Balas Dendam Malah Cinta - Bab 74 Kesalahpahaman Cindy Terhadap Dion

Bab 74 Kesalahpahaman Cindy Terhadap Dion

Dita selama ini tidak pernah merasakan kesakitan seperti ini, bahkan lebih sakit daripada ayahnya yang suka mabuk itu memukulnya menggunakan tali pinggang, dia merasa hidupnya sedang berjalan seiring darah yang mengalir keluar, dia tidak ingin mati.

Bayangan orang di sekitarnya pun menjadi buram, darah di kakinya pun tidak berhenti mengalir.

"Mungkin sudah akan mati." Dia melihat ada pria itu yang mengejarnya dari belakang, dia sudah tidak bertenaga, seperti akan mati, dia memikirkan hidupnya yang susah, jika tidak bertemu dengan Cindy, jadi dia tidak menyesal bertemu dengannya, dia merasa sangat beruntung bertemu dengan Cindy dan Hendra yang membuatnya merasakan kenyamanan.

Mati pun dia sudah tidak peduli, dia sudah melewati seumur hidupnya dalam kesulitan, sudah cukup.

Pandangannya semakin buram.

Saat Hendra sampai di sana hanya melihat semuanya berantakan, bekas darah dan ponsel yang sudah hancur, hal ini bisa dipastikan bahwa Dion lah yang melakukannya.

Hal yang di selidiki Dion belum selesai sudah di hancurkan, tapi dia mengatakan marga dari keluarga Dion, tapi tidak tahu siapa, selain keluarga Dion pasti tidak ada orang lain lagi, dan orang yang selalu menghambatnya untuk menyelidiki hal ini pasti adalah orang yang tidak ingin Cindy mengetahui hal ini, dan orang itu adalah suruhan Dion.

Setelah Hendra melaporkan pada polisi, dengan cepat pergi kerumah sakit yang di tempati Cindy, belakangan ini dia dan Dion selalu berlawanan demi Cindy, jika bukan karena ingin menyelidiki hal ini, dia tidak mungkin meninggalkan Cindy, jika Dion menggunakan kesempatan ini untuk melakukan sesuatu pada Cindy, maka akibatnya akan sangat mengerikan.

Mobil Hendra selama ini tidak pernah melaju begitu cepat.

Hingga dia tiba di rumah sakit, Dion sedang berbicara di telepon.

Melihat kedatangan Hendra , dia langsung menutup telepon, menghentikan langkah Hendra.

"Dia sedang beristirahat, jangan menganggunya." Dion langsung menghalangi langkah Hendra.

Hendra pun tidak mengatakan apa-apa dan langsung memukulnya: "Dion sialan kamu."

Mereka berdua pun saling memukul, suara yang sangat besar membuat Cindy pun keluar dari ruangannya dan mereka sedang saling pukul.

"Hentikan." Cindy sangat marah karena melihat mereka yang selalu begini.

Hendra dan Dion yang melihat Cindy keluar pun langsung berhenti, baju mereka sangat berantakan, bahkan wajah mereka pun penuh luka.

"Mengapa ponsel mu tidak bisa dihubungi?" Hendra melihat Cindy baik-baik saja pun merasa lega.

Cindy dengan tidak senang melihat Dion, berkata: "Sudah dilempar oleh seseorang hingga rusak."

Hendra pun menjadi tenang, kelihatannya tidak terjadi sesuatu pada Cindy, hanya saja masalah selanjutnya tidak cocok untuk di bicarakan di depan Dion.

Cindy dan Hendra sudah berkerja bersama dalam waktu lama dan sudah saling mengerti.

"Bukankah kamu bilang ada masalah perkerjaan yag mau diurus? Kamu pergi dulu." Dion melihat Hendra sejenak, memang ada sedikit masalah yang harus di urus.

"Jaga dirimu baik-baik, agak malam aku akan datang melihatmu." Dion dengan tidak rela pun pergi.

"Hendra, ada apa?" setelah menutup pintu wajah Hendra menjadi sangat serius.

"Saya barusan menerima telepon dari Dita, dia dalam bahaya, cara bicaranya sangat tergesa, orang yang menyuruh dikatakan adalah keluarga nya Dion, dan orang yang melakukan itu jika saya tidak salah menduga adalah orang suruhan Dion."

Ekspresi wajah Cindy pun merengut.

Dion tidak kemana-mana, dan menuju rumah sakit yang lain, Dita sudah di tangkap oleh orang suruhannya, karena kehabisan banyak darah dia pun pingsan, karena merasa dia adalah orang Cindy dan sangat setia pada Cindy, dia masih ingin memikirkan apakah ingin membereskannya atau tidak, jika akhirnya Hendra mengetahuinya dan memberi tahu Cindy, tidak tahu Cindy akan berpikir apa.

Dion merasa hal ini sangat rumit, Dion tahu bahwa Dita adalah teman baik Cindy, dan Dita mengetahui hal yang tidak seharusnya dia ketahui, dan dia juga sangat setia pada Cindy .

"Sialan, hal sekecil ini pun tidak bisa membereskannya."Dion merasa bawahannya tidak bisa mengurus masalah, hal ini pun dapat di selidiki oleh Cindy, untungnya semua ini masih bisa di tutupi.

"Kesalahan bawahan, siapa yang mengetahui jika di klub malam pacar ketua akan memiliki hacker sehebat ini."

Dion melihat Dita yang masih belum sadarkan diri merasa memang sangat di luar dugaan, Cindy benar-benar hebat, identitas Dita memang harusnya di selidiki.

"Tiba-tiba dia menghilang, pacar anda dan Hendra bukanlah orang bodoh, pasti akan menemukan kita, kamu harus dengan cepat menyelidiki identitas wanita ini dan kelemahannya, harus berusaha agar dia berada di sisi kita, tahu?"

Dion dengan dingin melihat Dita, tatapan ini sangat mengerikan, asistennya pun mengeluarkan keringat dingin.

Awalnya dia ingin memberitahu Dion bahwa Dita mungkin sudah memberitahu Hendra hasil selidikanya, namun melihat keadaan ini dia hanya bisa diam, hanya berharap tuhan akan menolongnya, berharap beberapa detik itu tidak mengatakan hal yang tidak seharusnya di katakan.

Mendengar ucapan Hendra membuat Cindy semakin takut, dia takut jika sesuatu terjadi pada Dita , Hendra telah menyuruh bawahannya dan polisi untuk menyelidiki hal ini, namun didalam hatinya hanya ada satu hal yang masih di ragukan.

"Mengapa Dita meneleponku dan tidak meneleponmu, sesuai dengan informasi, seharusnya dia menelepon padamu dulu, tunggu kapan ponselmu dilempar?"

Cindy pun langsung berpikir "kurang lebih setengah jam yang lalu, saat itu kamu meneleponku dan Dion marah lalu melempar ponselku."

"Tapi saya baru menelepon mu 10 menit yang lalu." Hendra dengan serius menatap Cindy. "Kamu jelas melihat itu namaku?"

Wajah Cindy pun semakin serius: "Tidak, tunggu maksdudmu, telepon itu dari Dita, Cindy melihatnya dan tidak ingin aku mengetahuinya."

Cindy sakit hati dan tidak bisa berkata.

Sakit dan marah pada Dion, dan marah karena dirinya tidak memperdulikan keamanan Dita, Dion adalah orang yang kejam, sampai kapan dia ingin membalas ku.

Apakah dia hampir menyakitku masih tidak cukup?"

Dion, Dion. Cindy dengan marah mengatakan namanya.

"Saya akan membuat ia merasakan lebih baik mati dari pada hidup."

Novel Terkait

The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu