Balas Dendam Malah Cinta - Bab 244 Datanglah Ke Kediamanku (2)

Bab 244 Datanglah Ke Kediamanku (2)

Hendra tidak gegabah, tangan yang tidak memegang rokok pun mengetok meja, perlahan dan tenang menghalangi langkah Agung: "Apakah kamu tahu bagaiamana Dion menghabisi penghianatnya?"

Agung pun berhenti.

"Cara kerja Dion lebih kejam dariku." Hendra pun mematikan rokok berkata: "Dulu ada mata-mata, orang itu sudah mengikuti keluarganya selama 10 tahun kan, akhirnya sekeluarga hancur."

Agung pun berbalik badan, melihat keyakinan di mata Hendra, wajahnya pun berubah:"Dengar-dengar istrimu baru-baru ini melahirkan seorang anak."

Hendra berkata dengan santai, seperti dengan mudah pun menyentuh hati Agung.

Agung pun meletakkan tangannya di meja, seperti saat ini dia bisa memberikan dukungan padanya, dengan yakin berkata: "Aku tidak akan menghianati ketua Dion, itu hanya karena aku gegabah."

"Tapi apakah Dion akan merasa seperti itu?" Hendra dengan cepat menjawab:"Kamu juga tahu, tempat penelitian terhadap Dion itu apa, adalah nyawanya, dia sudah berusaha mencari banyak orang hebat untuk melakukannya, kamu dengan mudah menghancurkannya, jika polisi mengetahuinya, kamu tahu apa akhirmu? Saat itu tidak hanya pemerintahan kota , mungkin orang atas juga akan bergerak."

Hendra melihat wajah Agung yang berubah, keringat pun mengalir dan mengenai meja.

Agung menarik kursi dan duduk: "Apa yang kamu inginkan?"

Kata ini artinya dia sudah menunduk, Hendra dengan malas mengaruk belakang kepalanya, bersandar di kursi dengan sangat elegan.

"Hal yang aku inginkan sangat mudah, Cindy." Ucapan Hendra pun membuat Agung terkejut.

Kamu harus tahu siapa Agung, adalah orang pertama disisi Dion, ditangannya ada banyak hal yang berharga, tidak peduli apakah rahasia perusahaan atau pun kelemahan Dion, dia tahu segalanya.

Namun pria ini hanya ingin Cindy?

Agung tidak bergerak, sebenarnya cinta seperti apa yang membuat orang bisa melepaskan semuanya dan hanya demi mengejar seseorang, Agung sedikit merasa kasihan pada pria di hadapannya.

"Aku ingin kapan pun mengetahui kabar Cindy, kamu tahu jika Dion menjaga Cindy dengan ketat, orang ku tidak bisa masuk." Hendra pun perlahan berkata.

"Begitu mudah?" Agung seketika terkejut, karena hal yang Hendra ingin dia lakukan, benar-benar sangat mudah.

Hendra menganggukkan kepala berkata:"Hal selanjutnya akan Aku katakan lagi, tunggu hingga aku mendapatkan Cindy, aku akan memberikanmu tempat tinggal yang pantas."

"Sepakat." Agung berkata: "Aku masih ada urusan, Aku pergi dulu."

Hendra menganggukkan kepala, melihat bayangan Agung dan berpikir, dia bukan orang bodoh, bagaimana mungkin bisa melihat langsung orang ini mengkhianati Dion.

Tentu harus di selidiki sementara waktu dulu, namun, sekarang dia benar-benar ingin mengetahui kondisi Cindy, sekarang keluarganya ada banyak masalah, keluarga Tanusaputra juga belum di tenangkan, semuanya sangat kacau.

Namun sebelum Cindy membaik, dia harus menahan semua ini, kalau tidak semuanya akan hancur, kenapa dia harus beradu dengan Dion, dulu saat Cindy dan Dion pertama kali bertemu, bukankah saat itu dia demi membantu Cindy balas dendam, dirinya sekarang tidak boleh membiarkan dirinya melakukan kesalahan yang sama.

"Ibu, berikan ponsel padaku, kamu tahu, Aku sangat sibuk." Dion mendengar ponselnya terus berbunyi, setelah memakan banyak anggur, apel, pisang, kiwi, akhirnya dia pun berkata.

Ibu Dion hanya melihat Dion sejenak berkata:"Perusahaan yang begitu besar tidak dapat bekerja hanya karena kamu? Kalau begitu ngapain kita harus mengaji besar orang?"

Dion mengucek mata, sebenarny ibunya adalah orang yang paling susah dihadapi didunia ini,tidak bisa dipukul atau dimarahi, hanya bisa dibujuk, namun dirinya sekarang, ada banyak masalah yang harus di urus, apalagi sekarang Agung sedang dia suruh untuk mengurus hal itu, besok dokter Ryan sudah akan datang, keadaan di kota keluarga Tanusaputra, dan belakangan ini Hendra juga sangat tenang, pasti sedang mempersiapkan rencana besar, dan Elsa juga tidak tahu akan melakukan hal apa, masalah yang harus dia urus sangat banyak.

"Ibu, Aku tidak keluar dari kamar ini, tapi tolong berikan ponsel padaku, Aku akan memerintah dari telepon bolehkan?" Dion pun menyerah.

Ibu Dion melihat Dion sejenak, Dion tahu jika hatinya sudah tergerak, anaknya sudah begitu besar, dan sebagai ketua juga ada banyak hal yang harus diurus, jika begitu terus juga tidak baik, jadi, dia dengan keberatan berkata:"Baiklah, Aku dengan terpaksa setuju, namun, kamu tidak boleh keluar dari kamar, dan juga harus beristirahat, kesehatan lah yang paling penting."

Dion mendengar ucapan ibunya pun tenang, tidak peduli apa yang dia katakan langsung berkata:"Baik, baik, baik."

Ibu Dion pun dengan tatapan aneh melihat Dion, dan melempar ponsel padanya.

Bertepatan satu telepon pun masuk, dari Agung, Dion dengan tidak ragu menjawab:"Ketua Dion, barusan Aku sudah bertemu dengan Hendra, masalah sangat lancar."

Dion pun bersandar di ranjang, walaupun tahu jika masalah hanya berhasil setengah, namun dia tetap terlihat tenang, seterusnya jalan Agung akan semakin berat, Dion berkata: "Kamu harus semakin berhati-hati, sekarang apa yang ingin dia lakukan?"

"Melaporkan padanya keadaan Cindy setiap hari nya." Agung pun ragu sejenak dan memutuskan untuk jujur.

Dion mengerutkan dahi, ini sudah merupakan hal yang paling kecil yang harus di korbankan untuk mendapatkan kepercayaan, kenapa dia merasa sangat kacau, Agung tidak mendengar jawaban dalam waktu yang lama, jadi dia pun berkata: "Ketua Dion...."

"Lakukan sesuai yang dia inginkan."

Mengapa merasa ada bau cemburu yang terasa dari telepon, pria yang masuk ke dalam cinta sungguh sangat mengerikan.

"Baiklah."

Dion melihat telepon yang masuk, 10 lebih telepon dari keluarga Sutanto, ada 2 telepon dari suster.

Dion melihat itu langsung menelepon suster:"Bagaimana dengan keadaan Cindy?"

Suster biasanya setiap hari akan menerima telepon dari Dion menanyakan keadaan Cindy, saat menelepon Dion dan tidak diangkat dia merasa apakah terjadi sesuatu, baguslah jika tidak ada apa-apa, suster yang mendengar suara Dion pun menjadi tenang:"Hari ini, nona Cindy sangat diam, dia terus melihat keluar."

"Apakah dia mengatakan sesuatu setelah aku pergi?"

"Tidak, sudah melihat luar jendela sangat lama, kelihatannya hari ini keadaan Cindy tidak buruk: "Belakangan ini ibuku menjagaku dengan ketat, tunggu beberapa hari lagi aku akan pergi melihat Cindy, ada masalah apa telepon aku."

Suster melihat suster yang satu lagi sedang menyuapi Cindy makan, memikirkan luka Dion, dia memang harus beristirahat, Cindy juga tidak ada masalah besar, suster hanya berkata dan mendengar Dion sudah menutup telepon.

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu