Balas Dendam Malah Cinta - Bab 252 Alat GPS

Bab 252 Alat GPS

"Asalkan kamu bekerja sama denganku, aku ankan memberitahumu." Elsa rasa dia mengancam orang.

Di dalam video itu adalah gambaran Gary di tangkap, Nichole yang mengingkat itu pun mengepalkan tangan.

"Katakan apa yang perlu aku lakukan?" Nichole pun berpura-pura tenang, dengan santai mengaduk kopinya dengan sendok.

"Kali ini kamu pulang tujuannya untuk bercerai dengan Santo kan?" Elsa pun teringat ucapan Santo dengannya, bekerja sama dengan Santo yang memiliki kekuasaan dan harta tentunya lebih baik dari pada bekerja sama dengan Nichole, asalkan dia dengan bersandar pada Nichole dan memegang Santo, dia pasti akan mendapatkan yang dia inginkan.

Nichole pun terdiam dan menyembunyikan ekspresinya, menunduk dan meminum kopi: "Nona Elsa, ini adalah privasiku, tidak ada hubungannya denganmu."

Elsa pun memainkan sendok berkata: "Jika hal yang aku ingin kamu lakukan adalah tidak bercerai dengan Santo?"

Sendok pun menyentuh gelas dan mengeluarkan suara.

Nichole pun memeluk lengan dan bersandar di kursi, dari wajah Elsa tidak dapat membaca apa yang dia pikirkan, Nichole akhirnya berkata: "Aku setuju denganmu."

Dan tidak ingin berkata lagi dan langsung pergi dari tempat yang membuatnya susah bernafas ini.

"Desly, kita cepat kembali, bibi mengatakan Cindy bertemu dengan orang yang di kenal." Derek pun dengan cepat mengenakan jas dan sekarang adalah waktu pulang kerja di kantor polisi, jadi sangat sedikit orang, jika bukan karena Dion, Derek dan Desy sudah dari tadi bermain dengan Cindy.

"Baik." Desly pun dengan cepat."Aduh, kenapa polisi kecil ini tidak melihat jalan."

Desly melihat polisi yang menabraknya itu, dan tidak peduli, Derek pun mengerutkan dahi, merasa akan terjadi sesuatu, kali ini jika tidak bisa membawa Cindy pulang , maka tidak akan ada kesempatan lagi.

Dion dan Desly pun melaju dengan cepat, seperti sedang berlomba.

Agung pun sedang melihat laptop, dan terlihat peta didalamnya, didalam peta ada titik merah, bisa terlihat titik itu sedang bergerak.

"Ketua Dion, mereka sedang ada dibelakang." Agung melihat gerak titik merah berkata.

"Kelihatannya Dita tidak salah lihat, dasar, dua anak kota Sanggit ini begitu berani." Dion pun menjadi gugup, mereka begitu peduli dengan Cindy, dan kelahiran kembali yang ada ditubuhnya, memikirkan ini, Dion sangat ingin membawa professor Ryan dan memukulnya.

Tidak tahu bagaimana kerjasama Winny dengan profesor Ryan.

Cindy dengan takut melihat bibi itu membawa jarum dan berjalan kearahnya, saat dirumah sakit Cindy sering melihat ini, walaupun ingatannya bermasalah, namun bayangan itu tetap ada.

"Apa yang ingin kamu lakukan?" Cindy melihat bibi itu berjalan kearahnya.

Wajah bibi itu terlihat seperti biasa, kelihatannya adalah orang yang sudah melewati pelatihan, berkata: "Nona Cindy, tenanglah, Aku tidak akan melukaimu."

"Pergilah." Cindy pun melempar makan disampingnya, dan menyatakan ketidakpuasannya.

Bibi itu pun menghindar, wajahnya terlihat mulai tidak sabar, sekarang jika mereka melihatnya dia pasti akan kehilangan pekerjaan, jika karena hal ini membuat hal yang tidak diduga terjadi, maka itu adalah kesalahannya.

Hukuman itu dirinya mungkin tidak bisa menahan.

Seorang pria paruh baya masuk dari pintu berkata: "Tuan Derek sudah dijalan menuju kesini, kita sembunyikan dia dulu, wanita yang barusan mengenal Cindy sudah naik keatas, tapi dia terus melihat dari jendela, Aku rasa, hubungan mereka tidak semudah itu."

Pria itu pun menahan Cindy yang menggila, wanita itu dengan cepat menyuntik Cindy.

Cindy dengan cepat pun pingsan.

"Dita, kamu segera sampai, mereka ingin memindahkan Cindy yah? Atau kamu tahu dimana letak pastinya Cindy?" Dion melihat keadaan sekitar bertanya.

"Hanya melihat mereka masuk ke gedung itu, barusan Aku melihat dari jendela tapi tidak melihatnya, dan disini ada 20 lantai, sangat sulit untuk mencari satu persatu."

"Saat Aku melihat Cindy lari keluar, ada wanita dan pria yang mengikutinya, kelihatannya tidaklah mudah, Aku tidak berani asal bergerak." Dita berkata.

"Kamu melakukan dengan baik." Dion mengucek mata dan menutup telepon.

"Kelihatannya orang yang kita tunggu sudah datang." Dion dan Agung pun menghentikan mobil di tempat yang tidak begitu terlihat.

"Derek dan Desly mengenalku, mengenai kamu, seharusnya dia tidak pernah melihatmu, jadi nanti minta bantuanmu untuk masuk ke gedung itu." Dion pun melihat daerah yang gelap itu.

Ini adalah daerah yang tidak terlalu kumuh, jaraknya lebih jauh dari kota, jadi daerah ini sangat tenang.

"Mereka sudah datang." Agung melihat titik merah yang semakin dekat pun menyimpan laptopnya.

Sebentar lagi, Dion melihat mobil hitam pun masuk ke daerah itu.

Derek dan Desly pun turun dari mobil karena terlalu gegabah, Desly pun terjedot pintu.

"Ah.... sakit sekali." Desly pun memegang kepalanya, dan menutup pintu, dan melihat mata tidak senang Derek padanya.

"Tuan Derek, Aku rasa kamu terlalu sensitif, bukannya hanya bertemu dengan orang yang dikenal? Cindy sudah tinggal begitu lama di sini, bukankah sangat wajar." Desly pun memegang kepalanya dan menahan sakit.

Derek mengunci mobil, mendengar ucapan Desly, dia pun dengan tidak sungkan menendang Desly: "Pintar lah sedikit, kamu selalu begitu makanya selalu di khianati."

Desly mendengarnya mengungkit masa lalunya pun tidak senang, barusan ingin melawan, ada alat kecil yang terjatuh.

Daerah ini sangat tenang, suara kecil ini pun menarik perhatian Derek.

Lampu jalan juga sedang menyinari, walaupun daerah ini jauh, dan harganya mahal, jika bukan karena daerah ini bagus mungkin akan penjualan rumah disini akan gagal.

Jadi Derek dengan mudah melihat alat hitam kecil itu.

Desly melihat Derek mengutip sesuatu, wajahnya pun berubah.

"Ini, aku..." wajah Desly menjadi merah, padahal dia sudah melewati pelatihan, namun malah bisa di berikan alat GPS namun tidak menyadarinya.

Derek pun mengerutkan dahi berkata: "Kali ini benar-benar harus di pindahkan, sudah Aku beritahu padamu, Dion bukanlah orang yang mudah."

Derek pun meletakkan alat itu di mobil, dan langkah kaki Desly pun terlihat begitu gegabah, jika bertemu dengan orang yang dikenal mungkin akan bermasalah, kesalahan kali ini, sudah memberikan peringatan pada mereka.

Novel Terkait

Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu