Balas Dendam Malah Cinta - Bab 202 Racun

Bab 202 Racun

"Bos, ada penemuan besar." Seorang pengawal berkata di telinga Hendra, Hendra pun memerintah sesuatu dan dengan buru-buru pergi.

Orang didalam tahanan itu jika berkurang orang juga tidak akan disadari.

Beberapa peneliti sudah berikan perintah berat, mereka mana mungkin menghiraukan hal ini, sementara pun masuk ke penelitian baru.

"Hei, apa yang kamu lakukan? Masih diam disana, cepat lakukan kerjaanmu!" Dokter Ryan pun menunjuk Dion yang tidak bergerak, menjerit dengan keras.

Para penelitian pun terejut, sekarang bos sudah memberikan perintah, dokter Ryan pun sangat tegang, emosinya pun tidak sebaik biasanya.

Dion pun menunduk dan berjalan kedepan alat penelitian, adalah sebuah sudut, bisa masuk dan mudur, dan karena disini sangat dirahasiakan, peredam suara sangat baik.

Mata Dion pun terlihat sangat tajam.

4 orang, Dion memikirkan untuk membereskan beberapa orang perlu waktu.

Dokter Ryan melihat Dion yang masih tidak melakukan apapun dan berjalan ke arahnya: "Ada apa denganmu, aku sedang bilang kamu, kamu..."

Kata terakhir pun tertunjuk pada mata Dion.

Dia bukan peneliti.

Dokter Ryan terkejut, namun usianya sudah tua, reaksinya tubuhnya tidak sebanding dengan otaknya.

Dion pun mencekik lehernya.

Dokter Ryan pun pingsan.

Orang ke 3 mendengar suara pun berbalik.

Dion dengan cepat bergerak, di tangannya pun menggunakan pisau dan memukul pingsan mereka dengan cepat.

Orang ke 2 orang lainnya melihat ada yang salah, pun tahu jika Dion tidak mudah dilawan, dan seperti sudah pernah berlatih, setelah sadar pun mulai bergerak.

Dion pun melempar barang disamping, dan mengenai punggung 1 orang lainnya.

Di rak penelitian ada barang kimia.

Dion pun mengambil 1 botol, dengan kejam melempar dikulit orang, dengan cepat membuatnya pingsan.

Masih ada 1 orang.

Orang itu pun terkejut dengan kekejaman Dion, jaraknya lebih jauh, dan sekarang sudah ditahan oleh Dion.

"Kamu bahkan masuk kesini, mengira kami mudah disakiti." Peneliti itu tidak gegabah, dari belakang pun mengeluarkan pistol, dan menunjuk Dion.

Ternyata ada pistol, mata Dion dengan berhati-hati mengecil, tidak berani lengah.

Tangan orang itu pun bergetar, dia tidak pernah menyentuh pistol, ini adalah pistol yang tadi di lihatnya tertinggal oleh pengawal saat gegabah.

"Dong..." badan orang itu pun dilanggar dan jatuh di tanah.

Peluru pun melewati udara dan tidak ada bayangan, akhirnya pun mengenai dinding.

Adalah pria yang memberikan Dion kalung.

Gerakan Dion sangat cepat, juga dengan cepat membereskan peneliti yang jatuh dilantai.

"Kenapa kamu disini?" tatapan Dion terlihat senang, walaupun Dion biasanya sangat lantang, dan berurusan dengan mafia, pernah bermain pistol, namun seperti menggunakan orang sebagai penelitian ini dia tidak dapat melakukannya, karena melihat pria itu baik-baik saja, dia pun sangat senang.

"Dosis yang mereka pakaikan padaku tidak cukup, saat keributan mereka pun melemarkanku ke garasi, aku barusan sadar." Pria itu menjelaskan.

"Sekarang aku masih harus pergi menyelamatkan orang, kamu pergi dulu, mengenai orang yang ingin kamu temui, aku akan membantumu menemuinya." Dion berdiri, dan tidak ingin banyak omong kosong.

"Ding." Ada orang yang mengeluarkan suara menyentuh pintu.

Dion dengan cepat berbalik, orang itu tidak memakai jubah putih, adalah orang yang Dion pukul dan sembunyikan! Dia dipukul pingsan oleh Dion dan sekarang sudah sadar.

Dion dengan cepat menunduk dan mengambil pistol, menembak orang itu, orang itu reaksinya sangat cepat, peluru pun mengenai pintu, dan meninggalkan lubang.

"Cepat pergi."pria itu melihat ada yang salah pun berteriak ke arah Dion.

Dion dan pria ini masuk ke garasi, ini adalah garasi yang berhubungan dengan penelitian, didalamnya ada banyak obat yang tidak berhenti bereaksi.

Hanya ada satu sudut yang bertumpuk tubuh penelitian, ditubuh itu terlihat beberapa macam warna selang, bergantung pada mesin dikomputer, komputer itu mengeluarkan angka.

Dion pun melihat ada orang yang sudah masuk.

"Tidak ada jalan lagi." Dion dan pria itu pun melihat sekitar dan hanya ada dinding putih.

Dion pun melihat sekitar berkata: "Tidak mungkin."

Beberapa pengawal dengan cepat masuk ke dalam, tidak ada apa-apa.

"Ada orang yang masuk. Hendra melihat layar ada 2 orang pria.

Salah satu pria itu sangat tidak asing, walaupun memakai masker, namun matanya selamanya tidak ada dilupakan, Dion! Orang itu dengan begitu cepat datang ke Amerika.

Hendra akhirnya pun semakin berhati-hati.

"Jalan udara, cari di jalan udara." Layar pun berganti dengan gambar sekarang, didalam ada pengawal yang tidak tahu berbuat apa, suara Hendra pun seperti terompet yang berbunyi.

"Jason sudah melarikan diri dari jendela." Ayla melihat kamar yang kosong berkata.

"Cari satu persatu, tunggu, Jason dan Dion satu sekolah, Nichole dan Jenny juga, tempat itu dimasuki, cctv di retas, dan lain-lain, 505, ke 505." Otak Hendra berputar dengan cepat.

Pengawal pun merusak pintu dan masuk, Nichole dan Jenny berbarig diranjang, tidak bergerak sedikit pun, seperti tertidur.

Jason yang berbaring dibawah ranjang melihat sepasang sepatu kulit pun mendekati arah ranjang, jantung Jason berdetak kencang, berusaha bernafas dengan pelan, tidak mengeluarkan suara.

"Terima." Terdengar suara dari atas.

Lalu ada suara di ranjang, mereka sedang memindahkan Nichole!

Jason menyadari ini, dia pun menahan mulutnya, takut jika dirinya akan mengeluarkan suara.

Pengawal pun pergi dengan cepat.

Hendra mendapat kabar dari pengawal, matanya terlihat dingin:"Kabari Herry, lepaskan racun."

Jason pun berdiam diranjang beberapa lama, setelah yakin orang itu tidak akan kembali, dia pun bangkit dari bawah ranjang, tidak ingin berada lama disana.

Dari jendela terlihat besi yang perlahan naik, gerakan Jason terlalu lambat, dia tidak bisa keluar dari jendela lagi.

Dia menyadari ini pun merasa kacau.

Jason dengan cepat berlari kedepan pintu, membuka pintu. Jalan udara itu sedang ditutup.

"Virus 472." Ini adalah suara wanita yang tajam.

Cindy melihat asap hijau yang memenuhi ruangan, dia pun pusing.

"Hendra sudah memperkirakan semuanya!" suara terakhir wanita ini.

Cindy melihat wanita itu pingsan, akhirnya dia pun tidak bisa tahan dan pingsan.

Dion tahu jika dirinya menghilang? Sangat ingin bertemu Dion untuk terakhir kalinya, ini adalah pemikiran Cindy.

Novel Terkait

Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu