu pasien, kamu bilang apa tetap saya turuti, istirahatlah dulu, saya kan melihat Tian." Ibunya berkata, lalu keluar dari kamar.
Dion melihat ibunya, merasa sangat bersalah! Karena dia sudah menghacurkan harapan dan kepercayaannya. Melihat ibunya begitu sakit hati, membuatnya sangat sedih.
Ibunya keluar dari kamar sambil menangis, ini pertama kalinya dia melihat Dion terluka. Dia menggendong Tian memasuki kamar, lalu menidurkan Tian dan menyuruh seorang pelayan untuk menjaganya. Dia keluar dari kamar dan duduk di kamar buku. Memanggil semua pelayan di rumahnya dan bertanya: "Mengapa Dion bisa terluka?"
Pengurus rumah juga terkejut, hari ini tuan muda hanya di rumah, mana mungkin terluka. Dia dengan heran berkata: "Saya juga tidak tahu! Tuan muda hanya berada di rumah hari ini. Dia hanya menemani tuan muda kecil bermain."
"Benarkah?" ibunya tidak percaya dan berkata. Jika dia tidak keluar rumah, jadi dari mana dia terluka? Dia menyadari Dion membohonginya. Lalu bertanya: "kalau begitu, siapa yang datang hari ini?"
Pengurus rumah berpikir sejenak berkata: "Oh, hari ini datang seorang wanita. Tapi, saya tidak tahu dia siapa."
Ibunya terkejut dan mengangkat kepalanya, bertanya: "Kamu tidak pernah bertemu wanita itu?"
"Tidak," Pengurus rumah berkata.
Ibunya tiba-tiba teringat sesuatu dan membuka laci, dari sebuah buku dia mengeluarkan foto, memberikan ke pengurus berkata: "Apakah wanita di foto ini?"
Pengurus rumah menganggukkan kepala berkata: "Iya benar." Ibunya mengerutkan dahi berkata: "Dia adalah ibu Tian." Mendengar itu, pengurus rumah pun terkejut.
Novel Terkait
Cinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaCintaku Pada Presdir
NingsiMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaJalan Kembali Hidupku
Devan HardiEverything i know about love
Shinta CharityMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeCinta Yang Terlarang
MinnieBalas Dendam Malah Cinta×
- Bab 1 Lelaki Yang Tidak Sadarkan Diri
- Bab 2 Anak Yang Ditinggalkan
- Bab 3 Ingin Menikah, Bermimpilah
- Bab 4 Dipaksa Untuk Tinggal
- Bab 5 Ada Dendam Namun Tidak Dibalas Bukannlah Lelaki Sejati
- Bab 6 Kamu Sangat Cocok Menjadi Wanita Simpanan
- Bab 7 Orang Yang Datang Untuk Mengacau
- Bab 8 Terluka Bukanlah Apa-Apa
- Bab 9 Diberikan Obat Oleh Orang Lain
- Bab 10 Di Kencingi Anak Kecil
- Bab 11 Perubahan Sikap Cindy Terhadap Dion
- Bab 12 Nama Bayi
- Bab 13 Elsa Terancam
- Bab 14 Menginap Di Rumah Sakit
- Bab 15 Apa Yang Terjadi Di Rumah Cindy
- Bab 16 Rumah Cindy Diobrak-Abrik
- Bab 17 Orang Yang Dicurigai Muncul
- Bab 18 Ibu Dion Ingin Menemui Calon Menantunya
- Bab 19 Dion Cemburu
- Bab 20 Bertemu Di Apartemen
- Bab 21 Makan Berdua
- Bab 22 Percakapan Dion Dan Cindy Di Malam Yang Indah
- Bab 23 Rencana Pergi Berlibur
- Bab 24 Ibu Dion Memutuskan Untuk Menerima Cindy
- Bab 25 Identitas Cindy Terbongkar
- Bab 26 Wartawan Memenuhi Rumah Cindy
- Bab 27 Cindy Sudah Jatuh Hati Pada Dion
- Bab 28 Elsa Mengeluarkan Senjata Rahasianya
- Bab 29 Dion Hanya Mencintai Cindy
- Bab 30 Dion Memilih Untuk Mengalah
- Bab 31 Belajar Menjaga Anak
- Bab 32 Bukti Foto
- Bab 33 Mencari Masalah Di Klub Malam
- Bab 34 Rencana Elsa
- Bab 35 Berita Mereka Lagi-Lagi Menjadi Hot Topik
- Bab 36 Usb Penting Berisi Aib Cindy
- Bab 37 Tian Masuk Rumah Sakit
- Bab 38 Merebut Hak Anak Dengan Ibunya Dion
- Bab 39 Cindy Menyerahkan Hak Asuh Anak
- Bab 40 Mobil Cindy Sengaja Ditabrak
- Bab 41 Mengobati Luka Cindy
- Bab 42 Senang Maupun Sudah Tetap Bersama
- Bab 43 Tian Dijadikan Alasan Untuk Bertemu Cindy
- Bab 44 Cindy Menusuk Dion Dengan Pisau
- Bab 45 Luka Dion Diketahui Ibunya
- Bab 46 Kekecewaan Cindy Terhadap Dion
- Bab 47 Elsa Pergi Bertemu Ibunya Dion
- Bab 48 Jordi Mengetahui Rahasia Terbesar Elsa
- Bab 49 Dita Melaporkan Hasil Pelacakannya
- Bab 50 Cindy Disekap
- Bab 51 Jordi Mencari Orang Untuk Memperkosa Cindy
- Bab 52 Cindy Dianiyaya Di Gudang
- Bab 53 Dion Mengajak Cindy Makan Bersama
- Bab 54 Dion Menelepon Cindy
- Bab 55 Langkah Awal Elsa
- Bab 56 Elsa Ditolak Mentah-Mentah
- Bab 57 Mempertimbangkan Untuk Menerima Dion
- Bab 58 Elsa Meminta Maaf
- Bab 59 Cindy Menerima Dion
- Bab 60 Cindy Ikut Dion Pulang
- Bab 61 Pergi Berlibur
- Bab 62 Berduaan Di Kolam Air Panas
- Bab 63 Bersiap-Siap Membalas Dendam
- Bab 64 Cindy Masuk Bekerja Di Perusahaan Keluarga Dion
- Bab 65 Orang Dalam Perusahaan Ayah Elsa Berhasil Disogok
- Bab 66 Perusahaan Keluarga Elsa Akan Segera Bangkrut
- Bab 67 Dion Memasakkan Sarapan Untuk Cindy
- Bab 68 Cindy Terlalu Baik
- Bab 69 Elsa Lagi-Lagi Memfitnah Cindy
- Bab 70 Klub Malam Terbakar
- Bab 71 Cindy Salahpaham Dengan Dion
- Bab 72 Dita Dan Hendra Sibuk Melacak Pelaku Sebenarnya
- Bab 73 Dita Dalam Bahaya
- Bab 74 Kesalahpahaman Cindy Terhadap Dion
- Bab 75 Mengungkapkan Unek-Unek
- Bab 76 Memancing Cindy Pergi Ke Pabrik Kosong
- Bab 77 Dion Tak Berdaya
- Bab 78 Ada Yang Sengaja Meracuni Dita
- Bab 79 Topeng Hendra Selama Ini
- Bab 80 Dion Mabuk
- Bab 81 Salah Orang
- Bab 82 Kamu Ingin Membunuhku?
- Bab 83 Memulai Penyelidikan
- Bab 84 Kebohongan Hendra
- Bab 85 Tertangkap Basah
- Bab 86 Tidak Mau Makan
- Bab 87 Menjenguk Tian
- Bab 88 Bertemu Dengan Hendra
- Bab 89 Menjelaskan Kebenaran
- Bab 90 Anthony Muncul
- Bab 91 Memilih Untuk Percaya
- Bab 92 Hendra Di Rumah Sakit
- Bab 93 Kenangan
- Bab 94 Tamparan Cindy
- Bab 95 Bekas Ciuman
- Bab 96 Cemburu
- Bab 97 Keluarga Hendra
- Bab 98 Bersekutu
- Bab 99 Anthony Terluka
- Bab 100 Kedatangan Polisi
- Bab 101 Cindy Tertembak
- Bab 102 Selamat Anda Hamil!
- Bab 103 Hanya Rumah Keluarga Dion Yang Aman
- Bab 104 Pelajaran Untuk Jordi
- Bab 105 Masa Lalu Keluarga Chu
- Bab 106 Menjenguk Cindy
- Bab 107 Elsa Terluka
- Bab 108 Penyuka Sesama Jenis
- Bab 109 Ibu Hendra
- Bab 110 Jalan-Jalan
- Bab 111 Kita Menikah Ya!
- Bab 112 Papa Kandung Hendra
- Bab 113 Perjanjian Rahasia
- Bab 114 Anthony Keluar Dari Penjara
- Bab 115 Menentang
- Bab 116 Elsa Mengancam
- Bab 117 Bunuh Diri
- Bab 118 Ternyata Dia Adalah Orang Seperti Ini
- Bab 119 Hendra Membawa Cindy
- Bab 120 Bertemu Di Bandara
- Bab 121 Pertarungan Memperebutkan Cindy
- Bab 122 Hendra Di Tabrak
- Bab 123 Kemungkinan Selamat Begitu Kecil
- Bab 124 Hendra Di Antara Hidup Dan Mati
- Bab 125 Apa Yang Terjadi Dengan Hendra
- Bab 126 Saya Adalah Pamanmu
- Bab 127 Anak Anthony
- Bab 128 Hendra Dipindahkan Rumah Sakit
- Bab 129 Dimas Diculik
- Bab 130 Perubahan Besar (1)
- Bab 131 Perubahan Besar (2)
- Bab 132 Perubahan Besar (3)
- Bab 133 Hati Yang Hancur
- Bab 134 Aku Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 135 Di Khianati
- Bab 136 Alat Perekam Suara
- Bab 137 Permainan (1)
- Bab 138 Permainan (2)
- Bab 139 Permainan (3)
- Bab 140 Peringatan Ibu Dion
- Bab 141 Ibu Dion Pingsan
- Bab 142 Menemui Jenny
- Bab 143 Pergi Berlibur
- Bab 144 Alasan Pergi Ke Amerika
- Bab 145 Pertemuan Jenny Dan Dion
- Bab 146 Acara Perjamuan
- Bab 147 Jason
- Bab 148 Cinta Yang Telah Berlalu
- Bab 149 Isi Surat
- Bab 150 Tunggu Aku
- Bab 151 Memusnahkan Keluarga Jenny
- Bab 152 Kebetulan Bertemu Dengan Jenny
- Bab 153 Kekacauan Di Meja Makan
- Bab 154 Selamat Tinggal, Dion (1)
- Bab 155 Selamat Tinggal, Dion (2)
- Bab 156 Dion Dan Cindy Melompat Ke Sungai
- Bab 157 Kematian Dion
- Bab 158 Cindy Masih Hidup
- Bab 159 Cindy Bersembunyi
- Bab 160 Di Mana Cindy
- Bab 161 Kebenaran (1)
- Bab 162 Kebenaran (2)
- Bab 163 Kebenaran (3)
- Bab 164 Mayat Cindy?
- Bab 165 Hasil Identifikasi
- Bab 166 Menjelaskan Alasannya
- Bab 167 Apakah Kamu Akan Kembali Mencarinya?
- Bab 168 Kembali Ke Indonesia
- Bab 169 Satu Tahun Kemudian
- Bab 170 Persiapan Acara Pernikahan Dion (1)
- Bab 171 Persiapan Acara Pernikahan Dion (2)
- Bab 172 Cindy Kembali
- Bab 173 Cindy Mengetahui Berita Pernikahan Dion
- Bab 174 Saat Pernikahan Berlangsung (1)
- Bab 175 Saat Pernikahan Berlangsung (2)
- Bab 176 Kebenaran Tentang Kehamilan Elsa
- Bab 177 Identitas Tian (1)
- Bab 178 Identitas Tian (2)
- Bab 179 Identitas Tian (3)
- Bab 180 Identitas Tian (4)
- Bab 181 Rencana Jahat Elsa
- Bab 182 Anak Cindy
- Bab 183 Rencana Jahat
- Bab 184 Perjanjian
- Bab 185 Sebenarnya Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 186 Aku Ingin Mengerti Dunia Dion
- Bab 187 Salah Paham
- Bab 188 Kerabat Dekat Juga Bisa Membunuh
- Bab 189 Hati Yang Kotor
- Bab 190 Rencana Jahat Hendra
- Bab 191 Kita Bekerja Samalah
- Bab 192 Jangan Terlalu Terobsesi
- Bab 193 Menghilang
- Bab 194 Obat Kelahiran Kembali
- Bab 195 Melacak
- Bab 196 Penyelamatan (1)
- Bab 197 Penyelamatan (2)
- Bab 198 Penyelamatan (3)
- Bab 199 Hidup Dalam Takdir (1)
- Bab 200 Hidup Dalam Takdir (2)
- Bab 201 Wanita Misterius
- Bab 202 Racun
- Bab 203 Saat-Saat Terakhir (1)
- Bab 204 Saat-Saat Terakhir (2)
- Bab 205 Saat-Saat Terakhir (3)
- Bab 206 Saat-Saat Terakhir (4)
- Bab 207 Antara Hidup Dan Mati (1)
- Bab 208 Antara Hidup Dan Mati (2)
- Bab 209 Hilang Ingatan (1)
- Bab 210 Hilang Ingatan (2)
- Bab 211 Pilihan (1)
- Bab 212 Pilihan (2)
- Bab 213 Kembali Ke Indonesia
- Bab 214 Cerita Awal Kita Saling Kenal
- Bab 215 Masalah Keluarga Anthony
- Bab 216 Saat Acara Berlangsung (1)
- Bab 217 Saat Acara Berlangsung (2)
- Bab 218 Dokter Jay
- Bab 219 Rencana Jahat?
- Bab 220 Reaksi Obat (1)
- Bab 221 Reaksi Obat (2)
- Bab 222 Mengkhianati
- Bab 223 Bunuh Jay
- Bab 224 Mulai Bereaksi
- Bab 225 Orang Di Balik Semua Ini
- Bab 226 Kecelakaan Mobil (1)
- Bab 227 Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 228 Berakting
- Bab 229 Trik Antara Wanita
- Bab 230 Orang Dibalik Kecelakaan Ini
- Bab 231 Aku Sengaja
- Bab 232 Siapa Dion? (1)
- Bab 233 Siapa Dion? (2)
- Bab 234 Rencana (1)
- Bab 235 Rencana (2)
- Bab 236 Rencana (3)
- Bab 237 Perjanjian (1)
- Bab 238 Perjanjian (2)
- Bab 239 Menggoda
- Bab 240 Menemukan Tempat Penelitian (1)
- Bab 241 Menemukan Tempat Penelitian (2)
- Bab 242 Orang Yang Berada Dibawah Tanah
- Bab 243 Datanglah Ke Kediamanku (1)
- Bab 244 Datanglah Ke Kediamanku (2)
- Bab 245 Seluruh Kota Penuh Dengan Masalah (1)
- Bab 246 Seluruh Kota Penuh Dengan Masalah (2)
- Bab 247 Aku Datang Demi Seseorang
- Bab 248 Cindy Menghilang
- Bab 249 Mencari Cindy (1)
- Bab 250 Mencari Cindy (2)
- Bab 251 Mencari Cindy (3)
- Bab 252 Alat GPS
- Bab 253 Menyelamatkan Cindy (1)
- Bab 254 Menyelamatkan Cindy (2)
- Bab 255 Masalah Keluarga Tanusaputra
- Bab 256 Apa Yang Berharga Darimu?
- Bab 257 Cindy Yang Mengganggu
- Bab 258 Bahaya Menghampiri (1)
- Bab 259 Bahaya menghampiri (2)
- Bab 260 Bahaya Menghampiri (3)
- Bab 261 Bebas Dari Bahaya
- Bab 262 Kondisi Berbahaya Di Kota Rao (1)
- Bab 263 Kondisi Berbahaya Di Kota Rao (2)
- Bab 264 Obat Penangkal Sudah Ada Titik Terang (1)
- Bab 265 Obat Penangkal Sudah Ada Titik Terang (2)
- Bab 266 Kematian Dokter Jay
- Bab 267 Anakku Di Tangkap (1)
- Bab 268 Anakku Di Tangkap (2)
- Bab 269 Berhadapan Dengan Masalah (1)
- Bab 270 Obat Penawar Akan Selesai Dalam Seminggu
- Bab 271 Hubungan Yang Sulit Di Mengerti
- Bab 272 Fakta Orang Tua Kandung Tian
- Bab 273 Siapa Yang Berkhianat (1)
- Bab 274 Siapa Yang Berkhianat (2)
- Bab 275 Siapa Yang Berkhianat (3)
- Bab 276 Siapa Yang Berkhianat (4)
- Bab 277 Menyelamatkan Anak-Anak
- Bab 278 Hendra Tiba-Tiba Muncul
- Bab 279 Cindy Sadar (1)
- Bab 280 Cindy Sadar (2)
- Bab 281 Ingatan Yang Hilang
- Bab 282 Rencana Jahat Elsa
- Bab 283 Rencana Yang Kejam
- Bab 284 Menepati Janji
- Bab 285 Syarat
- Bab 286 Kesepakatan
- Bab 287 Godaan
- Bab 288 Perjanjian
- Bab 289 Konfrontasi
- Bab 290 Ending