Balas Dendam Malah Cinta - Bab 124 Hendra Di Antara Hidup Dan Mati

Bab 124 Hendra Di Antara Hidup Dan Mati

Setelah Anthony menyedup secangkir kopi, rasa pahit pun tidak hilang.

Dia selalu menyukai kopi seperti ini, namun sampai saat ini dia masih tidak tahu jika ini sangat merusak tubuh dan tidak enak mengapa dia menyukainya, selamanya dia tidak bisa menebak pemikiran wanita itu seperti saat wanita itu menikah dengan pria seperti itu.

"Jika 20 tahun lalu kamu berdiri dihadapanku, mungkin saya akan tidak ragu membunuhmu." Mereka berdua terdiam sangat lama, lalu Anthony mulai berkata.

Ibu Hendra mendengar ucapan ini pun terdiam, sudah begitu lama berlalu, orang ini masih tidak bisa menutupi keunggulannya.

"Saya ingat ini adalah kopi kesukaanmu." Ibu Hendra berkata, jujur, Anthony datang ke kota Sanggit benar-benar membuatnya terkejut.

Anthony menggeleng kepala: "Saya sudah lupa." Terbiasa dan suka adalah hal yang mudah dilupakan.

Ibu Hendra tersenyum pahit, dulunya dia menusuknya, dia tidak dendam, mengingat masa lalu, sungguh tidak perlu.

"Saya tahu kenapa kamu kesini." Ibu Hendra menyimpan kembali ingatan masa lalu, mereka yang sekarang, setelah 20 tahun bertemu kembali, walaupun bukan musuh, namun selamanya bukanlah teman.

"Oh?" Anthony berkata, ibu Hendra ingin bertemu Anthony sudah berada diluar dugaan, dia tidak tahu apa tujuannya namun tetap datang menemuinya, namun tidak terpikirkan informasi wanita ini begitu cepat.

"Hendra menjadi penerus keluarga Tanusaputra kamu juga tahu, dulunya sudah mengecek DNA, dia adalah anak keluarga Tanusaputra." Ibu Hendra tersenyum, masih begitu elegan.

Sekarang anaknya adalah penerus keluarga Tanusaputra, bukanlah orang biasa, setengah masa hidupnya sudah sangat pahit, dia tidak akan membiarkan sisa hidup Hendra di keluarga Tanusaputra begitu hancur, jadi Anthony seharusnya tidak perlu diakui lagi, walupun ini sangat kejam baginya.

Anthony mendengar ucapan ibu Hendra pun terdiam, jujur, semenjak dia tahu orang tua Hendra, dia sudah mulai meragukan identitasnya, dia terus menerus menyelidikinya secara diam-diam, namun tidak mendapatkan apa-apa, bahkan Hendra akhirnya menjadi penerus keluarga Tanusaputra.

Saat keluarga Tanusaputra memilih penerus tentunya tidak akan begitu mudah, namun Hendra berhasil, ini berarti membuktikan identitasnya.

Namun dia masih berharap, jadi dia pun memutuskan untuk menyelidikinya sendiri.

Menghadapi mantan pacarnya, wanita di depannya masih mempesona, namun ucapannya itu memutuskan harapannya.

"Dulunya mengapa kamu membuang Hendra ?" Anthony pun bertanya, walaupun dia sudah begitu hebat, namun selamanya dia tidak bisa menebak pikiran wanita ini.

Ibu Hendra pun meletakkan sendok kopi ini, membiarkan gula meleleh dikopi,dia pun mengangkat kepala dan menjawan pertanyaan Anthony: "Dulunya dia adalah anak yang di buang, kamu juga tahu, saya adalah orang yang melakukan segalanya untuk menggapai tujuanku."

Tangan Anthony pun menggenggam cangkir dengan kuat.

Wanita ini, dia bahkan tidak bisa menebaknya.

20 tahun sudah berlalu, wanita ini tidak berubah, dia dari awal sudah seharusnya tahu, mengapa masih berharap.

Lukanya pun terasa sakit, dia tidak mungkin melupakan lukanya?

Ibu Hendra terlihat tidak tergerak, dulu, tidak peduli apa alasannya, akhirnya dia tetap menghianati pria ini, yang bisa dia lakukan hanyalah menjaga Anthony, mengenai Hendra, dia seharusnya adalah anak keluarga Tanusaputra, dulunya hanya karena hatinya melemah.

Ponsel ibu Hendra pun berbunyi, layar hitam pun mengeluarkan sesuatu.

Ibu Hendra melihat sejenak dan wajahnya memucat.

Anthony tentunya melihat itu, terjadi masalah apa?

"Ada apa?" Anthony berkata, terhadap wanita ini, dia tidak mungkin tidak mengkhawatirkannya.

Wajah ibu Hendra yang lembut pun berubah, tatapan yang tajam: "Kamu akan menyesal."

Tidak menunggu Anthony berkata, ibu Hendra pun pergi dengan terburu-buru.

Menyesal? Apa yang harus di sesalkan? Anthony tidak mengerti, namun bawahanya Deo dengan cepat pun menelepon: "Bos, Hendra sedang berada diantara hidup dan mati."

Hendra dalam masalah?!!!

Dia sudah memberitahu Dion untuk melepaskan Hendra kan? Lagipula, apa hubungannya Hendra dalam masalah dengannya, mengapa dia menyesal, jawabannya keluar begitu saja.

Nafas Anthony terhenti.

Ibu Hendra merasa dirinya yang melakukannya? Anthony tersenyum pahit, dia mana mungkin menghabisi anaknya? Apalagi, Hendra kemungkinan adalah anaknya.

Terjadi apa lagi di kota Rao?

Wajah yang pucat tidak tahu karena tubuhnya melemah atau hatinya, Dion hanya bisa memeluknya, menjadi sandarannya.

Namun jarak mereka yang begitu dekat, tetap membuat Dion merasa mereka semakin jauh.

Masalah ini, mungkin akan menjadi penghalang diantara mereka.

Hendra sangatlah penting bagi Cindy, tidak peduli apakah ini keinginannya, akhirnya karena dirinya. Apakah Cindy akan memaafkannya?

Dion tidak yakin.

Seketika Cindy kehilangan tenaga, sedih hingga menangis dan air mata pun tidak ada.

"Saya ingin pergi melihatnya." Cindy menahan tubuhnya yang lemah dan pergi ke ruangan Hendra.

"Saya temani kamu." Dion memapang Cindy, namun dihalang olehnya, tenaganya sangat lemah, namun Dion tidak memiliki keberanian untuk memeluknya lagi.

Suara Cindy walaupun tidak bertenaga, namun menolak: "Saya pikir, dia tidak ingin menemuimu."

Dion tidak ingin membuat Cindy marah, walaupun khawatir, namun dia tidak membantah: "Saya tunggu kamu diluar."

Cindy tahu ini adalah tahap terakhir kesabaran Dion, sekarang dia tidak akan pergi, Cindy pun tidak berkata lagi, asalkan Dion tidak muncul dihadapannya, semuanya baik-baik saja.

Sekujur tubuh Hendra penuh dengan selang, penuh dengan perban dimana-mana.

Sepasang matanya kemungkinan tidak akan terbuka selamanya.

Cindy terpapar di samping bantalnya, airmata pun membasahi sprei.

Hendra, saya harus bagaimana, kamu adalah keluargaku satu-satunya, jika kamu tidak sadar di sisiku tidak akan ada orang lagi, jika bukan karena saya dekat dengan Dion, kamu tidak akan menjadi seperti ini, semuanya salahku, jika bukan karena ku, sekarang kamu sudah menemukan wanita yang baik dan hidup bahagia.

Cindy terlihat sangat lemah.

Dion sedang menunggu diluar, ponselnya tidak berhenti berdering, namun dia tidak ingin menjawab.

Hendra dalam masalah, ada banyak hal yang harus dia urus, namun dia tidak bisa mengurusnya, jika Cindy tidak berada di sisinya, semua ini tidak lagi pentingkan?

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu