Balas Dendam Malah Cinta - Bab 178 Identitas Tian (2)

Bab 178 Identitas Tian (2)

Ibu Dion memebersihkan kekacaun di pernikahan, dia terlihat lelah, walaupun melihat Dion yang hancur seketika berharap Cindy masih hidup, namun sekarang, wanita ini benar-benar masih hidup, dan malah merusak pernikahan mereka.

Ibu Dion pun merasa kacau, Elsa adalah menantu yang dia sukai, dan Cindy adalah wanita yang Dion cintai.

"Nenek, nenek." Tian berlari dan memeluk kaki ibu Dion, dulu karena anak ini, Dion dan Elsa pun batal menikah, sekarang, Cindy bahkan memiliki anaknya dari Dion, dan dirinya sepertinya tidak pernah mengecek DNA anak ini.

Ibu Dion mengecilkan mata, karena saat itu Dion menghalanginya, dan dia pun tidak mengeceknya, sekarang, anak ini sebenarnya adalah anak keluarga mereka atau bukan? Ibu Dion pun ragu.

Saat ibu Dion berpikir, pengurus rumah mengatakan bahwa Cindy dan Dion kembali.

Melanjutkan, Dion pun menarik Cindy masuk, di pelukan Dion adalah anak yang berusia 1 tahun.

Ibu Dion pun terkejut, memikirkan Cindy saat itu memang mengandung anak Dion, menghitung waktunya, anak itu juga sebesar itu.

Itu berarti, wanita ini begitu beruntung hingga anaknya pun baik-baik saja.

Ibu Dion pun sangat senang, dia juga tidak menanyakan hal pernikahan hari ini lagi.

"Ini adalah anak kalian?" ibu Dion berkata.

Dion menganggukkan kepala berkata: "Ini adalah anak di perut Cindy waktu itu bernama Reza." Dion pun memberikan anak itu pada ibunya.

Walaupun kehilangan menantu baik, namun dia tiba-tiba memiliki 1 cucu lagi, ibu Dion pun melepaskan Elsa dan memperhatikan cucunya?

"Mulut anak ini sama persis dengan mulutmu saat kecil." Ibu Dion tersenyum gembira, ini pasti anak keluarga mereka, sama persis dengan Dion.

Dan Tian sama sekali tidak sama dengan Dion, malah lebih menyerupai Cindy, ini juga yang membuat ibu Dion meragukan identitas Tian, saat itu Cindy bekerja di club malam.

Tidak bisa di bandingkan dengan Elsa yang merupakan anak orang kaya, dan ibu Cindy juga melakukan hal semacam itu, dan merusak keluarga orang.

"Papa, mama." Tian melihat Cindy dan Dion pulang pun memanggil.

Cindy sudah 1 tahun tidak melihat Tian, terlihat begitu senang: "Tian...."

Cindy pun menggendongnya, Tian semakin berat dalam waktu setahun ini, dan juga semakin tinggi, Cindy pun sangat beruntung bisa melihat Tian lagi.

Perkumpulan keluarga, ibu Dion walaupun merasa aneh juga tidak berkata apapun, jika Dion benar-benar mencintai Cindy, ibu Dion juga pernah melihat Dion yang kehilangan Cindy, oleh karena itu tidak ingin memisahkan mereka lagi, apalgai Cindy juga melahirkan 2 anak, juga sudah berkorban untuk keluarga.

"Kalian lihat kapan akan langsungkan pernikahan, aku sudah tua capek dengan kalian lagi." Ibu Dion berkata.

Mendengar ini, Dion dan Cindy pun sangat senang, walaupun ibu Dion sudah tidak bisa menghalangi mereka, namun bisa mendapatkan restu dari ibu Dion membuat mereka sangat senang.

"Terima kasih ibu." Dion tersenyum berkata.

Ibu Dion melihat wajah Dion tersenyum, semuanya pun menghilang, asalkan anaknya bahagia apalagi Cindy sudah melahirkan anak laki-laki untuk keluarga ini, asalkan mereka saling mencintai, dia bukanlah orang yang akan terus memaksa kehendak.

Ibu Dion melihat Dion, tersenyum mengatakan terima kasih, namun memikirkan masalah Elsa, mengerutkan dahi berkata: "Bukankah Elsa juga mengandung anakmu? Kamu bermaksud bagaimana?"

Dion mendesah, dia sangat membenci dirinya sendiri, membuat Elsa memiliki kesempatan, membuatnya serba salah.

"Ibu, aku sedang menyelidiki sebenarnya apa yang terjadi malam itu? Berikan aku waktu, aku akan memberimu jawaban." Dion berkata.

Ibu Dion mendengar ini: "Elsa yang mencari kesempatan bukan kalian berdua...."

"Iya, malam itu aku mabuk, aku di beri obat olehnya, maka terjadi hal yang tidak aku ketahui, aku masih meragukan apakah benar dia mengandung anakku, dulu saat Cindy tidak ada aku tidak peduli, namun sekarang Cindy sudah kembali, aku akan memberikan jawaban." Dion menarik tangan Cindy, dengan lembut menatapnya.

Cindy tersenyum, kekhawatirannya pun terlepas, walaupun dia percaya pada Dion, namun anak Elsa pun tetap menjadi masalah dalam hatinya, tidak bisa bilang tidak ada maka tidak ada, namun mendengar ucapan Dion membuatnya merasa nyaman.

"Masalah kalian aku tidak ikut campur lagi , masalah pernikahan aku juga tidak akan campur tangan, kalian urus sendiri, belakangan ini aku ingin beristirahat." Ibu Dion merasa kacau, memikirkan masalah Elsa, dia pun merasa tidak senang padanya, dan juga membuat rasa bersalahnya berkurang.

Dia juga sudah tua.

Sedangkan sekarang Jenny sedang mengikuti Niko dari belakang.

Tidak tahu apakah Niko menyadarinya, dia masih membawa anjingnya jalan-jalan, tidak berhenti sedikit pun.

Sampai langit gelap, Niko pun kembali ke rumahnya, saat masuk dia pun melihat ke arah Jenny seketika.

Jenny seketika tidak mengerti apakah Niko menyadari keberadaannya, Niko orang yang begitu berhati-hati, bagaimana mungkin tidak menyadari orang mengikutinya, namun mengapa tidak menyapanya.

Jenny pun merasa kacau.

Niko kembali ke rumahnya, Santo sudah pulang, hari ini dia lebih cepat pulang kerja, tidak di ragukan, Santo adalah suaminya secara sah.

"Kenapa baru pulang sekarang." Santo mengerutkan dahi melihat Nichole.

Mereka terlihat tidak ada ada perasaan satu sama lain, mereka menikah hanya karena perjanjian, dan tujuan Santo sangat mudah, dia hanya ingin mencari istri yang bisa di bawa keluar, itu saja.

"Membawa anjing pergi jalan-jalan." Nichole menjawab.

"Hari ini ada yang mengikutimu." Santo melemparkan foto di meja.

Nichole pun merasa jijik, ternyata sesuai dugaannya, pria ini mengikutinya, ini adalah alasan mengapa dia melihat Jenny namun tidak menyapanya, Santo pria ini demi martabat pun bisa melakukan segalanya.

"Perlu aku memberimu pengawal?" Santo bertanya.

"Tidak perlu." Nichole pun mengela nafas, kelihatannya dia masih tidak tahu keberadaan Jenny, untung saja, Jenny masih aman.