Balas Dendam Malah Cinta - Bab 205 Saat-Saat Terakhir (3)

Bab 205 Saat-Saat Terakhir (3)

Hendra pun perlahan menundukkan badan, ingin mencium Cindy, tiba-tiba merasa lehernya dingin.

Itu seperti rasa dingin yang datang dari neraka.

"Hendra, kamu benar-benar mengira kamu sudah berhasil?" awalnya Cindy yang menutup mata pun membuka mata, sepasang mata yang harusnya lembut pun penuh dengan kebencian.

Seperti di iris dengan pisau, setusuk demi setusuk tertancap di hati Hendra.

"Kamu kenapa...." Hendra merasa ragu, mana mungkin?

"Jangan mengatakan apapun." Cindy berjalan kedepan dan mendorong pisau operasi, darah pun muncrat, dileher yang putih pun terlihat darah.

"Bos..." pengawal tidak terpikirkan akan begitu, mereka semua pun memegang pistol ditangan mereka.

"Dimana Dion?" Cindy perlahan memapang Hendra untuk bangkit, tubuhnya masih lemah, namun didepan sekolompok ini dia mana mungkin menunjukkan kelemahannya.

"Sudah terlambat." Hendra pun menjilat bibirnya, darah di lehernya pun mengerluarkan bau darah.

Hendra tiba-tiba teringat barusan Cindy yang memegang pistol dan sekarang sungguh berbeda.

Cindy, kamu sudah berkembang.

Hendra berpikir.

"Diam, kamu benar berpikir aku tidak berani membunuhmu?" Cindy pun berubah, pisau pun masuk kedalam.

"Jika kamu membunuhku, takutnya orang disini tidak akan bisa sadar kembali, dan juga Anthony." Hendra pun tidak gegabah.

"Oh? Apakah kamu terlalu percaya diri." Suara Dion.

Dion menendang pintu, terlihat Dion yang pernuh dengan luka dan beberapa orang.

Hendra pun mengecilkan mata: "Kalian..."

Dion penuh dengan luka, melihat Cindy baik-baik saja didepannya, seketika tidak berkata dan memandang Cindy, untung tidak apa-apa, untung saja.

Cindy melihat Dion, tidak berkata, mereka berdua saling memandang.

Dan disaat ini.

Hendra pun mengambil pisau ditangan Cindy dan meletakkan pisau dileher Cindy.

Semuanya terjadi begitu cepat.

"Cindy, gerakan mu masih lemah, dan juga salah." Hendra pun berkata ditelinga Cindy, terlihat begitu dekat, terlihat jelas ingin membuat Dion marah.

"Hendra, tempat ini sudah dikuasai, jika kamu tidak ingin mati, lepaskan dia." Dion pun tergesa, menyentuh luka dilehernya, tapi tetap tidak merasakan sakit.

Hendra yang gila ini, bisa melakukan segala sesuatu!

"aku sangat ingin tahu, kenapa obat ini tidak berguna." Hendra pun tidak menghiraukan Dion, mereka berdua pun terdiam, Hendra pun menatap dokter Ryan.

Dokter Ryan dengan cepat menggeleng kepala mengartikan bukan dirinya yang melakukan itu.

"Biarkan aku beritahukan padamu." Luka Jason sudah diobati, jika bukan karena Nichole, tidak juga tidak akan membahayakan diri kemari.

Dokter Ryan pun terbayang, akhirnya melihat Jason, dia ingat orang ini.

"Dari awal aku sudah mengubah obat menjadi bir." Jason tersenyum dingin, "Kelihatannya efeknya tidak buruk, walaupun aku terkena peluru ini juga pantas."

Luka Jason setiap melangkah pun akan mengenai luka, darah pun terlihat dikapas.

Jason berjalan kedepan pintu, melihat Nichole yang ada diranjang.

Dia kelihatan tertidur dengan tenang, namun Jason tahu, terjadi hal begitu besar, orang normal tidak akan tertidur begitu pulas, siapa yang tahu obat apa yang gunakan Hendra.

Memikirkan ini, Jason pun mengepalkan tangannya.

"Ternyata begitu." Hendra tersenyum tajam, tertawa ternyata dia kalah disini.

Namun, membuat Hendra marah akan membayar sesuatu.

"Nichole kan." Hendra pun dengan dingin menggunakan dagu menunjuk pengawalnya dan Nichole yang tertidur.

"Hendra..." Jason pun tidak mengatakan apapun dan menerkam Jason.

"Jika kamu bergerak lagi, orang ini akan pergi selamanya." Pengawal mengarahkan pistol kearah Nichole.

Jason mengarahkan kedepan dan berhenti, karena tadi terlalu gegabah, bagian perutnya pun mengeluarkan darah.

"Kamu mati atau dia mati, jika kamu mati, aku akan membiarkan Nichole sadar." Suara Hendra begitu senang.

Dion pun menahan Jason, melihat Hendra yang begitu sombong berkata dengan dingin:"Kamu jangan lupa, sudah datang beberapa orang CIA ! Kamu benar-benar ingin melawan pemerintahan Amerika?

Hendra menatap Dion yang bersama dengan orang Amerika, terlihat begitu sama dengan agen.

Namun Hendra pun tersenyum dingin:"Kamu tidak bisa menipu ku, kamu mengira uang yang aku keluarkan selam ini cuma-cuma?"

Kata-kata itu seperti mengartikan keberhasilannya.

Dion dan Jason pun terlihat begitu buruk.

Santo membawa peneliti obat sedang mencari obat untuk menyadarkan Anthony, jika Nichole ditangan oleh Hendra, maka mungkin juga menggunakan obat yang sama.

"Kemungkinan ini." Santo melihat tanda, mengeluarkan obat penangkal dan menuju lantai 4.

Kedua belah pihak berhadapan, keadaan menjadi tegang.

Santo melihat pria yang dia selamatkan itu pun menunjukkan pistol, mengarahkan ke kepalanya.

Si bodoh ini tidak akan bunuh diri kan.

Santo tidak berkata apapun dan merebut pistol dari tangan Jason, kekuatan yang besar membuat pistol terlepas dari tangan Jason.

"Apa yang kamu lakukan?" Santo berdiri didepan pintu.

Awalnya dia melihat orang yang menunjukkan pistol ke kepala Nichole.

Bahkan Hendra dan Cindy yang menjadi pusat pun tidak dihiraukan.

Setelah sekian lama, Santo pun teringat, terus berpikir, ternyata jika menyukai seseorang, orang itu akan bersinar, tidak sadar menarik perhatiannya.

Suara Santo pun seperti tertahan, seketika mengerti mengapa Jason melakukan itu.

Dion mengatakan disini ada musuhnya, pasti pria ini, walaupun dia tidak suka dengan pria ini, namun Santo melihat mereka ada satu pihak maka tidak memerdulikan itu.

"Tuan Santo." Hendra pun melihat Santo, wajahnya tersenyum.

"Jika kamu terlambat datang, maka akan ada pria lain yang bunuh diri demi istrimu." Hendra pun terlihat senang melihat mereka berdua.

Dulu demi Jenny, Nichole kembali ke keluarganya dan menikah, ternyata menikah dengan orang ini.

Memikirkan dia diselamatkan oleh orang ini, seketika Jason pun tidak senang.

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu