Balas Dendam Malah Cinta - Bab 13 Elsa Terancam

Bab 13 Elsa Terancam

Cindy menemani mereka bermain seharian, sepulangnya di rumah dia sangat lelah dan langsung tertidur di ranjang, dan tidak mengetahui bahwa Dion yang masih berada dibawah rumahnya melihat lampu kamarnya yang mati sambil merokok.

Malam yang sepi selalu membuat orang takut, dibalik ketakutan itu selalu di ikuti oleh kesedihan dan ketidakberdayaan, karena orang yang merasa takut selalu begitu menyedihkan.

Keesokan paginya, Elsa mengerakan sekujur tubuhnya yang kesakitan, karena semalam dia mabuk di lantai, alhasil dia tertidur di lantai dan sekujur tubuhnya pun sakit.

"A..chii..." Elsa bersin, pasti karena semalam dia kedinginan dan membuatnya flu, berjalan kekamar mandi dan menyirami tubuhnya dengan air hangat."

Elsa turun kebawah untuk sarapan melihat Jordi juga ada, satu patah kata pun tidak diucapkan dan duduk untuk sarapan.

"Kak, ada apa denganmu?" Jordi bertanya.

"Tidak apa-apa hanya sedikit flu saja." Elsa dengan suaranya yang berat karena flu berkata, Elsa yang mendengarkan suaranya sendri pun mengerutkan dahi, padahal hari ini dia berencana untuk pergi menemui Dion, lalu dengan suaranya yang seperti itu bagaimana pergi menemuinya.

Adiknya meliriknya dan menggeleng-geleng kepala bertanya: "lagi-lagi karena Cindy yang bejat itu?" begitu mendengar nama itu Elsa pun menghentikan sarapannya dan meletakkan sendpknya dan berkata kepada Jordi: "lain kali jangan mengungkit nama itu lagi, merusak nafsu makan."

"Baiklah..baiklah..baiklah.., kamu tidak nafsu makan dan aku harus pergi." Jordi sembari berjalan pergi berkata.

Elsa sendirian sarapan di ruang makan yang besar, suara denting alat makan pun menjadi satu-satunya suara disana, wanita itu seperti sedang makan dengan tenang, namun dalam hatinya sangat banyak pikiran yang sedang dia pikirkan.

Dia sangat mencintai Dion, dia tidak mungkin membiarkan Dion bersama dengan wanita lain, apalagi dengan wanita yang bukan orang lain yaitu Cindy , Cindy adalah wanita yang sangat dia benci.

"Nona, ada yang mengirimkan paket untukmu." Pembantu memberikan paket itu kepada Elsa.

"Darimana?" Elsa bahkan tidak melihat sedetikpun, hal seperti ini sudah biasa terjadi pada kehidupannya yang mewah, karena Elsa selama ini sangatlah sombong, jadi orang yang membencinya sangat banyak, dulu juga banyak yang mengirimkan barang-barang yang sangat mengerikan, tiap kali juga membiarkan pembantunya untuk membukanya terlebih dahalu dan memutuskan untuk melihatnya atau tidak.

"Tidak tahu, tidak ada alamatnya, sama seperti dulu yah?" pembantunya bertanya dengan nada rendah, pembantu juga tidak ingin melakukan hal ini, paket yang tidak ada alamat seperti ini kebanyakan terisi barang yang membuat orang menjijikan seperti tikus dan lainlain.

Elsa yang sedang makan pun menganggukkan kepala, dia sama sekali tidak tertarik pada isi paket, dia lebih tertarik dengan Dion.

Pembantu dengan cepat membuka isi paket, setelah menutup mata dan membukanya, melihat bahwa terdapat selembar surat dan satu catatan.

Pembantu berkata: "Nona, isinya bukan barang yang menjijikan itu, hanya ada satu catatan dan selembar surat."

Setelah Elsa mendengarnya, hatinya sedikit terkejut, melepaskan garpu dan pisau ditanganya, berjalan ke arah pembantunya, mengambil paket dan berjalan kearah kamar.

Setelah masuk ke kamarnya, dia menguci pintu kamarnya dan duduk diatas ranjang, melihat catatan yan tertulis "Isi surat ini sebaiknya jangan dilihat orang lain, jika tidak kamu akan merasakan akibatnya sendiri, biar semua orang melihat jika dibalik Elsa yang cantik bersih dan loyal ternyata..., saya tunggu melihat ekpresimu."

"Ekspresiku? Ekspresi apa?" Elsa yan sedang komat kamit sambil melihat catatan itu, saat dia melihat isi surat, raut wajahnya seketika terlihat begitu merengut.

Didalamnya ada begitu banyak foto, adalah foto dia dengan pria di ranjang, termasuk foto anak itu, Elsa menggenggam erat foto itu dan ingin mengoyak foto itu, namun tidak tertera alamat dipaket itu, jadi sangat sulit untuk melacaknya.

Hendra terus menerus menelepon Cindy, akhirnya saat dia hampir melempar handphonenya Cindy mengangkat teleponnya.

"Ada apa?" suara Cindy yang terdengar malas, karena belakangan ini terjadi banyak hal, Hendra sangat tidak tenang Cindy sendirian, tentunya yang membuatnya paling tidak bisa tenang adalah Dion, orang yang sangat jahat itu.

"Tidak apa-apa, semalam saya pergi mencarimu tapi kamu tidak ada, aku pikir sesuatu terjadi padamu. Apakah kamu sudah makan? Perlu saya mengantarkan makanan untukmu?" Hendra berkata dengan lembut. Dia menyukai Cindy sudah lama, dia tidak akan dengan mudah membiarkan Cindy direbut oleh Dion.

"Semalam saya pergi bermain, maaf saya tidak memberitahumu." Setelah Cindy mendengar ucapan Hendra, dia juga merasa terharu, dia adalah orang yang menemaninya selama beberapa tahun ini, dia bahkan tidak dapat membalas kebaikannya.

"Jadi apakah kamu lapar, saya bawa makanan untukmu yah, sekarang ada sarapan yang sangat enak sedang menunggumu untuk memakannya." Nada suara yang terdengar seperti sedang membujuk anak-anak yang sedang diucapkan pada Cindy .

Cindy merenggangkan otot pinggulnya dan berdiri di depan jendela melihat lalu lintas di luar yang padat karna puncak waktu kerja, dan terlihat orang-orang yang terburu-buru berjalan dengan cepat. Menggambil handphone dan berkata: "Sudahlah, saya tidak lapar, saya ingin tidur dan malam hari baru pergi ke klub malam."

"Baiklah, beristirahatlah, jika ada yang perlu saya bantu telepon saja." Hendra dengan lembut berkata. Setelah mendengarkan ucapannya Cindy pun menutup telepon, karna dia melihat dibawah ada mobil yang berhenti, jika tidak salah mengenalnya, itu adalah mobil Dion, tapi dia benar-benar ingat jika semalam Dion sudah pergi.

Dengan begitu hari yang tenang telah berjalan selama seminggu, Dion juga tidak mencarinya lagi, dan yang paling tidak dapat dipercaya bahwa Elsa juga tidak datang mencarinya.

Dari klub malam dia berjalan sendiri untuk pulang kerumahnya, tiba-tiba teleponnya berbunyi, itu adalah telepon dari Dion.

"Ada apa?" Cindy bertanya.

"Tidak apa-apa, Tian sakit, mobil ada dibawah rumahmu, kamu cepat datang kerumahku untuk melihatnya." Suara Dion yang serak terdengar dari telepon, Cindy juga tidak tahu itu benar atau tidak, tapi langkah kakinya semakin cepat.

Sesampainya di bawah rumahnya, mobil Dion sudah berada disana, dia melangkah dengan cepat kesana, mengetok pintu mobil, Dion pun keluar dari dalam mobil tanpa berkata apa pun dan memeluk Cindy, Cindy pun terbengong dan hanya berdiri disana, tubuh Dion tercium aroma rokok dan bir yang sangat kental.

Cindy tidak tahu apa yang telah dialami Dion, karena dia seperti ini pasti mengalami hal yang buruk, dengan lembut Cindy berkata: "Ada apa denganmu?" sembari berkata dia mengelus punggungnya, dengan begitu dia akan lebih nyaman.

"Cindy " Samar-samar Dion hanya memanggil namanya, memeluknya dengan erat seperti takut jika dia melepaskannnya maka dia akan meninggalkannya.

"Dion, sadarlah, bagaimana keadaan Tian?" Cindy dengan khawatir bertanya.

Dion mendengar nama Tian pun melepaskan pelukannya, melihat mata Cindy yang bersinar berkata: "Tian tidak apa-apa, aku, aku merindukanmu, merindukanmu." Ucapannya tidak begitu jelas, tetapi sudah melampiaskan dengan jelas arti hatinya.

Cindy dengan terkejut melihatnya, apakah dia yang terlihat begitu hancur semua karena dirinya, tapi asalkan Tian tidak apa-apa, Cindy pun sudah tenang.

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu