Balas Dendam Malah Cinta - Bab 272 Fakta Orang Tua Kandung Tian

Bab 272 Fakta Orang Tua Kandung Tian

Winny belakangan ini karena ingin cepat-cepat menyelesaikannya, tidak peduli pagi atau malam dia pun berusaha mengerti dan melakukan perubahan pada hasil penelitian Aron.

Di luar hujan deras, sudah lama tidak hujan dikota Rao, Elsa pun bersembunyi diluar dan tidak berani pulang kerumah, keluarga Elsa sudah hancur, dalam waktu 2 hari yang begitu singkat, awalnya karena Redo ditemukan, lalu masalah keuangan keluarga Nichole yang mulai diselidiki.

Ayah dan ibu Elsa sudah dibawa ke kantor polisi, karena Jordi belum cukup umur dan tinggal diluar, rumah sudah ditutup, Elsa tahu jika dia kembali, semua hal akan berubah, dan dia tidak bisa menyangkal lagi.

Dia masih muda, tidak ingin tinggal di penjara, dia tidak mau.

Semua jenis kartunya sudah di bekukan, perusahaan keluarganya juga karena alasan tertentu di interogasi, seketika keluarganya pun menjadi hancur.

Dan harta keluarga Elsas semuanya sudah dibekukan, dia sudah tidak bisa pergi kemanapun, semua uang dan perhiasan yang ada ditubuhnya sudah dia gadaikan, dalam waktu 2 hari semuanya sudah dihabiskan.

Dia yang sekarang bersembunyi di bawah jembatan, di sampingnya ada pengemis yang melihatnya, karena dia hanya memakai rok, jadi seluruh tubuhnya merinding, heels nya juga sudah dibuang Elsa Karena tidak nyaman saat berjalan, kakinya juga penuh dengan luka kecil, Elsa tidak pernah merasakan hal seperti ini, saat ini dia pun menangis.

Mengapa menjadi seperti ini, padahal tidak seharusnya berakhir seperti ini, semuanya karena dia, tidak, karena wanita yang bernama Cindy, jika bukan karena dia yang merusak pernikahannya, mana mungkin keluarga nya akan seperti ini, semua karena Cindy, rasa dendam Elsa pun semakin terlihat.

"Ingat perasaanmu sekarang." Dari belakang tiba-tiba terdengar suara yang tidak asing.

Elsa berbalik, melihat ada banyangan yang besar diantara hujan.

"Hendra?!" Elsa juga tahu dengan keadaan keluarganya, masalah itu sudah dikupas bersih oleh awak media, Anthony sudah kembali mengambil posisinya, masalah Hendra diusir sudah tersebar luas.

"Elsa, ini adalah kesempatan terakhir kita." Sekujur tubuh Hendra basah kuyup, dari beberapa hari yang lalu rasa sombongnya sudah hilang.

"Sekarang kamu tidak pantas untuk bekerja sama denganku." Elsa tertawa, dengan menusuk berkata: "Atau, aku seharusnya berkata, aku tidak pantas dan tidak memiliki manfaat lagi untukmu." Elsa pun sudah kehilangan percaya diri dan kesombongan sebagai tuan putri di keluarganya.

"Musuhnya musuh adalah teman, sekarang di sisiku sudah tidak ada orang, saya perlu bantuanmu." Hendra melihat Elsa, mengetahui jika wanita ini tidak bisa menolaknya lagi.

Dion melihat Rudy yang basah kuyup.

"Anthony yang menyuruhmu kembali?" informasi Dion sangat cepat.

"Iya, pasti akan sedikit membantukan?" Rudy menanggukkan kepala.

Dion pun melihat Rudy, tidak dipungkiri jika orang ini memang keji, kalau tidak mana mungkin bisa menggunakan kesempatan saat Hendra tidak ada di kota Rao dan menghabisinya, dan dengan cepat menjemput kembali Anthoy, membuat Hendra dengan cepat hancur.

"Aku akan menyuruh Agung membawamu pergi kesana." Dion berkata, dia tahu masalah obat penangkal akan terwujud, hanya masalah waktu, saat Rudy ingin berbalik dan pergi, Dion berkata: "Apa syarat Anthony? Benar-benar ingin membunuh Hendra?"

Tidak peduli bagaimanapun, Dion akhirnya memikirkan hubungan Anthony dan Hendra sebagai ayah dan anak, dan hubungan baik Cindy dan Hendra.

"Tuan Anthony sudah membiarkannya sekali, dia sudah tidak dapat bersembunyi, lihat saja kemampuannya." Rudy pun memegang payung dan tidak berkata, dia dengan cepat menghilang dari kabut.

Perkembangan obat sangat cepat, seharian Dion menemani Cindy, hari demi hari kemampuan Cindy semakin melemah, terkadang Dion berpikir, apakah organ tubuh Cindy akan melemah juga?

Apakah akan memperngaruhinya untuk kedepannya?

Dia tidak tahu, masalah paman Dedy juga tidak ada kabar, dan Dion sudah menyuruh semua bawahannya untuk mencari Dita dan anaknya di seluruh kota Rao, namun tidak ada hasil.

Tidak ada informasi apapun, semuanya begitu tenang, namun Dion tahu, masalah yang lebih besar akan datang, kalau tidak hidup maka mati.

Telepon dari Jenny menghancurkan ketenangan ini, seperti sebelum turun hujan deras akan ada hujan gerimis yang memberikan tanda-tanda.

"Apakah kalian baik-baik saja?" suara Jenny begitu lembut, namun semuanya seperti sudah berubah dalam seketika, apa yang berbeda, kelelahan yang tidak ada habisnya, jika saat Nichole ada di sisinya, walaupun menghadapi banyak masalah, dia tetap tidak akan sedih, namun Jenny yang tidak memiliki Nichole disisinya pun dengan cepat melemah.

"Baik-baik saja." Dion terhenti dan berkata: "Ayah Nichole sudah ditemukan, tapi ada masalah, sekarang dia masih tidak sadar, Nichole masih terus menjaganya."

"Iya, saya tiba-tiba teringat satu hal." Jenny mendengar suara Dion, nadanya sedikit berbeda,berkata: "Saat kita telepon hati itu tiba-tiba terhenti, sebenarnya, yang ingin ku katakan padamu adalah…"

"Boom…." Terdengar petir dari luar, membuat Cindy terkejut hingga terjatuh ke pelukan Dion, Dion pun memeluk erat Cindy, dan berkata pada Jenny: "Katakanlah."

"Anak yang kalian besarkan itu adalah anak Elsa." Jenny akhirnya mengatakan hal ini.

Di luar hujan deras, Cindy pun bersembunyi dipelukan Dion.

"Dan saat itu tiba-tiba terputus karena…..Nichole." Suara Jenny pun dengan nada yang sama, Dion melihat hujan diluar yang mengenai jendela, seketika tidak tahu harus berkata apa.

Tian ternyata adalah anak Elsa, Dion duduk dilantai dan memeluk Cindy dengan erat.

Memikirkan saat pertama kali bertemu, Cindy menggendong Tian untuk merusak pernikahan mereka, saat itu Elsa sudah memiliki anak? Jika hal ini diketahui bukankah dia di khianati? Dion tidak tahu mengapa dia tiba-tiba tertawa.

"Ayah Nichole memang ditemukan dirumah keluarga Elsa, Nichole juga sangat baik, kamu tenang saja." Dion tahu apa yang ingin diketahui Jenny: "Kenapa kamu bisa mengetahui orangtua Tian?"

"Ayahnya sekarang ada di tanganku." Jenny yang berkata dengan lembut, namun terdengar dengan jelas di antara suara hujan yang deras ini.

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu