Balas Dendam Malah Cinta - Bab 258 Bahaya Menghampiri (1)

Bab 258 Bahaya Menghampiri (1)

Pagi di pinggiran ada embun yang tebal.

Derek pun menarik Cindy turun dari mobil, melihat vila, padahal rumahnya ada di kota Rao, tapi malah memiliki banyak perumahan di kota Rao.

Yang membuka pintu adalah orang yang penuh luka, sepertinya dia dipukul.

"Di mana Desly?" Derek pun bertanya, karena takut Cindy asal pergi, dia pun menarik tangan Cindy.

"Ikuti aku." Yang menjawab adalah Agung, orang disisi Dion semuanya sudah dia selidiku, jadi semalam begitu melihatnya dia langsung kenal.

"Dasar, lepaskan Cindy." Terdengar suatu teriakan, membuat Cindy terkejut hingga gemetar, dan bersembunyi di balik Derek.

Dion pun begitu kesal.

Agung pun menggelengkan kepala pada bosnya, mengartikan tidak ada orang dan mundur.

Desly di ikat di kursi, mulutnya di lem, kelihatannya sangat menyedihkan, dengan posisi ini pasti sangat sulit untuk tidur

"Lepaskan Desly." Derek melihat Desly, dalam hati tidak berhenti memarahinya, anak ini mengapa begitu bodoh, waktu semalam pun tidak bisa membebaskan diri? Bukannya tidak pernah belajar bagaimana melepaskan tali saat di tangkap.

Dion pun melepaskan lem di wajah Desly, membuatnya kesakitan: "Tidak bisakah kamu pelan sedikit."

"Cindy, kemari." Dion pun melambaikan tangan pada Cindy.

Cindy pun bersembunyi dibalik Derek: "Tidak, kamu galak sekali."

"Hahahaha." Derek pun tertawa bersamaan dengan Desly, di permalukan seperti itu oleh wanitanya sendiri, melihat Dion seperti itu membuat mereka senang.

"Sudahlah sudahlah, Dion cepat lepaskan aku." Desly pun berhenti tertawa, karena orang yang paling kasihan disini adalah dirinya.

"Lepaskan Cindy dulu." Dion pun melihat Derek: "Aku yang seharusnya tidak tenang."

Kamu suruh Cindy berjalan padamu sendiri, tentu Dion yang pintar memilih untuk tidak mengatakan ini.

Desly pun berkata: "Jangan bertele-tele, jika bukan karena hati Derek yang melemah, Cindy tidak akan..."

"Desly, kamu sungguh cerewet." Desly sudah hilang kendali, tidak memerhatikan wajah Derek yang berubah.

Akibat membuat Derek marah tidak lah baik, Desly pun memilih untuk Diam.

Dion pun menaikan alis, seperti ada yang salah.

Namun tidak berkata apapun dan memutuskan tali Desly dengan pisau, Desly pun langsung berlari kearah Derek: "Aku tahu pasti aku lah yang paling penting."

Derek pun dengan tidak senang mendorong Desly: "Lain kali jika terjadi hal seperti ini jangan panggil aku, aku benar-benar tidak ingin dipermalukan."

"Dion, wanitamu aku kembalikan, dan jaga dia baik-baik, lain kali aku tidak akan menghiraukannya lagi." Derek pun menarik baju Desly dan keluar.

"Ketua Dion, di luar ada orang." Supir pun dengan kaki yang pincang datang melaporkan.

Wajah Dion pun berubah: "Pergi beritahu bawahan."

Agung dan Dion pun melihat Derek dan Desly.

"Kamu yang panggil polisi?" Desly pun menepuk pundak Derek.

"Kamu harusnya tahu, jika masalah ini diperbesar, tidak ada baiknya untuk siapapun." Dion melihat Derek, berkata.

Derek pun mundur beberapa langkah berkata: "Itu mereka."

Wajah Desly pun berubah.

"Bajingan, cepat lari." Desly pun menarik Derek dan berlari keluar dari vila.

Dion terdiam.

"Masih tidak mengerti? Derek merasa jika seorang wanita masuk ke tempat penelitian akan sangat kasihan, dia pun tidak tega, sekarang atasan kami sudah datang mencari sendiri." Desly pun menjelaskan.

"Dimana ponsel Desly?" di luar sudah ada banyak suara mobil.

Dion melihat Cindy sejenak, memilih percaya, kalau tidak dia benar-benar tidak percaya Cindy akan kembali dengan mudah.

"Kenapa, mau ponsel untuk apa?" Desly melihat Derek yang masih berada dikamar pun tergesa-gesa.

Derek pun mengerutkan dahi berkata: "Aku ingin memastikan suatu hal."

Derek yang mengambil ponsel pun langsung menelepon suatu nomor, dan berkata: "Apa yang sebenarnya di inginkan atasan?"

Orang luar hanya bisa melihat wajah Derek yang semakin berubah, Desly hanya bisa melihat ekspresi seperti ini saat hampir mati dalam melaksanakan tugas.

"Tidak ada waktu untuk basa basi, cepat bersembunyi dulu."

Dion dengan tatapan tidak mengerti pun menarik Cindy dan berlari didepan Derek dan Desly membimbing jalan.

Saat Vila dibangun, ada ruang bawah tanah, dan ada rumah yang langsung terhubung dengan ruang bawah tanah.

"Kalian ikut." Dion pun melambaikan tangan pada Agung dan supir, Dion tidak pernah membiarkan bawahannya begitu saja.

Dion pun menarik karpet kamar, di bawah ada sebuah pintu, adalah pintu menuju ruang bawah tanah. Mereka segerombolan langsung turun kebawah.

Ruang bawah tanah sangat gelap, Dion menarik Cindy dan mencari jalan, ditangannya mengambil mancis yang tidak begitu terang dan hanya bisa menerangi sedikit jalan.

"Tidak ada lampukah?" Desly berkata.

"Sudah lama tidak ada yang tinggal." Maksud Dion sudah lama tidak diperbaiki, jadi sangat masuk akal jika tidak ada lampu.

Ini seperti gudang, penuh dengan debu, walaupun semua barang tertata rapi.

"Aku ingin makan sereal." Cindy pun terlihat sedih melihat Dion.

Dion mengelus rambut Cindy berkata: "Nanti kita keluar makan." Setelah berkata dia pun dengan marah melihat Derek: "Apakah kamu menyakiti Cindy ku?"

"Sudahlah sudahlah, dia yang menyakitiku, Aku sudah berubah, wanita tidak bisa dipermainkan." Derek pun mengangkat tangan.

"Lapor polisi saja, kita pun bisa dengan tenang berada disini." Derek pun tidak merasa kotor dan mencari tempat dan duduk, dia tidak membawa pistol, Desly juga tidak ada, apalagi Dion.

Menghadapi orang diluar, Derek tidak memiliki keberanian itu.

"Derek, sebenarnya apa yang terjadi?" Desly pun masih memikirkan ekspresinya tadi.

"Sebenarnya saat pertama kali tugas ini di mulai Aku sudah ragu." Derek tidak ingin berkata banyak, bagaimanapun ada banyak orang luar disini, dia hanya bisa mengatakan hal yang tidak dimengerti oleh orang lain berkata: "Saat tugas diberikan ada orang yang ingin merusak, orang diluar tidak ada maksud baik, jika Dion dan Cindy jatuh ke tangan mereka, maka akan berbahaya."

Dion pun memeluk Cindy, dengan dingin melihat Derek: "Bukankah kamu yang membuat semuanya menjadi begitu."

Ucapan ini membuat Derek terdiam, itu karena dia tidak menduga, salahkan dia dibodohi karena Cindy.

Novel Terkait

Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu