Balas Dendam Malah Cinta - Bab 47 Elsa Pergi Bertemu Ibunya Dion

Bab 47 Elsa Pergi Bertemu Ibunya Dion

Melihat keadaannya, Hendra merasa dia baik-baik saja dan malah terlihat senang.

"Ada apa denganmu? Bukankah kamu terkejut?" Hendra dengan gugup bertanya.

"Tidak, saya sangat baik." Cindy dengan heran bertanya: "Jangan berpikir terlalu rumit, bukankah hanya Dion? Lihatlah aku, bahkan setelah mengetahui hal itu saya juga bisa menerimanya. Jadi, tidak perlu khawatir, saya tidak apa-apa."

Hendra melihatnya, merasa sedikit tenang, berkata: "Baiklah, minum bir? Bukankah kamu mengatakan tempat paman Eko ada bir baru, kamu belum pergi ambil yah."

"Masuk bir juga tidak perlu terburu-buru, kita bicarakan lain kali saja." Cindy berkata.

Di rumah sakit.

Jordi dan ibunya sedang mengemaskan barang-barang Elsa dan bersiap-siap untuk membawanya pulang.

"Kali ini setelah pulang jangan kembal lagi kesini ya." Ibu Elsa tertawa berkata, karena belakangan ini Elsa selalu keluar masuk rumah sakit, membuatnya ketakutan.

"Tenanglah." Elsa tersenyum dan berkata.

Jordi menarik ibunya dan berkata: "Ibu, saya ingin membahas sesuatu dengan kakak, kamu tenang saja dan pulang dulu, saya akan membawa kakak pulang dengan aman sampai di rumah."

"Baiklah..baiklah..baiklah, kamu bermainlah, namun jangan terjadi masalah besar ya." Ibu mereka berkata, dan pergi mengikuti pelayannya.

Jordi berkata pada Elsa: "Saat kamu tinggal di rumah sakit beberapa hari ini, saya menyuruh orang untuk membereskan Cindy." Mendengar hal ini, Elsa dengan terkejut bertanya: "Benarkah?" Jordy menganggukkan kepala.

"Jadi bagimana hasilnya?" Elsa dengan khawatir bertanya.

"Hasilnya, tentunya sesuai dengan harapanmu, adikmu yang melakukannya apakah kamu tidak percaya?" Jordi dengan tertawa berkata.

Elsa berjalan ke samping Jordi, menarik bajunya dengan senang bertanya: "Kalau begitu, bagaimana hasilnya? Cepat beritahu aku."

"Mungkin, sekarang Cindy sudah sangat membenci Dion." Jordi tertawa dan berkata, sebelum rencanya yang disusunnya sudah berhasil dan berjalan sesuai rencana.

"Apa maksudmu? Apa yang sebenarnya kamu lakukan?" Elsa dengan heran bertanya.

Jordi menundukkan kepala dengan tertawa dan berkata: "Saya menyuruh orang untuk menabrak Cindy, lalu mobil itu di kendarai dari rumah Dion. Dan pelayan di rumah Dion mengatakan padaku jika semalam Cindy ke rumah Dion dan menusuk Dion dengan pisau, hingga membuat ibunya marah."

"Terluka? Dion terluka?" Elsa dengan terkejut berkata, Dion terluka, dia sangat khawatir dan sangat tidak tega.

"Kamu tidak perlu begitu khawatir, lukanya sangat ringan, darah yang keluar juga tidak banyak, hanya perlu mengobatinya di rumah, namun tante sangat marah." Jordi menjelaskan.

Elsa berbalik dan mengambil tas yang ada di ranjang, menarik Jordi berjalan keluar kamar, sambil berjalan berkata: "Cepat, pergi ke rumah Dion untuk melihat keadaanya."

"Kamu pergilah, saya tidak mau pergi." Jordi menundukkan kepala berkata.

Elsa terlihat heran bertanya: "Ada apa?"

"Saya, saya pagi ini mendapat kabar, mengatakan jika semalam Dion mencari orang untuk melacakku, mungkin dia akan membereskanku sebentar lagi." Jordi menjelaskan.

"Tenanglah, percaya padaku, saya akan membicarakannya dengan tante." Elsa tersenyum berkata, lalu dia menepuk pundak Jordi, menyuruhnya tenang saja.

Jordi tersenyum berkata: "Kalau begitu saya antar kamu kesana."

Mereka berdua tertawa sambil keluar dari kamar, berjalan ke parkiran. Supir mengendarai mobil dan mengantarnya ke rumah keluarga Dion.

Saat itu ibunya Dion sedang bermain dengan Tian di ruang tamu, mendengar pelayan berkata Elsa datang, dia langsung menyambutnya.

"Tante, saya datang menjengukkmu."Elsa tersenyum berkata, tangannya membawa makanan bernutrisi, pelayan mengambil barang itu darinya.

"Aduh, akhirnya kamu datang, saya sedang menemani Tian bermain." Ibunya Dion tertawa berkata, sambil dia memegang tangan Elsa.

Tian sedang duduk di lantai, mengeluarkan suara bayinya tanpa henti. Namun tidak ada yang mengerti. Elsa melihat Tian, didalam hatinya dia sangat terharu, karena dia adalah anaknya.

"Benar, dia sangat lucu." Elsa tertawa dan berkata. Namun tawanya sedikit kaku. Setelah DIon turun dari atas dan berkata pada ibunya: "Ibu ada makanan apa? saya sangat lapar."

Saat dia turun, dia baru menyadari jika Elsa berjalan di hadapannya, dia melihat Elsa dan terpikir Jordi. Kemarahannya pun berkobar di hatinya. Dia memandang sinis Elsa. Elsa juga sangat cemas, mengapa tatapan Dion padanya terlihat sedikir berbeda?

"Dion, kamu baru bangun ya." Elsa dengan lembut berkata.

Dion pun tidak memperdulikan Elsa dan hanya melewatinya, berjalan ke arah Tian dan menggendongkan berkata: "Anak kecil kamu tidak memikirkan ayah ya." Tian mengeluarkan suara bayi di pelukannya.

Elsa melihat keadaan ini merasa sangat tidak enak, karena Tian adalah anaknya, melihat keadaan sekarang ini membuatnya terpikir sesuatu. Dia ingin memberitahu Dion, anak yang sedang dia gendong sekarang adalah anaknya. Namun bagaimana dia menjelaskan dari mana datangnya anak ini?

Elsa melihat Dion dan Tian. Ibunya Dion mengayunkan tangan di hadapannya berkata: "Ada apa? Apa yang kamu pikirkan?"

Elsa sedikit canggung dengan tersenyum berkata: "Tidak apa-apa, hanya, berpikir, jika nantinya saya memiliki anak, apakah dia akan selucu Tian."

"Itu pasti, anak kamu dan Dion nantinya, pasti akan sangat lucu." Ibunya Dion tertawa dan berkata.

Dalam hatinya, Elsa adalah calon menantunya. Jadi, dia baru mengatakan seperti itu.

Dion mendengar ucapan ibunya lalu mengerutkan dahi berkata: "Seumur hidupku saya hanya memiliki satu anak, yaitu Tian."

Elsa mengerutkan dahi, melihat Tian, lalu mengangkat kepala melihat Dion, dia ingin bertanya pada Dion, apakah dia tahu jika Tian bukan anaknya, dan jika dia tahu dia bukan anaknya, mengapa dia masih membantunya untuk menutupi semua ini.

Namun, Elsa juga memikirkan ucapan Dion tadi, yang sangat menusuknya, dia berkata seumur hiduo ini dia hanya ada satu anak, saat itu ibu Dion mengatakan mereka akan melahirkan satu anak, namun Dion tidak setuju, ini sangatlah menyakitinya.

"Dion tidak boleh berkata seperti itu." Ibunya memperingatinya sambil melototi Dion, karena ucapan Dion benar-benar melanggar etikat. Ibunya juga menyadari kata-kata ini menyakiti Elsa. Ibu nya pun tersenyum pada Elsa dan berkata: "Kamu tidak perlu peduli dengan ucapanya, dia memang begitu, apa yang dia katakan dan pikirkan itu berbeda."

"Tenanglah, saya tidak peduli." Elsa tersenyum.

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu