Balas Dendam Malah Cinta - Bab 76 Memancing Cindy Pergi Ke Pabrik Kosong

Bab 76 Memancing Cindy Pergi Ke Pabrik Kosong

"Ketua, keadaan keluarga Dita sangat rumit, keluarganya mungkin bukanlah kelemahannya." Asisten Dion berkata dari telepon.

Dion mematikan rokok di tangannya, lantai di depannya penuh dengan batang rokok, matanya penuh dengan urat merah, semalam sudah berlalu, Dion terlihat semakin tua.

"Tidak usah selidiki lagi, bawa Dita ke pabrik di kota bagian selatan, kabarkan Cindy, suruh dia datang sendiri." Dion pun berdiri dan menyiram air dingin di wajahnya, dia pun seperti tersadarkan.

Dia sudah memikirkan semalaman, walaupun Cindy hanya memanfaatkannya, dia juga tidak ingin dia meninggalkannya, dia dengan tidak mudah menemukan wanita yang dia cintai, mana mungkin dia membiarkannya pergi begitu saja.

Jika Cindy tidak mencintainya, maka dia harus membuatnya terus berada disisinya, dengan begitu suatu hari Cindy pasti akan jatuh cinta padanya.

"Baik, ketua."

Dion berpikir sejenak berkata: "Hendra pasti akan berada di sekitar, suruh orang harus menghentikannya." Dion tersendak dan berkata: "Usahakan jangan menyakitinya." Kalau tidak Cindy akan tidak senang, tentu dia tidak mengatakan hal ini pada asistennya.

Semalaman Dion memikirkan hal ini, dia akan melakukan segala cara untuk membiarkan Cindy tetap ada di sisinya, di dalam hati cintanya pada Cindy tidak berkurang, bahkan dia tidak memikirkan ucapan Cindy tadi.

Hendra telah mengetahui keberadaan Dita di rumah sakit, namun Dion sudah menyuruh orang untuk memindahkannya, Hendra pun tidak menemukannya.

Cindy memang tidak ada hal besar, setelah menyelesaikan masalahnya dengan Dion, dia pun keluar dari rumah sakit dan tinggal di rumahnya.

Hendra sedang mengatur sesuatu dari telepon, sesuai dengan keharusan, harusnya dia langsung pergi menyurusnya, namun sekarang dia tidak bisa tenang membiarkan Cindy sendiri, jadi dia tidak sedetik pun meninggalkan Cindy, seperti sedang mengatakan pada Cindy bahwa apapun yang terjadi dia tetap akan berada disisinya.

Hendra baru menutup telepon, sebuah telepon asing meneleponnya.

Dia dengan curiga menjawab, "Halo?"

Dari telepon terdengar diam, saat Hendra akan menutup telepon, suara yang serak pun terdengar, namun sangat susah di kenali bahwa ini adalah Dion, kelihatannya semalam dia tidak setenang yang mereka pikirkan.

"Bisa suruh Cindy untuk menjawab telepon?" orang yang berbicara di telepon terdengar sangat lelah.

Tanpa ragu Hendra pun menolak, "Dia sekarang tidak ada di sampingku."

Cindy dengan heran melihat Hendra, didalam hatinya berpikir itu pasti telepon dari Dion, ponselnya rusak, tidak dapat berhubungan dengan orang lain, jika Dion menelepon Hendra, itu adalah hal yang wajar.

"Apakah kamu tidak tahu dimana Dita?" Hendra berkata.

Cindy bertanya kepada Hendra dengan gerakan mulut: "Telepon dari Dion?"

Hendra menganggukkan kepala.

Cindy menunjukkan untuk memberikannya ponselnya: "Dimana Dita? Katakan, apa syaratnya."

Mendengar suara orang yang dia pikirkan semalaman, namun suara ini menjadi dingin, membuatnya merasa sedih, namun berpura-pura tenang berkata: "Jika kamu ingin Dita tetap hidup, hari ini jam 3, kamu darang sendiri ke pabrik perusahaan keluarga saya, di sebelah selatan kota, Dita ada di sana, ingat, hanya kamu sendiri."

Sesaat Cindy tidak bisa menebak pikiran Dion, apakah dia bermaksud memanfaatkan Dita untuk membalas dendam padaku? Namun nyawa Dita juga tidak boleh di permainkan, namun dia juga tidak sebodoh itu pergi sendiri.

"Kamu pergi siapkan orang, pergi ke pabrik perusahaan Dion, hari ini jam 3, Dion menyuruhku pergi sendiri."

Mata Hendra mengecil, menurut insting pria, dia tahu jika Dion sudah benar-benar menyukai Cindy, bukan hanya ingin membalas dendam, mengenai mengapa menyakiti Cindy, dia juga tidak mengerti, namun kali ini dia mungkin ingin mendapatkan Cindy kembali.

Bahkan dia tidak peduli harus melakukan apapun.

Terhadap masalah siang ini, dia tidak boleh ceroboh, Hendra pun turun tangan sendiri, karena masalah ini tidak boleh ada yang salah.

Hati Cindy sangat kacau, dia benar-benar tidak mengerti Dion sedang melakukan apa, apakah ini berarti dia sudah mengakui jika dia yang melakukan semua ini, bagaimana jika dia melakukan pembalasan dendam?

Namun demi Dita, walau harus melakukan apapun, dia tidak boleh menyiayiakan kepercayaan Dita padanya.

Orang bawahan kedua pihak sedang merencanakan segalanya, kedua pihak juga sangat gugup, Dion tidak tahu melakukan ini adalah benar atau salah, namun dia ingin wanita yang dicintainya tetap berada disisinya, namun Cindy sudah kecewa pada dia, bahkan sangat membenci dirinya mencintai pria ini, dan bahkan masih tidak bisa merelakannya.

Dita baru di suntikan anti bius, jadi saat sadar dia pun merasa pusing, setelah sebentar pandangannya baru menjadi jelas, perlahan baru dia dapat mengingat semua hal yang terjadi, merasa sangat beruntung dirinya tidak mati, menggerakan pergelangan tangan baru membuatnya sadar bahwa dia sudah di tangkap, semua badannya sudah di ikat membuatnya kesakitan.

Dita menggerakan badannya, untuk mengurangi sakit di badannya, namun malah semakin sakit, dari kepalanya pun mengalir keringat dingin, tali terikat dengan ketat, membuatnya tidak bisa bergerak sedikitpun, Dita pun menyerah, dia mulai melihat keadaan sekitar, tempat ini sedikit basah, sinar matahari di luar sangat besar, namun tidak tersinar di tubuhnya, ada banyak serangga yang naik keatas.

Ini mungkin adalah di samping perkotaan, di kota tidak ada tempat seperti ini.

Di sekitarnya penuh dengan lumut dan dinding, keliatannya adalah tempat yang sudah tidak dipakai, namun mengapa dia ada disini.

Pertanyaannya dengan cepat pun terjawab, dia mendengar suara langkah kaki, selanjutnya mendengar suara yang tidak asing: "Dita?"

Ini adalah suara Cindy.

"Cindy." Suara Dita sangat tidak bertenaga, kekuatannya pun menurun, saat di rumah sakit dia hanya tidur dan tidak makan.

Melihat keadaan Dita membuat Cindy sangat sedih, dengan cepat membuka tali yang mengikatnya, untungnya sebelum berangkat, demi menjaga keamanan, Cindy membawa pisau.

Dengan cepat dia memutuskan tali, Dita bahkan tidak dapat menahan tubuhnya, dan langsung jatuh ke lantai, dan membuat Cindy juga ikut terjatuh, lumut di lantai sangat keras, demi kenyamanan luka Cindy hanya di bungkus tipis, membuatnya merasa kesakitan.

"Tidak apa-apa, saya sudah datang."

Dita tersenyum pada Cindy, dia benar-benar tidak salah melihat orang.

"Cindy, saya tidak apa-apa, mengapa kamu datang sendiri?" Dita terjatuh ke pelukan Cindy, dia merasa aneh mengapa tidak melihat Hendra, mengapa dia membiarkan Cindy datang ke tempat begitu berbahaya sendiri?

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu