Balas Dendam Malah Cinta - Bab 243 Datanglah Ke Kediamanku (1)

Bab 243 Datanglah Ke Kediamanku (1)

Hendra sangat senang melihat perubahan ekspresi Santo, dia pun meneguk teh.

"Menurutmu, jika Nichole mengetahui hal ini bagaimana?" Hendra pun melihat Santo yang tidak tenang, hubungan mereka awalnya sudah jauh, jika Nichole mengetahui hal ini, sesuai dengan sikapnya, dia pasti akan sangat dingin pada Santo, perlahan berkata:"Kita lakukan kesepakatan."

"Dimana Gary?" Santo pun mengepalkan tangan, walaupun Nichole terlihat tidak berhubungan baik dengan keluarganya, bahkan memiliki masalah, namun Santo tahu jika Nichole yang dingin paling mementingkan perasaan.

Hendra tersenyum, perlahan berkata:"Di rumah bawah tanah Elsa."

"Keluarga Elsa? Ada hubungan apa mereka dengan keluarga Nichole." Santo mengerutkan dahi perlahan berkata.

"Aku tidak tahu kalau masalah ini." Hendra pun menaikan bahu mengartikan dia tidak tahu.

Santo pun mengambil jas dan keluar dari rumah keluarga Hendra.

Hari ini cuaca berawan.

"Dokter, nona Cindy sudah melamun 3 jam, tidak apa-apakan?" suster bertanya pada dokter.

Dokter mengelap keringat di dahinya, wanita ini jika dalam masalah tidak ada orang yang bisa bertanggung jawab, namun dokter bisa mengobati banyak penyakit, namun kelahiran kembali di tubuh Cindy, dia tidak bisa mengobatinya, jadi menghadapi perubahan Cindy, dia pun tidak tahu harus melakukan apa.

Suster terlihat lebih agresif berkata: "Kamu lihat nona Cindy mengganggu juga salah, tidak menganggu juga salah, setiap hari setelah bangun pun terlihat seperti orang yang berbeda, apakah kamu tahu apa yang terjadi dengannya?"

Dokter pun melihat suster sejenak, bermaksud menyuruhnya untuk tidak bergosip, suster dengan lucu mengeluarkan lidah, mengartikan dia tidak akan mengulanginya lagi.

"Telepon ke ketua." Dokter pun keluar dari kamar.

Nona Cindy seperti bom yang akan meledak kapan pun, dokter pun mengelap keringatnya, tidak mengerti padahal rumah sakit begitu dingin, kenapa bisa berkeringat.

"Du...du..du..." tidak ada yang menjawab telepon.

Suster pun terdiam, biasanya masalah Cindy, Dion tidak akan tidak menjawab, apakah terjadi sesuatu lagi? Suster pun berpikir untuk menelepon Agung.

Dan suara dudududu, tidak ada yang menjawab.

Membuat suster terkejut, tidak mengerti apa yang mereka lakukan, lagian juga bukan hal besar, suster pun menyerah, dengan bosan melihat Cindy yang sedang melawan.

Cindy melihat keluar jendela, awan abu-abu sedang berputar, semakin mendekat, cuaca berawan ini menutup matahari, bisa terlihat awan yang semakin mendekat, cuaca itu membuat orang seperti tidak bisa bernafas.

Semuanya ini begitu aneh.

Otak Cindy tidak memikirkan apapun, melihat awan, dan melihat perubahan setiap detiknya, dimatanya terlihat penuh dengan penasaran, seperti mata bayi yang pertama kali melihat dunia.

Dion mendengar nada dering ponselnya, pun dengan kasihan melihat ibunya.

Ibu Dion tidak mengizinkan Dion keluar agar Dion dapat merawat tubuhnya dengan baik, dari awal dia sudah menyita ponsel Dion, ibu Dion pun mengeluarkan ponsel, dan masih nomor yang tidak ada namanya, karena ingatan Dion sangat baik, jadi biasanya dia tidak pernah menyimpan nomor orang.

Ibu Dion mematikannya:"Apa yang kamu inginkan katakan saja pada suster, ponselmu Aku simpan dulu, kamu istirahat dengan baik, hari ini siapa yang menjagamu, kenapa buahnya begitu tidak segar, Aku pesan yang baru saja."

Dion menaikan alis dan menganggukkan kepala.

Mulai sekarang, ibu Dion sepertinya akan semakin ketat, kelihatannya beberapa hari ini dia harus patuh dulu, bagus juga, dia bisa fokus merawat tubuhnya, bagaimanapun tubuhnya adalah yang paling berharga.

Agung melihat orang di depannya, dalam hati seperti bisa menebak, ini adalah klub privasi yang sangat terpencil dan keren.

Bagaimana pun dia sudah ikut lama disisi Dion, sudah melihat banyak hal, tentu dia tahu banyak.

"Tuan Agung." Hendra pun meneguk kopi, dengan sedikit rasa pahit, merasa indra perasanya, bisa membuat otak orang sadar.

"Ketua Hendra terlalu sungkan, anda cari Aku ada masalah apa?" Agung berkata dengan sopan, sebagai orang yang berada disisi Dion, kemampuan Agung benar-benar hebat, tapi menghadapi pertengakaran mereka, dan keseimbangan, dalam hati Agung sangatlah tidak tenang.

Hendra melihat Agung yang begitu khawatir, dia pun tersenyum: "Aku dengar setelah kamu tamat kuliah sudah bekerja di perusahaan Dion, sampai sekarang sudah 10 tahunan kan."

Agung menghadapi Hendra yang menyelidikinya pun sedikit kacau, jika tidak salah tebak, Hendra sudah menyeldiki latar belakangnya dengan sangat jelas.

"Perusahan Dion sudah membimbingku sangat lama, Aku juga tidak akan melupakan kebaikannya." Tatapan Agung pun terlihat serius, melihat kopi di depannya, dia pun mengambilnya.

Gerakan ini, tidak lepas dari tatapan Hendra, biasanya, Agung tidak berani melihat matanya, jadi kata ini ada masalah.

"Ha? Ada apa dengan keningmu ?" Hendra masih tersenyum.

Agung mengelus dahinya, ini dilempar Dion, walaupun sudah membaik, tapi masih bisa terlihat.

"Aku tidak hati-hati kejedot, hanya luka kecil." Agung menutupinya, matanya pun terlihat bersinar.

Ikan terlihat sudah terpancing.

Perasaan mereka pun muncul tanda seru.

Hendra tidak mengungkit luka itu lagi, lalu berkata: "Aku dengar saat kecilmu sama dengan Aku, ada ayah angkat yang suka memukulmu."

Hendra sambil berkata sambil menghidupkan rokok, dia sudah sangat lama tidak mengingat masa lalu, hanya mencium bau nikotin bisa membuatnya tenang dari ingatan masa lalu yang buruk.

Wajah Agung pun terlihat serius, ada orang, walaupun menemui banyak masalah dan menjadi orang yang penuh dengan masalah, masa lalu yang kotor bisa membuat dirinya menjadi orang yang tidak berguna.

"Jadi hari itu Dion melemparmu membuatmu marah kan, ini juga alasan kamu membeberkan masalah tempat penelitian." Hendra berkata dengan yaki, karena sama-sama pernah mengalami masalah yang sama, jadi bisa mengerti perasaannya, terutama saat melihat ekspresi Agung, rasa yakin itu sangat kenal.

Wajah Agung sangat berbeda:"Jika ketua Hendra memanggil ku untuk mengungkit masa lalu, sepertinya kamu sudah mencari orang yang salah, Aku masih ada urusan, Aku pergi dulu."

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu