Balas Dendam Malah Cinta - Bab 211 Pilihan (1)

Bab 211 Pilihan (1)

Dion mendengar suara berisik di luar pintu, dalam hati pun merasa ada yang aneh.

Sekujur tubuhnya yang terbungkus perban untuk tidak apa-apa, kalau tidak mungkin dia akan cacat seumur hidup, Dion mengangkat tangan, memaksa tubuhnya bertahan, namun merasa sakit.

Kelihatannya tidak bisa dipaksa.

"Cindy..." siapa yang memanggil Cindy?

Hati Dion pun tersendak, dia sangat sensitif dengan nama itu, sepertinya adalah suara Jenny?

Jason mendengar suara kacau didepan kamar pun melihat keluar, seketika melihat Jeremi, anak ini dia juga kenal, orang-orang atas di Amerika hanya lah beberapa, mana mungkin tidak kenal, lalu Jenny , Hendra dan Cindy.

Jason mengerutkan dahi, kenapa Hendra bisa ada disni? Seharusnya dia sekarang sedang di interview di CIA kan?

Masalah penelitian itu bukanlah hal kecil, didalam itu ada orang hidup yang digunakan sebagai alat penelitian! Walaupun mengetahui Hendra ada cara, namun tidak mungkin begitu mudah.

"Bang..." Jason dengan jelas mendengar ada suara dari kamar Dion, benar, terjadi sesuatu, Dion walaupun sudah hampir cacat, tapi dia bisa mendengar.

Jason pun masuk kekamar Dion, Dion berusaha untuk mengambil ponsel di meja namun menyentuh gelas dan menghancurkannya dilantai, mengeluarkan suara.

"Jason, kamu datang tepat waktu." Dion melihat Jason, dengan sesak, sekarang dia sangat lemah dan tidak bisa bergrak.

Kali ini dia harus bagaimana melindungi Cindy.

"Dion, kamu ingin cacat yah, masih berani begitu." Jason mengerutkan dahi mendekati Dion.

"Sudahlah, jika bukan karena tubuhku tidak bisa, aku akan pergi melihat apa yang terjadi diluar." Dion berkata pada Jason..

Jason mendengus, dan menarik kursi roda:"Musuh terbesarmu ada diluar, aku bawa kamu keluar."

Mengatakan musuhnya, Dion pun teringat Hendra, "Hendra? Bukankah seharusnya dia ditahan?"

Tubuh Jason ada luka, memindahkan Dion pun sangat susah, membicarakan masalah Hendra, dia pun semakin marah:"Aku rasa karena aku selalu berlagak anak orang kaya, tidak ada yang menganggapku, Hendra pasti memiliki orang didalam, kamu juga tahu, hubungan pemerintahan sangat rumit."

Dion duduk di kursi roda, luka dibagian perutnya sangat sakit Dion menggerutkan dahi dan tidak berkata.

Sekarang dirumah sakit tidak ada bawahan, sama dengan Dion, banyak orang tidak mengira Hendra begitu cepat keluar.

Cindy pun dengan polos berada dibalik tubuh Hendra, walaupun meragukan Hendra namun dia melihat caranya memandang dirinya penuh cinta, dan mereka juga ada foto, tidak mungkin membohonginya.

Namun merasa ada yang aneh, Hendra pun mengatakan mereka ada kekasih, namun Cindy tidak tahu apa yang dia rasa aneh.

Orang yang hilang ingatan selalu menggunakan perasaan untuk membedakan, namun merasa ada yang aneh.

"Cindy..." ada suara lembut yang terdengar.

Cindy berbalik, melewati Jeremi, Nichole dan Jenny, dia melihat orang yang duduk dikursi roda, sekujur tubuhnya dibaluti perban, wajahnya ada luka, Cindy percaya diotaknya tidak ada orang ini, namun cara pria ini memanggilnya, dengan jelas membuat Cindy tergerak.

Itu adalah sesuatu yang berasal dari perasaan, seperti hatinya jatuh, ada rasa tenang.

Cindy secara tidak sadar mendekati Dion, namun Hendra menariknya.

"Cindy, hanyalah orang yang tidak penting, ayo kita pergi." Hendra berkata di telinga Cindy.

Cindy melihat Hendra bertanya:"Tidak penting? Tapi hatiku bukan berkata seperti itu." Cindy melihat Hendra.

Walaupun dia sudah melupakan orang itu, tapi dia tetap bisa merasakannya?

"Kamu tahu perasaan tidak bisa di tentukan dari hati." Suara Hendra dengan tidak tenang.

Dion menatap Cindy.

"Jason, ayo jalan." Dion menggerakan tangan menyuruhnya mendekat.

Jason mendorong Dion mendekati Cindy, Jeremi menahannya.

"Tapi sekarang aku memiliki perasaan ingin bersandar padanya." Cindy melihat Hendra dan melempar tangannya.

Hendra melihat tangannya sendiri di lepaskan Cindy, ia tidak mengerti, kenapa bisa seperti ini, dia tetap kalah, sebenarnya dia kalah dimana?

Hendra tidak tahu.

"Cindy." Dion tersenyum mendekati Cindy.

"Kamu siapa?" Cindy melihatnya dengan sangat lucu.

Dion tersenyum, perutnya masih sakit: "Jika kamu lupa, maka izinkan aku memperkenalkan diri, aku bernama Dion, suamimu."

Dion membuka mata dengan besar:"Dion?"

Saat dia mengatakan 2 kata ini, terlihat sangat lembut seperti musik yang menyentuh orang.

Jika kamu sudah lupa dengan cintamu, tidak apa-apa, kita bisa saling mengenal lagi.

Perasaan Dion sangat terpaksa.

Hendra berjalan mendekati, menarik Cindy kesisinya, dengan tidak senang: "Dion, kamu membohongi Cindy? Kalian belum sah."

Dion tersenyum:"Tapi di hatiku, aku sudah menjadi suaminya, dan aku juga percaya, dihatinya, aku sudah menjadi suaminya."

Satu kata membuat Hendra marah.

"Cindy, jangan dengarkan dia, ayo kita pergi, aku akan menceritakan padamu semuanya, jangan percaya dengan orang yang pernah menyakitimu." Hendra menarik Cindy.

"Hendra kan ?" Suara Cindy.

Langkah Hendra berhenti, melihat Cindy.

Cindy pun menarik tangannya, berkata: "Apa yang terjadi dulu aku akan menyelidikinya sendiri."

Dion mengangkat tangannya, memegang tangannya: "Cindy, kemarilah."

Cindy melihat Hendra tersenyum, seperti pertama kali bertemu, wanita yang begitu kuat membuat orang sakit hati: "Sekarang aku hanya percaya dengan hatiku."

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu