Balas Dendam Malah Cinta - Bab 136 Alat Perekam Suara

Bab 136 Alat Perekam Suara

Dimas akhirnya sadar.

Rambut dan baju Dion sudah kering, dia pun masuk kedalam, dan juga diikuti oleh polisi.

Dion merasa marah berkata pada polisi:"Bisakah kalian keluar?"

Polisi tidak bergerak:"Maaf, tuan Dion, sekarang Dimas ada pelaku pembunuhan, kami bertanggungjawab untuk menjaganya agar tidak melarikan diri."

Dion berkata:"Apakah kamu tahu siapa saya?"

"Maaf tuan Dion."

Kelihatannya tidak berguna, Dion pun memberikan tanda pada supirnya, supirnya sudah lama mengikutinya, tentu tahu maksud Dion, dia pun langsung mengeluarkan uang.

"Kalian juga sudah menunggu lama, belum makan kan, pinjam sedikit waktu."

Dion pun berjaga-jaga, karena keadaan kota Rao sekarang, sedikit tidak berhati-hati akan ditelan, semuanya harus penuh hati-hati.

Polisi pun tetap menolak.

Dion akhirnya percaya jika ada orang yang mengatur seluruh kota ini.

"Ketua Dion." Dimas berata, dia berhasil menarik Dion yang sudah emosi, Dion melihat Dimas.

"Siapa orang itu ?"

Dion tidak lagi menghiraukan polisi, berpura-pura mengambil air untuk Dimas, untuk mendekatinya.

"Orang keluarga Tanusaputra." Dimas menjawab.

Wajah Dion berubah, mengetahui tatapan polisi, dia pun menyuruh Dimas beristirahat dan pergi.

Wajah Dion yang menggelap seperti memakai kacamata hitam, berjalan dengan cepat.

Supir pun mengikuti Dion, tanpa bertanya.

Benar, dia tidak salah. Ada alat perekam suara yang terletak di baju Dimas.

Dimas tidak berhenti memberikan signal dan dia pun menutup pandangan polisi.

Jika begitu, maka sikap Cindy hari itu bisa dimengerti, Dimas di tekan oleh orang, mengatakan hal yang tidak menguntungkan baginya, dan orang yang memukul pengacara hingga pingsan dan membawa Dimas bukanlah keluarga Tanusaputra.

Dita yang menghilang, Dimas yang melindunginya, Dimas dan Dita ada hubungan masa lalu, awalanya sangat rahasia, siapa yang bisa menyelidiki ini.

Apalagi hal yang ada dikota ini, Jenny pun terhapus dari daftar kecurigaan, dan hal ini kemungkinan adalah ulah....Anthony.

Hujan masih turun.

Anthony melihat hujan di luar jendela, memikirkan masa lalu nya dengan ibu Hendra.

Saat itu dia adalah anak bungsu yang paling dimanjakan, ibu Hendra sangat terkenal, banyak yang mengejarnya.

Namun akhirnya tidak berhasil.

Umurnya sudah tua, membuatnya selalu mengingat masa lalu.

Asistennya mengetok pintu, menganggu Anthony mengingat masa lalu.

"Masuklah."

"Nona Cindy ingin bertemu denganmu malam ini di sebua cafe."

Anthony menganggukkan kepala, ada hal yang perlu waktu untuk membuktikan dan cinta adalah hal yang paling menyiksa.

Anthony yang memikirkan ini, dia pun menyentuk dadanya, bekas ini selamanya tidak akan hilang.

"Toko properti keluarga Dion dengar-dengar akan dibuka beberapa hari lagi, kamu tahu harus melakukan apa kan." Anthony berkata.

Mata yang dalam, membuat orang tidak bisa menebak apa yang dia pikirkan.

"Iya." Asistennya menjawab.

Anthony seperti memikirkan sesuatu berkata:"Beritahu Jenny mulai bergerak."

Hujan masih turun, tidak terburu-buru, setelah hujan maka akan ada badai. Dion, saya ingin melihat bagaimana kamu melewati ini.

Cafe teh memang lebih jauh, hujan ini membuat orang merasa kesepian dan kacau.

Lampu di cafe teh sedikit remang, memberikan rasa kenyamanan.

"Paman, saya sudah berpikir jelas." Cindy menundukkan kepala, Anthony tidak bisa melihat jelas ekspresi Cindy saat ini.

Anthony tersenyum, terlihat begitu baik, namun Cindy tahu, pria di depannya tidaklah mudah.

"Kamu harus melihat dengan jelas, dia adalah ayah dari anak di kandunganmu."Anthony berkata.

Anthony mengangkat kepala, melihat wajah Cindy yang serius:"Anak ini adalah sebuah kecelakaan."

"Saya pikir, saya sudah cukup dengan ketidakberadaan seorang ayah, kalau begitu saya tidak akan membuatnya mengalami ini." Cindy menyentuh anak diperutnya, wajahnya tersenyum sedih.

Anak ini tidak sempat melihat dunia ini.

Anthony mendesah berkata:"Kalau begitu ayo kita bicarakan hal serius."

"Baiklah."

"Sekarang walaupun Dimas sudah menyerahkan diri, namun dari cctv rumah sakit masih tidak ada buktinya, orang yang dapat membuktikan hanya Dion, jika saya adalah Dion, saya akan mencari psikiater untuk membuktikan keadaan psikis Dimas tidak normal, dan keadaan itu terjadi saat dia menabrak Hendra, dia bisa langsung membuktikan, walaupun Dimas akan masuk penjara beberapa tahun, namun itu adalah hal mudah bagi Dion untuk mengeluarkannya."

"Benar-benar tidak ada cara lain lagi?" Cindy mengepal tangannya, dia tidak pernah berpikir, Dion akan melakukan hal ini pada Hendra,dia hanya ingin mengirim mereka ke penjara, mengapa begitu sulit.

Anthony melihat Cindy, mengetahui jika dia masih terlalu polos, selain mengirimnya ke penjara, tidak ada pemikiran lain lagi, jadi hal yang ingin dia lakukan tidak perlu diberitahu padanya.

"Tidak apa-apa, saya akan membantumu, keluarga Tanusaputra juga pasti tidak akan membiarkan pelakunya begitu saja, kamu hanya perlu sabar menunggu."

Tunggu beberapa hari lagi, dia ingin Cindy melihat keruntuhan perusahaan Dion.

Cindy pun dengan cepat pulang, jika sudah memutuskan untuk menggugurkan anak ini, maka dia tidak perlu ragu lagi, tunggu hingga masalah Hendra selesai , dia akan memulai kehidupan barunya, tidak perlu merasa kacau lagi.

Anthony mengambil teh di depannya dan memikirkan sekarang sudah sangat malam, minum teh akan membuatnya tidak bisa tidur, dia pun melepaskannya.

Sekarang ibu Hendra sudah kembali ke kotanya, tidak ada Hendra, keluarganya akan sangat kacau.

Anthony mendengar suara hujan berpikir apakah ibu Hendra pernah menyesal, menyesal dia menikah ke keluarga itu, menyesal karena melukainya, namun tidak ada obat penyesalan didunia ini.

Hujan mungkin akan turun semalaman.

Jenny melihat hujan diluar jendela.

Niko memeluknya dari belakang.

Jenny menerima telepon : "Nona Jenny, saya sudah melakukannya sesuai perintahmu, setelah itu......."

Jenny tersenyum: "Besok uang akan dikirim ke rekeningmu."

"Baiklah." Orang itu pun menutup telepon.

Jenny melempar ponselnya, hingga jatuh ke lantai mengeluarkan suara.

"Mike bisa di harapkan ?" Niko berkata.

"Semua orang tidak bisa diharapkan, hanya bisa berharap pada uang." Jenny tersenyum:"Tentu, kecuali kamu."

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu