Balas Dendam Malah Cinta - Bab 91 Memilih Untuk Percaya

Bab 91 Memilih Untuk Percaya

Sebuah ucapan memprovokasi segalanya.

Cindy yang melihat Anthony tidak bermaksud baik "Apa maksudmu?"

"Ada apa, Hendra tidak memberitahumu?"

Mata Hendra pun mengecil, tangannya pun masuk ke kantongnya mengambil pisau.

Dia ingin membunuh Anthony, dia tidak dapat membayangkan jika Cindy mengetahui kebenaran ini, apakah dia akan sangat kecewa padanya?

Cindy dengan heran melihat Hendra, ingin mendengar penjelasannya, asalkan dia mengatakan, dia akan percaya tanpa mencurigainya, mereka sudah mengurus banyak masalah bertahun-tahun, dan Anthony hanyalah pria yang asing, dia mana mungkin mencurigai orang disisinya ini? Sungguh lucu.

Anthony melihat Hendra dan berkata, "Saya akan mengatakannya untukmu, virus itu berasal dari penilitian di Amerika, namun masih belum berhasil dan sudah di curi oleh Hendra, jadi Dita sudah sadar saat di bawa ke Amerika, dan orang dibelakang yang menyelidiki ini bukanlah orang yang mudah." Anthony berkata, benar, orang yang berada dibelakang ini bukanlah orang biasa.

"Maksudmu, pingsannya Dita karena ulah Hendra?" Cindy seperti mendengar sebuah candaan "Tidak mungkin."

"Kak Hendra kenal denganku 5 tahun yang lalu, dan sudah melewati banyak masalah dengan ku, dia bukanlah orang yang bisa menyakiti orang lain, kami sudah bersama-sama sampai sekarang ini, tuan Antohny, apakah kamu tidak merasa ucapanmu itu sangat lucu?"

Anthony tidak membantah, karena dia tahu bahwa itu adalah perbuatan Hendra, dan dia juga sudah menemukan Dita, namun wanita itu tidak ingin mengakuinya, dia selalu mengatakan Dion lah yang melakukannya, orang yang dibelakang penyelidikian ini sangat hebat, tidak terdapat bukti yang menyatakan kerterkaitannya dengan Hendra.

Kalau bukan keluarga Dion tidak pernah berurusan dengan pembuatan obat, dia mungkin akan berpikir ini adalah perbuatan Dion.

"Kamu begitu mempercayainya?" Dion sangat tidak puas, bukankah hanya karena dia mengenal Hendra lebih lama? Dia begitu mempercayainya?

"Benar." Cindy melihat Dion, tatapannya sangat pasti.

Suasana ruangan kembali menjadi tegang.

Mereka saling tidak menyerah.

Anthony pun menghancurkan ketenangan, "Percaya atau tidak adalah masalahmu, namun, Dion."

Anthony ini benar-benar menjengkelkan.

"Ibumu sekarang ini sedang bertamu di rumahku, kamu cepat selesaikan masalah disini dan pergi melihat ibumu?" Anthony melihat Hendra, tatapannya seperti seorang yang licik.

Cindy tidaklah bodoh, seketika dia mengerti perbuatan Anthony tadi, "Kamu sedang menarik waktu!"

Cindy sangat marah, dia tidak mengerti mengapa dia bisa berdiam di dunia hitam dan dia yang biasa tidak berhubungan dengan keluarga Dion ingin membantu Dion.

Saat ini ponsel Dion pun berbunyi.

Waktu sangat pas, Anthony pun tersenyum, dengan perlahan pergi dari ruangan, dia sebaiknya tidak ikut campur dengan dunia anak muda, kalau tidak dia bisa mati dibunuh oleh tatapan Cindy.

Dion yang melepaskan ponsel pun tersenyum dingin melihat Hendra.

"Lepaskan Cindy padaku dan aku akan melepaskanmu."

Cindy yang melihat wajah Hendra dengan terburu-buru berkata: "Dion, aku ikut denganmu."

Dion pun merasa tidak senang, apakah Cindy melakukan hal ini demi Hendra? Apalah dia? Jadi dia dengan tidak sungkan "Bagaimana jika aku ingin kamu tidur denganku baru aku kan membiarkannya pergi gimana."

Wajah Cindy dan Hendra pun memutih.

Walaupun dia pernah melakukan itu dengannya, namun itu adalah kemauannya sendiri, jika tidur dengannya demi suatu kesepakatan, dia akan merasa jijik, jadi mendengar ucapan itu, seketika wajahnya memutih, dalam hatinya ternyata dia hanya ingin tidur dengannya saja.

Hendra mendengar ancaman yang membiarkan wanita yang sangat dicintainya tidur dengan pria lain, bisa tahu betapa sedihnya dia.

Kalau begitu saya rela mati.

"Cindy, jangan." Hendra menarik pergelanggan tangan Cindy "Jika kamu melakukannya saya akan bunuh diri sekarang."

Hendra pun tidak sungkan, tidak bahkan tidak menganggap nyawanya penting, pisau di kantongnya pun dikeluarkan dan diletakkan dilehernya.

Hati Cindy sangat kacau, dia merasa serba salah.

"Tidak dapat melindungi wanitamu, hanya bisa dengan mengancamnya dengan bunuh diri? Hendra kamu benar tidak berguna." Dion berkata pada Hendra.

Hendra menggerutkan dahi, dia sangat kesal dengan sindiran Dion.

"Kak Hendra, selama ini, kamu selalu seperti kakak yang melindungiku, kamu selalu memikirkanku, saya sangat berterimakasih, hari ini biarkan aku melakukan sesuatu untukmu yah?" Cindy melihat pisau di tangan Hendra, suaranya sedikit bergetar.

Kakak, ternyata adalah kakak? Dan hanya kakak? Hati Hendra sangat sakit.

"Cici, saya beritahu padamu disini, kalau tidak saya akan menyesal." Hendra menyentuh jantungnya, detakkan jantungku semuanya untuk wanita ini.

Dia tidak mungkin membiarkan Cindy berada dipelukan pria lain deminya.

Mereka saling tidak menyerah.

"Hendra, jika kamu bunuh diri, saya juga berani." Cindy melihat Hendra berkata.

Hendra tahu dia tidak sedang bercanda, dia pun menurunkan pisaunya,wanita kecilnya, mengapa begitu bodoh, bagaimana membuatnya tenang.

Dion yang mendengar pembicaraan mereka, hatinya sangat kacau, kalau bisa dia ingin membuat Hendra menjadi sarang, namun dia tidak bisa, kalau tidak Cindy akan menyalahkannya.

Akhirnya Dion tersenyum dingin: "Tangkap mereka berdua."

Pengawal pun dengan cepat , mereka juga sangat lincah dan tangan mereka juga sedang mengambil pistol.

Hendra melindungi Cindy, namun dia bergelut lama didunia hitam, jadi gerakannya sangat cepat, namun tidak ada suruhan Dion mereka juga tidak berani menggunakan pistol, dan akhirnya Dion marah.

Dia pun mengambil pistol dan membuka pistol kebagian kaki Hendra.

Suara kesakitan pun terdengar, ini berarti sudah kena, pengawal pun memiliki kesempatan dan dengan cepat menangkap mereka.

"Kak Hendra, kamu tidak apa-apakan." Cindy melihat Hendra yang meneteskan darah, hatinya pun sangat merasa bersalah, orang disisinya terus terluka.

Terhadap kelakukan Dion dia sudah sangat kecewa.

Dia melihat tatapan Dion yang dingin: "Dion, kamu tunggu saja, saya pasti akan membalasmu."

Suara Dion sangat dingin berkata: "Saya tunggu."

Terhadap Dion, Cindy hanya kecewa, lelaki ini menganggapnya apa? Sebuah barang? Bisa dengan mudah untuk ditawar, apakah dia adalah barang yang tidak bernyawa?

Karena kesalahpahaman kali ini yang membuatnya senang, hingga membuatnya dingin.

Novel Terkait

Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu