Balas Dendam Malah Cinta - Bab 206 Saat-Saat Terakhir (4)

Bab 206 Saat-Saat Terakhir (4)

Jika biasanya, saat melihat musuh pasti akan saling membanding, sekarang, dia adalah penyelamatnya, walaupun ingin memukulnya, namun tidak bisa.

"Hendra, syarat apa kamu katakan saja." Santo pun dengan cepat masuk dalam keadaan itu.

Dion menatap Hendra yang menunjukkan pisau itu di leher Cindy, takut jika salah bergerak akan melukai Cindy.

"Hendra, jika kamu adalah pria jangan menggunakan cara keji seperti ini." Dion berkata.

"Apakah kalian memiliki hak untuk berkompromi denganku?" Hendra pun melihat orang di depannya, wajahny pun tersenyum.

Membiarkan Cindy memukul dan menendang namun tenaganya tidak bisa menang dari Hendra.

"Nichole dan Jenny hanya alat agar hal yang aku lakukan tidak terbocor keluar, aku juga tidak ingin menyakiti mereka, kalau tidak dari awal sudah kuhabisi." Hendra berkata sampai sini pun berhenti, membuat Cindy, Dion, Santo dan Jason pun mengecilkan mata.

Ada rasa yang tidak baik.

Hendra dengan tersenyum berkata:"Masalah ini awalnya karena aku, Dion dan Cindy, tidak ada kaitannya dengan orang lain, asalkan..."

"Hendra, diam." Cindy menjerit, karena dia sudah tahu apa yang akan dikatakan Hendra.

"Shut..jangan katakan lagi." Hendra berkata ditelinga Cindy, dan memegang pisau:"Paling tidak mati bersama, Cindy, jika hidup ini kamu tidak mencintaiku juga tidak ada gunanya lagi."

Cindy seketika teringat Dion dan anaknya, dia tidak pernah begitu takut dengan kematian, Hendra yang gila ini mungkin saja akan melakukan sesuatu diluar dugaan!

"Hendra, jangan menyakitinya." Dion melihat leher Cindy sudah terlihat darah, hatinya sangat sakit, padahal sudah mengatakan akan melindungi Cindy.

"Dengar, Jason, Santo, asalkan kalian membunuh Dion, aku akan melepaskan Nichole." Hendra pun melihat mereka berdua, matanya terlihat menusuk.

Dia ingin melihat, sekelompok orang ini akan bagaimana memilih.

Hendra pun dengan nada yang langsung, sepertinya dalam waktu yang sama, Dion pun dengan cepat mundur, Jason dan Santo pun menyerang Dion.

Hendra pun tersenyum.

"Cindy, ingat, akhir Dion, semuanya karenamu." Suara Hendra pun menyerupai iblis.

Karena dirinya sendiri, karena dirinya sendiri.

"Cindy, bolehkah aku menanyakan mu, dari mana pisau itu?" Jason dan Santo pun berkumpul menjadi satu, Hendra pun melihat disamping, mulai berbicara dengan Cindy.

Cindy tidak akan menjawab, hanya dengan tegang melihat mereka bertiga, namun teringat beberapa jam saat dia pingsan.

"Aku Winny, awalnya adalah peneliti disini." Wanita itu berkata.

Cindy dan Winny bagaimana bisa dalam waktu singkat bisa saling percaya? Hubungan itu pun antara mereka berdua pun tidak bisa dijelaskan, ke2 wanita itu memilih untuk saling percaya.

"Aku Cindy, ditangkap disini."

"1 tahun yang lalu aku bergabung dengan sebuah penelitian yang sangat penting, penelitian itu berhasil, aku dulunya adalah pekerja keras disebuah kelompok penelitian, namun kami menganggap jika obat itu ada, pasti akan menyakiti orang, jadi saat itu kami pun memilih untuk diam, dan bahkan merusak semua angka, namun tidak tahu kabar darimana, semua peneliti itu ditangkap, banyak orang yang tidak dapat menahan dan memilih untuk bunuh diri ataupun mengatakan angka itu, namun karena tidak menyeluruh, maka tidak dapat dikembalikan, hanya aku yang mengetahui semua angka itu." Winny berkata.

Ini adalah alasannya.

"Apa nama obat itu?"

"Kelahiran kembali."

"Aku dengar mereka sudah mendapatkan angka itu."

Berbicara sampai disini, kamar pun dipenuhi racun.

"Kami para peneliti memiliki antibodi terhdap itu, lebih kurang dalam waktu 2 jam, aku berikan pisau ini padamu, kalau diletakkan disisiku pasti akan diambil." Ini adalah ucapan Winny sebelum pingsan.

Cindy juga tidak tahu mengapa dia sadar paling awal, namun pisau ini memang ada khasiatnya.

Jika dihitung waktunya, Winny seharusnya akan sadar sebentar lagi, namun itu tidak akan berguna.

"Lepaskan semua orang, aku setuju dengan keinginanmu." Cindy menggigit gigi, dan berkata.

Hendra pun menaikkan alis, dia memang sangat ingin membunuh Dion, namun masih ada kesempatan, membuat Cindy menaati syaratnya sangat jarang.

Seketika, Hendra pun mendapatkan jawaban.

"Berhenti."

Ucapan Hendra pun menghentikan gerak 3 orang didepannya.

Luka disekujur tubuh Dion semakin parah, dia bahkan tidak bisa berdiri.

Cindy terlihat sangat tidak tega, dendamnya pada Hendra pun semakin dalam.

"Dokter Ryan, ambil obatnya, jangan ambil salah lagi, kalau tidak kamu akan menjadi mayat." Hendra pun menunjuk dokter Ryan, satu pengawal pun mengikutinya.

Dion ingin menghentikannya, namun seluruh tubuhnya begitu sakit membuatnya tidak bisa berdiri.

Dion tiba-tiba teringat saat Cindy melompat ke sungai, dia juga tidak bisa berbuat apapun.

Rasa itu sungguh tidak berdaya dan merasa tidak berguna.

Santo dan Jason saat memukulnya pun tahu batasan, mereka tidak memukul bagian yang berbahaya, kalau tidak, sekarang Dion mungkin sudah menjadi mayat, hanya berakting, mereka tidak menggunakan kekuatan.

Keadaan itu seperti dalam kuasa Hendra, Jason sedang berpikir, memikirkan kapan CIA akan datang, dan Santo pun menyentuh kantongnya, itu adalah obat yang bisa membuat Nichole sadar.

"Hendra, semua dendam selesaikan lah hari ini." Tiba-tiba, dari ranjang terdengar suara yang menarik perhatian orang.

Wanita itu dengan cepat menendang kearah pengawal yang menunjukkan pistol pada Nichole, pengawal itu karena gerakannya sudah lama dan tidak bertenaga, pistol terbang keudara, dengan cepat jatuh ke tangan wanita itu.

Satu peluru dengan cepat dilepaskan, melewati wajah Cindy, dan jatuh di pundak Hendra.

Gerakan itu begitu fasih, orang-orang bahkan belum melihat jelas sudah selesai.

Cindy juga tidak ragu, rasa sakit dari peluru yang mengenai Hendra membuatnya kesakitan, Cindy pun menggunakan kesempatan ini menggunakan siku memukul Hendra dan lepas dari kendali Hendra.

Jason dan Santo juga bukan orang bodoh, keadaan ini pun menjadi kacau.

Jason dan Santo pun mengarah ke Nichole, membereskan pengawal disamping, dan semua pengawal pun mengelilingi Hendra.

Dion melihat Cindy yang terlepas dari Hendra juga tidak tahu tenaga dari mana, dengan cepat berlari kearah Cindy.

"Tahan Cindy!" ini adalah suara Hendra.

Dion pun mengeluarkan pisau, menggores pengawal yang ada didepan Cindy dengan tidak ragu.

Punggung pengawal seketika merasa dingin, ada darah yang mengalir.

"Ayo."Dion berkata dan menarik Cindy ketempat yang aman.

Semua ini pun terjadi dalam seketika.

Dan Santo dari awal sudah bergantung dengan orang yang dia bawa kemari untuk melindungi Nichole.

"Winny, matilah." Hendra pun mengeluarkan pistol dan dengan tidak ragu menembal ke arah Winny yang tidak sempat bersembunyi.

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu