Balas Dendam Malah Cinta - Bab 122 Hendra Di Tabrak

Bab 122 Hendra DiTabrak

Saat Dimas sampai di rumah sakit melihat pemandangan itu, Hendra yang tidak berhenti memukul Dion, Dion pun berusaha berdiri, dipukul, berdiri lagi, berulang-ulang.

Dia pernah berkata, jika dia hidup demi Dion.

Kakinya menginjak gas dan mobil pun melaju.

"Kamu masih tidak mengalah?" Hendra dengan nafas tidak teratur bertanya, sekarang tidak dipungkiri dia sangat kagum pada pria ini.

Dion tergelatak di lantai, dari mulut mengeluarkan darah, mengenangi lantai didepannya, pandangannya kabur dan kepalanya pun pusing.

Dia tidak boleh kalah, demi Cindy, dan juga anaknya.

Dia pun dengan tidak seimbang berdiri, sebuah mobil pun menabrak Hendra yang ada didepannya.

"Tidak......." Dion mendengar suara nya yang serak.

Hendra mengeluarkan suara, dia ditabrak oleh mobil, lalu terdengar suara keras sesuatu yang terjatuh, darah pun keluar dari kepalanya.

Dimas turun dari mobil, memapang Dion:"Ketua, kamu tidak apa-apa kan."

Dion pun tersadar, yakin jika ini bukanlah khayalan, Hendra ada didepannya, dia ditabrak, tidak tahu hidup atau mati.

Dia melihat Dimas, dengan marah:"Siapa yang menyuruhmu menabraknya, ini adalah pertandingan antara kami."

Dia belum selesai berkata, tinjuan pun jatuh kewajah Dimas, dia biasanya sangat jarang memukul orang, ini adalah pertama kali, dia tidak bisa menahan emosinya.

Dimas tahu jika dia melakukan sesuatu yang membuat Dion marah, dia merasakan pukulan ini, namun dengan keras menerimanya, walaupun dia dipukul lagi, dia juga akan melakukan hal yang sama:"Anda adalah orang yang membantuku, siapa pun yang melukaimu, aku akan tetap melindungimu."

Dion melihat Dimas, seketika tidak tahu harus berkata apa, orang ini sangat setia padanya, dia tidak tega menghukumnya, namun bagaimana jika Cindy mengetahui hali ini?

"Cepat bawa Hendra kerumah sakit."Dimas pun dengan cepat menghubungi rumah sakit, karena mereka berada diparkiran rumah sakit, jadi tidak perlu waktu lama.

Hendra mengerut kening, dengan kesal menarik rambutnya, ada suster yang datang padanya dan bertanya apakah dia mau diperiksa, dia pun menolaknya.

Luka Cindy sudah siap diobati, dia pun pergi melihat Cindy.

Dion pun mengeluarkan baju ganti dari mobil, membereskan luka di bibirnya, mengganti baju bersih, selain ujung bibir yang dipakaikan obat yang lainnya tidak terlihat bekas luka, hanya dada dan perut yang terkadang terasa sakit, Hendra benar-benar sangat kejam dalam memukul.

Akhirnya kelihatan kembali seperti manusia biasa, Dion pun melihat CCTV:"Polisi pasti akan menyelidiki masalah ini, keluarga Tanusaputra juga tidak akan membiarkan ini, kamu sebaiknya berharap tidak terjadi apa-apa pada Hendra, kalau tidak siapapun tidak dapat menyelamatkanmu."

Dimas tahu apa yang dia lakukan tadi, Hendra sebagai penerus keluarga Tanusaputra, terjadi kecelakaan, rekaman CCTV ini tidak boleh dibiarkan begitu saja:"Jika terjadi sesuatu, saya yang akan menerimanya, tidak ada hubungannya denganmu."

Dion menepuk bahu Dimas, tahu jika semua ini demi kebaikannya, namun dalam hatinya tetaplah kesal, namun hal ini mengenai harga diri pria, apalagi Hendra yang sekarang berbeda dengan Hendra yang dulu, dan tuan Anthony menyuruhnya jangan menyakitinya, dan juga dia sangat sulit mengatakan ini pada Cindy.

"Dita sedang di Amerika, sebentar lagi saya akan menyuruh orang menghubunginya, memberitahunya semua hal, kamu menghindar dulu." Dion akhirnya dengan serba salah berkata.

Hendra dibawa keruang gawat darurat, Dion pun dengan mengerutkan kening melihat Cindy, sekarang dia sedang memikirkan bagaimana memberitahu kan ini pada Cindy.

Cindy barusan keluar dari toilet, melihat segerombolan orang membawa pria yang berlumur darah masuk ke ruang gawat darurat.

Cindy awalnya tidak ingin melihat, namun sekilas dia melihat orang itu pun terkejut, orang ini sepertinya adalah.....Hendra.

Saat Cindy sadar, orang itu sudah masuk keruangan, lampu merah pun terlihat dan pintu pun tertutup.

Nafas Cindy pun terhenti, dengan terburu-buru menarik suster bertanya:"Ada apa dengan orang itu?" karena terlalu terkejut, dia pun menggunakan tangannya yang terluka, membuatnya sakit.

"Terjadi kecelakaan, namun selengkapnya saya tidak tahu."Suster menjawabnya dengan terburu-buru lalu kembali bekerja.

Kecelakaan, mana mungkin, sekarang dia terluka dan tinggal dirumah sakit, Hendra tidak mungkin terjadi kecelakaan, namun ini adalah rumah sakit. Walaupun Cindy menenangkan dirinya sendiri, namun wajah yang tadi lewat adalah orang yang dikenalnya.

Cindy dengan takut menarik ujung bajunya, kemana Hendra pergi, Dion dimana, mengapa semuanya tidak ada?

Cindy mengeluarkan ponsel, karena tegang dan takut, tangannya pun bergetar.

"Dut....dut...dut.., maaf, telepon yang ada tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan."Cindy yang menelepon lagi pun tetap suara yang sama berbunyi.

Apa yang sedang Hendra lakukan, mengapa tidak mengangkat telepon.

Hendra, cepat jawab.

Dion pun melihat Cindy yang berdiri gemetar diluar ruangan gawat darurat, wajah yang indah pun terlihat air mata.

Dion sangat tegang, khawatir dan juga takut, masalah ini, harus bagaimana, apakah Cindy akan memaafkannya?

"Cindy." Dion berjalan ke sisinya, jongkok disisinya, dengan lembut menghapus airmatanya.

Cindy melihat Dion, seperti menemukan penolongnya, dia pun dengan erat menarik lengan Dion:"Dimana Hendra? Dia disana."

Dion mendesah, Cindy pun tidak berhati-hati dan menyentuh luka ditubuhnya, namun lukanya sudah terbuka besar, dari kapas dan mengenai baju Dion.

"Cindy, kamu tenang dulu, ayo kita obati dulu yah?" Cindy dengan tidak tega menarik tangannya, melihat kapas yang dipenuhi darah segar, merasa sangat menganggu.

Cindy melihat reaksi Dion, menebak jika Dion mungkin tahu sesuatu:"Orang yang barusan masuk adalah Hendra?" mata yang indah dipenuhi air mata, menahan agar tidak menetes.

Hati Dion sangat sakit, melihat Cindy seperti ini, dia merasa luka ditubuhnya semakin sakit:"Cindy...."

"Benar atau tidak." Cindy menatap Dion.

"Dia tidak apa-apa, percaya padaku."Dion menyodorkan tangan dan ingin memeluk Cindy memberikan kenyamanan.

Dia tahu posisi Hendra didalam hati Cindy, Hendra menemani Cindy selama 5 tahun dimasa sulitnya, selangkah demi selangkah sampai saat ini, dia menganggapkan seperti keluarga.

Dion bisa merasakan jika Cindy seperti kehilangan kekuatan, sekujur tubuhnya pun membeku.

Dia akan baik-baik saja, dia akan baik-baik saja, dia akan baik-baik saja. Cindy tidak berhenti memikirkan kata ini.

Novel Terkait

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu